A s e p A s h l y N. M. p e n c a r i a n n a d a y a n g h i l a n g Refleksi Pecahan Ekspresi Kehidupan Antologi Puisi K H O E R U N O P U B L I S H I N G
PENCARIAN NADA YANG HILANG Refleksi Pecahan Ekspresi Kehidupan Oleh: Asep Ashly Copyright 2012 by Asep Ashly Penerbit Kho Eruno Publishing khoerunosideas.blogspot.com khorowling@gmail.com Desain Sampul: Aris Dodi Layouter, Editor, & Illustrator: Kho Eruno Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Teruntuk Bunda dan Ayahanda, Juga Adik dan Sanak Saudara. Untuk Guru Sastraku Untuk Kawan pengatur keseimbangan (69 Yin dan Yang) Untuk Teman di kosan Cinta Tak lupa untuk Pemusik-Pemusik Penyair-Penyair Di kemudian nanti hidupnya. 3
Sajak-Sajak PENCARIAN NADA YANG HILNG Refleksi Pecahan Ekspresi Kehidupan 4
HIJRAH Dari kerumunan gelagat seperti para bangsawan Suasanapun tak tercerahkan Nyanyian keceriaan dan gelak tawa kebahagian meski terpatrikan Namun tak mampu menahan kehausan untuk pergi Berpindah ke tempat sepi Melanjutkan tradisi yang terabaikan Tradisi mencari Perpindahanpun menjadi alasan Bukan pelarian Bukan pula kejenuhan Tapi pencarian Dari hati ini Ke hati yang disini Dari hati yang disini kesemua yang ada kini Perpindahan mengakibatkan ancaman Tapi juga kesedihan Mengakibatkan kebahagiaan tapi juga penyesalan Tapi hijrahku adalah sebuah keputusan juga pilihan Bukan pelarian juga kekecewaan 2011 5
6 IBU BUKU AKU angka sembilan menjadi lambang betapa aku menjadi beban, tapi engkau tak mengeluh kemudian menyurut ke angka tujuh, tanggal itupun menjadi tangisan (alami) bagi si bayi yang dilahirkan, namun anugerah kebahagiaan bagi engkau (ibu). turun lagi ketiga di usia itu si bayi tumbuh dengan manja, juga penuh dengan celaka (cerita ibu) hingga ke Satu hal yang Ibu ajarkan dan doktrinkan padaku, hingga melekat sampai aku mulai senja bagiku tak pernah terasakan kau membesarkan dan tak pernah terpikirkan kau begitu memengaruhi sampai kini aku beranjak dewasa kau sering katakan "Baca! Baca! Baca!" hingga aku bertemu dengan buku kali ini ia yang memberiku banyak pengalaman menambahiku dengan berbagai keanehan membuka cakrawala hijab yang terbelenggukan memercikan cahaya pengetahuan dan membagi hangat kebahagiaan kini aku ingin selalu dekat dengan buku dekat dengan Ibu tak ada jarak dengan Ibuku Indah yang kau tanamkan Buku yang kau berikan Usaha keras yang kau ajarkan Kesabaran dan kebijaksanaan yang kau selalu ingatkan Untuk duniaku yang berbanyak dimensi. Ibu Buku aku
dan Buku aku Ibu hingga pada saatnya Aku Ibu Buku keduanya sangat mencerahkan dan menyaratkan Keagungan Tuhan Alhamdulillah Shallu wa Sallam Alaihi Hatur Nuhun Ibu Terimakasih Buku aku sekarang Terhidupkan. 2011 7
CUKUP INGAT SAJA UNTUK KEMUDIAN LUPA Dimulai dengan basmalah Diakhiri dengan Alhamdulillah namun kapan aku mulai dan kapan aku akhiri? Dalam dekat aku mendamai dalam jauh akupun terpekat badai tapi dimana jaraknya antara jauh dan dekatku? harusnya aku beraksi harusnya juga memikir diri hanya saja sampai dimana meski dicampuri? masa ini aku meski membaur masa ini juga aku meski sendiri lebur lantas mana kesadaran dan kebijaksanaan? bisakah malam dan siang muncul berbarengan dalam waktu dan tempat yang sama? bisakah panas dan dingin terasa bersama tatkala kulit tak ada? dan bisakah berfikir tatkala alatnya terpinggir? hanya cukup ingat saja untuk kemudian lupa bahwa akunya merekapun Mendera Senyum Fana Selasa 2011 8
MULAI KEMBALI PERJALANAN Awalnya akan ku-tambatkan segala kegelisahanku lewat musik ku-labuhkan segala kebahagiaanku lewat nada-nada seutuhnya dan sejatinya tapi lewat lagu-lagu perenungan ku-terkapar dalam buaian sastra kehidupan Sastra Bernada pun menjadi titik mula kembali perjalanan menghidupkan kembali jiwa-jiwa yang terkubur sepi dalam keluasan samudera karya pemikiran mereka menguji kesetiaan diri pada sekalian harapan aku mulai dari ruang tak beraturan mulai dari zaman penindasan martabat diri dimana Capital menjadi penguasa penguasa yang membunuh nilai-nilai cinta nada-ku kini mulai dituliskan menjadi teks-teks yang hidup dalam kebekuan lembaran kertas kaku karena ruh napsu kutiupkan hanya tinggal melunak-kan waktu agar karya-ku tak kaku dan melemahkan emosi napsu agar kemudian tak meng-aku 2011 9
BEBASLAH WAHAI PEMUDA Aku khawatir kita hanya bernostalgia dengan semangat masa lampau bukan menghayati setiap pekikan semangat yang kuat aku juga khawatir para pemuda kini cukup menikmati biji-biji yang ditanam masa silam tanpa mau tetap menanam, aku justru heran, setiap jiwa yang hidup kini telah terbebaskan secara legitimasi namun belum secara kenyataan aku heran, para pemuda sekarang bebas dalam keterkekangan bebas tapi dihantui bayang-bayang uang tak seperti pemuda lalu terkekang, namun merasa bebas terenggut, namun mampu bergelut aku heran dengan pemuda sekarang perlukah ikrar lagi untuk menentang tirani kapitalis? atau hanya duduk manis menikmati sisa waktu yang begitu tragis semangatlah bangkitlah bebaslah. Wahai Pemuda 10