BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran bagi pemakainya. Menurut Lembaga Bahasa Nasional Korea (1999) bahasa merupakan suatu pikiran atau perasaan yang diungkapkan dan disampaikan melalui suara ataupun tulisan yang mana suara ataupun tulisan tersebut merupakan sistem yang telah disepakati bersama. Sementara Keraf (1993:1) mendefinisikan bahasa ke dalam dua pengertian. Pertama, bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer atau mana suka. Pendek kata, bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi dan bersifat sistemis serta sistematis (Kridalaksana dalam Chaer, 2007). Selanjutnya, agar mempermudah manusia dalam mempelajari bahasa, para pakar bahasa meneliti ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri yang hakiki dari bahasa, yaitu (1) bahasa merupakan sebuah sistem (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, (13) bahasa merupakan identitas dari penuturnya (Chaer, 1994:33) Kedinamisan suatu bahasa dapat dilihat dari fenomena perubahan bahasa yang mengalami perkembangan sesuai dengan zaman. Selanjutnya, dalam perkembangannya, bahasa berubah berdasarkan siapa yang memakainya dan 1
dimana bahasa tersebut digunakan karena bahasa itu seperti materi yang hidup sehingga dinamis, selalu berubah dan diperbaharui, beberapa ada yang menghilang lalu muncul kembali. Hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor luar, yaitu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pesatnya perkembangan teknologi dalam hal ini disebut dengan internet, secara otomatis mengakibatkan kemudahan akses keluar masuk budaya lain dan memungkinkan orang-orang dari belahan dunia yang lain untuk saling berkomunikasi dan mendapatkan informasi dengan cepat. Berkomunikasi melalui internet yang saat ini digemari oleh banyak orang ialah penggunaan media sosial yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Dengan semakin bertambahnya pengguna internet, secara tidak langsung menambah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan berbahasa sehingga otomatis juga menyebabkan perubahan dalam berbahasa. Perubahan bahasa tersebut salah satunya yang paling menonjol dalam penggunaan bahasa adalah peristiwa pemendekan (abreviasi). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:3), abreviasi adalah pemendekan bentuk sebagai bentuk yang lengkap, bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frase. Dalam Asas-asas linguistik umum, Verhaar berpendapat bahwa dalam semua bahasa di dunia, penutur-penuturnya berusaha untuk menghemat tenaga dalam pemakaian bahasa dan memperpendek tuturan-tuturannya, sejauh hal itu tidak menghambat komunikasi, dan tidak bertentangan dengan budaya tempat bahasa tersebut dipakai. Sifat hemat itu dalam bahasa lazim disebut dengan ekonomi bahasa (Verhaar, 2006:85). Prinsip ekonomi bahasa menekankan bahwa setiap pengguna bahasa selalu berusaha menghemat tenaga dalam kegiatan berbahasa. Penghematan ini diaplikasikan melalui berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan bentuk-bentuk singkat atau abreviasi. Bentuk-bentuk singkat (abreviasi) merupakan kecenderungan untuk menerapkan keefisiensian bahasa dalam berkomunikasi. Di dalam penggunaan 2
media sosial, bentuk-bentuk singkat ini tentunya sangat membantu pengguna internet karena media sosial memiliki keterbatasan ruang. Digunakannya bentukbentuk singkat ini diharapkan dapat mengurangi jumlah huruf yang harus dituliskan sekaligus juga menghemat tenaga ketika menulis. Penggunaan bentuk-bentuk singkatan (abreviasi) ini selanjutnya merupakan fenomena yang paling menonjol dalam penggunaan bahasa di Korea. Contohnya di dalam internet, televisi, dan surat kabar dapat dilihat banyaknya bentuk-bentuk singkatan yang muncul. Di internet, kita dapat dengan mudah menemukan judul berita, komentar-komentar di berbagai media jejaring sosial berupa singkatan, begitu juga di dalam siaran program televisi banyak ditemukan bentuk-bentuk singkatan pada tulisan-tulisan di layarnya. Selain itu, situs potal terbesar dan terpopuler di Korea, Naver (www.naver.com), bahkan menyediakan pelayanan kamus online yang didalam salah satu sub-menunya berisi Kamus Terbuka Bahasa Gaul dan Pembentukan Kata Baru Naver ( 네이버유행어 신조어오픈사전 ). Kamus Terbuka Bahasa Gaul dan Pembentukan Kata Baru Naver ( 네이버유행어 신조어오픈사전 ) ini berisi berbagai macam kata bentukan baru dan katakata gaul yang didalamnya mencakup bentuk-bentuk singkatan (abreviasi) yang sedang populer di Korea. Di dalam bahasa Korea, istilah abreviasi yang kemudian disebut dengan jurimmal ( 줄임말 ), seringkali dikaitkan dengan istilah abreviasi yang lain, yaitu yag-o ( 약어 ) dan junmal ( 준말 ). Dalam berbagai penelitian mengenai abreviasi dalam bahasa Korea, seringkali penulis memperbandingkan istilah-istilah tersebut satu sama lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Korea Baku ( 표준국어대사전 ), yag-o memiliki dua makna, yaitu (1) yag-o = junmal, dan (2) yag-o yang berarti membuat entri yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang dibuat dengan mengambil masing-masing satu suku kata pada masing-masing kata. Sedangkan junmal adalah mengurangi sebagian dari kata. Contohnya seperti sai ( 사이 ) 3
