BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah wayang Beber yang terdapat di desa Gedompol yang berada di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kalau komik edukasi dikemas dalam komik dengan penyampaikan dan visual yang

Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen

BAB I PENDAHULUAN. Komik dan animasi di Indonesia seringkali dianggap sepele karena dianggap

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata serta suara yang tertulis (Koendoro,2007:25). Komik terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manga (baca: maηga) atau komik Jepang seolah telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

Ilustrasi komik the dragon s mark Dengan tema aksi misteri

FASILITAS KOMUNITAS KOMIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

2014 GENDERANG BARATAYUDHA VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan penelitian ini adalah membuat buku referensi superhero Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab Pendahuluan ini akan dijabarkan poin-poin dasar yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul " Surakarta Comic Art Center Surakarta : Sebuah kota yang terletak di wilayah otonom provinsi Jawa Tengah,

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mengikuti arahan perkembangan modernisasi global di dunia ini. Media

PUSAT KOMIK DAN ILUSTRASI INDONESIA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan


BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak anggapan mengenai komik, sebagai racun masyarakat, pahlawan

PERANCANGAN NOVEL GRAFIS KEMBANG JEPUN RESHA PURNAMA SARI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Majalah adalah media komunikasi yang menyampaikan info kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang baru. Contoh multimedia interaktif adalah multimedia. pembelajaran interaktif, aplikasi game, kios informasi, dll.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 yang cepat, efektif, dan bisa diakses dimanapun, diharapkan bisa meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, s

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dari film animasi dapat mengalahkan pendapatan dari film live action

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

Pusat Film Animasi di Yogyakarta Citra Visual Ruang Sebagai Acuan Desain BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi didedikasikan untuk membela Bumi dari kejahatan. Meskipun ia seperti. merupakan petarung yang kuat seperti ayahnya Goku.

Bab 1. Pendahuluan. digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda

BAB I PENDAHULUAN Judul Solo Studio Animasi dengan Penekanan Ekspresionisme

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL FILM PENDEK KEMARITIMAN 2017

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 3 PERSEPSI MAHASISWA JEPANG TENTANG ISLAM YANG MUNCUL SETELAH MENONTON TELEVISI PASCAPERISTIWA 9/11

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat


Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Boneff, cikal bakal komik Indonesia adalah relief yang terdapat pada candi Prambanan dan Borobudur di Jawa Tengah. Selain dari relief pada candi-candi tersebut, hal lain yang dianggap sebagai cikal bakal komik di Indonesia adalah wayang Beber yang terdapat di desa Gedompol yang berada di dekat Pacitan. Pertunjukan wayang Beber berupa gambar pada gulungangulungan kain yang dibawakan oleh seorang dalang yang bercerita mengenai legenda Djaka Kembang Kuning. Pertunjukan semacam ini mirip dengan kamishibai, pertunjukan cerita bergambar untuk anak-anak di Jepang yang populer pasca Perang Dunia II ( Boneff, 1998 : 16-17). Dalam perkembangannya, komik menjadi hiburan yang populer di berbagai kalangan. Pada penelitiannya, Boneff menjelaskan bahwa komik yang pertama kali muncul di Indonesia adalah Put On yang diterbitkan lewat surat kabar Sin Po pada tahun 1931. Komik karangan Kho Wang Gie yang dimuat setiap hari Jumat atau Sabtu itu menceritakan mengenai kehidupan sehari-hari seorang pria berbadan gemuk yang polos dan jenaka bernama Put On. Komik tersebut segera akrab dan berhasil menghibur masyarakat Jakarta, sampai-sampai nama karakter tersebut digunakan untuk mengolok-olok orang gendut dan bodoh di masa itu (Boneff, 1998 : 20-21). 1

