TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air

UKURAN-UKURAN TUBUH KERBAU BELANG TORAJA PADA JENIS KELAMIN DAN UMUR YANG BERBEDA SKRIPSI SATRIYO ARDI

II. TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Penelitian di Koto Kampar Hulu dan XIII Koto Kampar Kecamatan XIII Koto Kampar dengan luas lebih kurang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

Gambar 1. Upacara Rambu Solo (Thiahn, 2011)

UKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KERBAU LUMPUR BETINA PADA UMUR YANG BERBEDA DI NAGARI LANGUANG KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

BANGSA-BANGSA KERBAU PERAH

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi selama periode kehidupan lembah Indus, kira-kira 4500 tahun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kerbau berasal dari india, namun telah tersebar di banyak negara termasuk

Karakteristik Morfologi Kerbau Lokal (Bubalus bubalis) Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

I. PENDAHULUAN. Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

BAB I PENDAHULUAN. kerbau. Terdapat dua jenis kerbau yaitu kerbau liar atau African Buffalo (Syncerus)

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

Sifat Kuantitatif dan Kualitatif Kerbau Belang Betina Dewasa... Ihsan A.

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KERBAU RAWA DALAM KONDISI LINGKUNGAN PETERNAKAN RAKYAT ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

Identifikasi Sifat...Aditya Paramarta Putrayansyah

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. daerah yang terletak antara Lintang Utara sampai Lintang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. ternak tertentu, seperti sapi dan kambing. Sedangkan kebutuhan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

I. PENDAHULUAN. yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Meskipun kerbau belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. menurut asal usulnya berasal dari Bubalus arnee (India). Di tempat asalnya,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkuku genap dan memiliki sepasang tanduk yang melengkung. Kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

Bibit kerbau - Bagian 1: Lumpur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau menurut Bhattarchya (1993) termasuk dalam klas mamalia, ordo

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK TERNAK DALAM PENENTUAN HARGA JUAL KERBAU DI DESA SUMBANG KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kerbau Betina Dewasa Cibalong, Garut...Asep K

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

IV HASIL dan PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS INDUK KERBAU RAWA (Bubalus bubalis) DITINJAU ASPEK KINERJA REPRODUKSI DAN UKURAN TUBUH DI KECAMATAN TEMPURSARI KABUPATEN LUMAJANG

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KERBAU

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

KARAKTERISTIK KERBAU KALANG (RAWA) SEBAGAI PLASMA NUTFAH DI KALIMANTAN SELATAN. (Characteristics of Swamp Buffalo as Germ Plasm in South Kalimantan)

Somatometri Kerbau Lumpur di Kabupaten Jembrana Bali

Identifikasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Kerbau Jantan Dewasa... Gerry Krisnandi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KERBAU BELANG YANG MENENTUKAN HARGA JUAL TERTINGGI DI PASAR HEWAN BOLU KABUPATEN TORAJA UTARA

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PRODUKTIVITAS, POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KERBAU BELANG DI KECAMATAN SANGGALANGI, KABUPATEN TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau water bufallo berasal dari spesies Bubalus arnee. Spesies kerbau lain yang masih liar adalah B. mindorensis, B. depressicornis dan B. cafer (Hasinah dan Handiwirawan, 2006). Kerbau Asia terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau domestik terdiri atas dua tipe yaitu kerbau rawa (swamp buffalo) dan kerbau sungai (river buffalo). Kerbau (Bubalus bubalis Linn.) adalah ruminansia yang mempunyai potensi tinggi dalam penyediaan daging. Kerbau merupakan ternak asli daerah panas dan lembab, khusus daerah belahan utara tropika. Kerbau ditinjau dari habitat, digolongkan dalam dua tipe, yaitu swamp bufallo dan river bufallo. Habitat swamp buffalo (kerbau rawa) adalah rawa, tempat berkubang adalah di lumpur sehingga disebut juga kerbau lumpur, sedangkan river buffalo (kerbau sungai) menetap di daerah basah dan lebih suka berenang di sungai atau kolam. Kerbau sungai merupakan tipe kerbau penghasil susu, sedangkan kerbau rawa merupakan tipe penghasil daging (Fahimuddin, 1975). Kerbau rawa banyak terdapat di daerah Asia Tenggara. Kerbau ini tampak lebih liar dibandingkan dengan kerbau tipe sungai. Fahimuddin (1975) menyatakan bahwa kerbau rawa merupakan kerbau yang berbadan pendek, besar, bertanduk panjang, memiliki konformasi tubuh yang berat dan padat. Ciri-ciri bagian muka kerbau rawa adalah dahi datar, muka pendek, moncong lebar dan terdapat bercak putih di sekitar mata. Mason (1974 a ) menambahkan bahwa kerbau rawa memilki tubuh dan kaki yang pendek, perut yang luas dan leher panjang. Kerbau rawa berwarna abu-abu dengan warna yang lebih cerah pada bagian kaki. Warna yang lebih terang dan menyerupai garis kalung juga terdapat di bawah dagu dan leher. Mason (1974 b ) juga menyatakan bahwa kerbau rawa berwarna kelabu, hitam totol-totol atau belang putih, albino dan abu-abu dengan warna yang lebih cerah pada kaki. Selain itu, warna yang lebih terang juga terdapat di bawah dagu dan leher. Kerbau rawa tidak pernah berwarna cokelat atau abu-abu cokelat sebagaimana kerbau sungai.

