Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK. Gambar 1.1 : Keindahan Bawah Laut Indonesia Sumber : cintailautindonesia.blogspot.

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Rencana Tata Ruang Wilayah. pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Hal tersebut telah digariskan dalam

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Pantai Amal Indah

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB IV GAMBARAN OBJEK. a. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. b. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya laut(model Ekonometrika Perikanan Indonesia).

BAB I PENGANTAR. (Pregiwati, 2014) menyebabkan penduduknya dominan bermata pencaharian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN, PUSAT KULINER DAN WATERPARK DI PANTAI DEPOK, BANTUL

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengadaan Proyek Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan terbesar di dunia dimana antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau telah berkembang dengan menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional. Laut menjadi sarana yang sangat penting sejak zaman dahulu sampai sekarang. Dengan mengoptimalkan potensi laut yang begitu besar, Indonesia mampu maju dan mempunyai potensi mengembangkan sektor kelautannya. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia. Di Indonesia Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata belanja dan khususnya wisata alam. Yogyakarta memiliki banyak wisata alam yang menarik wisatawan untuk dikunjungi khususnya wisata pantai. Bantul merupakan salah satu daerah di DIY yang kaya akan potensi pariwisata dan kebudayaan. Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul No. 4 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030, potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan strategis sosiocultural dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul Jenis Kawasan Lokasi 1. Ekonomi a. Kawasan strategis kawasan perkotaan Yogyakarta (KPY) b. Kawasan strategis Kota Bantul Mandiri (BKM) c. Kawasan strategis Pantai Selatan, Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kwaru dan Pantai Pandansimo d. Kawasan strategis Industri Sedayu e. Kawasan strategis Industri Piyungan 1

2.Sosial Kultur 3.Lingkungan Hidup Kawasan strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan - Manding - Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng-Lemahdadi (Kaji Gelem) a. Kawasan strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di kecamatan Sanden, Kretek, Pundong, Imogiri dan Dlingo b. Kawasan strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian Sumber: Bapeda, 6 September 2015 Dari beberapa jenis wisata di Bantul Wisata Pantai merupakan tujuan pokok kedatangan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Para pengunjung berlibur ke Pantai Laut Selatan untuk menikmati keindahan panorama bentang alam pantai, sekaligus merasakan sensasi deburan ombak yang menggelegar. Di daerah pesisir Pantai Laut Selatan Bantul terdapat banyak pantai yang meliputi Pantai Depok, Parangtritis, Parangkusumo, Baru, Kwaru, Samas, Pandansari, Goa Cemara, dan Pandansimo. Dari beberapa pantai tersebut, Pantai Depok memiliki potensi laut yang baik serta memiliki tingkat ekonomi yang tinggi dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pantai Depok merupakan obyek wisata sekaligus area kuliner khas ikan laut yang berada di daerah Bantul Yogyakarta, dengan potensi ikan yang dapat dihasilkan secara lestari mencapai lebih kurang 320.600 ton per tahun. Tempat tersebut digunakan juga oleh nelayan untuk memasarkan hasil ikan laut. Fasilitas yang terdapat di obyek wisata Pantai Depok antara lain warung dan restoran yang berada di dekat tempat pelelangan ikan ataupun di bibir pantai, disediakan untuk pengunjung yang ingin menikmati hidangan seafood. Dengan adanya TPI di Pantai Depok, masyarakat pesisir Pantai Depok yang bermata pencaharian sebagai nelayan mendapat kemudahan dalam pendistribusian ikan hasil tangkapan dan memfasilitasi jasa memasak bagi pengunjung yang akan menikmati hidangan langsung di area restoran. 2

