Pengaruh Variasi Tekanan Injektor Dan Putaran Terhadap Performa Dan Gas Buang Pada Motor Diesel

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL

Automotive Science and Education Journal

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang 2, 3

PENGARUH PENAMBAHAN BAKAN BAKAR MINYAK JARAK (Jatropha Oil) DAN BIOADITIF TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Mesin Diesel. Mesin Diesel

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

Engine Control Module pada Kendaraan Bus Mercedes-Benz OH 1526

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3


DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR BIODIESEL (MINYAK JARAK-SOLAR) TERHADAP KANDUNGAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

Finto Purwanto, Akhmad Farid, Muhammad Agus Sahbana, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 30-35

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

ANALISIS PENGARUH KETEBALAN SHIM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN PENGABUTAN NOZZLE TIPE SATU LUBANG PADA ISUZU PANTHER C223 TURBO

PENGARUH BERAT RODA GILA (FLYWHEEL) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

ANALISA PERFORMANSI MESIN DIESEL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PERTADEX DAN POLIPROPILENA CAIR

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL DAN TANPA MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

I.PENDAHULUAN. Kata kunci: Biodiesel minyak jelantah, Start of Injection dan Durasi Injeksi, Injeksi bertingkat

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGURANGAN KEPEKATAN ASAP MESIN DIESEL/OPASITAS ISUZU PANTHER DENGAN CARA MELAKUKAN TUNE UP

BAB III LANDASAN TEORI

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Transkripsi:

Pengaruh Variasi Tekanan Injektor Dan Putaran Terhadap Performa Dan Gas Buang Pada Motor Diesel Apri Ashari 1) Abd. Wahab 2) Ena Marlina 3) Program Strata Satu Teknik Mesin Universitas Islam Malang 1), Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Malang 2,3), Jl. MT Haryono 193 Malang 65145 E-mail : apri.ashari@gmail.com Abstract The diesel fuel injection system is very important and closely related to combustion in diesel motors. The injector is a component of the diesel fuel injection system that serves to atomizes the into the combustion chamber. The combustion process in diesel motors is depend on the results of the injector fuel carburetion. The proper of injector pressure will produce better fuel carburetion and better combustion. This research aims to determine how much influence the fuel pressure in the injector of diesel engine performance and opacity smoke by setting the variation is tie up right or left to lessen the adjusting screw to add or reduce the fuel pressure. Diesel engine used were isuzu panther 2300 cc. In this experiment used engine test bed, in which the machine is placed on a stand, and then connected to dynamometer. The muffler is connected to smoke test. The parameters measured is the power, torque, specific fuel of consumption (SFC), effective specific fuel of consumption (ESFC) and opacity smoke. The results of experiment is seen the increase of power and torque after variation, and maximum at a pressure of 130 bar have 40,4 kw at 2500 rpm, and 16,8 kg.m at 1500 rpm. Pressure at 130 bar is better than pressure of 110 bar and 120 bar. The descending of opacity smoke result is seen at a pressure of 120 bar and 130 which have lowest 17,2 % and 16,8 % of opacity smoke at 1500 rpm, more advance engine turning is more high opacity smoke. More high pressure of injector and engine turning have is increase torque, effective power and reduce exhaust emission levels in diesel engine. But while the pressure increase then more high fuel consumption. Key words: Power, torque, specific fuel consumption, opacity smoke, diesel engine, injector, pressure. PENDAHULUAN Motor diesel merupakan motor dengan pembakaran dalam (internal combustion engine). Mesin pembakaran dalam adlah suatu proses pembakaran dimana energi gerak atau energi mekanis dibangkitkan didalam silinder atau ruang bakar. [1] Motor diesel memiliki reabilitas kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan motor bensin. Keunggulan menggunakan motor diesel yaitu nilai ekonomisnya, dikarenakan memiliki sistem pembakaran yang lebih sempurna. Karena reabilitas yang tinggi seringkali motor diesel digunakan pada kendaraankendaraan berat seperti truk, bus, kereta api diesel, mesin kapal, pembangkit listrik PLTD, dll. Dalam praktiknya motor diesel sering kali dipaksakan kerjanya agar dapat bekerja secara terus-menerus, sehingga dapat menyebabkan motor diesel mengalami penurunan prestasi karena terjadi keausan atau bahkan kerusakan pada komponennya. Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel sangatlah penting dan erat hubungannya dalam menghasilkan pengabutan bahan bakar yang baik. Maka dari itu perlu perawatan secara berkala agar mesin tetap dalam kondisi baik. Karena pembakaran pada motor diesel berpengaruh pada pengkabutan bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar dan timming pembakaran yang tepat. Tekanan injektor yang tidak sesuai lagi dengan spesifikasi menjadi salah satu faktor penyebab borosnya pemakaian bahan bakar, asap tebal dan tenaga yang dihasilkan kurang, karena injektor mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi kedalam silinder dengan tekanan tertentu sehingga bahan bakar berbentuk kabut dan tersebar secara merata di ruang bakar. [2] Pembakaran pada motor diesel sangat bergantung pada temperatur udara dan bahan bakar yang diinjeksikan. Sumber panas diperoleh dari tekanan kompresi. [3] Secara teoritis semakin tinggi tekanan injektor maka semakin cepat bahan bakar yang diinjeksikan dan semakin banyak pula bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar. Semakin

