dan suku Sunda dan 100% penduduknya beragama Islam, kebanyakan dari mereka bekerja mengolah tanah pertanian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Bunut Seberang 1. Sejarah Desa Bunut Seberang

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Sejarah Pekon Way Suluh Kabupaten Pesisir Barat

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG KEC.TOROH KAB. GROBOGAN

GAMBARAN UMUM PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH YANG MENGGADAIKAN. A. Kondisi Geografis, Demografis Desa Kumesu

IV. GAMBARAN UMUM. berlangsung cukup lama, sekitar 20-an tahun yang kemudian berakhir pada

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III SISTEM PELAKSANAAN PENGEMBALIAN GADAI YANG BELUM JATUH TEMPO DISERTAI GANTI RUGI DI DESA TIMBUL SLOKO KEC. SAYUNG KAB.

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pagelaran Utara merupakan Kecamatan yang baru terbentuk pada

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarah, kira-kira pada tahun terjadi perpindahan

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

IV. GAMBARAN UMUM. Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Desa Candimas terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTEK GADAI (RAHN) TANPA BATAS WAKTU DALAM MASYARAKAT DESA KERTAGENA DAYA KEC. KADUR KAB. PAMEKASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Pesawaran merupakan sebuah kabupaten Daerah Otonomi Baru

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas

BAB III PRAKTIK GADAI KTP DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. menjadi 5 wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian. Letak Kecamatan

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Kalirejo terbentuk sekitar pertengahan tahun 1950 oleh dua belas

perbuatan hukum (karena barang sudah digadaikan) 60 BAB III GADAI NGAPLEK DI DESA NGUNUT KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN TRADISI JUAL BELI SAPI KEPADA POLANGAN DI DESA KALIGEDE KECAMATAN SENORI KABUPATEN TUBAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III AKAD UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DAN PELAKSANAANNYA DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada awal mulanya di Desa Sungai Buluh, seperti juga 12 Desa eks-transmigrasi yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENULISAN. Terbentuknya Desa Bakambat berasal dari banyak bertambatnya kapal-kapal

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM. Bungur). Pembentukan desa dipimpin oleh tokoh adat setempat yaitu Bapak

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada tahun 2009 terbentuk Pekon Kubuliku Jaya yang waktu itu masih

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

BAB II PROFIL DESA PENINJAUAN

Transkripsi:

1 BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kelurahan Sumberjaya Desa Sumberjaya asal mulanya merupakan hutan belantara dengan status tanah marga yang ternasuk didalam wilayah pemerintahan Desa Wates Way Ratai bagian barat kecamatan Padang Cermin. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dipulau Jawa, pada tahun 1967 mulailah berdatangan penduduk dari pulau Jawa melalui transmigrasi swadaya, para penduduk pendatang membuka hutan belantara di wilayah ini untuk dijadikan lahan pertanian. Maka dari itu sebagian besar suku bahasanya terdiri dari suku Jawa dan suku Sunda dan 100% penduduknya beragama Islam, kebanyakan dari mereka bekerja mengolah tanah pertanian. Mengingat sangat luasnya wilayah Desa induk Way Ratai, tepatnya pada tanggal 24 Juni tahun 1986 diadakan rapat pembukaan/pemekaran Desa induk Wates Way Ratai menjadi tiga desa, yaitu Desa induk Wates, Wates Barat menjadi Desa Sumber Jaya dan wates Utara menjadi Desa Gunung Rejo. Pada tanggal 21 Juli tahun1986 Desa Wates way Ratai Barat resmi dimekarkan menjadi Desa Sumber jaya berdasarkan keputusan Gubernur Nomor G/054/BIII/HK/1986, pejabat sementara Kepala Desa pada saat itu dijabat oleh Bapak Rana Sugeng. Setelah selama lima tahun, tepatnya pada tanggal 21 November tahun 1991 Desa Sumber Jaya naik statusnya menjadi Definitif Desa.