1.1.2 Latar Belakang Permasalahan Pantai Depok terkenal dengan wisata pantai dan pusat kuliner ikan laut yang semakin lama semakin ramai. Adapun data pengunjung Pantai Depok sebagai berikut: Tabel 1. 2 Tabel Jumlah Pengunjung Pantai Depok Tahun Jumlah Pengunjung 2011 500420 orang 2012 912050 orang 2013 1423478 orang 2014 2175870 orang Sumber: http://disbudpar.bantulkab.go.id/ diakses 24 Februari 2016 Dari data diatas, wisatawan yang mengunjungi Pantai Depok tiap tahun semakin bertambah. Wisatawan yang datang mempunyai kebiasaan berenang ataupun bermain di dekat pantai, padahal Pantai Depok merupakan bagian dari Pantai Selatan yang memiliki gelombang laut cukup tinggi dan berbahaya. Banyak korban yang meninggal akibat terseret gelombang pantai selatan. Himbauan telah diberikan terhadap wisatawan yang mengunjungi Pantai Selatan dari TIM SAR namun masih banyak wisatawan yang berenang di dekat pantai, khususnya para remaja dan anak-anak. Tabel 1.3 Data Kecelakaan Laut di Pantai Selatan Tahun Selamat Meninggal Hilang 2008 47 orang 6 orang 1 orang 2009 31 orang 3 orang - 2010 19 orang 1 orang - 2011 53 orang 1 orang 3 orang 2012 70 orang 9 orang 3 orang 2013 15 orang 6 orang - Sumber : SAR Pantai Parangtritis, 4 September 2015 3

Berdasarkan tabel diatas, angka kecelakaan laut terbilang masih tinggi. Setiap tahun masih ada wisatawan yang tenggelam di Pantai Depok karena minimnya kesadaran pengunjung dan tidak mengikuti aturan. Selain peran dari Tim SAR, dibutuhkan juga fasilias yang dapat mengurangi angka kecelakaan laut. Pantai Depok memiliki beberapa fasilitas eksisting yang perlu dikembangkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung, namun tetap menampilkan kondisi alam pantai yang memesona. Beberapa fasilitas pendukung yang telah tersedia di Pantai Depok yakni : a. Tempat parkir motor dan mobil Area parkir obyek wisata Pantai Depok cukup luas ±400m 2. Area parkir ini berada di sisi barat dan timur area wisata kuliner. b. Sewa ATV (All Terrain Vehicle) Sewa ATV berada di sebelah selatan area kuliner, area ini belum mempresentasikan secara rekreatif hanya sekedar menyewakan saja. Untuk rute ATV masih belum jelas. c. Sewa tikar Sewa tikar merupakan usaha dari perseorangan yang ingin mencari mata pencaharian dengan menyewakan tikar. Belum ada pengelolaan yang maju tentang sewa tikar. d. Masjid Masjid di area obyek wisata sudah baik, namun untuk hari libur dengan jumlah pengunjung yang banyak akan kekurangan ruangan untuk melakukan ibadah sholat. e. Kamar mandi. Sudah ada dengan jumlah yang cukup tapi kebersihan masih sangat kurang dan kualitas air masih mengandung unsur garam dari laut. Kurangnya fasilitas yang memadai untuk kenyamanan pengunjung akan mempengaruhi minat untuk berekreasi di Pantai Depok. Adapun beberapa permasalahan yang terlihat di wisata kuliner dan TPI Pantai Depok : 4

a. Keamanan Keamanan pengunjung untuk menikmati wisata pantai Depok yang terancam, dikarenakan ombak Pantai Depok yang sangat tinggi dan berbahaya. b. Zonasi Zonasi antara pedagang dan penjual ikan belum terlihat dan belum tertata dengan baik, sehingga pengunjung masih kebingungan untuk mencari letak tempat yang akan dituju. c. Bangunan Bangunan yang ada di daerah Wisata Pantai Depok beberapa sudah memenuhi syarat bangunan daerah pesisir pantai, namun masih banyak bangunan yang kurang memenuhi syarat untuk bangunan tahan angin maupun tahan air jika terjadi luapan air laut yang tinggi. Bahan bangunan yang kurang baik mengakibatkan bangunan mudah rusak. d. Fasilias Penunjang Perlu adanya penambahan fasilitas untuk pengunjung luar daerah yang dapat menambah nilai pemasukan bagi pengelola Tempat Wisata Pantai Depok. e. Vegetasi Vegetasi di area obyek Wisata Pantai Depok sangat kurang. Diperlukan Zona Hijau di area obyek Wisata Pantai Depok untuk mengurangi hawa panas pada siang hari. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, perlu adanya fasilitas yang dapat memindahkan pengunjung dari pantai ke suatu tempat atau lokasi yang aman namun tetap dengan suasana pantai salah satunya adalah wahana air. Pengunjung bebas beraktivitas dengan wahana air sambil menikmati keindahan panorama Pantai Depok. Salah satu wahana air yang paling diminati wisatawan yaitu waterpark. Waterpark adalah tempat wisata air yang menyuguhkan berbagai macam wahana untuk rekreasi bagi kalangan dewasa maupun anak-anak. Waterpark yang akan dirancang di pinggir Pantai Depok, dapat menjadi sarana menikmati pesona pantai dengan berenang di waterpark, mampu menarik wisatawan dan menjadi point of interest bagi obyek wisata Pantai Depok. Dengan memberikan wahana 5

