BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang tasalah Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah khususnya pada usia &13 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 20o4.). Untuk itu, perhatian terhadap anak termasuk anak usia Sekolah Dasar (SD) semakin ditingkatkan, terutama berkaitan dengan masalah gizi. Perhatian terhadap kebmpok ini perlu, karena kenyataannya golongan ini merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial dan perlu diberikan perhatian, pembinaan dan pengawasan sedini mungkin agar menghasilkan kualitas yang baik. Pertumbuhan anak yang baik dalam lingkungan yang sehat penting untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berpotensi (Santoso, 1999). Kebutuhan asupan zat gizi yang tidak terpenuhi dengan baik akan mengakibatkan menurunnya kondisi tubuh secara keseluruhan sehingga gairah untuk belaiar meniadi hilang (Sunarti, 2006). Membiasakan sarapan pagi dapat menirqkatkan ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan kondisi fisik agar tetap prima, meningkatkan kebugaran iasmani dan konsentrasi yang dapat
memudahkan rnenyerap informasi. Kebiasaan sarapan pagi juga dapat membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk sarapan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan kebutuhan gizi. Sarapan pagi akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Seseorang yang tidak sarapan pagi berisiko menderita gangguan kesehatan berupa penurunan kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan (Sulistyoningsih, 201 1). Salah satu usaha pemerintah untuk mewujudkan manusia yang berkualitas adalah dengan meningkatkan status gizi anak dan remaja, melalui Progr:am Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). PMT-AS merupakan upaya untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak SD di beberapa daerah miskin. Soekirman (19S) berpendapat bahwa, salah satu masalah yang dihadapi anak SD adalah penurunannya keadaan gizi terutama yang berasal dari keluarga miskin di desa{esa terpencil dan tertinggal. Ada beberapa cara untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak SD, salah satu diantaranya adalah dengan memberikan makanan tambahan dalam bentuk kudapan (Soekirman, 1s96). Tujuan utama dari PMT-AS adalah meningkatkan ketahanan fisik anak SD/MI negeri atau swasta melalui perbaikan gizi dan kesehatan sehingga mendorong minat dan kine$a belajar anak untuk meningkatkan prestasi. Wdyakarya Nasional Pangan Oan Gizi (2008) disebutkan bahwa, pada trsia sekolah kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah,
dan sakit-sakitan, sehingga anak-anak seringkali absen serta mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Departemen Dalam Negeri (2002), pelaksanaan PMT- AS sejak tahun anggaran 1996/1997 sampai dengan tahun 2000, dapat meningkatkan kehadiran siswa dan minat belajar. Selain itu PMT-AS mengatasi kekunangan gizipada anak SD (Departemen Dalam Negeri, 2AO2\. Membiasakan diri untuk sarapan pagi juga sangat berpengaruh pada status gizi khususnya siswa SD, ini dibuktikan berdasakan hasil penelitian Wiyono tahun 2008, Wda 132 orang anak sekolah dasar di Kecamatan Bukit Raya kota Pekanbaru didapatkan sebanyak 58,3 % sering sarapan pagi dan 41,7 oloyang jar:ang sarapan pagi, setelah dinilai status gizinya didapatkan 4,5o/o yang berctatus gizi gemuk, ga,7 oh berctatus gizi normal dan 0,8 0,6 status gizi kurus. Hasil penelitian tersebut didapatkan adanya hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi anak SD di Kecamatan Bukil Raya Kota Pekan Baru. Berdasarkan hasil penelitian Ristiana (2009) di SD Negeri Kecamatan Sibolangit Kota Medan yang dilakukan pada 89 orang siswa ditemukan &l orang siswa memiliki kebiasaan sarapan pagi, dimana 60 orarg siswa (g3,ts%, berstatus gizi baik dan 4 orang siswa berstatus gizitidak baik (6,25 %). Hasil data Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2010 SD Negeri Plalan 1 di Kota Surakarta siswa yang berstatus gizi kurang sebesar z,g*/o sedangkan pada tahun 2O12 anak sekolah SD Negeri Plalan 1 di Kota Surakarta yang berstatus gizi kurang sebesar 20,59 o/o. Pada tahun 2012 Kota Surakarta menyelenggarakan PMT-AS pada 32 sekolah yang terdiri dari SD 17 sekolah
dengan jumlah sasaran sebesar 3495 anak dan TK 15 sekolah dengan jumtah sasaran sebesar 651 anak, yang bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak SD. Berdasarkan ulasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap murid SD Negeri Plalan 1 Surakarta guna untuk mengetrahuihubungan antara kebiasaan sarapan pagidan asupan zatgizi dengan status gizi anak yang mernperoleh PMT-AS di SD Negeri Plalan 1 Surakarta. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ditemukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian : "Apakah ada huhungan antara kebiasaan sarapan pagi dan asupan zat gizi makro (energi dan protein) dengan status gizi anak yang memperoleh PMT-AS disd Negeri Plalan 1 Surakarta 7. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dan asupan zat gizi makro (energi dan protein) dengan status gizi anak sekolah yang meperoleh PMT- AS disd Negeri Plalan 1 Surakarta. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan kebiasaan sarapan pagi anak sekolah y,ang mendapatkan PMT-AS disd NegeriPlalan 1 Surakarta.
Mendeskripsikan asupan zal ghi makro (energi dan protein) anak sekolah yang mendapatkan PMT-AS disd Negeri Plalan 1 Surakarta. Mendeskripsikan status gizi pada anak sekolah yang mendapatkan PMT-AS disd Negeri Plalan 1 Surakarta. d. Menganalisis hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan etatus gizi anak sekolah yang mendapatkan PMT-AS di SD Negeri Plalan 1 Surakarta. e. Menganalisis hubungan asupan zat gizt makro (energi dan protein) dengan status gizi anak sekolah yang mendapatkan PMT-AS di SD Negeri Plalan 1 Surakarta. D. tanfaat Penelitlan Manfaet penelitian yang hendak diberikan dalam penelitian ini adalah : 1. Pagi Pihak Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi para guru untuk memotivasi kebiasaan sarapan pagi dan asupan zal gzi makro (energi dan protein) pada anak sekolah yang tidak lepas dari partisipasi pihak sekolah. 2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi Sebagai sumbangan referensi tentang hubungan antara kebiasaan sarapan pagidan asupan zatgizt makro (energidan protein) dengan status gizianak yang memperoleh PMT-AS dan kepustakaan program Studi Gizi Fakultas I lm u Kesehatan U niversitas Muhammadiyah Surakarta.