Kerbau Belang (Spotted Buffalo) Kerbau Belang termasuk dalam kelas Mamalia, ordo Artiodactila, famili Bovidae, subfamili Bovinae, genus Bubalus, spesies Bubalus bubalis (kerbau air atau water buffalo). Kerbau air terbagi menjadi dua macam yaitu kerbau lumpur atau rawa (swamp buffalo) dan kerbau sungai (river buffalo). Kerbau belang di Tana Toraja termasuk dalam jenis kerbau rawa (Cockrill, 1974). Secara garis besar, masyarakat Toraja mengenal tiga kategori warna kerbau yakni kerbau bonga atau kerbau belang, pudu atau kerbau hitam, dan sambao atau kerbau abu-abu. Masih terdapat variasi warna pula dari ketiga kategori tersebut. Kerbau belang mempunyai nilai relatif mahal, menyusul Kerbau pudu dan Kerbau sambao. Kerbau bonga (belang) adalah kerbau yang berwarna kombinasi hitam dan putih serta dianggap paling cantik. Harga kerbau belang mencapai puluhan sampai ratusan juta. Kerbau juga dapat ditemukan di masyarakat TO Bada, Sulawesi Tengah, Sumba, Flores, Roti dan Timor (Nooy-Palm, 1979). Namun, secara proporsional sangat jarang. Kerbau jenis ini di Toraja sendiri sangat jarang. Kelahiran Kerbau Belang bagi peternak merupakan suatu berkah. Upaya untuk perkawinan silang pun jarang sekali berhasil. Kelahiran bonga ini dinilai sangat kebetulan. Satu kerbau bonga biasanya dinilai antara 10 hingga 20 kerbau hitam. Peter et al. (2003) menyatakan bahwa bonga memiliki beberapa variasi dari segi kombinasi warna dan tanda-tandanya, yaitu 1) bonga saleko atau bonga doti adalah jenis yang warna hitam dan putih hampir seimbang serta ditandai dengan taburan bintik-bintik di seluruh tubuh, 2) bonga sanga daran adalah jenis yang di bagian mulut didominasi warna hitam, 3) bonga randan dali adalah jenis bonga yang alis matanya berwarna hitam, 4) bonga takinan gayang adalah jenis yang memiliki warna hitam menyerupai parang panjang di punggung, 5) bonga ulu adalah jenis bonga yang berwarna putih hanya di kepala sedangkan bagian leher dan badan berwarna hitam, 6) bonga lotong boko adalah jenis bonga yang terdapat warna hitam di punggung, 7) bonga bulan adalah jenis bonga yang seluruh badan berwana putih, serta 8) bonga sori adalah jenis bonga yang warna putih hanya di kepala bagian mata. 4

