PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR ORGANISASIONAL DALAM IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH. Cecilia Engko

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tersebut diantaranya adalah: Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah. Akuntansi Keuangan Daerah ini diperlukan sejalan dengan semangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sebuah sistem yang power share pada setiap level

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. komponen pokok, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB Ι PENDAHULUAN. sistem informasinya. Tidak terkecuali Negara Indonesia, yang tidak boleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan daerah sebagai bagian dari integral dari pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah penggunaan metode yang

ANGKATAN 2009 NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : BAKHTIAR NUGROHO A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, KESESUAIAN TUGAS-TEKNOLOGI INFORMASI, DAN KEPERCAYAAN ATAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal. daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS. (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah diperlukan informasi-informasi yang menunjang bagi kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 32

BAB I PENDAHULUAN. daerah berdasarkan azas otonomi. Regulasi yang mendasari otonomi daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang

Jurnal Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Bank Jateng di Kabupaten Sragen)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGURUS KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERIODE 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memudahkan penulis menganalisis dan menarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan menggunakan metode tertentu. Menurut Sugiyono (2009:3),

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam mewujudkan good governance. Hal ini tercermin dari kinerja

Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan benar serta terarah dan fokus

Transkripsi:

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : VERAWATI B.200 090 003 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi karya ilmiah dengan judul: PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR Yang ditulis oleh: VERAWATI B.200 090 003 Penandatangan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Juli 2013 Pembimbing (Dr. Noer Sasongko, SE.,M.Si,AK) Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta (Dr. Triyono, SE, M.Si.)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirohmanirrohim Yang bertandatangan dibawah ini, saya : Nama : VERAWATI Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jenis : Skripsi Judul : PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih formatkan,mengelolah dalam bentuk pangkalan data (database), serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tampa meminta ijin kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis /pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menangung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran dalam hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, Juli 2013 Yang Menyatakan (VERAWATI)

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR VERAWATI B 200090003 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAKSI Pengembangan sistem memerlukan suatu perencanaan dan pengimplementasian yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa fakktor perilaku dari individu pengguna sistem sangat menentukan kesuksesan implementasi (Bodnar dan Hopwood, 1995). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengelola SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode total sampling sejumlah 98 responden dari jumlah populasi aparat pemerintah di DPPKAD Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan regresi linier berganda menggunakan SPSS Versi 15 untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan nilai t hitung > t tabel (2,982 > 1,986) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), kejelasan tujuan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan nilai t hitung > t tabel (2,602 > 1,986) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), pelatihan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan nilai t hitung > t tabel (2,290 > 1,986) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Untuk meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah maka semua pihak yang ada dalam instansi perlu menyadari pentingnya kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah tersebut, dan perlu meningkatkan dukungan atasan yang mendukung sepenuhnya dalam mewujudkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah lebih baik dalam suatu instansi. Kata kunci: Keperilakuan organisasi, sistem akuntansi keuangan daerah.

A. PENDAHULUAN Otonomi daerah merupakan bagian dari demokrasi dalam menciptakan sebuah sistem akuntansi di daerah. Kesemuanya itu harus disesuaikan dengan kewenangan pemerintah pusat dan daerah, termasuk kewenangan keuangan guna melakukan pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik dan budaya diperlukan suatu informasi akuntansi yang akurat yaitu berupa laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Pemerintah daerah selaku pengelola dana harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu dan dapat dipercaya dalam rangka menciptakan otonomi daerah. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem akuntansi dan sistem pengelolaan keuangan daerah yang handal dan relevan agar dalam pelaporannya nanti dapat menghasilkan suatau informasi yang sehat dan dapat dipertanggung jawabkan untuk meningkatkan kinerja instansi satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Peraturan perundangundangan tersebut diantaranya adalah: Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Terbitnya Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman-Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, berbagai peraturan serta perundang-undangan tersebut diatas diharapkan dapat dijadikan landasan yang kokoh bagi pengelola keuangan Negara dalam rangka menjadikan good governance dan clean government. Dengan lahirnya Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pengelolaan keuangan daerah akan menjadi transparan untuk tahun 2007 dan seterusnya. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaksanakan akuntansi terhadap transaksi ekonomi yang terjadi pada bagiannya, sehingga menghasilkan laporan keuangan. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2007 SKPD di setiap Kabupaten mulai berupaya mengimplementasikan sistem akuntansi keuangan berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Terbitnya Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan Atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, berbagai peraturan serta perundang-undangan tersebut diatas diharapkan dapat dijadikan landasan yang

