VALIDITAS DIAGNOSTIK BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS PADA KARSINOMA PAYUDARA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK. Method: This is an analytical descriptive study with cross sectional approach done on 44 respondents.

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

Biopsi payudara (breast biopsy)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keakuratan Diagnosis Pemeriksaan Sitologi Aspirasi Jarum Halus pada Tumor Payudara di RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

Hubungan Usia dengan Gambaran Klinikopatologi Kanker Payudara di Bagian Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERANAN PATOLOGI DALAM DIAGNOSTIK TUMOR PAYUDARA

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

" The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings "

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

Diagnostic & Screening

ABSTRAK. Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Siti Fitria Dewi, Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin.,dr,Mkes.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3

Indira Suluh Paramita Andreas Makmur Effif Syofra Tripriadi ABSTRACT

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

KARSINOMA PAPILER PADA PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PUS TERHADAP PROGRAM SADARI PADA PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN JATIHANDAP KOTA BANDUNG

GAMBARAN HISTOPATOLOGI KANKER PAYUDARA DUKTAL INVASIF BERDASARKAN GRADING PADA PEREMPUAN USIA 40 TAHUN KEBAWAH DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

ABSTRACT. Key words: breast cancer, histopathology

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010

KETEPATAN PEMERIKSAAN TERPADU SITOLOGI BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (Si-BAJAH) DAN ULTRASONOGRAFI PADA NODUL TIROID DI RSUP H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

HUBUNGAN PROFIL SITOLOGI CAIRAN PLEURA DENGAN PROFIL PASIEN KANKER PARU DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JULI 2010-JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUMOR PAYUDARA DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK-MEDAN TAHUN

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

TESIS REZA ADITYA DIGAMBIRO Pembimbing : Prof Dr. Gani W Tambunan, SpPA (K) Dr. H Delyuzar M.Ked(PA), SpPA (K)

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

Validitas Diagnostik Fine Needle Aspiration Biopsy Kelenjar Getah Bening Inguinal yang Teraba pada Karsinoma Penis di RSUP Sanglah, Denpasar

Hubungan Mikrometastasis Kelenjar Limfe dengan Gambaran Histopatologik Karsinoma Payudara

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

NILAI DIAGNOSTIK KARAKTERISTIK KLINIS DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

PENDAHULUAN METODE HASIL

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI KARSINOMA PAYUDARA INVASIF TIPE TIDAK SPESIFIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DARI 1 JANUARI 2014 SAMPAI 30 APRIL 2015

Muhartono, Fitria Saftarina, Indri Windarti. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Modul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

Keywords: Mammary Fibroadenoma, Family History, Role of Health Personnel

Transkripsi:

VALIDITAS DIAGNOSTIK BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS PADA KARSINOMA PAYUDARA Dody Novrial 1 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: dodynovrial@yahoo.com ABSTRACT Breast cancer incidence is still in the second position after cervical cancer within women malignancy. Fine needle aspiration biopsy (FNAB) has been widely known and used in diagnosing breast lesions last few decades. FNAB diagnostic procedure is considered less invasive and relatively less expensive than surgery biopsy. This research was diagnostic study with cross sectional design. Research done by reading FNAB cytology and histopathology slides from 86 patients with breast tumor between January 2004 until December 2007. WHO classification and Elston & Ellis method was used to diagnose breast tumor variant and grading. While fnab cytology used the NHS Breast Screening Program (NHSBSP) guidelines. Diagnostic tests of FNAB showed sensitivity 91%, specificity 79%, and accuracy 87%. The sensitivity and specificity values of FNAB on this research was still quite high, because in many literature explained that the sensitivity and specificity rates of FNAB ranged between 66% and 92% depending on the experience of diagnostic and hospital procedure. Keywords : breast cancer, fine needle aspiration biopsy PENDAHULUAN Karsinoma merupakan jenis keganasan yang paling umum dijumpai pada payudara. Kanker payudara sendiri masih menduduki peringkat kedua keganasan pada wanita setelah kanker leher rahim. Pada tahun 2001, tercatat hampir 240.000 wanita di dunia didiagnosis menderita kanker payudara, dan 40.000 diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut 1. Berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk menekan insidensi kanker payudara, termasuk diantaranya pengembangan tehnik diagnostik berupa biopsi aspirasi jarum halus (AJH). Biopsi AJH telah dikenal luas dan digunakan dalam mendiagnosis lesi payudara beberapa dekade terakhir. Prosedur diagnostik AJH ini dinilai kurang invasif dan relatif lebih murah dibandingkan biopsi operasi 2. Teknik ini pada beberapa pusat patologi telah menurunkan tindakan operatif pada lesi jinak payudara, dan secara umum mengurangi prosedur operasi pada wanita dengan karsinoma payudara 3. Di Indonesia, hanya beberapa sentra patologi yang telah menerapkan prosedur AJH pada pasien dengan lesi payudara, sehingga validitas pemeriksaan ini belum terdata dengan baik. Dengan latar belakang ini, penelitian tentang keakuratan diagnostik AJH perlu dilakukan, khususnya di lingkungan patologi anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan (FKIK) Unsoed/RSUD Margono Soekarjo, dengan harapan dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan kualitas pelayanan 76