Mason (1974 b ) menyatakan variasi warna kerbau rawa adalah kelabu, hitam totol-totol atau belang putih, albino dan abu-abu. Praharani dan Triwulanningsih (2008) menambahkan bahwa kerbau rawa atau lumpur mempunyai variasi warna kulit yang cukup banyak sehingga memunculkan beragam nama sebagai pembeda. Kerbau rawa atau lumpur yang berwarna hitam totol-totol atau belang putih yang disebut kerbau belang. Bobot lahir kerbau belang dari Toraja, yaitu 25 kg pada jantan dan 23 kg pada betina (Batosamma, 2004). Pertumbuhan Ternak Pertumbuhan secara umum didefinisikan sebagai perubahan ukuran tubuh yang meliputi perubahan bobot badan, bentuk, dimensi dan komposisi tubuh termasuk perubahan jaringan-jaringan tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ. Perubahan jaringan-jaringan dan organ-organ berlangsung secara gradual hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan tersebut (Soeparno, 1998). Pertumbuhan menurut Hafez dan Dyer (1969) adalah perubahan ukuran, bentuk, serta komposisi dan struktur tubuh yang secara normal perubahan itu akan meningkatkan ukuran dan bobot badan hewan. Pertumbuhan ternak secara keseluruhan diukur dengan bertambah berat badan, sedangkan besar badan dapat diketahui antara lain melalui panjang badan dan lingkar dada. Pertumbuhan ternak adalah pertumbuhan bobot badan dan atau ukuran tubuh sesuai dengan umur. Pertumbuhan tiap individu secara umum diperlihatkan sebagai bentuk sigmoid atau S. Kurva S ini menggambarkan suatu bentuk percepatan dan perlambatan karena berdasarkan penjelasan Vaccaro dan Rivero (1985), bahwa pola pertumbuhan tertinggi terjadi pada awal kemudian mengalami peningkatan secara perlahan sampai mencapai konstan saat ternak tua. Kerbau merupakan ternak yang lambat dewasa. Kerbau mencapai dewasa tubuh setelah umur tiga tahun (Fahimmudin, 1975). Namun, pendapat yang lain menyatakan kerbau mencapai dewasa pada umur 5-6 tahun (Sasroamidjojo, 1991). Menurut Camoens (1976) pertumbuhan kerbau berlangsung dengan cepat baik jantan maupun betina sampai rata-rata umur sekitar empat tahun setelah itu pertumbuhan berlangsung kurang cepat. 5

Dewasa kelamin sangat mempengaruhi laju pertumbuhan. Lendhanie (2005) menyatakan dewasa kelamin kerbau rawa dicapai pada umur 2-3 tahun. Dewasa kelamin sangat mempengaruhi pertumbuhan. Yurleni (2000) juga menyatakan hal serupa, yaitu bahwa kerbau jantan dan betina mencapai dewasa kelamin sekitar umur 2,5-3 tahun. Bhikane dan Khawitkar (2004) menyatakan umur pubertas kerbau berkisar antara 36-42 bulan (3-3,5 tahun) di Vietnam. Ukuran Tubuh Pengukuran parameter tubuh sering digunakan untuk estimasi produksi, misalnya untuk pendugaan bobot badan (Saleh, 1982). Penimbangan di lapangan sering kali tidak dapat dilakukan karena timbangan ternak tidak tersedia (Siregar et al., 1984). Santosa (1983) menyatakan bahwa data lingkar dada dan panjang badan dapat digunakan untuk menduga bobot hidup kerbau. Parameter lingkar dada memiliki kecermatan yang lebih tinggi daripada panjang badan. Williamson dan Payne (1986) menyatakan bahwa ukuran tubuh seperti lingkar dada dan panjang badan dapat digunakan sebagai petunjuk bobot badan seekor hewan dengan tepat. Chantalakhana dan Skunmum (2002) meneliti ukuran tubuh kerbau rawa dewasa di beberapa negara Asia. Penelitian tersebut menyatakan bahwa ukuran tubuh kerbau pada umur dewasa di Cina, Malaysia dan Thailand cenderung tidak jauh berbeda seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Panjang Badan dan Lingkar Dada Kerbau Rawa pada Jenis Kelamin dan Umur yang Berbeda di Beberapa Negara di Asia Negara Jenis Kelamin Panjang Badan (cm) Ukuran Tubuh Lingkar Dada (cm) Cina Malaysia Thailand Jantan 143 188 Betina 132 179 Jantan 123 183 Betina 121 180 Jantan 144 197 Betina 134 182 Sumber: Chantalakhana dan Skunmum (2002) 6

