BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. Perdata dalam Teori dan Praktik, (Bandung, Alumni, 1979) h. 111

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

BAB III METODE PENELITIAN. (MMM) dalam Pandangan Ulama MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Paramita, 1992), h ), h. 2011

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam proposal adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yaitu penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuanketentuan

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PNDAHULUAN. Perpustakaan 2013), h Line) tersedia di blogspot. com/2012/12/pengertianimplementasi-menurut-para.

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h.398

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kodrat manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma Interpretif fenomenologis dimana paradigma ini dipakai dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan interaksi suatu social, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat. 60

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalahpahaman tentang judul skripsi ini, maka penulis akan menguraikan terlebih dahulu arti dari judul skripsi yang akan dibahas. Judul skripsi ini adalah:, Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Menurut Hukum Islam (Studi di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat). Adapun beberapa kata yang perlu dijelaskan artinya adalah sebagai berikut: 1. Pelangkahan adalah pemberian berupa uang atau barang kepada kakak yang dilangkahi adiknya untuk melaksanakan pernikahan lebih awal. 1 2. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2 3. Hukum Islam Hukum Islam menurut Hasbby Ash- Shiddieqy dalam bukunya Falsafah Hukum Islam adalah sebagai berikut: h.9. 1 Raja Muhtaron, Tokoh Adat Lampung, Wawancara, 19 Maret 2016 2 Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta: Rineka Citra, 2005),

2 Artinya : Koleksi daya upaya para ahli untuk menetapkan syariat atas kebutuhan masyarakat. 3 Adapun menurut ulama ushul hukum Islam adalah: Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini menyangkut semua hal bagi yang beragama Islam. 4 4. Adat Adat adalah kebiasaan suatu masyarakat yang bersifat ajeg (dilakukan terus menerus), dipertahankan oleh para penduduknya. 5 Kebiasaan merupakan cerminan kepribadian suatu bangsa. Ia adalah penjelmaan jiwa bangsa itu yang terus menerus berkembang secara evolusi dari abad keabad. 6 5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan penegasan judul di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul keseluruhan adalah pembahasan yang lebih mendalam tentang Adat Pelangkahan dalam Perkawinan yang Terjadi di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat untuk Dilihat Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Ditinjau Menurut Hukum Islam 3 Tengku Muhammad Hasby Ash-Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 44. 4 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.5 5 Zuhraini, Hukum Adat, (Bandar Lampung: Fakultas Syari ah IAIN Raden Intan Lampung, 2012), h. 1. 6 Dominikus Rato, Pengantar Hukum Adat, (Yokyakarta: Laks Bang Press Sindo, 2009), h. 1

3 B. Alasan Memilih Judul 1. Diantara masyarakat lampung masih membolehkan adat pelangkahan jika saudara yang lebih muda melakukan pernikahan lebih dahulu dari saudara tua. Dalam hukum Islam hal itu memang tidak menjadikan syarat. 2. Adat Pelangkahan dalam Perkawinan Menurut Hukum Islam adalah hal yang menarik untuk dikaji dan diteliti serta dijadikan suatu karya ilmiah atau skripsi. 3. Sesuai dengan bidang keilmuan penulis di fakultas Syariah Prodi Al-Ahwal Al Syakhsiyyah C. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti membutuhkan kebahagian, salah satunya adalah memiliki pasangan hidup, di mana akan menjadikan pasangannya sebagai salah satu pelengkap hidupnya, pernikahan adalah suatu yang sangat sakral dan mempunyai tujuan yang sakral pula dan tidak terlepas dari aturan-aturan agama, pernikahan bukan sematamata untuk memuaskan nafsu, melainkan meraih ketenangan, kebahagiaan, dan saling mengayomi di antara suami istri dan dengan dilandasi cinta dan kasih sayang yang mendalam. 7 Seperti Firman Allah SWT dalam al-quran Surat Ar Ruum ayat 21 dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, 7 Muhammad Asnawi, Nikah dalam Perbincangan dan Perdebatan, (Yokyakarta: Darussalam, 2004), h. 20.