kokoh bagi pengelola keuangan Negara dalam rangka menjadikan good governance dan clean government. Pelaporan dan pertanggungjawaban mengalami perubahan yang besar. Bentuk Laporan pertanggungjawaban sebelumnya hanya berupa laporan perhitungan APBD, saat ini laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa laporan keuangan. Laporan Keuangan tersebut merupakan satu kesatuan yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Penelitian ini akan menguji pengaruh keperilakuan organisasi terhadap Kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah sesuai Permendagri No. 59 Tahun 2007 Atas Perubahan Permendagri No.13 Tahun 2006, dimana sistem tersebut mulai diimplementasikan di seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini akan menguji pengaruh faktor perilaku organisaional, dalam meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar. B. LANDASAN TEORI 1. Keperilakuan Organisasi Perilaku organisasi adalah studi sistematis tentang tindakan dan sikap yang ditujukan oleh orang-orang dalam organisasi (Robbins, 2005). Tampubolon (2004) mengungkapkan perilaku keorganisasian merupakan studi mengenai perilaku manusia dalam organisasi yang mana dengan menggunakan ilmu pengetahuan tentang bagaimana manusia bertindak dalam

organisasi. Perilaku organisasi ini mendasar pada analisis terhadap manusia yang ditujukan bagi kemanfaatan orang. Secara singkat Luthans (2005) mengemukakan Perilaku organisasi sebagai pemahaman, prediksi, dan manajemen perilaku manusia dalam organisasi. Sikap seseorang dalam merespon suatu inovasi seperti diimplementasikannya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan di dalam organisasi dan faktor personal yang meliputi afektif dan kognitif. Faktor lingkungan organisasi dapat mempengaruhi jalannya implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang baru diimplementasikan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan implementasi tersebut. Faktor lingkungan organisasi yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi pelatihan, kejelasan tujuan serta dukungan atasan. 2. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban (Bastian, 2006). Pemerintah Daerah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Sesuai ketentuan peraturan perundangan yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berkewajiban untuk membuat Laporan Pertanggung

Jawaban Keuangan yang terdiri dari Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Nota Perhitungan Anggaran (Tim Pokja, 2001). Ada berbagai definisi atau pengertian akuntansi yang berasal dari berbagai lembaga dan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan, Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengiktisaran transaksi, dan kejadian keuangan, penginterprestasian atas hasilnya, serta laporan. Dari definisi diatas menunjukkan bahwa pengertian akuntansi haruslah menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Apabila dikaji dari entitas penyusunan laporan keuangan, maka akuntansi terbagi menjadi akuntansi sektor privat dan akuntansi sektor publik. Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis) biasanya dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan yang berkaitan dengan organisasi pemerintahan atau lembaga non profit dikenal dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik, karenanya akuntansi keuangan daerah termasuk akuntansi sektor publik. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan yang terdiri atas kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input (masukan) menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah buktibukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Output nya adalah laporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian

proses ataupun prosedur, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. 3. Hipotesis H 1 : Keperilakuan organisasi (dukungan atasan) berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. H 2 : Keperilakuan organisasi (kejelasan tujuan) berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah H 3 : Keperilakuan organisasi (pelatihan) berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Dukungan Atasan Sistim Manajer Penelitian Terdahulu Kejelasan Tujuan Pelatihan Kegunaan Sistim Akuntansi Keuangan Daerah Lina Latifa dan Arifin Sabeni - Dukungan Atasan - Kejelasan Tujuan - Pelatihan Rerangka Penelitian

C. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survey. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang (Nazir, 1999: 63). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara berbagai fenomena yang diselidiki. 1. Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau minat yang ingin diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2006: 121). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengelola SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semuanya, elemen dari populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006: 123). Sampel penelitian ini adalah seluruh aparat pemerintah di DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