Pengamatan ukuran tubuh meliputi panjang badan dan lingkar dada kerbau rawa di beberapa wilayah di Indonesia sudah dilaporkan sejumlah penelitian. Ismawan (2000) melakukan penelitian terhadap ukuran tubuh kerbau rawa di Garut, Jawa Barat yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Panjang Badan dan Lingkar Dada Kerbau Rawa Umur yang Berbeda di Garut, Jawa Barat Kelompok Umur (tahun) Panjang Badan (cm) Lingkar Dada (cm) 0-1 94,30 134,25 1-2 107,35 156,96 2-3 125,02 176,38 >3 130,60 184,35 Rataan 114,32 162,99 Sumber: Ismawan (2000) Penelitian Lita (2009) di Muara Muntai, Kalimantan Timur melaporkan bahwa panjang badan dan lingkar dada kerbau rawa adalah 113,76 cm dan 158,38 cm. Herianti dan Pawarti (2009) melakukan pengukuran panjang badan dan lingkar dada kerbau rawa di Brebes, Jawa Tengah yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Panjang Badan dan Lingkar Dada Kerbau Rawa pada Jenis Kelamin dan Umur yang Berbeda di Brebes, Jawa Tengah Jenis Kelamin Jantan Betina Kelompok Umur (tahun) Sumber: Herianti dan Pawarti (2009) Panjang Badan (cm) Lingkar Dada (cm) Anak (< 1) 67,60 103,60 Muda (> 1-3) 97,00 148,67 Rataan 82,30 126,14 Anak (< 1) 72,42 109,92 Muda (> 1-3) 103,05 158,68 Dewasa (> 3-9) 115,22 187,26 Tua (> 9) 123,17 188,00 Rataan 103,47 160,97 7

Penelitian Kampas (2008) di Propinsi Sumatra Utara melaporkan bahwa kerbau rawa jantan memiliki panjang badan dan lingkar dada 135 cm dan 194 cm, sedangkan pada betina 134 cm dan 193 cm. Penelitian Sitorus (2008) yang juga di Provinsi Sumatra Utara melaporkan bahwa kerbau rawa jantan memiliki panjang badan dan lingkar dada 129,50 cm dan 182,16 cm, sedangkan pada betina 119,14 cm dan 176,60 cm. Penelitian Hidayat (2007) di Propinsi Banten melaporkan panjang badan dan lingkar dada adalah 121 cm dan 166 cm, sedangkan betina 110 cm dan 171 cm. Penelitian Saroji (2008) yang juga di Provinsi Banten melaporkan bahwa panjang badan dan lingkar dada kerbau jantan berumur >2 tahun 118,5 cm dan 157,2 cm, sedangkan betina 123 cm dan 169,5 cm. Penelitian Erdiansyah (2008) di Propinsi NTB melaporkan bahwa kerbau rawa jantan memiliki panjang badan dan lingkar dada 122,86 cm dan 177,45 cm, sedangkan pada betina 123,10 cm dan 177,80 cm. Putra (1985) juga melakukan pengukuran terhadap panjang badan dan lingkar dada kerbau rawa di Bali yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Panjang Badan dan Lingkar Dada Kerbau Rawa pada Jenis Kelamin dan Umur yang Berbeda di Bali Jenis Kelamin Jantan Betina Sumber: Putra (1985) Kelompok Umur (tahun) Panjang Badan (cm) Lingkar Dada (cm) 0-1 118 164 1-2 125 181 2-3 132 191 >3 141 199 Rataan 129 183,75 0-1 114 160 1-2 121 173 2-3 127 185 >3 134 194 Rataan 124 178 Hasil penelitian Triwulanningsih et al. (2004) menyatakan bahwa rataan panjang badan dan lingkar dada kerbau dewasa di Propinsi Sumatra Utara 119 cm 8