4 supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Agar tujuan dan sasaran dalam pernikahan tercapai, dan mampu mewujudkan rumah tangga yang diinginkan dan sesuai harapan setiap pasangan suami istri maka, harus diperhatian tentang syarat-syarat 8 tertentunya agar tujuan perkawinannya dapat tercapai dan tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan agama. Ketika (hukum) Islam dipraktekkan di tengah- tengah yang memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda seringkali wujud yang ditampilkan tidak sama dan seragam. di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat terdapat satu tradisi adat yang hingga saat ini tetap dilaksanakan dalam pernikahan yaitu ketika seorang akan menikah dan masih mempunyai saudara saudari di atas (kakak) maka adiknya yang mau melaksanakan pernikahan wajib memberikan pelangkahan berupa uang atau barang kepada kakak-kakaknya yang ia langkahi atau bisa disebut adat pemberian barang atau pelangkahan dalam pernikahan. Dalam melaksanakan adat ini seorang adik harus memberikan pelangkahan yang diminta oleh kakak-kakaknya yang ia langkahi itu, jika kakaknya tidak menyebutkan apa yang ia mau maka adiknya memberikan uang atau barang yang sudah ia siapkan untuk kakaknya, tradisi ini adalah salah satu cara seorang adik meminta ijin (Restu) kepada kakaknya karena dia akan melangsungkan ikatan suci yaitu melaksanakan pernikahan lebih awal dan sebagai tanda 8 Syarat-syarat yang dimaksud adalah, bagi calon suami harus beragama Islam, laki-laki jelas orangnya, dapat memberikan persetujuan dan tidak dapat halangan perkawinan, bagi calon istri adalah harus beragama, meskipun Yahudi maupun Nasrani, wanita, jelas orangnya, dapat diminta persetujuan dan tidak dapat halangan perkawinan. Lihat Ahmad Rofik, Hukum Islam di Indonesia, cet. Ke- 3, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), h. 58

5 permohonan maaf kepada kakaknya, menunjukan kebesaran jiwa sang kakak untuk rela jika adiknya menikah terlebih dahulu, karena jodoh adalah rahasia Tuhan, Pernyataan hormat dan bhakti seorang adik kepada kakaknya, Pernyataan kasih sayang kakak kepada adiknya, maka kakaknya memberikan restu/ijin dan berkenan mendo akan adiknya yang akan melangsungkan pernikahan terlebih dahulu, Menunjukan kepada kerabat bahwa dalam keluarga tumbuh suasana saling mengasihi, menyayangi dan menghormati. Filosofi Pelangkahan yaitu semoga dengan adanya pelangkahan ini akan mempererat rasa saling menghormati antara adik dan kakak dan rasa permohonan maaf seorang adik kepada kakaknya serta meminta restu karena akan melangsungkan pernikahan lebih awal Pelangkahan sekilas dapat dikatakan sebagai urf karna dilakukan terus menerus selama ada yang melangsungkan perkawinan seperti tersebut di atas. Arti urf secara harfiyah suatu keadaan, ucapan, perbuatan, atau ketentuan yang telah dikenal manusia dan telah menjadi tradisi untuk melaksanakannya atau meninggalkannya. Di kalangan masyarakat urf ini sering disebut sebagai adat. 9 Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa maksud judul tersebut adalah sebuah upaya untuk mengetahui secara mendasar dan mendalam tentang Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya terhadap Kearmonisan Rumah Tangga Menurut Hukum Islam (Studi di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat) 128 9 Juhaya S. Praja, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimankah praktek pelaksanaan adat pelangkahan dalam perkawinan yang terjadi di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat dan Bagaimanakah dampaknya terhadap keharmonian rumah tangga? 2. Bagaimanakah Pandangan Hukum Islam terhadap Adat Pelangkahan dalam Perkawinan di Pekon Buay Nyerupa? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Pelitian 1) Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui praktek adat pelangkahan yang terjadi di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat. 2) Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam mengenai praktek adat pelangkahan tersebut. 1. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk melambangkan pemikiran, keilmuan, dibidang bukubuku perkawinan untuk disumbangkan kepada masyarakat. 2. Secara Praktis Penelitian ini penulis gunakan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar SHI 2. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dengan karesteristik masalah yag berkaitan dengan latar belakang kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan

7 lingkungan. 10 Tujuan dari penelitian lapangan ( field research) adalah untuk melakukan penyelidikan mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu. Mengingat jelas bahwa penelitian ini penelitian lapangan, maka dalam pengumpulan data peneliti menggali data-data yang bersumber dari lapangan (field research). Sehingga peneliti melakukan penelitian yang berkenaan dengan pelangkahan dalam perkawinan menurut hukum Islam (studi kasus di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat). Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu suatu penelitian terhadap masalah- masalah berupa faktafakta, saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur, kemudian dianalisis berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif analisis adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki di lapangan yang kemudian dianalisis berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. 11 Dalam penelitian yang dilakukan, penulis mengumpulkan data dengan menggambarkan keadaan masyarakat Pekon Buay Nyerupa dalam hal mendapatkan informasi atas masalah Adat Pelangkahan dalam Perkawinan menurut Hukum Islam. 2. Sumber Data Sesuai dengan jenis penelitian ini, data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan penelitian 10 Eta dan Sopiah, Metode Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Andi, (Yogyakarta : 2010), h.21. 11 Nazir, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), h. 54

