No. 10/10/74/Th.IX, 02 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN SEPTEMBER Bulan September Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,11 persen Pada Bulan September, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,11 persen. Inflasi Kota Probolinggo bulan September terjadi karena dari 7 ( tujuh ) kelompok pengeluaran, 6 (enam) kelompok mengalami inflasi dan 1 (satu ) kelompok mengalami deflasi. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh Kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,19 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,0001 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,43 persen, kelompok dan kelompok tranpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,05 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah beras, biaya kuliah, paku, kelapa, akan panggang mangut, udang basah, batubata, semangka, ikan kembung, daging ayam kampung dan lain-lain. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah Bawang merah, pasir, jeruk, telur ayam ras, tahu mentah, tongkol pindang, daging sapi, gula pasir, daging ayam ras, televisi berwarna dan lain-lain. Dari 8 Kota di Jawa Timur yang menjadi Kota IHK Nasional, 7 (tujuh) kota mengalami inflasi dan 1 (satu) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Kediri sebesar 0,31 persen, diikuti kota Surabaya sebesar 0,26 persen, kota Madiun sebesar 0,12 persen, kota Probolinggo sebesar 0,11 persen, Jember sebesar 0,06 persen, kota Malang sebesar 0,05 persen dan inflasi terkecil terjadi di Sumenep sebesar 0,03 persen, sedangkan satu-satunya kota yang mengalami deflasi adalah Banyuwangi sebesar 0,02 persen. Dari 6 IbuKota Provinsi di Pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,34 persen diikuti kota Surabaya sebesar 0,26 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,13 persen, kota Bandung sebesar 0,11 persen, DKI Jakarta sebesar 0,05 persen dan inflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,04 persen. Laju inflasi tahun kalender (s/d September ) Kota Probolinggo mengalami inflasi 2,37 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September terhadap September 2016) Kota Probolinggo sebesar 3,02 persen. Bulan September Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d September ) Jawa Timur mengalami inflasi 3,06 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September terhadap September 2016) Jawa Timur sebesar 3,84 persen. Bulan September Nasional mengalami inflasi sebesar 0,13 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d September ) Nasional mengalami inflasi 2,66 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September terhadap September 2016) Nasional sebesar 3,72 persen. Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 10/10/74/Th. IX, 02 Oktober 1
Bulan September 1. Inflasi Probolinggo Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/inflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan inflasi Probolinggo tahun 2016(IHK Tahun Dasar 2012 = 100) didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di Probolinggo yaitu : Pasar Baru, Pasar Wonoasih dan Giant Hypermart. Secara umum, Kota Probolinggo pada bulan September mengalami inflasi. Inflasi dipicu oleh kenaikan harga beras, biaya kuliah, paku, kelapa dan lain-lain. Series Data Inflasi Kota Probolinggo Bulan September 2011-0.11 0.14 0.23 0.04-0.50-0.35-0.03 Persentase 2016 2015 2014 2013 2012 2011 Dari hasil pemantauan harga pada bulan September Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,11 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,86 pada bulan Agustus 2016 naik menjadi 126,00 pada bulan September. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2011 sampai dengan ( tujuh tahun), pada bulan September terjadi 4 (empat) kali inflasi dan 3 (tiga) kali mengalami deflasi. ineflasi terjadi pada tahun 2014, Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,23 persen, tahun 2016 sebesar 0,14 persen, tahun sebesar 0,11 persen dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,04 persen, sedangkan deflasi terjadi pada tahun 2011 2014. deflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,03 persen, disusul tahun 2012 sebesar 0,35 persen dan deflasi terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,50 persen. Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks antara lain kelompok pengeluaran bahan makanan, yang mengalami deflasi sebesar 0,19 persen dan memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,0457 persen. Adapun komoditas utama penyumbang inflasi antara lain beras yang mengalami kenaikan 2 Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 10/10/74 Th. IX, 02 Oktober