3. Metode Analisis Data 1. Uji Regresi Berganda Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda. Model ini dipilih karena penelitian dirancang untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Variabel independent dalam penelitian ini adalah keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) sedangkan variabel dependent adalah kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Model persamaan regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah (Djarwanto, 1996: 75): SAKD = a + b 1 DA 1 + b 2 KT 2 + b 3 P 3 + e Keterangan : SAKD = Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah DA 1 = Dukungan Atasan KT 2 = Kejelasan Tujuan P = Pelatihan a = Konstanta b 1, b 2, = Koefisien regresi e = error

D. HASIL PENELITIAN Dari hasil pengolahan dengan program SPSS 15.0 for Windows di atas dapat disusun persamaan sebagai berikut: SAKD = a + b 1 DA 1 + b 2 KT 2 + b 3 P 3 + e Tabel IV.9. Hasil Uji Regresi Berganda Variabel b Beta t hitung Sig Kesimpulan Konstans 12,486 DA 0,245 0,275 2,982 0,004 H 1 diterima KT 0,374 0,241 2,602 0,011 H 2 diterima P 0,291 0,219 2,290 0,024 H 3 diterima t tabel = 1,985 F hitung = 11,030 p = 0,000 F tabel = 2,76 R 2 = 0,260 Sumber: data primer yang diolah, 2013 SAKD = 12,486 + 0,245DA + 0,374KT + 0,291P+ e Interpretasi: a. Konstanta 12,486 menunjukkan bahwa jika tidak ada keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan), maka terdapat kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebesar 12,486.

b. Koefisien regresi dukungan atasan sebesar 0,245 dengan parameter positif artinya, apabila ada kenaikan variabel dukungan atasan sebesar satu satuan akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebesar 0,245 dengan asumsi variabel yang lain tetap. c. Koefisien regresi kejelasan tujuan sebesar 0,374 dengan parameter positif artinya, apabila ada kenaikan variabel kejelasan tujuan sebesar satu satuan akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebesar 0,374 dengan asumsi variabel yang lain tetap. d. Koefisien regresi pelatihan sebesar 0,291 dengan parameter positif artinya, apabila ada kenaikan variabel pelatihan sebesar satu satuan akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebesar 0,291 dengan asumsi variabel yang lain tetap. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.8. dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows, variabel dukungan atasan mempunyai nilai beta lebih besar dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu sebesar 0,275, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan atasan mempunyai pengaruh kuat (dominan) terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

E. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa t hitung > t tabel (2,982 > 1,986) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel dukungan atasan hipotesis H 0 ditolak artinya bahwa dukungan atasan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa t hitung > t tabel (2,602 > 1,986) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel kejelasan tujuan hipotesis H 0 ditolak artinya bahwa kejelasan tujuan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 3. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa t hitung > t tabel (2,290 > 1,986) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel pelatihan hipotesis H 0 ditolak artinya bahwa pelatihan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Keterbatasan penelitian ini adalah Peneliti hanya mengambil 3 variabel independen yaitu dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan, sebagai variabel bebas yang mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

Dan Peneliti hanya mengambil SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar saja sebagai populasi dalam penelitian ini. Implikasi terkait dengan hasil penelitian ini adalah: 1. Agar dapat memastikan bahwa kuesioner yang dikirim benar-benar diisi oleh objek yang diinginkan peneliti maka penelitian selanjutnya seharusnya memperkuat dengan metode wawancara atau observasi secara langsung. 2. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menambah sampel tidak hanya pada Pemerintah Kabupaten Karangnayar saja tetapi mungkin dengan sampel seluruh SKPD akan didapatkan hasil penelitian yang lebih baik. 3. Untuk meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah maka semua pihak yang ada dalam instansi perlu menyadari pentingnya kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah tersebut, dan perlu meningkatkan dukungan atasan yang mendukung sepenuhnya dalam mewujudkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah lebih baik dalam suatu instansi. Selain itu bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Karanganyar.