banyak bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar, maka berdasarkan asumsi dan hipotesa penulis, diharapkan motor diesel tersebut mampu menghasilkan pembakaran yang besar pula, dalam hal ini output (daya dan torsi) yang dihasilkan juga meningkat. Pembakaran yang baik akan menghasilkan gas buang yang baik pula, maka diharapkan perubahan tekanan pada injektor dapat menghasilkan penurunan kadar emisi gas buang pada motor diesel. INJEKTOR Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Injektor terdiri atas nozzle body dan needle. Injektor menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi kedalam silinder dengan tekanan tertentu untuk mengabutkan bahan bakar secara merata. Tekanan injektor dapat disetel dengan [4] mengganti adjusting shim atau dengan menambah atau mengurangi putaran pada adjusting screw. Secara umum fungsi injektor adalah sebagai berikut 1. menyemprotkan bahan bakar kedalam silinder sesuai dengan kebutuhan 2. mengabutkan bahan bakar 3. mendistribusikan bahan bakar untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna. ketebalan shim penyetel, yang secara efektif mengubah beban pada pegas tekan. Dan bila tekanan pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan nozzle needle. Bila tekanan ini melebihi tegangan pegas, maka nozzle needle terdorong ke atas dan menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar. [3] Performa mesin Daya merupakan energi ataupun hasil kerja yang dihasilkan pada sebuah mesin. Besarnya daya suatu mesin berbanding lurus dengan besarnya torsi yang dihasilkan. Secara teoritis, rumus untuk menghitung torsi adalah : Dimana : T P l T = P.L (Kg.m) 1 = momen Torsi, Kg.m = beban, kg = panjang lengan momen torsi, m Daya efektif disebut juga daya poros yang dihasilkan secara bersih pada poros output motor. Daya poros efektif didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan kecepatan putaran poros engkol dihitung dalam Watt atau kw. Maka Ne, dapat dirumuskan sebagai berikut: Ne = (kw) 2 Dimana : Ne = daya poros efektif, kw n = putaran mesin, rpm Konsumsi bahan bakar (Specific fuel consumption) / SFC adalah pemakaian bahan bakar dalam satuan waktu dinyatakan dalam kg/h. SFC = (kg/h) Gambar 1 injektor Injektor menerima bahan bakar bertekanan tinggi dari pompa injeksi dan menyemprotkannya ke dalam ruang pembakaran. Saat tekanan bahan bakar yang dipompakan oleh pompa injeksi menjadi lebih besar daripada beban pegas tekan pada injektor, maka tenaganya mendorong jarum atau nozzle ke atas. Hal ini menyebabkan pegas tekan menjadi mampat dan bahan bakar dapat disemprotkan ke ruang pembakaran. Tekanan injeksi dapat disetel dengan cara membedakan Dapat disederhanakan menjadi :...3 SFC = (kg/h) Dimana : t = waktu pemakaian bahan bakar, s Volbb = volume bahan bakar yang digunakan, cm 3 = massa jenis bahan bakar, 0,822 kg/l ρ bb ESFC (effective specific fuel consumption) atau pemakaian bahan bakar efektif spesifik yang didefinisikan sebagai, banyaknya bahan bakar

