BAB I PENDAHULUAN. Qur an, seperti yang terdapat dalam firman-nya: aturannya, karena semua sudah jelas di atur dalam Al-Qur an dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB V PENUTUP. Pemahaman Pendidikan Seks terhadap Etika Bergaul Remaja di Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya penampakan karakteristik seks sekunder (Wong, 2009: 817).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mendorong semua lapisan masyarakat untuk masuk kedalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan seksual pranikah umumnya berawal dari masa pacaran atau masa penjajakan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. muatan ilmu pengetahuan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 HUBUNGAN ATTACHMENT ANAK TERHADAP ORANGTUA DAN PEER PRESSURE DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKATANI PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai. persiapan memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). WHO mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan juga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

PERILAKU SEKSUAL WABAL DI TINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK TENTANG SEKSUALITAS S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku dan kesehatan reproduksi remaja seperti

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era global saat ini membawa remaja pada fenomena maraknya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. hanya terjadi di Barat saja yang kehidupannya memang serba bebas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini. tidak lepas dari dua komponen yaitu siswa dan guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang didalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

BAB V PENUTUP. dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat.

Gambaran konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, perilaku, kognitif, biologis serta emosi (Efendi &

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Sukmadinata (2012: 72) mengatakan bahwa penelitian

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Pengaruh informasi global (paparan media

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

IDHA WAHYUNINGSIH NIM F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. topik yang menarik untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DAN GAYA PACARAN DENGAN KECENDERUNGAN MEMBELI KONDOM PADA REMAJA SKRIPSI

HASIL WAWANCARA. Nama : Sode. Status : Penyuluh Agama. Pertanyaan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika bergaul remaja merupakan hal yang sangat berperan dalam kehidupan remaja terutama etika bergaul terhadap sesama. Melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang menjadi kekhawatiran oleh beberapa pihak, terutama orang tua. Batasan-batasan bergaul remaja sudah diatur dalam ajaran Islam, mulai dari menutup aurat, bersikap dengan lawan jenis, larangan berzina sebagaimana telah di atur di dalam al- Qur an, seperti yang terdapat dalam firman-nya: dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Al-Israa 17:32). Selain mendekati perbuatan berzina ada hal lain yang berkaitan dengan tata cara bergaul remaja seperti mengucapkan salam, bersikap sopan-santun, menyayangi sesama dan lain sebagainya. Ajaran yang sudah ada di dalam agama Islam sebaiknya dipahami dan dilaksanakan sesuai aturannya, karena semua sudah jelas di atur dalam Al-Qur an dan mempunyai manfaat untuk hambanya.

2 Untuk memahami etika dan tata cara bergaul remaja yang baik, pada dasarnya seseorang mengetahui dan mengerti tentang pengetahuan agama Islam. Pengetahuan agama Islam merupakan pengetahuan yang utama yang harus dimiliki setiap orang. Pengetahuan agama sangat penting dan merupakan dasar serta landasan seseorang dalam melakukan tindakan. Tumbuh dan berkembangnya kesadaran agama (religious consciousness) dan pengalaman agama (religious experience), ternyata melalui proses yang gradual, tidak sekaligus yakni melalui proses bertahap. Pengaruh luar sangat berperan dalam menumbuh kembangkannya, khususnya pendidikan. Pendidikan yang paling berpengaruh, yakni pendidikan dalam keluarga. Apabila di lingkungan keluarga anak-anak tidak diberikan pendidikan agama, biasanya sulit untuk memperoleh kesadaran dan pengalaman agama yang memadai (Jalaluddin,2010: 299). ). Pemahaman agama yang baik akan menumbuhkan perilaku yang baik. Khusunya disini remaja memerlukan pemahaman agama yang baik sehingga memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah yang baik, ini bertujuan agar remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan sendiri. Pihak lain yang terkait seperti sekolah dan orang tua harus bekerja sama bagaimana memberikan pemahaman agama secara baik, mantap, dan sesuai dengan kondisi remaja saat ini.

3 Etika bergaul remaja dan pengetahuan agama merupakan hal penting, namun pemahaman pendidikan seks juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan seseorang khusunya remaja. Pendidikan seks merupakan pendidikan yang memberikan informasi yang berkaitan dengan seksualitas, sikap, perilaku. Pendidikan seks adalah salah satu bidang ilmu yang dianggap penting dan sangat diperhatikan dalam Islam, karena telah diatur dalam ajaran agama Islam untuk mengatur manusia. Menurut Qibtiyah (2006: 1-2) mengatakan bahwa seksualitas merupakan bagian khusus dari kehidupan seseorang, pembahasan ini tidak hanya hal yang berhubungan dengan reproduksi, namun seksualitas berkaitan dengan masalah, agama, moral, dan hukum. Pada umumnya seseorang cenderung menghindari pembicaraan persoalan tentang seks, pembicaraan tersebut seharusnya disampaikan agar keingintahuan dapat diperoleh secara jelas khususnya remaja. Pada kenyataannya keingintahuan tentang seks banyak diperoleh melalui media seperti internet secara bebas. Pendapat lain mengenai pendidikan seks yakni menurut Djiwandono (2008: 1) mengemukakan bahwa kebutuhan orang untuk memahami seks dengan benar merupakan salah satu bukti bahwa pendidikan seks diperlukan. Di bawah ini merupakan pendapat mengenai pentingnya pendidikan seks menurut Djiwandono (2008: 2) mengemukakan bahwa yang pertama: Banyak orang tidak setuju dengan pemberian pendidikan seks, terutama di sekolah. Mereka khawatir bahwa justru setelah anak mengetahui seluk-beluk seks, anak akan mencoba-coba mempraktikannya. Ada pula yang tidak setuju dengan pemberian

