BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

1. Bab II Landasan Teori

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

Subjek I T10 T11 T12

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung singkat dan dapat dikendalikan. Kecemasan berfungsi sebagai suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

Pola pikir manusia yang sernakin berkembang menyebabkan kehidupan. merel mengalami peningkatan di berbagai bidang pengetahuan.

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan nasional tidak terlepas dari proses pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam menjalin hubungan dengan

MATERI 7 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB II PENYUSUNAN SKRIPSI DAN KECEMASAN MAHASISWA. dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni. Karya ilmiah ditulis

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan menyediakan sumber yang besar dari pengalaman emosional.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan yang harus dilalui baik pendidikan keluarga maupun

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISI HASIL. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh Andikpas baru sebanyak 43

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

TINJAUAN PUSTAKA. yang spesifik dari takut yang muncul di situasi tertentu, tidak bisa dijelaskan

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data.

Menghilangkan Kecemasan Berlebihan Itu Mudah.. Begini Caranya..

BAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya (Gerungan, 2004). Hal ini berarti bahwa manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Terdapat kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi individu dalam berhubungan dengan individu lain, Salah satunya adalah adanya kecemasan sosial. Menurut Hudaniah (2006), kecemasan sosial adalah perasaan tak nyaman dalam kehadiran individu lain, yang selalu disertai oleh perasaan malu yang ditandai dengan kejanggalan atau kekakuan, hambatan dan kecenderungan untuk menghindari interaksi sosial. Salah satu bentuk interaksi sosial yang biasanya berusaha dihindari oleh individu adalah yang sering mendatangkan stress seperti berbicara di depan umum. Semua orang juga memiliki ketakutan atau situasi yang ingin dihindari, karena itu adalah bagian dari kehidupan. Beberapa orang bisa mengontrol ketakutannya dan menjalani hidup dengan normal. Tapi untuk beberapa orang, Kecemasan dan ketakutan berlangsung secara terus menerus dan menetap. Kebutuhan untuk menghindari objek atau situasi yang membuat takut dan cemas tersebut secara drastis sudah mengganggu kehidupannya. Macam kekhawatiran yang akut ini bisa disebut 1

juga dengan kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Konsep takut dan cemas bertautan erat. Takut adalah perasaan cemas dan agitasi sebagai respons terhadap suatu ancaman. Kecemasan, yang menurut kamus lengkap psikologi disebut sebagai anxiety ini digambarkan sebagai suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan. Sebagaimana diketahui, perasaan manusia ada yang positif, seperti bahagia, gembira, senang, tetapi ada juga yang negatif, seperti kecewa, bingung, khawatir dan sebagainya. Tidak ada satupun dari kita yang memilih untuk mengembangkan perasaan negatif. Tetapi seringkali kita tidak punya pilihan lain, selain menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan dan harus masuk kedalam perasaan yang negatife ( Neale, 2001 ) The New Encyclopedia Britannica (1990) kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan dibedakan dari rasa takut yang sebenarnya, rasa takut itu timbul karena penyebab yang jelas dan adanya fakta-fakta atau keadaan yang benarbenar membahayakan, sedangkan kecemasan timbul karena respons terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan, atau bisa juga dikatakan sebagai hasil dari rekaan, rekaan pikiran sendiri (praduga subjektif), dan juga suatu prasangka pribadi yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan. (Lang, dalam Goldstein & Krasner,1988) Kecemasan dapat diartikan sebagai energi yang tidak dapat diukur, namun dapat dilihat secara tidak langsung melalui tindakan individu tersebut, 2

misalnya berkeringat, sering buang air besar, kulit lembab, nafsu makan menurun, tekanan darah, nadi dan pernafasan meningkat. Menurut teori pendekatan perilaku, kecemasan berasal dari suatu respons terhadap stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respons kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan skala sikap yang telah diberikan kepada 26 siswa kelas VIIIB di SMP Negeri 10 Salatiga, bisa diambil kesimpulan dengan data berikut ini. Tabel 1.1 Hasil Skala Sikap Kecemasan Siswa VIIIB SMP Negeri 10 Salatiga Kategori Interval Jmlh Siswa F Sangat Tinggi 116 99 0 0 % Tinggi 98 81 5 19.23% Sedang 80 63 10 38.46% Rendah 62 45 8 30.76% Sangat Rendah 44 25 3 11.53% 3