2 Sejak berdirinya Desa Sumberjaya, hingga saat ini sudah mengalami beberapa kali pergantian Kepala Desa, adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah memimpin adalah sebagai berikut: a. Rana Sugeng : 1986-1991 b. Rana Sugeng : 1991-1994 c. Ngadino : 1994-2003 d. Soyib M Nur : 2003-2009 e. H. Ngadino : 2009-2015 2. Keadaan Geografis Desa Sumberjaya Desa Sumberjaya memiliki luas wilayah menurut penggunaannya 1.064,00 Ha, luas tanah sawah 94,00 Ha, tanah kering 210,00 Ha, tanah basah 0,00 Ha, perkebunan 823,00 Ha, fasilitas umum 24,00 Ha, dan hutan 326,00 Ha. 1 Desa Sumberjaya berbatasan dengan wilayah Desa lain, untuk lebih jelasnya batas-batas wilayah tersebut adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ceringin Asri b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lengkukai c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Banjar Negeri d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wates 3. Struktur Pemerintahan Desa Sumberjaya Secara fungsional Kepala Desa berugas untuk memperhatikan dan mengarahkan masyarakat serta menjadi motifator program kerja yang direncanakan dan dijadikan ujuan organisasi atau lembaga yang ada di Desa 1 Dokumen desa Sumber Jaya, 2015, hlm 3

3 Sumberjaya Kecamatan Wayratai dan di sesuaikan dengan keadaan desanya agar dapat mengangkat citra desa supaya lebih maju lagi. Desa Sumberjaya kecamatan Wayratai terdiri dari Sembilan dusun, masing-masing dusun diketuai oleh seorang Ketua Dusun sebagai perpanjangan tangan dari kepala desa untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat dan untuk kelancaran program desa dalam melaksanakan pembangunan, seperti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan sosial lainnya. Adapun susunan Desa Sumberjaya kecamatan Wayratai dan susunan kepengurusan desa serta staf pendukung pelaksanaan pemerintahan Desa Sumberjaya sebagai berikut: 2 a. Stuktur Pemerintahan Desa Sumberjaya Kecamatan Wayratai 1) Kepala Desa : A. Nijar 2) Sekretaris Desa : Hardidi 3) Bendahara Desa : Indra Wahyuningsih 4) Kaur Pemerintahan : Emi Maelina 5) Kaur Pembangunan : Hartono b. Kepala Dusun Di Desa Sumberjaya 1) Kepala Dusun I : Nurdin 2) Kepala Dusun II : Musliman 3) Kepala Dusun III : Sarjono 4) Kepala Dusun IV : Warim 5) Kepala Dusun V : Edi Purnomo 2 Wawancara dengan Hardidi Sekertaris Desa, Pada Tanggal 19 April 2016

4 6) Kepla Dusun VI : Suhandi 7) Kepala Dusun VII : Edi Waluyo 8) Kepala Dusun VIII : Sutoyo 9) Kepala Dusun IX : Agus Haerul. S c. Badan Kelembagaan Desa 1) Ka. Linmas :Suwarno 2) Waka Linmas I :Suparno 3) Waka Linmas II :Samsul Bahri 4) Anggota I :Selamet Riyadi 5) Anggota II :Zaenudin 6) PKK d. Badan Permusyawaratan Desa Kepala BPD :Tasmiharjo e. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kepala LPM/Lembaga Adat :Zaenal Ma ruf 4. Keadaan Penduduk Desa Sumberjaya a. Keadaan Sosial Desa Desa Sumber Jaya berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mempunyai jumlah penduduk sebesar 4.464 jiwa. Jumlah laki-laki 2.353 orang, jumlah perempuan 2.111 orang, pada tahun lalu jumlah laki-laki 2248 orang dan perempuan 2006 presentasi perkembangan laki-laki 4, 67 % dan perempuan 5,23 %. jumlah Kepala Keluarga 1.200 KK, dan kepadatan penduduk 3.057, 53 per Km. 3 3 Dokumen, Op. Cit, hlm. 10

5 b. Tingkat Pendidikan penduduk Tingkat Pendidikan masyarakat Desa Sumber Jaya adalah sebagai berikut: No Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah 1 Jumlah penduduk Buta Huruf 90 orang 2 Jumlah Penduduk Pra Sekolah dan masih 1.241 orang Sekolah 3 Jumlah Penduduk Tidak Tamat SD 1.103 orang 4 Jumlah Penduduk Tamat SD 1.152 orang 5 Jumlah Penduduk Tamat SMP 526 orang 6 Jumlah Penduduk Tamat SLTA 120 orang 7 D-3 16 orang 8 S-1 6 orang Sumber : Monografi Desa Sumber Jaya tahun 2016 c. Keadaan Ekonomi Desa Karena Desa Sumberjaya merupakan Desa Pertanian, maka sebagian besar penduduk nya bermatapencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut: 1) Petani : 1036 orang 2) Pedagang : 71 orang 3) PNS : 20 orang

