BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, kondisi kepegawaian di Indonesia terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS) cukup mendapat perhatian dari pemerintah. Deputi SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Setiawan Wangsaatmaja membeberkan data kondisi PNS di instansi pusat dan daerah, bahwa ada 42 persen dari 4,517 juta PNS di Indonesia yang datang ke kantor sangat tidak produktif dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Pemerintah mengakui kondisi PNS saat ini sangat jauh dari keadaan yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal. Padahal hal itu merupakan substansi yang harus dicapai oleh suatu institusi pemerintah, baik yang ada di pusat maupun daerah bahwa pelayanan yang sempurna adalah inti dari kinerja birokrasi. Kondisi yang terjadi di lingkungan PNS saat ini setidaknya berawal dari tiga hal yaitu: (1) Pemerintah tidak memiliki perencanaan perekrutan pegawai yang baik, terlihat dari banyaknya jumlah PNS yang tidak memiliki job description yang jelas, (2) Mekanisme perekrutan pegawai yang dilakukan oleh pemerintah tidak tepat, dimana tidak adanya tes kompetensi dan skill yang sesuai dengan persyaratan jabatan, (3) Manajemen tata kelola pegawai tidak tepat, yang meliputi penempatan, pembinaan, dan pengembangan karir PNS. Oleh karena itu perlu adanya upaya pemerintah untuk memperbaiki situasi yang terjadi pada PNS di Indonesia saat ini agar kinerjanya menjadi lebih baik. 1
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi adalah sebuah instansi pemerintah untuk menunjang upaya pemerintah dalam membangun struktur perdagangan dan industri yang lebih baik, maka dibentuklah di setiap daerah atau Kabupaten di Indonesia termasuk Kabupaten Banyumas. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas. Tujuan yang juga merupakan tugas pokok dari DINPERINDAGKOP Kabupaten Banyumas ini adalah untuk melaksanakan teknis operasional urusan pemerintahan daerah bidang perindustrian, bidang perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil menengah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Tentunya untuk mencapai tujuan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas tersebut perlu diimbangi dan ditunjang dengan kinerja instansi yang baik yang didasarkan pada kinerja pegawainya. Pegawai dari instansi tersebut harus berkualitas, cakap, terampil dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan dan juga dapat meningkatkan prestasi kerja yang berdampak baik bagi masyarakat maupun instansi itu sendiri. Selain itu pegawai juga harus memiliki produktivitas dan etika kerja yang baik, karena kinerja dari sebuah instansi tentunya mendapat penilaian langsung dari masyarakat atas pelayanan yang didapat dari pegawai instansi tersebut. Penelitian mengenai kinerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi maupun instansi pemerintah lainnya yang setara telah dilakukan oleh 2
beberapa peneliti dan ada beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai, diantaranya ; kecerdasan emosional, komitmen organisasional, dan organizational citizenship behavior (Astuti, 2013) ; Kualitas sumber daya manusia dan penerapan pola kepemimpinan demokrasi Pancasila (Putra, 2012) ; Kompetensi, pengembangan karir, dan kepuasan kerja (Hady, 2013) ; Pengembangan karir, kompetensi dan produktivitas kerja sebagai variabel antara (Bahri, 2016). Berkaitan dengan hal diatas, penelitian ini bermaksud untuk melakukan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya oleh Bahri (2016) mengenai Pengembangan Karir dan Kompetensi terhadap Produktivitas Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Pegawai. Berdasarkan rekomendasi dari peneliti terdahulu untuk penelitian lanjutan mengenai variabel-variabel tersebut untuk mengetahui variabel-variabel lain yang memengaruhi kinerja pegawai seperti variabel iklim organisasi, etika kerja, kepemimpinan, budaya kerja dan motivasi kerja. Maka dari itu peneliti memilih variabel pengembangan karir dan kompetensi lalu menghilangkan variabel antaranya yaitu produktivitas kerja karena variabel produktivitas kerja itu lebih cocok untuk perusahaan manufaktur dibanding instansi pemerintah. Selain itu, peneliti juga menambahkan variabel lain dalam penelitian ini yaitu etika kerja, karena sesuai dengan yang direkomendasikan oleh peneliti terdahulu. Pada dasarnya pentingnya pengembangan karir di sebuah instansi sangat erat hubungannya dengan tingkat kinerja dari pegawainya. Dengan semakin jelasnya pelaksanaan pengembangan karir dalam suatu instansi akan menyebabkan semakin meningkatnya produktivitas pegawai, loyalitas, dan 3