patologi, khususnya dalam mendiagnosis karsinoma payudara. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian diagnostik dengan desain cross sectional study (studi potong lintang). Metode sampling yang digunakan adalah total/consequtive sampling terhadap sediaan patologi anatomi 86 pasien yang memenuhi kriteria inklusi di Laboratorium Patologi Anatomi FKIK Unsoed/RSUD Margono Soekarjo periode Januari 2004 sampai Desember 2007. Materi penelitian berupa sediaan patologi anatomi penderita dengan tumor payudara yang telah dilakukan tindakan biopsi AJH diikuti dengan biopsi eksisi atau operasi sesuai prosedur standar pelayanan medik RSUD Margono Soekarjo. Variabel prediktor adalah hasil pembacaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus, sedangkan variabel outcome adalah hasil pembacaan sediaan histopatologi (baku emas). Sediaan histopatologi dinilai berdasarkan jenis tumor sesuai dengan klasifikasi WHO 4 dan grading tumor menggunakan metode semi kuantitatif 5. Sediaan sitologi biopsi AJH dinilai berdasarkan NHS Breast Screening Programme (NHSBSP) guidelines 6. Seluruh sediaan diperiksa oleh dua orang ahli patologi anatomi dan dilakukan secara tersamar (masked/blinded). Analisis data menggunakan uji diagnostik dengan tabel 2 x 2, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai konstan meliputi sensitivitas dan spesifisitas; nilai klinik meliputi nilai duga positif, nilai duga negatif, akurasi dan prevalensi, serta likelihood ratio positif dan negatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 86 sampel yang memenuhi kriteria dimana dilakukan AJH dan biopsi atau operasi tumor payudara, didapatkan distribusi usia sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi penderita tumor payudara berdasarkan usia Usia (tahun) Jumlah Prosentase 21-30 12 13,95 31-40 20 23,26 41-50 36 41,86 51-60 13 15,12 61-70 4 4,65 71-80 1 1,16 Jumlah 86 100 Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rentang usia 41-50 tahun merupakan usia terbanyak kejadian tumor payudara, sebesar 41,86%. Gambaran sitologi AJH yang dilakukan pada 86 pasien sampel penelitian, didapatkan 58 sediaan menunjukkan sel ganas positif, dan 28 sediaan menunjukkan sel ganas negatif. Pada sediaan histopatologi biopsi maupun operasi dari 86 pasien sampel 77