6 4) Buruh tani : 64 orang 5) Pengrajin : 47 orang 6) Montir : 14 orang 7) Peternak : 682 orang 8) Buruh/Swasta : 8 orang d. Petani yang melakukangadai di Desa Sumberjaya Berdasarkan dengan masalah praktik gadai pohon cengkeh, dimana masyarakat kurang memperhatikan masalah hukum Islam dalam bermuamalah, dalam hal ini yang terjadi di Desa Sumberjaya dalam melakukan gadai adalah untuk mencari keuntungan tanpa memperhatikan ketentuan hukum Islam. Jumlah uang pinjaman biasanya Rp. 5 juta sampai dengan Rp. 10 juta, dengan menjaminkan pohon cengkeh sebagai jaminan utang, dengan hitungan 1 juta perpohon. Adapun masyarakat yang melakukan gadai antara lain: No Nama keterangan 1 Hardi Pemberi gadai (rahin) 2 Hasan Penerima gadai (murtahin) 3 Herman Pemberi gadai (rahin) 4 Kartono Penerima gadai (murahin) 5 Pendi Pemberi gadai (rahin) 6 Jumari Penerima gadai (murtahin) 7 Marto Pemberi gadai (rahin) 8 Tasid Penerima gadai (murtahin)

7 B. Praktik Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran Masyarakat Desa Sumberjaya merupakan masyarakat yang bertahan hidup dengan Sektor Pertaniaan, persawahan, perkebunan dan lain-lain. Terjadinya gadai pada masyarakat Desa Sumberjaya biasanya karena faktor ekonomi yang termasuk dalam perekonomian kelas bawah. Dengan demikian jika pihak penggadai membutuhkan pinjaman uang, maka penggadai datang menemui penerima gadai untuk meminta pinjaman uang dengan menjaminkan pohon cengkeh yang mereka punya yang merupakan satu-satunya penghasilan yang mereka harapkan untuk memenuhi kebutuhannya. Pohon cengkeh yang mereka punya itu menjadi jaminan utang terhadap penerima gadai, dan pihak penggadai tidak dapat mengambil hasil panen cengkeh tersebut karena semua hasil panen cengkeh tersebut menjadi milik pihak penerima gadai dan dimanfaatkannya. Gadai merupakan salah satu bentuk usaha yang memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkannya, sebagai bentuk tolong menolong antara orang yang satu dengan yang lainnya. Gadai menjadi tradisi masyarakat, pada awalnya masyarakat tidak melakukan gadai pohon cengkeh tapi mereka banyak melakukan gadai kebun dengan ketentuan luas perkebunan yang akan digadaikan. Semua hasil yang ada di kebun yang menjadi jaminan tersebut menjadi milik kreditur, baik itu hasil dari lada, kopi, coklat, pisang cengkeh dan lain-lain semua milik pihak yang meninjamkan uang. Tetapi setelah banyaknya petani yang mulai bertani cengkeh mulailah para petani menggadaikan pohon cengkehnya sebagai jaminan utang. Praktik gadai yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran adalah sesuai dengan kesepakatan antara kedua

8 belah pihak yaitu pemberi gadai dan penerima gadai. Kesepakatan yang mereka lakukan di awal adalah rahin meminjam uang kepada murtahin dengan jaminan utangnya adalah pohon cengkeh dan murtahin memanfaatkan hasil dari pohon cengkeh tersebut. Dalam proses gadai pohon cengkeh biasanya kedua belah pihak melakukan perjanjian terlebih dahulu, perjanjian yang mereka lakukan secara lisan yang biasanya hanya dihadiri oleh keluarga saja, selama ini belum pernah ada yang mengundang untuk menjadi saksi dalam perjanjian gadai. Dari proses hutang piutang sampai pelunasannya hanya dilakukan sendiri kalaupun nantinya ada perselisihan diantara mereka maka mereka akan menyelesaikan sendiri. Menurut salah satu pihak penerima gadai yaitu ibu Masitoh bahwa dalam gadai yang mereka lakukan adalah dengan menyerahkan beberapa pohon cengkeh oleh penggadai kepada penerima gadai sebagai jaminan atas sejumlah uang yang dipinjam oleh penggadai. Dengan perjanjian awal semua hasil panennya dimanfaatkan oleh penerima gadai. Penerima gadai (murtahin) tidak mau apabila hasil panen cengkeh tersebut diambil oleh pemberi gadai (rahin), walaupun pohon cengkeh tersebut milik penggadai. 4 Dengan alasan pohon cengkeh tersebut sebagai bukti bahwa suatu saat pihak penggadai akan melunasi utangnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Menurut Bapak Herman sebagai tokoh agama masyarakat pekon purwajaya yang juga melakukan gadai pohon cengkeh mengatakan bahwa, gadai pohon cengkeh adalah seseorang meminjam uang kemudian bersedia untuk menyerahkan beberapa pohon cengkeh kepada seseorang yang meminjamkan uangnnya dengan 4 Wawancara kepada ibu masitoh sebagai kreditur pada tanggal 20 April 2016

