BAB I. PENDAHULUAN. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

Pembangunan Nasional dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI MALUKU TENGGARA

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

RENSTRA BADAN KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 28 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun

Walikota Tasikmalaya

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah, dan tahunan. Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 mengenai SPPN pada tanggal 5 Oktober 2004. UU tersebut dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Pemerintah berusaha untuk menciptakan koordinasi antara pelaku pembangunan, menciptakan suatu integrasi dan sinkronisasi, serta sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pada pemerintahan pusat maupun daerah melalui UU SPPN tersebut. Harapan lainnya adalah agar dapat tercipta suatu konsistensi dan optimalisasi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan dalam proses perencanaan pembangunan (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2004). Hasil dari UU SPPN adalah proses perencanaan, baik di tingkat pusat dan daerah yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Pembangunan Tahunan (RKP). Pada tingkat pusat, perencanaan tersebut adalah RPJP Nasional (RPJPN), RPJM Nasional (RPJMN), RKP, Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra K/L), dan Rencana Kerja Kementrian/Lembaga (Renja K/L). 1

Pada tingkat daerah, perencanaan tersebut adalah RPJP Daerah (RPJPD), RPJM Daerah (RPJMD), RKP Daerah (RKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Skema perencanaan dan penganggaran berdasarkan UU SPPN disajikan pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Skema Perencanaan dan Penganggaran Tingkat Pusat dan Daerah Sumber: Bappenas 2005 Perencanaan pembangunan nasional pada UU SPPN tersebut dijabarkan menjadi perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah (Pemda) sesuai dengan kewenangannya. Pada proses perencanaan di daerah, RPJPD memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJPN. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJPM. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD dan mengacu kepada RKP. 2

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki Renstra dan Renja. Renstra SKPD merupakan dokumen lima tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD, serta berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sedangkan, Renja SKPD merupakan dokumen satu tahun yang berpedoman pada Renstra SKPD, mengacu pada RKPD, serta memuat berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemda maupun yang dilakukan dengan partisipasi aktif masyarakat (Bappenas, 2013). Permasalahan penerapan UU SPPN adalah proses pemisahan pada tahap perencanaan dan penganggaran yang melibatkan K/L dan pelaksanaan perencanaan di tingkat pusat dan daerah (Bappenas, 2013). Perencanaan di daerah memiliki permasalahan utama pada sinkronisasi perencanaan pembangunan antara pusat dan daerah. Dampak sinkronisasi adalah pada proses perencanaan di SKPD yang merupakan tingkat birokrasi atau unit kerja terendah di Pemda. Permasalahan utama sinergi pusat dan daerah disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Permasalahan Utama Sinergi antara Pusat dan Daerah No Permasalahan Faktor Penyebab Masalah 1 Perencanaan dan Penganggaran 2 Pengendalian dan Evaluasi 1. Kegiatan K/L yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kegiatan SKPD yang dibiayai APBN belum sesuai. 2. Nomenklatur dari kodifikasi kegiatan K/L dengan biaya APBN dan SKPD dengan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) belum seragam. Belum ada keterpaduan dalam pengendalian dan evaluasi antara K/L dan SKPD, sehingga terjadi duplikasi pengawasan dan keterlambatan laporan pelaksanaan. 3 Penataan Regulasi 1. Belum semua Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 2. Peraturan perundang-undangan antar sektor, terkait penataan ruang yang kurang singkron. 3. Belum sinergi antara kebijakan pusat dan daerah untuk meningkatkan investasi sektor riil, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sumber: Bappenas 2013 3

Berdasarkan permasalahan utama tersebut, maka Penulis memilih salah satu SKPD untuk menjadi objek penelitian. SKPD yang dipilih adalah Badan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (BPPBJ) karena merupakan SKPD baru yang dibentuk dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2014 mengenai Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 249 Tahun 2014 juga menyebutkan bahwa BPPBJ merupakan SKPD pelaksana pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) pemerintah di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Pemprov DKI Jakarta). BPPBJ memiliki tugas untuk melaksanakan pembinaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan pelayanan proses PBJ oleh Unit Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (UPPBJ), serta pelayanan PBJ tertentu. BPPBJ sebagai salah satu SKPD di Pemprov DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk menyusun Renstra dan Renja. Renstra BPPBJ berpedoman pada RPJMD Provinsi DKI Jakarta dan Renja BPPBJ mengacu pada RKPD Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan UU SPPN. Hal tersebut dipertegas dengan Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 mengenai RPJMD Tahun 2013-2017 Pasal 5 yang menyatakan bahwa RPJMD berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD, Renstra SKPD, Renja SKPD, serta dokumen perencanaan pembangunan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4