penelitian, didapatkan 57 sediaan menunjukkan keganasan, dan 29 sediaan tidak ditemukan keganasan. Selengkapnya disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Uji diagnostik AJH Histopatologi Tidak Ganas Jumlah Ganas Ganas 52 6 58 AJH Tidak Ganas 5 23 28 Jumlah 57 29 86 Dari Tabel 2, dapat dilakukan analisis sebagai berikut : Sensitivitas = 91% (IK 95%: 85-97) Spesifisitas = 79% (IK 95% : 70-87) Nilai duga positif = 89% (IK 95% : 82-96) Nilai duga negatif = 82% (IK 95% : 74-80) Akurasi = 87% Prevalensi = 66% Rasio kemungkinan (Likelihood ratio) positif RK positif = 10,11 RK negatif = 0,11 Pre test odds = 1,94 Post test odds = 19,61 Post test probability = 95% Dari serangkaian uji diagnostik yang dilakukan untuk membuktikan validitas AJH dalam mendiagnosis karsinoma payudara, didapatkan hasil bahwa AJH memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, yaitu 91% dan 79%. Demikian pula dengan nilai duga positif maupun nilai duga negatifnya. Bila melihat pre-test probability (prevalensi) sebesar 66%, maka untuk diagnosis karsinoma payudara, nilai sensitivitas yang tinggi menjadi hal yang lebih penting dibandingkan nilai spesifisitas. Metode AJH menunjukkan hasil uji diagnostik positif kuat dan bermakna penting dimana RK positif lebih dari 10, demikian juga untuk uji diagnostik negatif di mana RK negatif sebesar 0,11. Metode ini juga menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi dalam menegakkan diagnosis karsinoma payudara dengan melihat perbandingan antara pre-test dan post-test probability sebesar 0,66 : 0,95. Didapatkan peningkatan kemungkinan (probabilitas) pasien untuk bisa terdeteksi menderita karsinoma payudara sebesar 29% setelah dilakukan pemeriksaan AJH. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian ditempat lain, seperti yang dilaporkan oleh Smith et al (1997) 7, Rocha et al (1997) 8 dan Arisio et al (1998) 9. Nilai sensitivitas dan spesifisitas AJH pada penelitian ini masih cukup tinggi, karena dalam banyak kepustakaan dijelaskan bahwa angka sensitivitas dan spesifisitas AJH berkisar antara 66 % dan 92 % tergantung pada pengalaman diagnostik dan prosedur tetap AJH di Rumah Sakit yang bersangkutan 10. Peneliti lain juga telah 78

melaporkan hasil penelitian validitas diagnostik AJH karsinoma payudara mempunyai nilai sensitivitas berkisar antara 65 % - 98 % dan nilai spesifisitas antara 34 % - 100% 11. Dari 6 kasus kesalahan diagnosis berupa positif palsu, satu kasus dengan tumor berukuran diameter 9 12 cm, gambaran sitologi menunjukkan adanya sel spindel mirip dengan karsinoma sel spindel, tetapi setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi menunjukkan tumor phyloides benigna, hal ini dapat terjadi kemungkinan karena peningkatan jumlah sel stroma intra lobular 1. Satu kasus yang lain, setelah dikonfirmasi dengan histopatologi menunjukkan gambaran lesi proliferatif berupa fibroadenoma, sedangkan empat kasus lainnya menunjukkan gambaran sitologi mirip dengan ductal carcinoma, disertai reaksi radang berupa sel-sel limfosit, setelah dikonfirmasi dengan histopatologi menunjukkan mastitis kronis. Hasil negatif palsu didapatkan pada lima kasus dengan tumor berukuran diameter 2-3 cm, tanpa pembesaran kelenjar limfe, setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi, dua kasus menunjukan karsinoma intraduktal (DCIS) dan tiga kasus lainnya menunjukkan karsinoma lobular invasif (ILC). Menurut Peters 10, hasil positif palsu memang dapat terjadi pada pemeriksaan aspirasi jarum halus pada lesi prolifertif contohnya adenosis, fibroadenoma, ginekomastia, laktasi, dan juga pada lesi reaktif seperti peradangan atau pada pasca radiasi dimana ukuran sel epitel kelenjar serta intinya menunjukkan variasi ukuran yang besarnya mirip seperti sel ganas atau disebut sel atipik. Kesalahan diagnosis AJH dapat terjadi hampir 10 % dari semua kasus karsinoma payudara, tetapi hal ini hampir tidak pernah terjadi jika Tripple Diagnosis yang meliputi pemeriksaan klinis, mammografi dan AJH diikuti, dan menurut Osuch Jr et al 12, walaupun terjadi kesalahan dalam pemeriksaan Tripel diagnosis resiko kesalahan tidak lebih dari 1 %. Kesalahan-kesalahan diagnosis yang mungkin terjadi pada AJH dapat dikarenakan antara lain : tidak adanya sel tumor yang teraspirasi karena target yang kecil atau fibrotik, sel tumor tidak dikenali oleh ahli sitopatologi misalnya pada campuran antara sel jinak dan sel ganas atau pada karsinoma yang berdiferensi baik, dan hapusan-hapusan mungkin secara kuantitatif atau kualitatif tidak mencukupi. Kecurigaan terhadap keganasan dapat muncul meskipun kriteria diagnosis tidak terpenuhi, kasuskasus ini merupakan daerah kelabu dimana kriteria yang ada tidak dapat membedakan kelainan lesi jinak dan ganas. Daerah kelabu yang berasal dari lesi jinak biasanya dari lesi proliferatif seperti adenosis, fibroadenoma, tumor phylloides benigna, sebaliknya dari 79