harga sebesar 3,1298 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,1556 persen, kelapa juga naik sebesar 13,2565 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0306, ikan panggang mangut naik sebesar 8,7805 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0275 persen, udang basah juga naik sebesar 5,1391 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0162 persen, semangka juga mengalami kenaikan harga sebesar 6,1216 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0132 persen dan lain-lain. Disamping mengalami kenaikan harga, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi. Adapun komoditas yang mengalami deflasi antara lain bawang merah yang mengalami penurunan harga cukup signifikan sebesar 11,3877 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0356 persen, jeruk juga mengalami penurunan harga sebesar 6,5041 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0284, telur ayam ras turun sebesar 3,4713 persen dan mampu menghambat laju inflasi sebesar 0,0283 persen, tahu mentah juga mengalami penurunan harga sebesar 4,0283 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0231 persen, tongkol pindang turun sebesar 5,2632 persen dan menhambat laju inflasi sebesar 0,0230 persen dan lain-lain. Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi September, Inflasi Tahun Kalender 2016 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2016 IHK IHK Agustus September Andil Inflasi September Inflasi September 1) Tingkat Inflasi Tahun Kalender 2) Inflasi Year on Year 3) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5) ( 6 ) ( 7) ( 8 ) UMUM 123.08 125.86 126.00 0.11 0.11 2.26 2.76 1 Bahan Makanan 124.82 122.33 122.56 0.05 0.19-1.99-2.37 2 3 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 126.56 127.37 127.30-0.01-0.05 0.64 1.26 123.94 132.61 132.74 0.02 0.10 7.00 8.07 4 Sandang 115.27 118.61 118.84 0.01 0.19 2.90 1.81 5 Kesehatan 122.58 124.11 124.11 0.00 0.00 1.25 4.60 6 7 ( 1) Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 125.09 126.20 126.74 0.04 0.43 0.89 1.57 118.92 125.56 125.58 0.00 0.02 5.58 6.41 1) Persentase perubahan IHK bulan September terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan September terhadap IHK bulan Desember 3) Persentase perubahan IHK bulan September terhadap IHK bulan September 2016. Kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami kenaikan harga dan menyebabkan inflasi antara lain Kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar rumahtangga juga menyumbang inflasi, yaitu sebesar 0,10 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,0201 persen. Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain paku yang mengalami kenaikan sebesar 15,3846 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0365 persen, batubata juga mengalami kenaikan harga sebesar 3,9603 persen sehingga mampu Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 10/10/74/Th. VIII, 02 Oktober 3
mendongkrak inflasi sebesar 0,0155 persen, cat tembok naik sebesar 0,6165 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0025 persen serta sabun detergen bubuk/cair naik sebesar 0,3039 persen dan mendorong inflasi sebesar 0,0017 persen. Adapun komoditas yang mengalami penurunan pada kelompok ini antara lain, pasir yang mengalami penurunan harga sebesar 5,000 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0288 persen, kipas angin turun sebesar 3,1007 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0039 persen, mesin cuci juga mengalami penurunan harga sebesar 1,1364 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0018 persen, sabun cream detergen turun sebesar 1,1518 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0015 persen serta sabun cair/cuci piring turun sebesar 0,0923 persen menghambat laju inflasi sebesar 0,0001 persen. Kelompok pengeluaran sandang juga mengalami inflasi, yaitu sebesar 0,19 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0125 persen. Adapun komoditas penyumbang inflasi antara lain baju muslim naik sebesar 5,8824 persen dan mampu mendongkrak inflasi sebesar 0,0085 persen, emas perhiasan mengalami kenaikan harga sebesar 0,4229 persen dan mendongkrak inflasi sebesar 0,0071 persen, kaos dalam/singlet juga mengalami kenaikan sebesar 0,7969 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0019 persen, pampers naik sebesar 0,1482 persen dan menyebabkan inflasi sebesar 0,0003 persen serta celana panjang katun laki-laki naik sebesar 0,2612 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0001 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain celana panjang jeans laki-laki yang mengalami penurunan harga sebesar 1,1116 persen dan ikut andil menyumbang deflasi sebesar 0,0024 persen, baju kaos berkerah laki-laki juga turun sebesar 1,0893 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0016 persen serta kemeja panjang katun turun sebesar 2,5008 persen dan mampu menyumbang deflasi sebesar 0,0014 persen. Kelompok kesehatan walaupun kecil juga menyumbang inflasi, yaitu naik sebesar 0,0001 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0001 persen. Inflasi pada kelompok ini disebabkan naiknya pembersih/penyegar sebesar 0,1692 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0001 persen, tidak ada penurunan harga pada kelompok ini. Kelompok pengeluaran pendidikan juga mengalami inflasi, yaitu sebesar 0,43 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0398 