2 Boneff menjelaskan bahwa komik lokal mengalami kesulitan untuk diterbitkan setelah pers dibrangus pada masa kependudukan Jepang hingga awal masa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di tengah kosongnya penerbitan komik lokal, komik Amerika menyerbu media massa Indonesia, diawali dengan komik Tarzan yang diterbitkan oleh penerbit Keng Po pada tahun 1947. Setelah itu, semakin banyak komik Amerika yang diterbitkan di Indonesia seperti Phantom karya Wilson Mc Coy, Rip Kirby karya Alex Raymond, Johny Hazard karya Frank Robbins dan lain-lain. Melihat kesuksesan komik Amerika, para komikus Indonesia membuat komik dengan gaya gambar mirip komik Amerika dengan tema pahlawan super seperti yang banyak digunakan komik Amerika. Pelopornya adalah majalah Aneka Komik yang memuat Sri Asih karya Kosasih, Putri Bintang karya Johnlo dan lainlain. Majalah komik tersebut diterbitkan oleh penerbit Melodi di Bandung pada tahun 1954 (Boneff, 1998 : 22-24). Setelah Aneka Komik, ada beberapa majalah komik yang menyusul diterbitkan di Indonesia. Salah satunya adalah majalah bulanan Eres pada tahun 1969. Eres merupakan majalah komik yang paling populer dengan memuat serial komik karya komikus kenamaan di masa itu seperti Ganes TH dan Jan Mintaraga. Kendati demikian, Eres tidak berumur panjang. Eres berhenti diterbitkan di edisi 16 pada tahun 1971. Setelahnya, masih ada usaha dari para penggiat komik lokal untuk menerbitkan kembali majalah komik di Indonesia, seperti majalah Della dan Sequen. Namun tidak ada satu pun yang berhasil bertahan untuk tetap terbit dalam waktu lama (Boneff, 1998 : 53).

3 Di Jepang, majalah komik merupakan media yang paling gencar dalam mempopulerkan komik. Komik Jepang modern memiliki filosofi banjiri pasar, jual dengan harga murah. Beberapa penerbit besar seperti Shueisha dan Kodansha menerbitkan majalah komik yang berisi kumpulan komik bersambung yang diterbitkan mingguan dengan harga yang murah. Penerbit tidak mengambil untung dari penjualan majalah komik, melainkan lewat penjualan tankoubon 1 (Zpalanzi, 2005: 55). Serial komik yang dicetak versi tankoubon-nya diambil dari serial yang mendapat popularitas tinggi yang diperoleh melalui voting pembaca. Metode yang dilakukan penerbit Jepang ini sukses melihat majalah komik yang diterbitkan berumur panjang. Seperti Weekly Shounen Jump yang diterbitkan penerbit Shueisha yang masih terbit sejak tahun 1968 hingga saat ini. Selain di negeri asalnya, versi tankoubon dari komik Jepang juga diterbitkan di berbagai negara, seperti di Indonesia sejak tahun 1990 melalui penerbit Elex Media Komputindo dan mendominasi pasar komik di Indonesia. Puncaknya adalah pada periode tahun 2000-an, sekitar 80% buku yang terjual di Indonesia adalah komik Jepang (Kompas, 26 November 2007 via Salma Intifadha, 2012:2). Melihat kesuksesan penjualan komik Jepang, pada tahun 2006, Seven Blue Artland Studio di Jakarta menerbitkan majalah komik Splash yang terbit setiap empat bulan dengan serial komik yang memiliki kemiripan gaya gambar dengan serial komik yang dimuat majalah Jepang. Tidak hanya gaya gambar, majalah komik ini juga memuat komik yang dibuat oleh komikus asal Jepang, yaitu Clash Baby karya Satosumi Takaguchi dan Cats and I karya Machiko 1 buku yang berisi beberapa bab dari serial komik yang dimuat secara bersambung di majalah.

4 Maeyama. Seperti majalah komik lain yang pernah terbit di Indonesia, majalah komik ini juga tidak bertahan lama dan berhenti diterbitkan pada edisi 5 di tahun 2009. Beberapa tahun kemudian, di pertengahan tahun 2013, Caravan Studio di Jakarta menerbitkan Re;On Comics, majalah komik yang terbit setiap sekitar 2 bulan sekali mulai bulan Juli 2013 dan terus bertahan hingga saat ini. Bila diperhatikan sekilas, majalah Re;On Comics memiliki kemiripan dengan majalah Splash yang sama-sama mengadopsi gaya gambar yang mirip dengan serial komik yang dimuat majalah komik Jepang. Hal ini menarik untuk diteliti, mengingat kondisi perkomikan lokal saat ini yang masih mencari jati diri, sementara pihak Caravan Studio yang mengaku ingin menghidupkan kembali industri komik lokal 2, justru menggunakan karakteristik dari majalah komik Jepang yang serial tankoubon-nya mendominasi pasar komik Indonesia dan dianggap sebagai biang keladi terpuruknya penjualan komik lokal 3. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diambil sebuah pertanyaan yang menjadi rumusan masalah, yaitu : Bagaimanakah pengaruh majalah komik Jepang pada majalah Re:On Comics? 2 seperti yang disebutkan dalam komik pengantar jilid pertama. 3 lihat film dokumenter Pahlawan Tinta karya Diego Batara Mahameru yang diunggah di Youtube pada Maret 2014.