9 perjanjian yang telah disepakati bersama. Perjanjian yang dilakukan dengan lisan saja dan atas dasar kesepakatan. 5 Adapun dalam praktik gadai yang dilakukan masyarakat Desa Sumberjaya adalah bahwa dalam praktik gadai yang dilakukan oleh masyarakat tidak ditentukan waktunya, pengembalian uang terserah kepada debitur kapan ia mampu untuk membayarnya tetapi tetap saja ada barang yang dijadikan jaminan utang dan hasil dari barang gadaian tersebut dimanfaatkan oleh kreditur. 6 Praktik gadai pada responden pertama yaitu bapak Hardi memiliki kurang lebih 100 pohon cengkeh dan menggadaikan pohon cengkehnya 5 pohon kepada bapak Hasan dengan jumlah uang sebesar Rp. 5 juta, pak Hardi menggadaikan pohon cengkehnya untuk pembeliaan pekarangan milik bapak Suratin. Pak Hardi melakukan gadai bukan hanya kepada bapak Hasan saja tetapi ada juga yang lainnya. Pelaksanaan perjanjian dilakukan secara lisan yang disaksikan oleh Ibu Masitoh sebagai Istri dari Pak Hasan, tidak disaksikan oleh orang lain. Kemudian untuk waktu pengembalian uangnya terserah kepada Pak Hardi kapan beliau mampu untuk membayar utangnya. Jadi untuk waktunya tidak ditentukan oleh kedua belah pihak. Hasil pohon cengkeh yang digadaikan menjadi milik pak Hasan dan pak Hardi tidak dapat menikmati hasil dari 5 pohon cengkeh yang telah digadaikan. Pohon cengkeh merupakan satu saunya hasil bumi yang utama bagi penggadai, karena kebutuhan yang mendesak maka dengan terpaksa pak hardi harus menggadaikan pohon cengkehnya. Ketika wawancara mengenai kerugian beliau mengatakan pasti ada kerugian karena hasil dari pohon cengkeh tersebut bisa melebihi dari uang yang dipinjamnya. Tapi karena sebagai tanda terima kasih 5 Wawancara kepada bapak Herman sebagai tokoh agama dan juga sebagai debitur pada tanggal 20 april 2016 6 Wawancara kepada bapak Tasid sebagai debitur pada tanggal 20 april 2016

10 telah membantu maka keluarga pak Hardi pun memberikan jaminan pohon cengkeh untuk diambil manfaatnya oleh kreditur. 7 Menurut istri pak hardi yaitu ibu Muji mengatakan bahwa waktu pengembalian pinjaman memang tidak ditentukan. Pada awal melakukan gadai ditentukan waktunya, tapi karena permintaan kreditur untuk menambahkan waktu pemanfaatan pohon cengkeh maka dengan terpaksa atas kesepakatan ibu muji dengan suaminya mereka menambahkan waktu pemanfaatan pohon cengkeh tersebut, yang tadinya diperjanjiakan hanya dua tahun karena ada penambahan waktu maka jadi tiga tahun. Ketika ditanya seputar kerugian, ibu muji mengatakan kalau dibilang rugi memang sangat rugi karena hasil dari pohon cengkeh tersebut melebihi dari uang yang ibu muji pinjam. Tetapi bagaimana lagi mau tidak mau ibu muji harus memberikannya, karena sebagai ucapan terima kasih kepada kreditur yang telah membantu untuk meminjamkan uang. Alasan penambahan waktu tersebut adalah karena dalam dua tahun belum tentu pohon cengkeh tersebut panen, jadi pihak kreditur tidak mau kalu hasil dari pohon cengkeh tersebut sedikit. 8 Hal tersebut jelas bahwa gadai yang dilakukan pada responden pertama itu hanya untuk kepentingan sepihak, dimana pihak kreditur memanfaatkan barang gadaian dengan mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Bukan untuk membantu dengan ikhlas. Padahal dalam gadai lebih diutamakan kepada tolong menolong kapada yang kurang mampu. Praktik gadai pada responden kedua yaitu bapak Pendi ia menggadaikan pohon cengkeh kepada pak jumari, bapak pendi menggadaikan pohon cengkeh 7 Wawancara kepada pak hardi (sebagai debitur) dan pak hasan (sebagai kreditur) pada tanggal 21 april 2016 8 Wawancara kepada ibu muji sebagai debitur pada tanggal 21 april 2016

