BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

Saudara Tidak Membutuhkan Meja Tulis

Melatih & Melipatgandakan DOA-DOA KELUARGA

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Hukum Allah. Hormatilah ayahmu dan ibumu. Jangan membunuh. Jangan Berzinah. Jangan Mencuri.

Penelaahan yang Bersifat Ibadah

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pelayanan Mengajar itu Penting

DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Pelajaran ini akan menolong saudara...,melukiskan cara-cara di mana saudara dapat terlibat dalam penginjilan pribadi.

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam

Apa Gereja 1Uhan Itu?

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kel 20:1-17) Hukum telah diberikan melalui Musa. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

a. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai otoritas Tuhan dalam Perjanjian Lama secara kesuluruhan

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

o Menerangkan bagaimana sikap anak-anak terhadap kekuasaan mempunyai akibat yang luas di luar rumah.

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

AMANAT AGUNG. Penulis yakin sebagai anak Tuhan, kita. pernah mendengar tentang Amanat Agung. Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia menyampaikan

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

Ikutilah Yesus! Langkah-langkah Pertama. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

THE WARRIOR S CALL #4 - PANGGILAN PAHLAWAN #4 GRADE A LOYALTY - KESETIAAN GRADE A

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB PENGUASA. penguasa/otoritas dalam agama. Kita bahkan tidak bisa setuju tentang ejaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka

BERDOA MENGGUNAKAN BAHASA ROH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Lesson 1 for April 4, 2015

Saya Dapat Menjadi Pekerja

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

Pertumbuhan Dalam Masyarakat

Hari Sabat. Hari Perhentian yang Kudus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Revelation 11, Study No. 6 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 6, oleh Chris McCann

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

YESUS PENYEMBUH KITA. YESUS PENYEMBUH KITA HARI INI SESI 1 Kehendak Allah dan Kesembuhan

BAB V PENUTUP. Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan

03 DESEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

Gereja Memberitakan Firman

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

Gereja Membaptis Orang Percaya

Alkitab Sebagai Karya Sastra

God s Divine Favor #2 Anugerah Tuhan yang Ajaib #2 DIVINE PROMISES - JANJI YANG AJAIB

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

HAMBATAN DALAM MEMPEROLEH KESEMBUHAN

Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Pembaptisan Air. Pengenalan

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 4, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Para Pekerja Saling Memerlukan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

Persepuluhan adalah pernyataan iman dan kepercayaan kita kepada Allah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

Bab Duapuluh-Tiga (Chapter Twenty-Three) Sakramen (The Sacraments)

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Transkripsi:

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga menurut kesaksian Alkitab, dan keluarga dengan orang tua beda agama dalam gereja. Melalui refleksi ini diharapkan PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. 4.1. PAK keluarga menurut Alkitab Dalam deskripsi dan analisis permasalah PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama di GKMI Salatiga terlihat bahwa masalah pokok yang menonjol adalah pemahaman yang kurang memadai terhadap PAK oleh orang tua dari keluarga beda agama. Hal itu terjadi oleh karena sosialisasi dari gereja belum maksimal dan Sumber Daya Manusia (SDM) dari orang tua itu sendiri. Oleh karena itu GKMI Salatiga perlu mereinterpretasi ajaran dan merekonstruksi teologinya sebagai salah satu upaya dalam mensosialisasikan PAK dalam keluarga. Dalam hal inilah peneliti merujuk pada ayat Alkitab Ulangan 6 : 4-9. Dengarlah, hai orang Israel : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada 83

tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Ayat ini merupakan salah satu bagian Alkitab yang paling banyak dikenal karena secara lugas menyebutkan tugas orang tua untuk mengajarkan apa yang perintahkan oleh Tuhan. Tugas pengajaran yang harus dilakukan orang tua kepada anak dalam ayat ini harus dilihat dalam hubungannya dengan seluruh rangkaian cerita tentang apa yang Allah perintahkan terhadap umat Israel (Ulangan 6 : 1-25) atau dalam hubungan yang lebih luas dengan perintah-perintah yang Allah berikan melalui Musa kepada bangsa Israel setelah mereka keluar dari Mesir, yaitu bagaimana mereka harus hidup menuruti perintah Allah dan pengalaman yang mereka terima atas penyelamatan dari Tuhan (pengalaman iman). Dengan demikian sumber mutlak dari pendidikan umat Israel adalah Firman Tuhan sendiri, peristiwaperistiwa sejarah yang mereka alami dan perbuatan-perbuatan ajaib Allah yang mereka terima. Peristiwa sejarah umat Israel dimulai dari pemanggilan Abraham untuk menerima janji Allah bahwa daripadanyalah akan lahir umat pilihan sampai pada terjadinya umat Israel yang hidup di tanah Kanaan. Dalam hal ini banyak perbuatan-perbuatan ajaib yang Allah nyatakan pada umat-nya, dimulai pembebasan umat dari perbudakan di Mesir, perjalanan mereka di padang gurun sampai di tanah Kanaan. Dalam perjalanan itulah Tuhan memberikan perintah bagaimana mereka harus hidup sebagai umat Allah. Perintah yang langsung 84

disampaikan melalui nabi Musa itu mereka terima, dan mereka teruskan kepada angkatan baru. Dengan demikian hidup umat Israel berpusatkan pada Allah dan hidup dalam ketaatan perintah Allah, sebagaimana maksud dari penulisan kitab ini. 1 Penerusan pengajaran itu dimulai dari keluarga. Khususnya ayah ditugaskan untuk menyampaikan pengajaran tersebut. Tugas tersebut bukan suatu usaha sambilan, melainkan tugas inti dalam kegiatan sehari-hari yang lazim dikerjakan dalam keluarga. 2 Dengan ini setiap genarasi baru tidak hanya memiliki pemahaman tentang Tuhan, bangsanya, tetapi juga menjadi bagian dalam umat Allah. Pola pengajaran demikian kemudian menjadi budaya bagi keluarga umat Israel dalam mengajarkan iman kepada anak-anak (lihat : Mazmur 78:2-4, Yosua 4: 6-7), hal itu bahkan sampai pada zaman Tuhan Yesus (Lukas 2: 41-51). Yesus yang terlahir dari bagian bangsa Yahudi menerima didikan yang menjadi budaya bangsanya. Kisah Yesus berumur 12 tahun yang bersama-sama kedua orangtuanya pergi ke Bait Allah untuk merayakan Paskah (memperingati pembebasan bangsa Israel dari Mesir), menunjukkan orangtuanya mengajarkan iman. Keagamaan bangsa Yahudi yang identik dengan ibadah perayaan hari-hari khusus seperti Paskah dan Hari Raya Pondok Daun, diajarkan kepada anak-anak mereka. Pertama-tama mereka terlibat dalam persiapan perayaan ibadah di 1 Blommendaal, J, dr, Pengantar kepada Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001, 61. 2 Boehlke, Robert, R, Ph. D, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Dari Plato sampai IG. Loyola, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998, 21. 85

keluarga, kemudian dilibatkan langsung dalam ibadah perayaan di Bait Allah. 3 Hal itu dilakukan setelah genap usia anak-anak, seperti Yesus yang telah berumur duabelas tahun bersama dengan orangtuanya merayakan Paskah. Dalam budaya Yahudi meskipun peranan orangtua sangat penting dalam pendidikan anak-anak yang bertempat di rumah, namun dengan di bangunnya Bait Allah yang menjadi tempat ibadah orang Yahudi maka pendidikan Yahudi tidak hanya di pusatkan dalam rumah melainkan juga dalam tempat ibadah. Bait Allah tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat pendidikan orang dewasa dan generasi muda. Dari hal inilah dalam budaya Yahudi mengenal beberapa kelompok yang disebut sebagai pengajar, yaitu kaum imam, para nabi, kaum bijaksana, kaum penyair, namun demikian orangtua tidak pernah ditinggalkan sebagai pengajar. 4 Dengan demikian pendidikan menjadi unsur penting dalam kehidupan orang Yahudi. Menurut penulis dari perspektif ayat dari Ulangan 6 : 4-9 dan kisah Yesus dan keluarganya merayakan Paskah di Bait Allah menggambarkan pendidikan agama dan bagaimana pendidikan agama dalam keluarga dilaksanakan. Pendidikan agama tidak dimaksudkan hanya untuk mengajarkan perintah-perintah Tuhan, melainkan membagi pengalaman iman dari apa yang orangtua terima dari Allah kepada anak-anak sehingga mereka menjadi bagian dari pengalaman iman orangtuanya. Untuk seteruskan mereka dapat mengetahui perintah Tuhan dan memiliki iman yang sama dari orang tua. Dengan demikian orangtua menjadi 3 Boehlke, Robert, R, Ph. D, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Dari Plato sampai IG. Loyola, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998, 21. Hal 31. 4 Ibid. Hal. 40. 86