kreativitas pegawai yang tentunya semua itu akan berpengaruh pada kinerja pegawai. Hal ini juga didukung oleh pengertian pengembangan karir (Bahri, 2016) yaitu merupakan upaya atau langkah-langkah yang dilaksanakan oleh seorang pegawai dan atau oleh pimpinan sumber daya manusia dalam rangka pengembangan potensi pegawai untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam usaha mencapai tujuan instansi. Selain itu dalam sebuah instansi pemerintah tentunya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak terlepas dari kemampuan dan kompetensi dari masing-masing individu pegawai yang ditugaskan pada satuan kerja di tempat bertugas. Menurut Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dalam (Marwansyah, 2010), kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keretampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaaan atau tugas sesuai dengan performen yang ditetapkan. Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 pun mengungkapkan bahwa kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kompetensi yang dimiliki seorang pegawai maka akan semakin baik pula kinerjanya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai arti kompetensi menurut Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, disebutkan pula mengenai sikap kerja pegawai. Sikap kerja pegawai ini tentunya berkaitan dengan nilai, norma dan bagaimana perilaku 4
atau tingkah laku pegawai dalam menyikapi pekerjaannya atau bisa juga dimaksudkan sebagai etika kerja pegawai. Dalam membina kemampuan dalam bekerja dan meningkatkan kinerja masing-masing pegawai, tidak terlepas dari etika kerja yang di yakini oleh individu tersebut. Etika kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau sifat mengenai cara berkerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa. (Herlambang, 2013) Berdasarkan hal yang sudah dijabarkan diatas, peneliti mengambil lokasi penelitian di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas yang beralamat di Jalan Jendral Gatot Soebroto No. 102, Purwokerto. Peneliti memlilih objek tersebut karena instansi dengan visi Terwujudnya Industri, Perdagangan, Koperasi dan UKM yang maju dan berdaya saing ini, yang tentunya juga membutuhkan suatu upaya dan strategi yang cermat dan tepat agar tetap dapat melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuannya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, tentunya perlu adanya analisis atau penilaian kinerja pegawainya demi menunjang proses pencapaian tujuan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas. Selain itu belum ada penelitian terdahulu mengenai variabel pengembangan karir, kompetensi dan etika kerja yang mengambil objek serupa. Disisi lain juga karena lokasi dari objek yang dekat dengan tempat tinggal saya sehingga lebih memudahkan saya dalam segala urusan dan keperluan untuk melakukan penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil judul PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, KOMPETENSI DAN ETIKA 5
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang dihadapi dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1) Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir secara parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas? 2) Apakah terdapat pengaruh kompetensi secara parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas? 3) Apakah terdapat pengaruh etika kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas? 4) Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir, kompetensi, dan etika kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari adanya penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir secara parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas. 6
2) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi secara parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas. 3) Untuk mengetahui pengaruh etika kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas. 4) Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir, kompetensi, dan etika kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan nantinya memiliki manfaat bagi beberapa pihak yaitu untuk : 1) Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan langkah yang diambil terutama dalam bidang personalia yang berkaitan dengan pengembangan karir, kompetensi dan etika kerja dengan kinerja karyawan. 2) Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banyumas, untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai. 3) Peneliti diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan menambah pengalaman, wawasan serta pembelajaran sebagai praktisi dalam menganalisis suatu masalah kemudian mengambil 7
keputusan dan kesimpulan. Tentunya juga sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 8