yang terpakai per jam nya untuk menghasilkan per kw daya motor. Maka ESFC dapat dirumuskan : ESFC = = (kg/kw h) 4 METODE PENELITIAN Peralatan dan bahan penelitian 1. Spesifikasi mesin : a. jenis : Mesin diesel b. tipe : 4 langkah c. Merk : Isuzu Panther 2,3 L 2. Bahan bakar : Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar biodiesel pertamina 3. Dynamometer 4. Nozzle test pump 5. Alat uji emisi gas buang Gambar 4 Nozzle test pump Gambar 5 Alat uji emisi gas buang Gambar 2 motor diesel ISUZU Panther 2,3 L Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen nyata (tru experimental method) Suatu metode penelitian eksperimen didesain dimana variable-variabel dapat dipilih dan variable lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara teliti. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hubungan Torsi Terhadap Tekanan Injektor dan Putaran Gambar 3 Alat uji dynamometer Gambar Grafik hubungan torsi terhadap tekanan injektor dan putaran Pada grafik torsi menunjukkan adanya perubahan yang bervariasi antara tekanan 110, 120, dan 130 bar. Pada tekanan 110 bar hanya

menghasilkan torsi maksimal sebesar 15,66 pada rpm 1500. Pengaruh variasi tekanan injektor terbukti pada tekanan 120 dan 130 bar karena adanya peningkatan torsi yang dihasilkan pada putaran yang sama. Ini dikarenakan perbedaan pengabutan serta volume bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar semakin banyak karena perbedaan kecepatan pada bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar dan temperatur bahan bakar juga meningkat sehingga menghasilkan pembakaran yang baik dan torsi yang dihasilkan semakin meningkat. [5] Hubungan Daya Efektif Terhadap Tekanan Injektor dan Putaran Gambar Grafik hubungan daya efektif terhadap tekanan injektor dan putaran Pada grafik daya efektif menunjukkan adanya peningkatan daya efektif yang dihasilkan, baik pada tekanan 110, 120 dan 130 bar karena meningkatnya putaran mesin. Pengaruh variasi tekanan injektor terlihat pada tekanan 120 dan 130 bar karena peningkatan daya efektif yang dihasilkan lebih tinggi dan pada setiap tekanan tersebut peningkatannya berbeda, peningkatan daya efektif yang paling baik adalah pada tekanan 130 bar, hal ini dikarenakan pengabutan bahan bakar yang baik akan menghasilkan butiran kabut bahan bakar yang lebih halus yang akan menyebabkan proses pencampuran bahan bakar dan udara menjadi lebih homogen [5], sehingga menghasilkan pembakaran yang baik. Karena semakin tinggi tekanan injektor yang dikabutkan kedalam ruang bakar menyebabkan temperatur bahan bakar meningkat sehingga memudahkan dalam pembakaran. dan menyebabkan persentase bahan bakar yang terbakar akan meningkat dan daya pada motor diesel juga meningkat. [5] Hubungan SFC Terhadap Tekanan Injektor dan Putaran Gambar grafik hubungan SFC terhadap tekanan injektor dan putaran Pada grafik SFC konsumsi bahan bakar yang paling tinggi terdapat pada tekanan 130 bar pada putaran 2500 rpm dengan 15,32 kg/h. SFC yang paling rendah yaitu pada tekanan 110 bar dengan nilai 7,82 kg/h yaitu pada putaran 1500 rpm. Peningkatan konsumsi bahan bakar sfc yang dihasilkan pada tekanan 120 dan 130 bar dikarenakan kecepatan bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar meningkat sehingga volume bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar meningkat. Hal ini sebanding lurus dengan daya yang dihasilkan juga meningkat karena adanya pengaruh penambahan tekanan injektor dan putaran mesin. Hal ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar sfc semakin meningkat pada tiap-tiap tekanan dan putaran mesin. [6] Hubungan ESFC Terhadap Tekanan Injektor dan Putaran Gambar grafik hubungan ESFC terhadap tekanan injektor dan putaran Pada grafik ESFC pemakaian bahan bakar dengan nilai efektifitas tertinggi terdapat pada tekanan 130 bar. Peningkatan nilai ESFC