waterpark di Pantai Depok diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat tenggelam terseret oleh gelombang air laut yang tinggi. Waterpark dalam pengembangan pusat kuliner dan TPI Pantai Depok menjadi area utama dengan fasilitas yang dikembangkan dari pusat kuliner dan TPI yang lebih representatif untuk menarik pengunjung dan menjadi ikon baru sebagai kawasan wisata Pantai Depok. Gambar 1.1 Penyatuan Fungsi Bangunan Sumber: Data Pribadi Penyatuan fungsi-fungsi bangunan ke dalam suatu wadah yang dapat menampung beberapa fungsi lainnya akan memperjelas zonasi dan pola sirkulasinya. Waterpark dibangun untuk menjadi pusat dari obyek wisata tersebut dengan pengembangan fungsi wisata kuliner dan TPI yang mengelilingi waterpark. Dengan lokasi pengembangan obyek wisata Pantai Depok yang memiliki potensi-potensi alam seperti Pantai Depok dan Gumuk Pasir di sebelah Utara Pantai depok maka akan di kembangkan menjadi kawasan yang menyatu dengan alam dengan berdasarkan bentuk-bentuk organik dan memiliki bentuk lengkung. Bentuk-bentuk lengkung tersebut mengikuti bentuk ombak laut dan bentuk lengkungan gumuk pasir di area Pantai Depok. Untuk memenuhi konsep yang menyatu dengan alam maka penyelesaian pengembangan obyek wisata Pantai Depok menggunakan pendekatan Arsitektur Organik. Arsitektur Organik adalah aliran arsitektur yang menyelaraskan habitat manusia dengan lingkungan sekitar melalui pendekatan desain sehingga bangunan, perabot, hingga pelingkup sekitarnya terintegrasi dalam satu komposisi yang baik terhadap site. Hal tersebut diwujudkan dengan penggunaan warna, tekstur, material, skala dan bentuk rancangan. Unsur-unsur tersebut dirancang sesuai dengan kondisi alam sekitar 6

sehingga bangunan mampu menyatu dengan alam. Menurut arsitek Hugo Haring, arsitektur organik dapat dihubungkan dengan pertumbuhan kehidupan dan ekspresi dari tatanan organik yang mendekati tuntunan-tuntunan fungsional, sehingga dengan desain yang meyatu dengan alam sekitar, dapat memecahkan permasalahan yang terjadi pada Pantai Depok. Pembangunan Waterpark dalam pengembangan wisata kuliner dan TPI diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan, keamanan, serta meningkatkan sektor pariwisata kota Bantul khususnya Pantai Depok. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana wujud rancangan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner dan Waterpark di Pantai Depok Bantul yang rekreatif melalui pengolahan tata masa dan tata rupa dengan pendekatan Arsitektur Organik? 1.3 Tujuan Mampu mewujudkan rancangan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner dan Waterpark di Pantai Depok Bantul yang rekreatif melalui pengolahan tata masa dan tata rupa dengan pendekatan Arsitektur Organik. 1.4 Sasaran Sasaran dalam perencanaan dan perancangan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner dan Waterpark di Pantai Depok Bantul adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan Tempat Pelelangan Ikan dan Pusat Kuliner. 2. Mengidentifikasi suasana rekreatif dan menyatu dengan alam yang dapat mendukung pariwisata di Pantai Depok Bantul. 3. Menerapkan rancangan bangunan yang rekreatif sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Depok. 4. Mengidentifikasi karakteristik, prinsip dan konsep arsitektur organik. 5. Menerapkan karakteristik, prinsip dan konsep arsitektur organik pada tata massa dan tata rupa pada bangunan untuk mewujudkan rancangan Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner dan Waterpark yang menyatu dengan lingkungan sekitar. 1.5 Lingkup Studi 1.5.1 Materi Studi Lingkup Spatial Dalam pengembangan obyek wisata Pantai Depok akan fokus pada penataan massa dan tata rupa. Ruang luar area obyek wisata merupakan 7