menjadi sae ( 새 ), jalgadak ( 잘가닥 ) menjadi jalgak ( 잘각 ). Junmal juga bisa berarti yag-o. Jurimmal dalam perkembangannya lebih diartikan sebagai kata atau frase atau kalimat yang disingkat dan termasuk dalam ekspresi pembentukan kata baru ( 신조어 /sinjo-eo). Kata yang termasuk dalam bahasa gaul ( 유행어 /yuhaengeo) dan ekspresi pembentukan kata baru ( 신조어 /sinjo-eo) ini bersifat manasuka (arbitrer), tergantung pada si pembuat kata itu sendiri. Oleh karena itu, pembuatan kata dalam pembentukan kata baru bisa menyimpang dari aturan yang ada dalam bahasa Korea. Penelitian ini menganalisis bentuk-bentuk jurimmal yang terdapat dalam Kamus Terbuka Bahasa Gaul dan Pembentukan Kata Baru Naver ( 네이버유행어 신조어오픈사전 ). Belum ada penelitian mengenai abreviasi (jurimmal) yang terdapat dalam kamus ini di Indonesia. Di Korea memang ada penelitian yang melakukan studi mengenai bentuk singkatan (jurimmal), tetapi belum ada peneliti yang meneliti bentuk singkatan (jurimmal) menggunakan aplikasi di dalam Kamus Naver sebagai objeknya. Penulis memilih kamus ini sebagai objek penelitian karena di dalam kamus ini terdapat banyak bentuk penyingkatan yang muncul sebagai akibat dari pembentukan bahasa gaul dan bahasa baru. Hal ini sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu untuk menganalisis bentuk-bentuk pembentukan singkatan (jurimmal) berdasarkan bentuk asli pembentukan dan asal-usul kata pembentuknya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan jurimmal dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagaimana klasifikasi dan pembentukan jurimmal berdasarkan bentuk asli pembentukannya? 4
b. Bagaimana klasifikasi dan pembentukan jurimmal berdasarkan asal-usul kata pembentuknya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui cara-cara pembentukan jurimmal yang terdapat dalam Kamus Naver berdasarkan bentuk asli pembentuknya. b. Untuk mengetahui cara-cara pembentukan jurimmal yang terdapat dalam Kamus Naver berdasarkan asal usul kata pembentuknya. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat secara teoretis maupun praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoretis : - Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian di bidang linguistik terutama mengenai morfologi dan sintaksis. - Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa lain dalam mendapatkan referensi mengenai penelitian yang serupa yang akan dilakukan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis : - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada pembelajar asing bahasa Korea khususnya mahasiswa Bahasa Korea UGM mengenai bentuk-bentuk abreviasi (jurimmal) khususnya pada Kamus Naver mengingat bentuk-bentuk abreviasi (jurimmal) dapat dengan mudah ditemukan pada media 5
pembelajaran lain diluar kelas, seperti di internet sehingga dirasa sulit bagi pembelajar asing untuk mempelajarinya. - Penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan pembaca mengenai kebahasaan urban pengguna internet di Korea yang mengikuti perkembangan zaman. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Kamus Terbuka Bahasa Gaul dan Pembentukan Kata Baru Naver ( 네이버유행어 신조어오픈사전 ) merupakan kamus elektronik yang memuat kata-kata gaul sekaligus kata-kata pembentukan baru yang sedang populer di Korea di masanya. Kamus ini dapat dilihat melalui http://kin.naver.com/openkr/list.nhn?kind=pop&page. Dalam penelitian ini, penulis membatasi lingkup penelitian pada kata-kata yang merupakan bentuk abreviasi dalam Kamus Terbuka Bahasa Gaul dan Pembentukan Kata Baru Naver ( 네이버유행어 신조어오픈사전 ) dan untuk selanjutnya, kamus ini akan disebut dengan Kamus Naver. Selain itu, penulis membatasi lingkup penelitian pada waktu kata-kata tersebut di unggah, yaitu kata-kata yang di unggah di tahun 2016, mulai bulan Januari hingga Oktober. Hal ini untuk menjaga kebaharuan dan kepopuleran dalam penggunaan kata-kata tersebut pada saat penelitian ini dibuat. 1.6 Tinjauan Pustaka Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitianpenelitian serupa yang juga membahas mengenai abreviasi. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Penelitian mengenai pembentukan kata dalam bahasa Korea oleh Tanti Prawidyasari (2013) dalam skripsi yang berjudul Pembentukan Kata dalam Bahasa 6