8 lapangan di lokasi penelitian yaitu Pekon Buay Nyerupa, khususnya untuk mencari data yang berkenaan dengan adat pelangkahan dalam perkawinan menurut hukum Islam Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan studi kepustakaan dengan cara membaca, mencatat, mengutip data dari buku-buku literatur yang berkenaan dengan hukum perkawinan Islam, dan hukum adat. Data sekunder juga didapatkan dengan melakukan penelaahan terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah kegiatan peninjauan dilakukan di lokasi penelitian dengan pencatatan, pemotretan, atau perekaman tentang situasi dan kondisi serta peristiwa hukum di lokasi. 12 Yang mana sebagai metode ilmiah observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Penyusun melakukan observasi langsung ke Pekon Buay Nyerupa, untuk mengamati fakta yang ada di lapangan, khususnya yang berhubungan dengan Adat Pelangkahan dalam Pernikahan menurut Hukum Islam b. Interview Interview adalah metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab, dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam interview ini dipersiapkan terlebih dahulu pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan dengan menyiapkan interview guide (pedoman wawancara). Untuk mendapatkan data, penyusun melakukan wawancara, tokoh-tokoh agama, pejabat pemerintahan, dan masyarakat lainnya. 12 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cetakan Pertama, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, h. 85

9 c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. 13 Data-data tersebut dapat berupa letak geografis, kondisi masyarakat Pekon Buay Nyerupa maupun kondisi adat budayanya serta hal-hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu tentang adat pelangkahan. d. Populasi dan Sampel Populasi yaitu Semua kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel yang hendak digeneralisasikan. 14 Populasi pada penelitian ini adalah beberapa masyarakat Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat Sampel yaitu, Sebagian populasi yang hendak di generalisasikan. 15 Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi Dalam hal menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan atas tujuan tertentu. Yakni untuk memilih responden yang benar-benar tepat, relevan, dan kompeten dengan masalah yang dipecahkan. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap dapat memberikan informasi tentang Adat Pelangkahan dalam Perkawinan menurut Hukum Islam. Jumlah sampel yang akan diambil dalam masyarakatnya yaitu 14 orang terdiri dari: 1. Tokoh Adat 4 orang 2. Tokoh Masyarakat 4 orang 3. Tokoh Agama: 2 orang 4. Mayarakat yng melakukan Pelangkahan 4 orang e. Metode Pengolahan Data 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan Kedelapan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 188 14 15 Ibid, hlm. 126

10 Setelah data terhimpun maka langkah selanjutnya adalah mengolah data agar menjadi sebuah penelitian yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing, yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah lengkap, benar, dan sudah sesuai atau relevan dengan masalah. 16 Dalam hal ini penulis mengecek kembali hasil data yang terkumpul melalui studi pustaka dokumen interview apakah sudah lengkap, relevan, jelas dan tidak berlebihan, tanpa kesalahan. b. Coding, yaitu pemberian tanda pada data yang diperoleh, baik berupa penomoran ataupun penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang menunjukkan golongan atau kelompok, atau klasifikasi data menurut jenis dan sumbernya. Dalam hal ini penulis mengklasifikasikan data sesuai masing-masing pokok bahasan dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna, dan untuk memudahkan analisis data. c. Sistemazing atau sistematika, yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah. 17 Dalam hal ini penulis mengelompokkan data secara sistematis dan apa yang sudah diedit dan diberi tanda menurut klasifikasi urutan masalah. F. Analisis Data Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif yaitu upaya-upaya sistematis dalam penelitian yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap, tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu yang terjadi dalam masyarakat termasuk di dalamnya 16 Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung : PT Citra Aditya Bhakti, 2004), h. 134 17 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta), h. 126

adalah kaidah dan teknik untuk memuaskan keingintahuan peneliti pada suatu yuridis atau cara untuk mencari kebenaran dalam memperoleh pengetahuan. Dalam menganalisis data penulis menggunakan krangka sebagai berikut: a. Induktif, yakni analisa yang bertitik tolak dari suatu kaedah yang khusus menuju suatu kaedah yang bersifat umum. Yakni bagaimana proses pelaksanaan adat pelangkahan tersebut, apa dampak yang ditimpulkan dan bagaimana hukum Islam menyikapinya. b. Deduktif, yakni analisa yang bertitik tolak dari suatu kaedah yang umum menuju suatu kaedah yang bersifat khusus. Artinya ketentuan-ketentuan umum yang ada dalam nash dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisis pandangan hukum Islam tentang Adat Pelangkahan dalam Perkawinan di Pekon Buay Nyerupa. 11