5 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh majalah komik Jepang pada majalah Re:On Comics. 1.4 Batasan Masalah Untuk mempermudah penelitian, penulis membuat batasan bahwa majalah komik Jepang dimaksud dalam penelitian ini adalah majalah yang diterbitkan oleh penerbit resmi, bukan indie 4, dan dijual bebas di dalam maupun luar Jepang. Majalah komik Indonesia yang digunakan dalam penelitian adalah Majalah Re;On Comics. Namun, untuk lebih memperdalam pemahaman, pada tulisan ini juga dibahas mengenai sejarah majalah komik di Indonesia dari awal kemunculannya di tahun 1954 hingga terbitnya majalah Re;On Comics. Majalah Re;On Comics dipilih sebagai bahasan utama karena majalah tersebut merupakan majalah komik yang paling berpengaruh selama dua tahun terakhir semenjak pertama kali diterbitkan pada Juli 2013. Setelah bertahun-tahun semenjak berhenti diterbitkannya majalah Splash pada 2009, majalah komik Indonesia baru muncul kembali dengan intensitas yang lebih sering setelah diterbitkannya majalah Re;On Comics yang laris sekitar 15.000 eksemplar tiap edisinya 5. Pada selang waktu antara tahun 2014-2015, empat majalah komik menyusul diterbitkan oleh penerbit resmi dan dijual bebas di Indonesia seperti Wook Wook yang diterbitkan oleh CAB, KMI Roket yang diterbitkan oleh Koloni, 4 hanya diproduksi dan dijual secara terbatas. 5 Berdasarkan email dari Andik Prayogo, Creative Director majalah Re;On Comics pada 11 November 2014.

6 dan Shounen Fight yang diterbitkan oleh PT Wajar Waka Semesta. Itu belum termasuk majalah komik yang diterbitkan secara indie oleh komunitas komik seperti komunitas komik Panyoet di Aceh, komunitas komik Bungkul di Surabaya dan berbagai wilayah lain di Indonesia yang belum bisa dipastikan jumlahnya. 1.5 Tinjauan Pustaka Ada beberapa penelitian ilmiah yang memiliki kemiripan tema dengan penelitian ini. Di antaranya adalah skripsi yang ditulis oleh Intan Puspita Sari dengan judul Pengaruh Komik Jepang pada Perkembangan Dunia Perkomikan Indonesia Komik Remaja Putri- dan skripsi yang ditulis oleh Salma Intifada dengan judul Pengaruh Manga Jepang Terhadap Komik Indonesia Terbitan 2009-2011. Penelitian ini dapat dikatakan mirip karena mengambil tema komik Indonesia yang mendapat pengaruh dari komik Jepang. Namun, ada perbedaan pada objek penelitian dengan dua penelitian tersebut. Skripsi milik Intan Puspita Sari membahas mengenai pengaruh komik Jepang pada komik remaja putri. Sedangkan skripsi milik Salma Intifada membahas mengenai pengaruh komik Jepang pada komik Indonesia terbitan 2009-2011 yang diterbitkan oleh penerbit Koloni. Penelitian yang dilakukan oleh Intan dan Salma mengambil fokus untuk membahas pengaruh dari segi gambar dan gaya bercerita yang sudah menjadi khas komik Jepang pada komik Indonesia. Sedangkan penelitian ini ditulis dengan mengambil fokus pengaruh majalah komik Jepang pada majalah Re;On Comics namun memperluas perhatian pada

7 beberapa aspek, mulai dari gaya gambar, gaya bercerita, festival bertema majalah komik yang diselenggarakan penerbit hingga format penerbitan. 1.6 Landasan Teori Komik telah menjadi bagian dari budaya massa. Strinati menyatakan bahwa secara sederhana budaya massa dapat dikatakan sebagai budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada khalayak konsumen massa. Budaya massa adalah budaya populer yang diproduksi untuk pasar massal (Strinati, 2004: 12). Seiring perkembangan zaman, komik Jepang mulai tersebar ke berbagai penjuru dunia. Baik dalam format awalnya yaitu majalah komik maupun dalam bentuk tankoubon. Lewat teknologi yang semakin modern, komik Jepang yang pada awalnya hanya bisa dibaca lewat lembaran kertas, kini menjadi semakin mudah dinikmati lewat web komik 6 yang bisa dibaca di internet. Selain itu, produk turunan komik Jepang seperti anime (serial animasi), game atau action figure juga tersebar ke seluruh dunia yang menjadikan manga Jepang sebagai tren komik di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut Soekanto (1997: 254-255) saat dua kebudayaan bertemu, di mana salah satu kebudayaan pada unsur-unsur tertentu memiliki teknologi atau dianggap lebih tinggi maka kemungkinan besar akan terjadi proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur budaya lain. Pada awalnya, unsur-unsur budaya yang dianggap lebih tinggi akan ditambahkan pada budaya yang dianggap lebih 6 Komik yang diterbitkan lewat media internet.