11 karena kebutuhannya. Sebelumnya bapak pendi belum pernah menggadaikan pohon cengkehnya tetapi karena ada kebutuhan yang mendesak maka bapak pendi pun menggadaikan pohon cengkeh yang ia miliki. Pohon cengkeh dihargai satu juta per batangnya. Perjanjian yang dilakukan oleh bapak pendi adalah secara lisan, tidak secara tertulis. Itu pun dilakukan hanya pihak debitur dengan kreditur saja tidak dipersaksikan oleh saksi-saksi. Semua pohon cengkeh yang digadaikan oleh pak pendi juga dimanfaatkan oleh kreditur, jadi pak pendi tidak dapat menikmati hasil dari pohon cengkeh tersebut walaupun pohon cengkeh tersebut milik pak pendi. 9 Menurut pak Jumari sebagai penerima barang gadaian mengatakan bahwa ia memberikan pinjaman dengan adanya jaminan utang. Hal tersebut sebagai bukti bahwa debitur akan mengembalikan uang pinjamannya. Dengan ketentuan semua hasil dari pohon cengkeh tersebut dimanfaakan oleh pak jumari. 10 Responden ke tiga mengatakan bahwa perjanjian yang dilakukan adalah sama secara lisan dan tidak dipersaksikan oleh saksi-saksi. Waktu perjanjian ditentukan yaitu tiga tahun. Pohon cengkeh tersebut sama dihargai satu juta per batangnya. Apabila waktu yang dtentukan telah tiba maka pihak debitur harus mengembalikan uang pinjaman. Pihak kreditur memanfaatkan barang gadaian dimana semua hasil dari pohon cengkeh tersebut diambil oleh pihak kerditur. Walaupun pohon cengkeh tersebut milik debitur tapi debitur tidak dapat menikmati hasilnya. Hal tersebut merupakan bukti adanya perjanjian utang 9 Wawancara kepada bapak Pendi sebagai debitur pada tanggal 21 april 2016 10 Wawancara kepada bapak jumari sebagai kreditur pada tanggal 21 april 2016

12 piutang bahwa suatu saat sesuai waktu yang telah ditentukan kedua belah pihak, pihak debitur akan mengembalikan pinjamannya. 11 Praktik yang dilakukan masyarakat Desa Sumberjaya kebanyakan tidak melakukan perjanjian tertulis dan tidak adanya saksi-saksi perjanjian hanya dilakukan dengan cara menunjukan beberapa pohon cengkeh saja. Dan pemanfaatn pohon cengkeh semuanya dimanfaatkan oleh kreditur. Hal tersebut sebagai bukti bahwa debitur akan mengembalikan pinjamannya. Gadai yang dilakukan oleh masyarakat semata bukan untuk tolong menolong tetapi untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal tersebut sudah merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat tidak mau meminjamkan uangnya kalau tidak ada jaminan utangnya, dan kreditur meminta pemanfaatan barang gadaian tersebut dengan mengambil semua hasil dari barang gadaian. Maka mau tidak mau debitur pun harus memenuhi perjanjian tersebut yaitu kreditur boleh mengambil hasil dari barang gadaian. Hal tersebut merupakan tanda terimakasih pihak debitur karena telah membantunya. Praktik gadai yang dilakukan masyarakat pada responden 1, 2 dan 3 semuanya sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perjanjian pada para responden juga sama tidak melakukan perjanjian tertulis, dan pemanfaatan barang gadai oleh murtahin. Hanya saja pada responden pertama ada perbedaan penambahan waktu dan ada juga yang tidak menetapkan kapan waktu pengembalian uangnya. Setelah melakukan wawancara dengan para responden, ternyata mereka belum memahami proses gadai yang diatur dalam ketentuan Hukum Islam. Tata cara yang mereka lakukan hanya mengikuti tata cara yang ada di masyarakat setempat 11 Wawancara kepada bapak marto sebagai debitur pada tanggal 21 april 2016

13 dengan menyetujui kesepakatan yang mereka lakukan hanya lah mengikuti tata cara yang ada dimasyarakat setempat serta menyetujui kesepakatan yang mereka lakukan. Sebab kebanyakan masyarakat masih mengikuti tradisi setempat. Ketidakpahaman mereka mengenai persoalan hukum Islam salah satunya karena minimnya pendidikan mereka serta tidak berkembangnya masalah keagamaan di masyarakat setempat.