merupakan perbandingan antara nilai SFC yang dihasilkan dengan daya efektif. Pada tekanan 130 bar menghasilkan nilai ESFC yang tinggi dikarenakan tingkat konsumsi bahan bakar SFC yang tinggi pula, hal ini sebanding dengan daya efektif yang dihasilkan juga tinggi. Hal tersebut juga berlaku pada tekanan 110 dan 120 bar yang memiliki nilai ESFC yang lebih rendah. Peningkatan nilai ESFC sebanding lurus dengan nilai SFC. [6] Hubungan Opacity Smoke Terhadap Tekanan Injektor dan Putaran Gambar 5.5 Grafik hubungan Oppacity smoke terhadap tekanan injektor dan putaran Pada grafik opacity smoke, tingkat kepekatan asap tertinggi terdapat pada tekanan 110 bar dari putaran 1500 hingga 2500 rpm terus meningkat, peningkatan tertinggi 75 % smoke yaitu pada 2500 rpm. Pada tekanan 120 bar peningkatan signifikan terjadi pada putaran 1500 hingga 2000 rpm dari 17,3 % meningkat secara drastis menjadi 43,37 % dan kemudian meningkat sedikit pada putaran 2500 rpm dengan 44,6 %. Seperti yang diharapkan, terjadi penurunan pada tekanan 130 bar yaitu pada putaran 1500 hingga 2500 menghasilkan grafik yang stabil dengan peningkatan mulai dari 17 %, 23,7 % hingga 38,7 %. Pada tekanan 110 bar menghasilkan kepekatan asap tertinggi, karena pada tekanan tersebut bahan bakar yang diinjeksikan kedalam ruang bakar tidak maksimal pengabutannya. Sehingga bahan bakar sulit terbakar dan pada saat akhir langkah kompresi bahan bakar tidak terbakar habis sehingga menyisakan partikulat berupa gas buang yang pekat. Sedangkan pada tekanan 120 dan 130 bar bahan bakar yang diinjeksikan dapat menghasilkan pengabutan dengan baik sehingga bahan bakar dapat terbakar dengan baik, dan hal ini menyebabkan terjadinya penurunan tingkat kepekatan asap gas buang pada motor diesel. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa datanya, maka diperoleh kesimpulan akhir dari penelitian, sebagai berikut : Dari hasil penelitian dan berdasarkan hipotesa penulis terbukti bahwa adanya pengaruh tekanan injektor dan putaran terhadap peningkatan performa dan penurunan gas buang pada motor diesel. Pada tekanan injektor 130 bar menghasilkan performa mesin yang paling baik dengan daya efektif sebesar 40,4 kw pada putaran 2500 rpm, dan torsi sebesar 16,8 kg.m pada putaran 1500 rpm. Sedangkan konsumsi bahan bakar SFC dan ESFC yang paling rendah pada tekanan 110 bar, hal ini dapat dimaklumi karena performa mesin yang lebih rendah dibandingkan dengan tekanan 120 dan 130 bar. Sedangkan penurunan kadar asap atau opacity smoke paling rendah pada tekanan 130 bar dengan kadar kepekatan asap sebesar 17 % pada putaran 1500 rpm. SARAN Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan tekanan injektor yang baik adalah pada tekanan 120 bar dan 130 bar, karena mampu menghasilkan peningkatan performa dengan kategori yang baik dibanding tekanan standard 110 bar. b. Perlu diadakan uji lanjutan terhadap tekanan injektor terhadap performa mesin tanpa ada pengaruh dari putaran mesin c. Perlu diadakan uji lanjutan terhadap tekanan injektor dengan saat penyemprotan bahan bakar (timming injection) terhadap performa mesin

DAFTAR PUSTAKA [1].Hidayat, benny. BE. 2004. Teknik Perawatan, Pemeliharaan & Reparasi Sepeda Motor. Absolut. Yogyakarta [2].Rinaldi, 2013. Pengaruh Tekanan Injektor Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Engine Mitsubishi L 300 Diesel. Padang: Universitas Negeri Padang [3].Rabiman & Zainal Arifin. 2011. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. [4].Daryanto & Ismanto Setyabudi. 2014. Teknik Motor Diesel Bandung : Alfabeta Bandung [5].Rahardjo Tirtoatmodjo, Willyanto. 1999. Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel Dengan Penambahan Pemanas Solar Surabaya : Universitas Kristen Petra [6].Rachmanto, Tri. 2008. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFCE Dan Efisiensi Thermal Mesin Diesel IDI Bahan Bakar Gand Multi Silinder Solar-LPG Dengan Variasi Beban Bertingkat. Mataram : Universitas Mataram [7].Wiranto Arismunandar & Koichi Tsuda. 1986. Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita [8].Trommelmans, J. 1996. Mesin Diesel : Prinsip-prinsip Mesin Diesel Untuk Otomotif Jakarta: PT. Rosda Jayaputra Jakarta.