Korea di Internet : Studi Kasus Website www.naver.com. Skripsi tersebut membahas bagaimana kata-kata bahasa Korea dalam internet terbentuk sebagai hasil dari perkembangan ragam bahasa gaul yang digunakan oleh remaja di Korea dan pada kasus apa saja ragam bahasa gaul tersebut muncul. Hasil penelitian pada skripsi tersebut mengungkapkan bahwa pembentukan kata dalam bahasa Korea di internet banyak menggunakan bentuk pemendekan dan emotikon sebagai pengganti ekspresi. Penelitian mengenai abreviasi (jurimmal) yang dilakukan oleh Lee Gyo Shin dan Lee Yoon Cheol (2016) dengan judul 한국어줄임말 유행어의분석및상관관계연구 (A Study on Analysis and Correlation between Korean Abbreviation and Korean Slang) yang diterbitkan oleh Busan National University of Education, Korea. Dalam penelitian ini, Lee dan Lee membagi tipe pembentukan jurimmal menjadi tiga, yaitu bentuk jurimmal berdasarkan kata, frase, dan kalimat. Selain itu dari sisi korelasinya ditemukan korelasi antara kata dalam bahasa gaul dengan penggunaan jurimmal, yaitu dari sisi kebahasaan, dan sisi psikososialnya. Penelitian lain mengenai jurimmal dilakukan oleh Jiang Xin (2015) dengan judul 중국인학습자를위한줄임말에대한대조연구 ( A Study on Abbreviation to the Chinese Learner the contrastive study of Korean abbreviation and Chinese abbreviation - ) yang diterbitkan oleh Kyung Hee University, Korea. Jiang Xin mengaitkan istilah jurimmal dengan yag-o dan junmal kemudian membandingkannya. Selain itu Jiang Xin membahas mengenai motivasi munculnya dan dilakukannya jurimmal. Dari segi perbandingannya, penulis memperbandingkan bentuk jurimmal bahasa Korea dengan bahasa Cina. Terakhir, Jiang Xin menganalisis perlunya pembelajaran jurimmal kepada mahasiswa Cina yang mempelajari Bahasa Korea. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah disebutkan di atas, penelitian mengenai jurimmal memang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Akan tetapi, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian di atas, yaitu dengan 7
menganalisis bentuk jurimmal dalam Kamus Naver. Penelitian ini menekankan analisis morfologi dan sintaksisnya untuk mengelompokkan bentuk-bentuk jurimmal berdasarkan hukum abreviasi dalam bahasa Korea karena pembuatan kata pada setiap bahasa tidak sama. Setiap bahasa memiliki ciri khas masing-masing, yaitu mempunyai pola dan aturan yang berbeda-beda. 1.7 Metode Penelitian Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni 1) pengumpulan data, 2) analisis data, dan 3) penyajian data (Sudaryanto, 1993:5). a. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak atau metode observasi, yaitu dilakukan dengan cara menyimak apa saja bentukbentuk kata yang muncul dalam Kamus Naver. Dalam pelaksanaan penjaringan data, metode simak diwujudkan lewat teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya dalam hal ini disebut teknik sadap, yakni pelaksanaan metode simak dengan menyadap data-data yang berupa bentuk-bentuk singkatan dalam Kamus Naver. Penjaringan data dengan teknik lanjutan disini, peneliti melakukan dengan teknik simak bebas libat cakap, artinya penjaringan data dapat dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan. Dalam teknik ini, peneliti bertindak sebagai pemerhati terhadap data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada di luar dirinya (Sudaryanto, 1988:4). b. Analisis Data Tahapan berikutnya adalah tahapan analisis data. Analisis data dilakukan dengan metode agih, yaitu metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1985:5, 1993:15). Setelah data dikumpulkan, penulis melakukan analisis 8
data yang bertujuan untuk mengolah data yang terkumpul untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengklasifikasikan data berdasarkan tipe bentuk aslinya, apakah suatu jurimmal itu terbuat dari susunan kata, atau kependekan dari sebuah frasa atau kalimat. Menganalisis pembentukan jurimmal berdasarkan tipe bentuk aslinya. Mengklasifikasikan data-data berdasarkan asal usul kata pembentuknya. Berdasarkan asal-usul kata pembentuknya, kata berasal dari bahasa Korea, Hanja, kata serapan bahasa Inggris, dan bahasa Inggris. Menganalisis pembentukan jurimmal berdasarkan asal usul kata pembentuknya. c. Penyajian Hasil Analisis Data Tahap terakhir adalah tahap penyajian hasil analisis data. Data disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang berisi hasil analisis. Metode yang digunakan adalah metode penyajian informal. Metode penyajian informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan katakata biasa (lih.sudaryanto, 1993:145). Dalam penyajian ini, rumus atau kaidah disampaikan dengan menggunakan kata-kata biasa dalam bahasa Indonesia dengan tujuan agar pembaca serta merta dapat langsung mengerti dan memahami konteks isi dari penyajian hasil analisis data. 1.8 Sistematika Penelitian Penelitian ini disusun secara sistematis dan berurutan untuk mempermudah dalam penyusunannya. Sistematika penelitian ini terdiri dari beberapa bab. 9
Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi deskripsi landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Terdiri dari teori morfologi, teori sintaksis dan teori abreviasi. Bab III mendeskripsikan hasil penelitian mengenai bentukbentuk jurimmal yang terdapat dalam Kamus Naver berdasarkan bentuk asli pembentuknya dan asal-usul kata pembentuk jurimmal. Bab IV merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. 10