Setiap organisasi memerlukan perencanaan strategis untuk mencapai tujuannya, baik organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba atau organisasi publik. BPPBJ sebagai organisasi publik, diharapkan juga memiliki perencanaan strategis yang baik dalam menjalankan fungsi pelayanan ke masyarakat. Tantangan BPPBJ adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang merupakan bagian dari stakehoders. Bryson (2005) menyampaikan bahwa suatu tahapan dalam perencanaan strategis disebut sebagai The Strategy Change Cycle. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh John M. Bryson, model The Strategy Change Cycle telah terbukti efektif bagi banyak organisasi publik dan nirlaba. Model The Strategy Change Cycle menjelaskan beberapa langkah yang didesain oleh suatu organisasi untuk dapat mencapai mandat, memenuhi misi, dan menciptakan nilai publik. Tahapan tersebut meliputi: a. memprakarsai atau menginisiasi dan menyepakati proses perencanaan strategis; b. mengklarifikasi mandat organisasi; c. mengidentifikasi dan memahami stakeholders (pemangku kepentingan), serta mengembangkan dan memperbarui misi dan nilai di perusahaan; d. mengkaji lingkungan untuk mengenali Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Challenges (Tantangan); e. mengidentifikasi dan menyusun kerangka isu strategis; f. merumuskan strategi untuk mengelola isu strategis; g. menelaah kembali dan mengadopsi rencana strategis; h. membangun sebuah visi keorganisasian yang efektif untuk masa depan; 5

i. membangun atau mengembangkan proses penerapan yang efektif; serta j. mengevaluasi strategi yang telah ditetapkan, termasuk proses perencanaan strategis yang telah dilakukan. Proses penyusunan Renstra BPPBJ di Provinsi DKI Jakarta dilakukan pada Tahun 2015 dan mulai diberlakukan pada Tahun 2016-2017. Renstra pertama yang dimiliki oleh BPPBJ hanya berlaku selama dua tahun karena BPPBJ baru dibentuk Desember 2014 dan Renstra BPPBJ mengacu pada RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017. Pada saat ini, BPPBJ sedang melakukan monitoring dan evaluasi Renstra BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016-2017 sebagai dasar untuk penyusunan Renstra BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022. Renstra BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016-2017 berisi Gambaran Pelayanan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa (ULP); Isu Strategis berdasarkan Tugas dan Fungsi; Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan; serta Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif di BPPBJ. Pada proses penyusunan Renstra, jika dibandingkan dengan perencanaan strategis model The Strategy Change Cycle yang disampaikan oleh Bryson (2005), maka terdapat beberapa perbedaan dalam identifikasi key stakeholders, analisis lingkungan internal dan eksternal, serta penentuan isu strategis. Berdasarkan hal tersebut, maka Penulis melakukan analisis perencanaan strategis BPPBJ yang berlaku dengan menggunakan model The Strategy Change Cycle. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan pada penyusunan Renstra BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022. 6

1.2. Rumusan Masalah BPPBJ sebagai organisasi publik harus memiliki perencanaan strategis yang baik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada stakeholders. Hasil proses perencanaan yang dilakukan oleh BPPBJ sebagai SKPD Pemprov DKI Jakarta adalah berbentuk Renstra Tahun 2016-2017. Renstra tersebut disusun sebagai pedoman bagi sumber daya aparatur BPPBJ untuk keseragaman pola pikir dan tindakan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, serta sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan kurun waktu Tahun 2016-2017. Renstra BPPBJ menggambarkan isu strategis, visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan yang sesuai dengan Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi) BPPBJ. Tantangan BPPBJ sebagai organisasi publik adalah perubahan kondisi internal dan eksternal yang cepat. Oleh karena itu, perencanaan strategis BPPBJ dituntut untuk dapat mengantisipasi dinamika perubahan kondisi tersebut. Model perencanaan strategis yang diajukan untuk memberikan masukan kepada BPPBJ adalah The Strategy Change Cycle dari Bryson. Model ini memberikan alternatif penyusunan perencanaan strategis untuk mengantisipasi dinamika yang terjadi. Hasil perumusan perencanaan strategis dapat menjadi masukan penyusunan Renstra BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022. 1.3. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana rumusan perencanaan strategi di BPPBJ Provinsi DKI Jakarta berdasarkan model The Strategy Change Cycle dari Bryson? 7

1.4. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk menghasilkan rumusan perencanaan strategis berdasarkan model The Strategy Change Cycle dari Bryson di BPPBJ Provinsi DKI Jakarta. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian bermanfaat untuk memberikan masukan kepada BPPBJ dalam melakukan penyusunan Renstra BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022. 1.6. Lingkup Penelitian Lingkup penelitian adalah proses perencanaan strategis di BPPBJ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016. Penulis menyusun perencanaan strategis berdasarkan model The Strategy Change Cycle dari Bryson di BPPBJ sesuai dengan situasi dan kondisi pada Tahun 2016. 1.7. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab I berisi mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Lingkup Penelitian, dan Sistematika Penulisan. 8

BAB II. LANDASAN TEORI Bab II menjelaskan tentang Perencanaan Strategis (Pengertian Perencanaan Strategis, Manfaat Perencanaan Strategis, Perencanaan Strategis dan Perencanaan Jangka Panjang, Proses Perencanaan Strategis, Misi Organisasi, Visi Organisasi, dan Analisis SWOC); Kajian Penelitian Terdahulu; serta Kerangka Penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab III berisi Desain Penelitian, Metoda dan Instrumen Pengumpulan Data, Metoda Analisis Data, serta Profil Objek Penelitian. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV memuat hasil analisis dari data yang diperoleh melalui wawancara (interview) dan studi dokumentasi pada pembahasan rumusan Perencanaan Strategis di BPPBJ Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian berisi analisis terhadap Mandat, Key Stakeholders, Misi, Visi, Analisis SWOC, Identifikasi Isu Strategis, dan Strategi BPPBJ. BAB V: SIMPULAN Bab V berisi hasil analisis yang diuraikan dalam bentuk Simpulan dan Saran. 9