point of interest bagi pengunjung dan menjadi area utama untuk beraktivitas. Lingkup Substansial Beberapa bagian penting dalam pengembangan obyek wisata Pantai Depok dapat dijadikan dalam Suprasegmen Arsitektural yang meliputi: 1. Bentuk Dalam pengolahan dan penentuan bentuk harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berada di pinggiran pantai. 2. Jenis Bahan Jenis bahan menjadi bagian yang sangat penting, yang mana bahan-bahan yang cocok digunakan di area pinggiran pantai. 3. Warna Dalam pemilihan warna harus memenuhi beberapa kriteria yang cocok untuk iklim tropis dan menimbulkan suasana yang sejuk di pinggiran pantai. 4. Tekstur Tektur dapat menjadi langgam sosial budaya wilayah obyek wisata Pantai Depok. 5. Ukuran/Skala/Proporsi Bangunan yang akan didirikan harus memiliki ukuran/proporsi dan skala yang pas untuk area yang cukup luas dan berada di pinggiran pantai. 1.5.1.1 Lingkup Temporal Rancangan ini diharapkan dapat menyelesaikan tata ruang luar obyek wisata Pantai Depok kurun waktu 30 tahun. Dengan memperhatikan beberapa aspek: 1. Kapasitas ruang Dengan bertambahnya pengunjung dari tahun ke tahun akan menambah kapasitas pengguna untuk ruang-ruang fungsional obyek wisata Pantai Depok. 2. Bahan bangunan yang digunakan Bahan bangunan yang digunakan di tepian pantai akan mudah rusak atau harus diperbaharui secara berkala. Dengan demikian 8

penyelesaian terhadap pengembangan diperkirakan akan bertahan 30 tahun. 3. Gaya Rancangan Gaya rancangan dengan memperhatikan aspek fisik lingkungan dan medernisasi bentuk yang mengikuti perkembangan zaman untuk masa yang akan datang. 1.5.1.2 Pendekatan Studi Pendekatan studi pada perancangan waterpark dalam pengembangan pusat kuliner dan TPI Pantai Depok menggunakan Arsitektur Organik. Dimana wujud rancangan bangunan menerapkan penyatuan unsur-unsur desain yang menyatu dengan alam. 1.6 Metode Studi 1.6.1 Pola Prosedural Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang berasal dari sumber aslinya yaitu Pantai Depok. Data yang diperoleh secara langsung berdasarkan pengamatan mengenai objek penelitian langsung dari pelakunya. 2. Data Sekunder Data yang didapat dari buku atau dari instansi-instansi terkait untuk mendukung penyelesaian masalah. Metode Analisis Data Data-data yang didapat kemudian dianalisis ke dalam lingkup obyek studi yang akan dijadikan acuan dalam merancang bangunan. Metode Panarikan Kesimpulan Kesimpulan didapat dengan menggabungkan poin-poin dari hasil analisis menjadi sebuah solusi yang tepat dalam pemecahan masalah obyek studi. 1.6.2 Tata Langkah Tata langkah merupakan uraian secara garis besar mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam analisis permasalahan. Tata langkah ini dapat disajikan 9

secara skematik. Tata Langkah dalam perancangan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner dan Waterpark di Pantai Depok Bantul: Bagan 1.1 Sistematika Penulisan 10

1.7 Sistematika Penulisan Secara garis besar penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Memuat latar belakang atau rumusan masalah, maksud dan tujuan pembahasan, manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN, PUSAT KULINER DAN WATERPARK Berisi tinjauan mengenai Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner dan Waterpark. BAB III TINJAUAN WILAYAH Berisi tinjauan mengenai kondisi Depok, Kabupaten Bantul yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan pengembangan tempat pelelangan ikan, pusat kuliner, dan waterpark di Pantai Depok Bantul. BAB IV TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIKAL ARSITEKTUR ORGANIK DAN BANGUNAN REKREATIF Berisi tinjauan pustaka mengenai teori Arsitektur Organik, teori mengenai wujud bangunan yang rekreatif, syarat-syarat bangunan pesisir pantai dan tinjuan mengenai suprasegmen arsitektur BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang Analisis Perencanaan dan perancangan Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan, Pusat Kuliner, dan Waterpark BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN, PUSAT KULINER DAN WATERPARK 11

Berisi konsep dasar perencanaan dan perancangan pengembangan obyek wisata Pantai Depok, program perencanaan dan pengembangan, penekanan desain, serta penetapan luas tapak. 12