pelajar juga dalam rangka mengajarkan agama kepada anak-anak mereka sehingga terjadi proses belajar mengajar. Proses belajar-mengajar itu dilaksanakan di dalam keluarga. Orangtua tidak hanya mengajarkan secara verbal, tetapi juga melalui memberi contoh langsung serta melibatkan anak-anak dalam proses tersebut. Oleh karena anakanak bertumbuh sesuai dengan usia mereka, maka orang tua perlu merencanakan pendidikan agama sesuai dengan usia mereka. Dalam hal inilah proses pendidikan agama dilakukan secara sosialisasi dan edukasi bersama-sama. Dalam konteks PAK keluarga di GKMI Salatiga, hal ini menjadi tantangan untuk mengajarkan kepada orang tua PAK keluarga dan pelaksanaannya. PAK keluarga yang dimaksud adalah mengajarkan Firman Allah dan pengalaman iman dari orang tua, dalam hal ini karena setiap anak berbeda maka diperlukan metode sosialisasi dan edukasi. 4.1. Keluarga dengan orangtua beda agama dalam gereja Pengertian keluarga dalam gereja dimaknai sebagai keluarga yang terbentuk dari perkawinan gerejawi, di mana anggota-anggota keluarga tersebut menjadi bagian dari gereja. Dalam hal ini gereja mengambil bagian mulai dari mempersiapkan pasangan-pasangan yang akan membentuk keluarga, proses pernikahan melalui pemberkatan di gereja, sampai dengan kelangsungan kehidupan keluarga yang telah diberkati, bahkan pada generasi yang dihasilkan dari kekeluarga tersebut. Dengan demikian gereja terhadap keluarga memiliki 87

perhatian dan peranan sangat besar. Hal itu di dasarkan atas pengakuan bahwa Tuhan adalah pembentuk keluarga (Kejadian 2: 24-25) dan Yesus adalah pemerhati keluarga (Yohanes 2 :1-11) yang tidak menghendaki keluarga mengalami masalah yang pada akhirnya mempermalukan keluarga itu sendiri. Artinya dalam seluruh penciptaan, pemeliharaan, perhatian dan keprihatinan Allah kepada keluarga, anggota keluarga merasakan kehadirannya. Pengertian tersebut memperlihatkan bahwa segala yang dilakukan gereja adalah tindakan Allah pada keluarga. Pemaknaan keluarga dalam gereja seperti yang dijelaskan di atas menolong gereja dalam melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Namun demikian, di dalam gereja juga terdapat keluarga yang tidak mengalami proses pernikahan gerejawi seperti pernikahan campur (beda agama). Dari pernikahan tersebut terbentuk keluarga beda agama. Jika hal itu dilakukan oleh seorang yang beragama Kristen atau anggota dengan yang bukan Kristen dan setelah mereka menikah tetap mempertahankan agama masing-masing, itu berarti orang Kristen yang bersangkutan tetap menjadi bagian dari gereja meskipun keluarganya beda agama. Menghadapi realitas bahwa dalam konteks kehidupan masyarakat yang majemuk di Indonesia adanya keluarga beda agama karena pernikahan beda agama harus diterima. Sikap tersebut bukan bertujuan untuk menganjurkan pernikahan beda agama, melainkan untuk mengambil sikap terhadap keluarga beda agama. Hal itu mengingat jumlah keluarga dari perkawinan beda agama di Indoneia yang semakin meningkat. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya 88