dan 176 cm, Propinsi Banten 112 cm dan 170 cm, Propinsi Jawa Barat adalah 114 cm dan 178 cm, serta Propinsi Jawa Tengah adalah 119 cm dan 180 cm. Praharani dan Triwulanningsih (2008) menambahkan kerbau rawa atau lumpur mempunyai variasi ukuran tubuh yang cukup besar. Rataan ukuran tubuh ternak di suatu daerah mengindikasikan kualitas bibit yang tersedia yang dapat digunakan sebagai dasar ukuran standar bibit di wilayah tersebut. Parameter tubuh yang dapat diukur untuk mengestimasi bobot badan meliputi panjang badan dan lingkar dada. Korelasi ukuran-ukuran tubuh tersebut dapat berbeda satu sama lain. Korelasi dapat disebut positif bila peningkatan satu sifat menyebabkan sifat lain juga meningkat. Dwiyanto dan Subandryo (1995) menyatakan bahwa komponen tubuh yang berhubungan erat dengan bobot badan adalah lingkar dada dan panjang badan. Williamson dan Payne (1986) juga menyatakan bahwa ukuran lingkar dada dan panjang badan dapat memberikan petunjuk bobot badan seekor hewan dengan tepat. Nilai korelasi tertinggi diperoleh dari lingkar dada dibandingkan dengan ukuran tubuh lainnya (Aisiyah, 2000) sehingga lingkar dada dapat digunakan sebagai kriteria seleksi. Bobot Badan Bobot badan kerbau memiliki karakteristik yang spesifik. Bobot badan pada mempunyai hubungan positif dengan semua ukuran linear tubuh. Bobot badan kerbau berkisar 450-550 kg sampai mencapai satu ton. Shackleton dan Harested (2003) menyatakan kerbau domestik memiliki bobot badan sekitar 250-550 kg, sedangkan kerbau di Indonesia berkisar antara 300-400 kg (Sastromidjojo, 1991). Sastroamidjojo (1991) menyatakan bahwa bobot badan kerbau di Thailand berkisar 450-550 kg, di Cina 250 kg, Myanmar 300 kg, Laos 500-600 kg dan di Indonesia berkisar antara 300-400 kg. Pengamatan bobot badan kerbau rawa di beberapa wilayah di Indonesia, baik melalui penimbangan maupun estimasi, sudah dilaporkan sejumlah penelitian. Estimasi bobot badan kerbau rawa juga dilakukan oleh Herianti dan Pawarti (2009) di Pringsurat, Jawa Tengah yang disajikan pada Tabel 5. 9

Tabel 5. Estimasi Bobot Badan Kerbau Rawa pada Jenis Kelamin dan Umur yang Berbeda di Pringsurat, Jawa Tengah Jenis Kelamin Kelompok Umur (tahun) Bobot Badan (kg) Jantan Betina Sumber: Herianti dan Pawarti (2009) Anak (< 1) 134,76 Muda (>1-3) 282,07 Rataan 208,42 Anak (< 1) 163,74 Muda (>1-3) 317,42 Dewasa (>3-9) 376,14 Tua (> 9) 412,35 Rataan 317,41 Penelitian Lita (2009) di Muara Muntai, Kalimantan Timur melaporkan bahwa hasil estimasi bobot badan kerbau rawa adalah 287,12 kg. Putra (1985) juga melakukan penimbangan dan estimasi bobot badan terhadap kerbau rawa di Bali yang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot Badan Kerbau Rawa pada Jenis Kelamin dan Umur yang Berbeda di Bali Jenis Kelamin Jantan Betina Sumber: Putra (1985) Kelompok Umur (tahun) Bobot Badan (kg) Penimbangan Estimasi (Putra, 1985) 0-1 300 302 1-2 384 382 2-3 450 443 >3 514 507 Rataan 412 408,50 0-1 272 277 1-2 339 340 2-3 402 399 >3 464 461 Rataan 369,25 369,25 Fahimuddin (1975) menyatakan bahwa kerbau rawa jantan memiliki bobot dewasa 500 kg dan kerbau betina 400 kg dengan tinggi pundak jantan dan betina 10

adalah 135-130 cm. Menurut Lendhanie (2005) kerbau rawa pada umur satu tahun beratnya mencapai 195-200 kg, panjang badan 95,40-97,60 cm dan lingkar dada 135,70-138,40 cm, sedangkan ketika dewasa (berumur tiga tahun) mencapai berat badan 400-500 kg dengan panjang badan 128-138 cm dan lingkar dada 174,60-177,00 cm. 11