Dari hasil skala sikap kecemasan siswa kelas VIIIB SMP Negeri 10 terdapat skor terendah yaitu dengan jumlah 0 siswa dalam kategori Sangat Tinggi dan skor tertinggi yaitu dengan jumlah 10 siswa atau 38.46% yang dimasukkan dalam kategori Sedang dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Dalam penelitian ini penulis mencari 10 siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu siswa mempunyai skor tertinggi. Dari 10 siswa tersebut adalah 5 siswa yang masuk dalam kategori Tinggi dan 5 siswa dalam kategori Sedang Dengan demikian dapat disimpulkan peneliti menemukan beberapa siswa yang mempunyai ketakutan atau kecemasan pada keramaian dengan ciri-ciri mengeluarkan keringat dingin atau tubuh gemetar yang nantinya jika dibiarkan terus menerus, siswa ditakutkan menderita agoraphobia (fobia keramaian), di mana fobia ini adalah fobia yang paling membatasi seseorang. Khususnya dikalangan remaja, karena pada saat remaja memerlukan interaksi dan bergaul dengan orang lain di sekitar untuk mencapai kedewasaannya. Akibat dari kecemasan khususnya kecemasan terhadap keramaian adalah penderita selalu diyakini menjadi takut akan ruang terbuka, dan tempat umum. Kecemasan seperti ini meningkatkan kemungkinan bahwa orang tersebut juga akan menderita kecemasan lain dan bahwa kedua kondisi akan lebih parah dan sulit diobati. Gejala kecemasan terhadap keramaian akan memiliki serangan panik ketika dalam situasi dari yang melarikan diri tidak mungkin atau sulit atau memalukan.. 4

Akibatnya, mereka mungkin mencari nasehat dari dokter, terapis, psikolog, atau konselor untuk membantu mengatasi permasalahannya tersebut. Abimanyu & thayeb (1996) mengatakan pendekatan konseling behavioral melalui tehnik desenstitisasi sistematik dapat menghilangkan perasaan tegang dan kecemasan. Seperti studi penelitian yang dilakukan oleh Hekmat Hamid (2006) yang mengemukakan bahwa teknik desensitisasi sistematis efektif untuk menurunkan kecemasan berbicara di depan umum. Melalui penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang upaya menurunkan kecemasan terhadap keramaian dengan teknik desensitisasi sistematik kepada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga yang mengalami kecemasan terhadap keramaian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah pendekatan konseling kelompok behavioral dapat menurunkan gangguan kecemasan terhadap keramaian secara signifikan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Salatiga? 5

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menurunkan secara signifikan gangguan kecemasan terhadap keramaian dengan menggunakan konseling kelompok Behavioral pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Salatiga yang mengalami kecemasan keramaian. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Bila hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan secara signifikan tingkat kecemasan setelah mengikuti layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral, maka penelitian kecemasan keramaian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hekmat Hamid (2006) yang mengemukakan bahwa konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis efektif untuk menurunkan kecemasan berbicara di depan umum dan sejalan juga dengan kajian Abimanyu & Thayeb (1996) yang mengatakan bahwa pendekatan konseling behavioral melalu tehnik desensitisasi sistematik dapat menghilangkan perasaan tegang atau kecemasan. 6

2.Manfaat Praktis Membantu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi individu dan sebagai masukan bagi konselor tentang keefektifan konseling kelompok dengan pendekatan konseling behavioral dalam menangani kecemasan. 7