4 pendidikan seks karena seks identik dengan kebejatan dan segala sesuatu yang menjijikkan (walaupun mungkin di hati kecilnya terbersit perasaaan bahwa seks itu menggairahkan). Ada juga yang menduga bahwa pendidikan seks hanya berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat reproduksi. Pendapat selanjutnya mengenai pentingnya pendidikan seks remaja menurut Djiwandono (2008: 2) mengemukakan bahwa yang ke dua: Seks memang merupakan bahan pembicaraan yang peka. Pada satu pihak sangat di butuhkan, tetapi di pihak lain orang berusaha menutup nutupinya. Masalah seks tidak perlu ditutup- tutupi, namun juga tidak lantas dibicarakan secara terbuka di tempat umum. Seks bukan hal yang tabu, apalagi jika dibicarakan di dalam keluarga antara orang tua dan anak-anaknya. Sebagaimana pendapat pertama bahwa pendidikan seks kurang baik jika diberikan kepada anak terutama di sekolah, karena ada rasa keingintahuan terhadap seksualitas ini dikhawatirkan memicu anak untuk mempraktikannya. Pendapat yang kedua mengemukakan bahwa seks merupakan pembicaraan yang tabu, ada pendapat yang mengemukakan pendidikan seks sangat dibutuhkan dan pembicaraan yang berkaitan dengan seks berusaha untuk dihindari. Pendidikan seks utamanya diberikan oleh orang tua, pembicaraan tentang seks sebaiknya jangan ditutup-tutupi, meskipun dalam pembicaraan tersebut merupakan pembicaraan yang dianggap jorok bahkan menjijikan. Namun pada kenyataannya pengetahuan agama di Perumahan Gemoh Kapling dapat dikatakan kurang atau rendah hal ini ditunjukkan dengan adanya kasus bahwa ada masyarakat yang berpindah keyakinan, hal tersebut terjadi karena faktor ekonomi dan pekerjaan. Upaya peningkatan pengetahuan agama di perumahan dapat dikatakan belum

5 maksimal, hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan keagamaan di lingkungan tersebut hanya ada kegiatan TPA dan kegiatan pengajian umum jarang dilaksanakan. Pergaulan remaja di perumahan Gemoh Kapling, beberapa sikap remaja di lingkungan tersebut seperti ada yang pendiam dan cenderung menjaga diri, remaja-remaja tersebut merupakan remaja yang mengenyam pendidikan lebih tinggi dan mereka beranggapan lebih baik di dalam rumah daripada keluar rumah dengan kondisi lingkungan yang kurang baik. Sebagaimana hasil wawancara pertama yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2016 pukul 19.00 dengan ketua RW Perumahan Gemoh Kapling yang menyatakan bahwa : Suatu hal yang terjadi seperti remaja yang hamil di luar nikah, hal tersebut bukan menjadikan kesedihan dan pelajaran bagi orang tua, namun orang tua tersebut ada perasaan bangga karena anaknya akan menikah dan sudah ada yang memiliki. Mengingat hal-hal yang telah terjadi, ini menjadikan pelajaran dan waspada bagi tokoh masyarakat terhadap warga masyarakat, oleh karena itu ketua RW sering mengikuti kegiatan penyuluhan dari dinas seperti penyuluhan yang berkaitan dengan pernikahan usia dini, seks bebas dan lainnya. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, maka materi yang telah diperoleh selanjutnya disampaikan kepada warga masyarakat khususnya orang tua dan remaja-remaja, namun masyarakat kurang memberikan tanggapan tentang materi yang disampaikan. sebagaimana hasil wawancara kedua yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2016 pukul 16.00 dengan Emilia Listyawati sebagai ketua remaja di Perumahan Gemoh Kapling yang menyatakan bahwa: Pergaulan bebas sering terjadi di Perumahan Kapling Gemoh, pergaulan bebas yang terjadi seperti remaja bertato, perokok aktif, bagi laki-laki dan perempuan, ada yang mengkonsumsi minuman