persen. Beberapa komoditas yang menyebabkan inflasi antara lain biaya kuliah di Perguruan Tinggi yang mengalami kenaikan harga sebesar 2,7600 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0406 persen, komputer tablet naik sebesar 4,000 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0063 persen, laptop/notebook naik sebesar 1,1494 persen dan menyumbang andil inflasi sebesar 0,0058 persen, pulpen/bollpoint juga mengalami kenaikan sebesar 6,9239 dan mampu menyumbang inflasi sebesar 0,0017 persen, pensil hitam naik sebesar 2,5565 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0006 persen, sedangkan satu-satunya komoditas yang mengalami penurunan harga adalah televisi berwarna sebesar 0,2514 persen dan mampu menghambat laju inflasi sebesar 0,0157 persen. Kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,02 persen dan menyumbang andil inflasi sebesar 0,0040 persen. Satu-satunya komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cuci kendaraan sebesar 5,0480 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0040 persen. Meskipun mengalami inflasi, namun masih ada kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks atau deflasi, yaitu kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok & tembakau, dimana kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0099 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain gula pasir sebesar 2,0171 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0169 persen, kopi bubuk turun sebesar 1,3115 persen dan menyebabkan deflasi sebesar 0,0104 persen dan kembang gula turun sebesar 0,1775 persen, sedangkan komoditas yang mengalami 4 Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 10/10/74 Th. IX, 02 Oktober
kenaikan harga dan mendorong laju inflasi antara lain air kemasan naik sebesar 2,6008 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0, 0102 persen, rokok kretek naik sebesar 0,3170 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0046 persen, minuman ringan naik sebesar 1,1500 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0012 persen, teh juga naik sebesar 1,0141 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0012 persen serta minuman kesegaran naik sebesar 0,3806 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0004 persen. 2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur B.Wangi Sby M adiun Prob. M alang Kediri Sumenep Jember Gambar 2 Inflasi 8 Kota di Jaw a Timur bulan September -0.02 0.03 0.05 0.06 0.12 0.11 0.26 0.31 8 (delapan) Kota IHK di Jawa Timur, pada bulan September, 7 (tujuh) kota mengalami inflasi dan 1 (satu) kota/kabupaten mengalami deflasi. Kota/Kabupaten yang mengalami inflasi antara lain yaitu Kota Kediri sebesar 0,31 persen, Kota Surabaya sebesar 0,26 persen, Kota Madiun sebesar 0,12 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,11 persen, Kabupaten Jember sebesar 0,06 persen, kota Malang sebesar 0,05 persen dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,03 dan satu-satunya Kota/Kabupaten yang mengalami deflasi adalah Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,02 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Gambar 3. Inflasi y- o- y 8 Kota di Jawa Timur (September - September 2016) Dari semua Kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Kota Madiun sebesar 4,97 persen, diikuti Kota Surabaya sebesar 3,98 persen, Kota Malang sebesar 3,80 persen, 4.97 Kota Kediri sebesar 3,71 persen, Kabupaten Jember 3.67 3.37 3.71 3.80 3.02 3.98 2.67 sebesar 3,67 persen, Sumenep sebesar 3,37 persen, Kota Probolinggo sebesar 3,02 persen dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 2,68 persen. sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Jbr. Smnp. Kdr. M lg. Prob. M dn. Sby. B.W angi Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 10/10/74/Th. VIII, 02 Oktober 5
3. Inflasi/deflasi 6 IbuKota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 (enam) Kota ibu kota provinsi di pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi yaitu Kota Semarang sebesar 0,34 persen, Kota Surabaya sebesar 0,26 persen, Kota Yogyakarta sebesar 0,13 persen, Kota Bandung sebesar 0,11 persen, DKI Jakarta sebesar sebesar 0,05 persen, dan inflasi terendah terjadi di Serang sebesar sebesar 0,04 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Inflasi ibukota Provinsi di Pulau Jawa Bulan September 0.0 5 0.0 4 0.11 0.3 4 0.13 0.2 6 Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Gamb ar 5. Inf lasi Y o Y Ib uko t a Pro vinsi D i Pulau Jawa ( Sep t emb er 2 0 17 - Sep t emb er 2 0 16 ) 3. 6 9 4. 9 1 3. 6 7 3. 6 4 3. 6 7 3. 9 8 Inflasi y-o-y bulan September pada 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 4,91 persen, Kota Surabaya sebesar 3,98 persen, DKI Jakarta sebesar 3,69 persen, Kota Bandung sebesar 3,67 persen, Kota Yogyakarta sebesar 3,67 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Semarang sebesar 3,64 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya 6 Berita Resmi Statistik Kota Probolinggo No. 10/10/74 Th. IX, 02 Oktober