lesi ganas biasanya dari karsinoma yang berdiferensiasi baik dengan inti kecil dan monomorfik seperti karsinoma tubular, karsinoma lobular invasif dan karsinoma intraduktal 10. KESIMPULAN Biopsi aspirasi jarum halus (AJH) memiliki tingkat validitas yang tinggi sebagai metode diagnostik pada karsinoma payudara, dengan sensitivitas 91%, spesifisitas 79% dan akurasi 87%. DAFTAR PUSTAKA 1. Lester SC. 2004. The breast. In Robbin and Cotran Pathologic Basis of Disesase 7 th ed, Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Elsevier Saunders. Pennsylvania. Pp:1129. 2. Lee CH, Egglin TIK, Philpotts LE, et al..1999. Cost effectiveness of stereotaxic core needle biopsy: analysis by means of mammographic findings. Radiology. 202:849-54. 3. Logan-Young W, Dawson AE, Wilbur DC, et al.1998. The cost effectiveness of fineneedle aspiration cytology and 14-gauge core needle biopsy compared with open surgical biopsy in the diagnosis of breast carcinoma. Cancer. 82:1867-73. 4. WHO. 2003. Pathology and genetics: Tumours of the breast and female genitical organs. IARC Press. Lyon 5. Elston CW, Ellis IO. 1991. Pathological prognostic factors in breast cancer. I. The value of histological grade in breast cancer: experience from a large study with longterm follow-up. Histopathology. 19:403-10. 6. NHS Cancer Screening Programmes. 2001. Guidelines for non-operative diagnostic procedures and reporting in breast cancer screening. NHSBSP publication no. 50. Sheffield. 7. Smith S.D., Cason. Z., Cabaniss D.E., Benghuzzi H.A., Lemos L.B, et al.1997 Accuracy of fine needle aspiration biopsy of the breast. Biomed Sci Instrum, 33: 286 91. 8. Rocha P.D, Nadkami N.S, Menezes S. 1997. Fine needle aspiration biopsy of breast lesions and histopatology corelation. An analysis of 837 cases in four years. Acta Cytol. 4 (3); 705-12. 9. Arisio.R., Cuccorese.C., Accenilli.G., Mano.M.P., Bordon. R., Fessia.L.1998. Role of fine needle aspiration biopsy in breast lesion: analysis 4,110 cases. Diagn Cytopathol. 18 (6):462 67. 10. Peterse.J.L.2001.2nd Four day Post Graduate Course on Clinical Cytology: FNA and cytology Yogyakarta. 11. Foster.R.S. 2000. Technique of Diagnosis of Palpabel Breast Masses. In Harris JR, Lippman ME. Morrow M, Osborne CK, editors. Disease of the Breast Philadelpia : Lippincott William & Wilkins.; pp; 95 100. 12. Osuch.JR., Bonham..V.L., Morris.LL. 1998. Primary care guide to managing a breast mast; step-by-step workup. Mescap Womens Health.3 (5): 4.. 80