BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini peneliti akan mendeskripsikan dan membahas data hasil

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

LAYL JULIA NINGSIH 1. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Keluarga Berencana, Alat Kontrasepsi Wanita.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

WALIKOTA TASIKMALAYA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan (Soedarto, 1997:14). Alat-alat kontrasepsi digunakan oleh setiap orang

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Latar Belakang Semua Keluarga Ikut KB

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

RENCANA AKSI TAHUN 2018 DP2KBP3A KABUPATEN KEDIRI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah proses komunikasi, yang disampaikan oleh Laswell dalam

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) 2012, Total Fertility Rate (TFR) wanita Indonesia sebesar 2,6 anak, yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah kependudukan. Berbagai program pembangunan digulirkan untuk

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NO : 476/360/KBPKP/2013 TANGGAL : 23 Desember 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SIJUNJUNG

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JENIS STRATEGI PEMASARAN DI PT. INDOSAT, Tbk CABANG JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA. Oleh Zimy Attaufiqoh NIM

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

KERANGKA ACUAN LOMBA JINGLE KELUARGA TAHUN 2017

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Neger

KEGIATAN KANTOR KELUARGA BERENCANA - JAKBAR YANG DIBIAYAI APBD TAHUN ANGGARAN 2013

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

DINAS PENCATATAN SIPIL, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 216

BAB I PENDAHULUAN. Penyuluhan merupakan suatu proses yang dilakukan dengan tujuan untuk

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KURIKULUM DIKLAT FUNGSIONAL PENYULUH KB TINGKAT AHLI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

NO PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN (Rp)

MONEV RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 40 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

URAIAN sebelum perubahan

PEDOMAN PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN GERAKAN NASIONAL

PERWAKILAN BKKBN DIY SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat kota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 65 TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 21

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tujuan yang diinginkan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana ini adalah agar masyarakat ikut berpatisipasi dalam program keluarga berencana sehingga terwujudnya masyarakat Kota Bekasi yang sejahtera, sehat, cerdas, mandiri dan ihsan sesuai dengan visi dari Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi. 2. Rencana Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada dilapangan. Tanpa pengenalan situasi dan kondisi dilapangan, maka rencana yang telah disusun akan mengalami banyak hambatan. 3. Pesan yang disampaikan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi bersifat informatif yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang program keluarga berencana kepada masyarakat dengan tujuan agar 87

88 masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam program keluarga berencana. Selain itu, pesan yang disampaikan juga bersifat persuasif, yaitu mengajak masyarakat Kota Bekasi untuk merubah pola dan prilaku mereka dalam mengatur kehidupan berkeluarga untuk mencapai keluarga yang harmonis dan sejahtera. Bentuk pesan yang digunakan dapat berupa audio, visual, dan audiovisual, seperti siaran radio, brosur, spanduk, alat-alat peraga, dan iklan. 4. Kegiatan yang dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana yaitu dengan melakukan pelayanan-pelayanan tentang program keluarga berencana dengan bantuan kerjasama dari mitra kerja, seperti pelayanan alat kontrasepsi, dan pelayanan khusus yang bertujuan untuk menarik simpati masyarakat Kota Bekasi yang berekonomi rendah atau kurang mampu dengan cara memberikan secara gratis metode kontrasepsi yang membutuhkan dana cukup besar seperti sterilisasi (MOP dan MOW). 5. Media yang digunakan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana ini dapat berupa media yang bersifat massa. Media massa yang digunakan diantaranya seperti siaran radio, televisi, iklan dan sekarang sedang merambah ke media yang berbasis informasi teknologi (IT) yang berbasis web. Selain media tersebut, Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi juga mengadakan penyuluhan, pelatihan, pembinaan, pameran, dan

89 sebagainya untuk secara langsung memberikan pengertian dan pemahaman tentang program keluarga berencana. 6. Sasaran yang diharapkan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran secara langsung dan tidak langsung tergantung dari tujuan yang ingin dicapainya. Penetapan sasaran tersebut pun harus disesuaikan agar informasi dapat lebih mudah diterima. Sasaran secara langsung adalah keluarga yang memiliki balita, keluarga yang memiliki remaja, keluarga yang memiliki anggota lanjut usia, dan Pasangan Usia Subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan keluarga yang sejahtera. 7. Strategi komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana tidak lepas dari bantuan media massa, hal ini karena melihat masyarakat luas yang sifatnya heterogen dan anonim. Selain itu, pendekatan-pendekatan ke masyarakat pun juga telah dilakukan agar masyarakat mau menerima program keluarga berencana sehingga terciptanya keluarga yang sejahtera, sehat dan mandiri.

90 Agar masyarakat mau merubah sikap, prilaku dan pandangan mereka terhadap program keluarga berencana, diperlukan suatu komunikasi yang efektif. Untuk itu, Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi membentuk suatu konseling dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) sebagai sarana diskusi dan tanya jawab antara petugas keluarga berencana dan warga. Peningkatan kualitas pelayanan pun menjadi salah satu strategi dari Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi karena semakin meningkatnya kualitas pelayanan maka masyarakat akan lebih mudah dan lebih percaya untuk melakukan program keluarga berencana. 5.2 Saran A. Saran untuk Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Sejauh ini Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi telah melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pemerintahan yang bertugas membantu Walikota dalam memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan kewenangan Badan di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Namun terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan guna meningkatkan kerja dari Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi itu sendiri, yakni :

91 1. Agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan atau petugas keluarga berencana dan penerima pelayanan atau masyarakat itu sendiri. Dengan cara menambah jumlah personel atau tenaga kerja dilapangan sehingga mencakup masyarakat di pedalaman. 2. Penggunaan media yang sifatnya massa dan sering digunakan atau dilihat oleh masyarakat seperti penggunaan layanan Short Message Service (SMS) melalui kerjasama dengan provider telekomunikasi. B. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya 1. Sebaiknya peneliti selanjutnya menyiapkan waktu yang panjang mengingat kondisi di lapangan tidak selamanya sama seperti yang diperkirakan, sehingga perlunya mengatur waktu dalam mengerjakan bab-bab sebelumnya yakni 1,2 dan 3 agar ada waktu yang cukup untuk mengadakan penelitian di lapangan. 2. Pergunakan waktu semaksimal mungkin untuk pengolahan data serta pembahasannya karena meskipun data sudah terkumpul kita masih perlu untuk mengkaji pustaka dan sumber-sumber lainnya.