6 keras dan banyak terjadi remaja yang hamil di luar nikah. Bagi orang tua yang mempunyai anak perempuan ada rasa senang dan bangga jika anaknya hamil di luar nikah, karena mereka beranggapan bahwa anaknya sudah akan menikah. Hal-hal tersebut terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor seperti pengetahuan agama yang kurang, pengawasan dan perhatian orang tua yang masih kurang serta remaja kurang memperhatikan akibat-akibat dari sesuatu yang telah dilakukan. Hal-hal tersebut di atas sebagaimana sesuai dengan hasil survei yang menyatakan bahwa survei yang telah dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4500 remaja di 12 kota Malang tahun 2007 menunjukkan 97% dari responden pernah menonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting dan oral seks,serta 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah berhubungan intim dan 21,2% siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan (Dakosta, Mudayati,Dewi.2014: 18). Melihat permasalahan tersebut penting untuk dijadikan pembelajaran, waspada, dan peringatan baik remaja, orang tua, dan seluruh masyarakat. Melihat permasalahan tersebut dampak yang terjadi di Perumahan Gemoh Kapling seperti kondisi pergaulan remaja yang dapat dikatakan bebas hal tersebut ditunjukkan dengan banyak remaja yang duduk di persimpangan jalan dengan kegiatan yang kurang bermanfaat, anak-anak berkumpul dan melihat sesuatu yang seharusnya tidak layak untuk dilihat yakni video porno. Ketika melihat video tersebut ada warga yang melihat dan ditegurnya. Dampak lain yang terjadi seperti, banyak remaja hamil di luar nikah ini merupakan sesuatu hal yang memprihatinkan.

7 Adanya permasalahan tersebut sebaiknya tingkat pengetahuan agama dapat lebih ditingkatkan mulai dari dilaksanakan pengajian bulanan atau mingguan dengan adanya Uztad atau pemateri untuk mengisi kegiatan tersebut, serta kegiatan keagamaan lainnya bisa dilaksanakan bersama karang taruna di Perumahan Gemoh Kapling. Mengenai pemahaman pendidikan seks bisa lebih ditekankan melalui penyuluhan langsung dari beberapa instansi, kegiatan tersebut sebaiknya mulai diterapkan dan ditekankan. Adanya kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya agar permasalahan tersebut bisa berkurang dan adanya perubahan yang baik. Semua itu tidak lepas dengan berbagai peran orang tua seperti pengawasan dalam kegiatan keseharian, bimbingan orang tua dan perhatian serta kasih sayang. Oleh karena itu diharapkan melalui sebuah pengetahuan dan pendidikan menjadikan manusia untuk hidup lebih baik, memiliki kehidupan yang sejahtera, begitu pula dengan pengetahuan agama dan pemahaman pendidikan seks peneliti ingin meneliti ada tidaknya pengaruh pengetahuan agama dan pemahaman pendidikan seks terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling tersebut dikarenakan di lingkungan tersebut banyak terjadi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan remaja. Melihat pentingnya pengaruh pengetahuan agama dan pemahaman pendidikan seks terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh, maka permasalahan tersebut penting untuk diangkat

8 agar permasalahan-permasalahan tidak semakin marak seperti banyaknya fenomena yang pergaulan bebas yang pernah terjadi sebelumnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengetahuan agama remaja di Perumahan Gemoh Kapling? 2. Bagaimana pemahaman pendidikan seks remaja di Perumahan Gemoh Kapling? 3. Bagaimana etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling? 4. Apakah ada pengaruh pengetahuan agama Islam terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling? 5. Apakah ada pengaruh pemahaman pendidikan seks terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling? 6. Apakah ada pengaruh pengetahuan agama dan pemahaman pendidikan seks terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pengetahuan agama remaja di Perumahan Gemoh Kapling. 2. Untuk mendeskripsikan pemahaman pendidikan seks remaja di Perumahan Gemoh Kapling. 3. Untuk mendeskripsikan etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling. 4. Untuk membuktikan apakah ada pengaruh pengetahuan agama Islam terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling.

9 5. Untuk membuktikan apakah ada pengaruh pemahaman pendidikan seks terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kalping. 6. Untuk membuktikan pengaruh pengetahuan agama dan pemahaman pendidikan seks terhadap etika bergaul remaja di Perumahan Gemoh Kapling. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran serta memperbayak wawasan khususnya dalam bidang agama, pendidikan Islam dan bidang sosial tentang remaja dan permasalahannya. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengetahui tentang tingkat keberagamaan, pendidikan seks dan etika bergaulnya serta dapat menjadi perhatian yang lebih oleh para orang tua. E. Sistematika Pembahasan Bab I: Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sitematika pembahasan. Bab II: tinjauan pustaka dan kerangka teori, bab ini memuat uaraian tentang hasil penelitian terdahulu dan kerangka teori relevan yang terkait dengan tema skripsi

10 Bab III: Metode Penelitian, bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti diantaranya jenis penelitian, konsep dan variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta analisis data yang digunakan. Bab IV: Hasil dan pembahasan, bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang akan diuraikan dalam skripsi ini. Bab V : penutup, bab ini berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi dan keterbatan-keterbatasan dalam penelitian.