sikap toleransi yang tinggi terhadap perbedaan agama di masyarakat, dan telah terjadi suatu kenyataan kemanusiaan baru dimana tembok-tembok penghalang mulai runtuh. 5 Meskipun Undang-Undang Perkawinan di Indonesia belum mengaturnya secara resmi pernikahan beda agama. Oleh karena itu sikap gereja lebih ditujukan bagaimana menyikapi keluarga beda agama yang ada di dalamnya. Hal tersebut terjadi seperti jemaat di Korintus, artinya ada jemaat-jemaat yang memiliki pasangan tidak seiman (1 Korintus 7). Jemaat di di Korintus adalah jemaat yang tinggal dalam masyarakat majemuk, bahkan telah menjadi ciri khas kota Korintus yakni kebhinekaan masyarakatnya. 6 Hal itulah yang memungkinkan jemaat melakukan pernikahan dengan yang bukan Kristen. Terhadap hal tersebut Rasul Paulus menegaskan bahwa mereka yang Kristen dalam keluarga beda agama memiliki peranan yang penting bagi pasangannya yang bukan Kristen yaitu menguduskannya termasuk kepada anak-anak dalam keluarga tersebut. Artinya orang yang Kristen dalam keluarga tersebut dapat menolong dan membawa anggota keluarga yang bukan Kristen pada iman Kristen melalui imannya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga yang dalam situasi demikian menurut Rasul Paulus termasuk jemaat yang dalam keadaan gawat. 7 Oleh karena itu memerlukan perlakuan khusus terhadap mereka, hal itu sebagai bentuk perhatian yang besar dari Allah terhadap keluarga. 5 Ariarajah, Wesley, S, Not Without My Neighbour, Tak Mungki Tanpa Sesamaku, Jakarta BPK Gunung Mulia, 2008, hal. 102. 6 Drane, John, Memahami Perjanjian Baru, Pengantar Historis-Teologis, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998, hal.350. 7 Ibid, Hal.355. 89

Dari pemahaman keluarga yang beda agama dalam jemaat (gereja) tersebut dapat disimpulkan bahwa gereja tetap memberikan perhatian kepada jemaat yang memiliki keluarga beda agama, bahkan memberikan perhatian khusus. Tujuan dari perhatian khusus tersebut agar jemaat yang Kristen mampu menjalankan funginya sebagai anggota keluarga sekaligus menolong anggota keluarganya yang bukan Kristen untuk mengalami iman Kristen. Perhatian khusus yang dimaksud adalah memberikan pemaknaan pastoral dan teologis terhadap keluarga beda agama dalam jemaat. Secara pastoral anggota keluarga Kristen dari keluarga beda agama membutuhkan tuntunan, dukungan dan bantuan agar mereka dapat mempertahankan iman serta mampu menjadi teladan bagi anggota keluarga yang berbeda agama. Khususnya jika di tengah keluarga beda agama anggota yang Kristen adalah sebagai orangtua, tentu bantuan gereja mereka perlukan bagi pelaksanaan PAK keluarga. Secara teologis, orang-orang Kristen dipanggil untuk menjadi garam dan terang (Matius 5: 13-16), panggilan tersebut juga berlaku bagi orang Kristen yang berada dalam keluarga beda agama. Seperti yang dikuatkan oleh Rasul Paulus bahwa mereka yang ada dalam keluarga tidak seiman jutru menjadi orang yang dapat menyelamatkan anggota keluarga yang tidak seiman (1 Korintus 7). Dengan demikian, GKMI Salatiga sebagai gereja yang memiliki anggota dari keluarga yang beda agama perlu melakukan tindakan-tindakan khusus kepada mereka sebagai bentuk perhatian gereja. Tindakan-tindakan tersebut berupa memahaman teologis bersama dari para pemimpin gereja terhadap keluarga beda agama seperti yang dijelaskan di atas. Dengan demikian gereja dapat memberikan 90

pendampingan pastoral bagi anggota yang berasal dari keluarga beda agama. Pendampingan pastoral yang dimaksud adalah memberikan tuntutan terkait dengan PAK bagi mereka yang menjadi orangtua di tengah keluarga beda agama melalui pembekalan-pembekalan. Selain hal itu juga memantau secara berkala perkembangan mereka melalui konseling dan perkunjungan pribadi maupun keluarga, serta tetap mendorong mereka terlibat dalam kegiatan pelayanan gereja sesuai dengan kemampuan mereka. Dengan demikian mereka diterima dalam komunitas gereja. Hal tersebut akan memotivasi mereka menghilangkan rasa bersalah yang pernah mereka lakukan melalui perkawinan beda agama. 91