8 rendah, akan tetapi, lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli pada budaya yang dianggap lebih rendah akan menghilang tergantikan oleh unsur-unsur kebudayaan yang dianggap lebih tinggi. Begitu juga yang terjadi pada majalah komik Indonesia. Menyadari bahwa majalah komik Indonesia belum pernah berusia panjang, sebagian orang yang berkecimpung dalam dunia komik mencoba untuk mempelajari dan meniru majalah komik Jepang yang dianggap memiliki keunggulan tertentu. Hal ini menyebabkan mereka mampu mempertahankan kesuksesan hingga berpuluhpuluh tahun dan memiliki banyak produk turunan seperti anime, game dan mainan yang membuatnya menjadi trend komik dunia. Dengan mempelajari dan meniru karakteristik tertentu dari majalah komik Jepang, bukan berarti majalah komik Indonesia kehilangan identitasnya. Dalam sebuah forum diskusi pada 4 September 2006 yang diadakan oleh Akademi Samali, Saya Shiraishi menjelaskan bahwa tidak ada peristiwa penggusuran budaya lokal oleh budaya asing. Budaya bukan merupakan sebuah kotak dengan batas-batas yang jelas, yang bisa menggusur atau tergusur. Hal yang terjadi adalah: sebuah budaya asing datang, dan jika ia diterima, maka terjadi pengolahan oleh budaya lokal yang didatangi. Inilah yang dilakukan oleh penggiat majalah komik di Indonesia. Mereka tidak lantas meniru seluruh konten yang terdapat pada majalah komik Jepang, melainkan hanya mengambil hal-hal tertentu yang dirasa bermanfaat, mengolahnya ke dalam konteks budaya sendiri, dan meninggalkan konten yang dirasa tidak bermanfaat dan tidak sesuai dalam industri komik lokal di Indonesia.

9 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu menganalisis data yang bertujuan untuk berusaha memahami dan menafsirkan suatu peristiwa sosial lewat perspektif penulis sendiri. Data untuk penelitian ini didapatkan melalui studi pustaka lewat buku atau sumber literatur lain dan wawancara dengan narasumber yang relevan dengan tema penelitian. Melalui studi pustaka, penulis mendapatkan data mengenai perkembangan majalah komik Indonesia dari awal kemerdekaan Indonesia hingga pertengahan tahun 2013 pada saat majalah Re;On Comics diterbitkan dan informasi mengenai karakteristik majalah komik Jepang. Wawancara dilakukan kepada orang-orang yang dianggap memahami perkembangan komik di Indonesia seperti Henry Ismono yang merupakan kolektor komik Indonesia sekaligus kurator untuk menyeleksi komikus Indonesia untuk diikutsertakan pada acara Comiconexion di Jerman pada tahun 2012 serta juri untuk penghargaan Kosasih Award tahun 2014 dan 2015. Selain itu, wawancara juga dilakukan pada Andik Prayogo yang merupakan creative director sekaligus pendiri majalah Re;On Comics yang menjelaskan mengenai latar belakang, format, penerbitan, dan informasi lain mengenai majalah Re;On Comics Langkah yang akan diambil dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Mengumpulkan sebanyak mungkin data yang dianggap sesuai dengan penelitian.

10 b. Menyeleksi data yang terkumpul berdasarkan data yang relevan dan tidak relevan dengan tujuan penelitian. c. Menganalisis masalah menggunakan data yang relevan dengan tujuan penelitian, kemudian menarik kesimpulan. 1.8 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi mengenai majalah komik Indonesia. Termasuk di antaranya sejarah dan format diterbitannya sejak awal kemunculan majalah komik di Indonesia hingga terbitnya majalah Re;On Comics. Bab III membahas mengenai ciri khas majalah komik Jepang. Termasuk di antaranya pembagian jenis, gaya gambar, format diterbitkannya, dan lain-lain. Bab IV berisi analisis pengaruh majalah komik Jepang pada majalah Re;On Comics dan faktor yang penyebabnya. Kemudian penelitian ini ditutup dengan bab V berupa kesimpulan.