BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN START

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum BAB V PENUTUP

rata-rata 19 km/jam ; Jalan Kolektor dengan kecepatan rata-rata 21 km/jam ; Jalan Lokal dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam

usaha pemenntah pusat maupun daerah dalam melaksanakan pembangunan fisik dan

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

MANAJEMEN ARUS LALULINTAS PADA SISTEM JARINGAN JALAN KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMME2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POLA PERJALANAN TRANSPORTASI PENDUDUK DAERAH PINGGIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG DAN TINJAUAN SEKOLAH LUAR BIASA DI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. menjadikan Kota Semarang sebagai pusat segala aktifitas dan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

LEMBAR PENGESAHAN KAJIAN TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN KUALITAS DENGAN KEGAGALAN KONSTRUKSI

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Aria Alantoni D2B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus Solo Grand mall Surakarta)

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Jurnal Geodesi Undip April 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

MODEL RUTE ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (Studi Kasus: Kota Semarang) TUGAS AKHIR

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

OUTER RING ROAD SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI PERMASALAHAN TRANSPORTASI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jakarta sebagai ibukota negara dan sebagai tempat perputaran ekonomi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) UNTUK KAWASAN URBAN SPRAWL KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Koridor Setiabudi dan Majapahit) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN KAJIAN STRUKTUR RUANG DAN AKSESIBILITAS KOTA

KAJIAN PERUBAHAN SPASIAL KAWASAN PINGGIRAN KOTA SEMARANG DITINJAU DARI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI MULAI. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III HASIL PENGAMATAN RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN SAMPANGAN DAN TAMAN TIRTOAGUNG DI KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

: a. bahwa berdasarkan Pasal 5 Peraturan Daerah Kota Semarang

BAB III TINJAUAN LOKASI

ANALISIS JARINGAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM EMME/2 DAN ENIF (Studi Kasus : Simpang Jalan Tol Jalan Setia Budi, Jatingaleh Semarang)

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG. Disusun Oleh : Ir. Bambang Pudjianto, MT NIP.

BAB I PENDAHULUAN I - 1

TOWNHOUSE DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

INDIKASI PROGRAM RTRW KOTA SEMARANG TAHUN WAKTU PELAKSANAAN PJM I PJM II PJM III PJM IV NO PROGRAM UTAMA LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan disebabkan oleh berkembangnya berbagai kegiatan

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 ALUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK STRUKTUR KOTA DAN PENGARUHNYA TERHADAP POLA PERGERAKAN DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya, manusia selalu dihadapkan oleh berbagai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia melakukan berbagai usaha atau kegiatan. Jumlah penduduk yang semakin berkembang, menjadikan semakin berkembang pula berbagai kegiatan tersebut. Dapat dilihat bahwa setiap orang tidak hanya melakukan satu kegiatan. Dalam kehidupannya seseorang membutuhkan kegiatan pendidikan, kegiatan sosial, bekerja, beribadah, rekreasi, dan sebagainya. Dari kegiatan yang multicorak tersebut dibutuhkan tempat untuk melakukannya, seperti sekolah, kantor, tempat rekreasi, tempat ibadah, dll, yang menimbulkan kebutuhan akan lahan. Untuk menuju ke berbagai sistem kegiatan (tata guna lahan) ini, timbul pegerakan transportasi yang ditunjang oleh adanya sarana dan prasarana transportasi. Perkembangan jumlah penduduk di Kota Semarang menuntut kebutuhan akan lahan yang semakin luas, yang tidak bisa dipungkiri semakin meluas ke arah pinggiran kota karena semakin padatnya wilayah pusat, hal ini juga terkait dengan adanya usaha perkembangan ekonomi dari pemerintah kota maupun adanya berbagai kegiatan penduduk. Adanya kebutuhan akan lahan tersebut, mempengaruhi adanya permintaan akan lahan. Penggunaan lahan untuk berbagai kegiatan, tidak dapat dibiarkan dengan apa adanya. Dalam penggunaannya, lahan perlu dilakukan penataan agar tidak terjadi pencampuradukan. Tata guna lahan merupakan pengaturan pemanfaatan lahan di suatu lingkup wilayah untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Dari penggunaan lahan, akan menjadikan lahan tersebut mempunyai nilai. Nilai lahan, berpengaruh terhadap tata guna lahan (sistem kegiatan) berkaitan erat dan saling berinteraksi dengan sistem transportasi. Oleh karena itu, tata guna lahan yang dapat diartikan aktivitas di potongan tanah (lahan) dan sistem owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-1 preservation:

transportasi akan membentuk suatu sistem lingkaran yang tertutup. Berbagai kegiatan masyarakat yang dipengaruhi gaya hidup, jadwal kegiatan yang berbedabeda, pertambahan penduduk, tuntutan pemenuhan kebutuhan akan menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan harus diimbangi fasilitas pendukung transportasi yang baik sehingga objek yang ditransportasikan tersebut aman, nyaman, dengan biaya yang murah, serta lancar. Dengan sistem transportasi yang baik, yaitu yang mencakup 2 (dua) aspek yang sangat penting, yakni aspek sarana (moda atau jenis angkutan) dan aspek prasarana (wadah atau alat lain yang digunakan untuk mendukung sarana), secara alamiah akan menambah nilai aksesibilitas. Jika nilai aksesibilitas meningkat, akan ada kecenderungan merubah nilai lahan yang berakibat pula pada pola penggunaan lahan. Aksesibilitas, yang berpengaruh terhadap nilai lahan dan sistem kegiatan menjadi sebuah kajian yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Termasuk bagaimana kondisinya, realitanya yang terjadi di Kota Semarang dan masalahmasalah atau dampak yang mungkin terjadi, termasuk di bidang transportasi, yang justru muncul dari perkembangan itu sendiri. Dengan adanya keterkaitan ini, memberikan tantangan bagaimana agar tata guna lahan dapat terwujud dengan baik, yang didukung dengan kondisi jaringan transportasi yang baik. Permasalahan transportasi perkotaan pada umumnya, seperti kemacetan lalu lintas, masih banyak terjadi pada titik tertentu di Kota Semarang. Permasalahan kemacetan lalu lintas ini sebisa mungkin diusahakan pemecahannya untuk menghindari munculnya dampak negatif, baik terhadap pengemudinya sendiri maupun dari segi ekonomi dan lingkungan Kota Semarang. 1.2 Pokok Permasalahan Pokok permasalahan yang menjadi dasar dalam penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah bagaimana nilai lahan dapat terbentuk akibat adanya pengaruh dari tingkat aksesibilitas transportasi di Kota Semarang, dan dianalisa pula mengenai pola hubungan nilai lahan terhadap jarak ke daerah pusat kegiatan, owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-2 preservation:

Central Business District (CBD), apakah semakin jauh dengan pusat kegiatan, maka nilai lahan pasti akan terus menurun. Sistem kegiatan (tata guna lahan) juga dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas transportasi yang terjadi. Dengan adanya berbagai sistem kegiatan akan menimbulkan bangkitan dan tarikan pergerakan. Dalam penulisan Tugas Akhir ini juga akan ditinjau mengenai tata guna lahan dan pola pergerakan penduduk di Kota Semarang yang dikaitkan dengan tingkat aksesibilitas tersebut. Dari adanya permasalahan tersebut, pelu dianalisa lebih lanjut mengenai tingkat aksesibilitas di Kota Semarang yang ditinjau sebagai fungsi jarak terhadap Daerah Pusat Kegiatan atau Central Business District (CBD), nilai lahan yang ada di Kota Semarang, tata guna lahan Kota Semarang, serta pola pergerakan penduduk yang terjadi di Kota Semarang. 1.3 Maksud dan Tujuan Dengan adanya pelaksanaan studi ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti, dan pengambil kebijakan di Kota Semarang pada khususnya, untuk lebih memperhatikan mengenai penataan sistem transportasi, yang sangat berhubungan dengan penggunaan lahan dan pengaturan tata guna lahan, serta memberikan wacana kepada masyarakat pada umumnya. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Mengidentifikasi nilai lahan antara pusat kota sebagai pusat kegiatan (CBD) menuju daerah pinggiran Kota Semarang. 2. Mengetahui hubungan antara aksesibilitas, dalam hal ini adalah fungsi jarak, terhadap pusat kegiatan (CBD) dengan nilai lahan di Kota Semarang. 3. Untuk mengetahui sistem kegiatan (tata guna lahan) Kota Semarang dan keterkaitannya dengan aksesibilitas (fungsi jarak terhadap CBD). 4. Mengetahui keterkaitan antara aksesibilitas dengan pola pergerakan penduduk. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-3 preservation:

1.4 Pembatasan Masalah Studi ini diarahkan pada pembahasan bagaimana nilai lahan dan sistem kegiatan yang terbentuk di Kota Semarang sebagai pengaruh dari tingkat aksesibilitas, serta keterkaitan aksesibilitas tersebut dengan pola pergerakan penduduk, dimana tingkat aksesibilitas ini adalah berdasarkan fungsi jarak terhadap pusat kegiatan (CBD). 1.5 Hipotesis Dalam pembahasan penelitian ini, ada beberapa pernyataan hipotesis yang muncul, yaitu : 1. Pertumbuhan penduduk di Kota Semarang, baik yang disebabkan karena adanya urbanisasi, sub urbanisasi, maupun pertumbuhan penduduk secara alamiah akan menuntut perkembangan atau perluasan lahan, dalam hal ini juga akan terjadi perkembangan menuju daerah pinggiran Kota Semarang. 2. Aksesibilitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah jarak dan ketersediaan tempat pendukung pelaksanaan berbagai kegiatan. 3. Nilai lahan yang tebentuk dapat dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitasnya. Jika aksesibilitas dipandang sebagai fungsi jarak, semakin dekat dengan pusat kegiatan (CBD), sehingga semakin tinggi tingkat aksesibilitasnya, maka nilai lahannya akan semakin tinggi pula. 4. Sistem kegiatan (tata guna lahan) dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas (fungsi jarak) yang ada. Peningkatan nilai aksesibilitas (jarak terhadap pusat kegiatan semakin pendek), akan mempengaruhi tata guna lahannya. 5. Penyebaran lokasi aktivitas dan adanya jarak fisik antar lokasi tersebut, akan memberikan dorongan timbulnya pergerakan lalu lintas. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-4 preservation:

1.6 Lokasi Studi Ruang lingkup wilayah studi ini meliputi daerah pusat kota sebagai pusat kegiatan (CBD) yang dihubungkan oleh jaringan jalan yang menuju ke arah pinggiran Kota Semarang berdasarkan unit jalan yang dilalui, dan kecamatankecamatan di Kota Semarang yang terkait oleh jaringan jalan tersebut akan menjadi wilayah pengkajian mengenai tata guna lahannya. Adapun lokasi-lokasi tersebut adalah : 1. Kawasan Simpang Lima sebagai Central Business District (CBD). 2. Kecamatan-kecamatan di Kota Semarang, yaitu : a. Kecamatan Tembalang i. Kecamatan Candisari b. Kecamatan Banyumanik j. Kecamatan Pedurungan c. Kecamatan Ngaliyan k. Kecamatan Gayamsari d. Kecamatan Genuk l. Kecamatan Smg. Selatan e. Kecamatan Gunung Pati f. Kecamatan Mijen g. Kecamatan Tugu h. Kecamatan Gajah Mungkur m. Kecamatan Smg. Tengah n. Kecamatan Smg. Utara o. Kecamatan Smg. Timur p. Kecamatan Smg. Barat 3. Ruas jalan ke arah pinggiran Kota Semarang yang melalui jalan arteri primer dan arteri sekunder dengan menambahkan kajian pada ruas jalan kolektor maupun jalan lokal pada daerah tertentu karena untuk menuju daerah tersebut harus melalui jalan kolektor dan jalan lokal. Adapun ruas jalan ke arah pinggiran Kota Semarang tersebut, yaitu : CBD - Kecamatan Tugu, melalui Jl. Pandanaran-Jl. Sugiopranoto-Jl. Jend. Sudirman-Jl. Siliwangi-Jl. Semarang-Kendal. CBD - Kecamatan Mijen, melalui Jl. Pandanaran-Jl. Sugiopranoto-Jl. Jend. Sudirman-Jl. Siliwangi-Jl. Raya Semarang-Boja. CBD Kecamatan Gunung Pati, melalui Jl.Pandanaran-Jl.Dr. Sutomo-Jl. Kaligarang-Jl. Kelud Raya-Jl. Menoreh Raya-Jl. Raya Sekaran - Jl. Sumurejo-Sampangan - Jl. Raya Gunung Pati-Ungaran. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-5 preservation:

CBD Kecamatan Banyumanik, melalui Jl. Pahlawan-Jl. Diponegoro- Jl. Sultan Agung-Jl. Teuku Umar-Jl. Setiabudi-Jl. Perintis Kemerdekaan-Jl. Raya Pudak Payung. CBD Kecamatan Tembalang, melalui Jl. Ahmad Yani-Jl. Kompol Maksum- Jl. Tentara Pelajar-Jl. Raya Kedung Mundu-Jl. Ketileng Raya. CBD Kecamatan Pedurungan, melalui Jl. Ahmad Yani-Jl. Brigjend. Katamso-Jl. Brigjend. Sudiarto. CBD Kecamatan Genuk, melalui Jl. Ahmad Yani, Jl. Dr. Cipto-Jl. Widoarjo-Jl. Raden Patah- Jl. Kaligawe-Jl. Raya Kaligawe. CBD Kecamatan Semarang Utara, melalui Jl. Gajah Mada-Jl. Pemuda-Jl. Merak-Jl. Ronggowarsito. Daerah pusat kota yang merupakan Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business District (CBD) merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Rute-rute transportasi dari segala penjuru memusat ke zona ini sehingga zona ini merupakan zona dengan derajat aksesbilitas tertinggi (the most accessible zone within the urban area). Karakteristik DPK/CBD adalah (Yunus, H.S. 2005 : 9) daerah ini merupakan pusat dari segala kegiatan di kota antara lain politik, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Zona ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Bagian paling inti (the heart of the area) disebut RBD (Retail Business District). Kegiatan dominan antara lain pertokoan, perkantoran, bank, hotel, gedung bioskop, dll. 2. Bagian di luarnya yang disebut WBD (Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan yang diperuntukkan kegiatan ekonomi dalam jumlah yang besar antara lain seperti pasar, pergudangan (warehouse), gedung penyimpanan barang supaya tahan lebih lama (storage building). Sedangkan pengertian dari pinggiran kota, mengambil arti harfiah dari pendekatan pinggir kota, bahwa wilayah pinggir kota dapat diartikan sebagai daerah yang berbatasan dengan wilayah kota, wilayah pinggiran tersebut pada saat owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-6 preservation:

ini ini tidak termasuk dalam wilayah full develop tetapi dalam waktu mendatang akan mengalami perubahan karena perkembangan kota, atau dengan kata lain, batasan tersebut dapat mencakup suatu pengertian bahwa wilayah pinggiran adalah wilayah dalam lingkungan administratif yang bersentuhan dengan wilayah lain. Dari adanya pengertian mengenai daerah pinggiran tersebut, maka dapat ditinjau beberapa kriteria mengenai daerah pinggiran (Hoover 1975), yang dijelaskan dalam enam kriteria, yaitu : 1. Tipe dari tempat pusat terlihat melalui pusat pelayanan pembelanjaan yang melayani areal permukiman. 2. Pinggiran kota ada yang merupakan titik pelayanan transportasi. 3. Pinggiran kota secara esensial berciri pada skala unit yang berbeda dengan unit lainnya. 4. Secara formal, pinggiran kota tidaklah terpisah dari kotanya, pinggiran kota merupakan penyebaran dari areal metropolitan. 5. Pinggiran kota bergantung pada terminal transportasi yang menghubungkan dengan dunia luar, sebagai contoh adanya airport. 6. Pinggiran kota yang bergantung pada keuntungan-keuntungan dari alam yang bersifat khusus. 1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, pokok permasalahan, maksud dan tujuan, pembatasan masalah, hipotesis, lokasi studi, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang tinjauan sistem transportasi, hubungan antara sistem transportasi dengan tata guna lahan, pengertian aksesibilitas, mobilitas, bangkitan dan tarikan pergerakan, jaringan jalan, sebaran pergerakan, owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-7 preservation:

BAB III BAB IV BAB V BAB VI nilai lahan, metode analisa, metode sampel, metode survey. : Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, uraian langkah- langkah pengerjaan tugas akhir dan hasil analisis penelitian. : Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini menguraikan tentang cara pengumpulan data dan menyajikan data yang sudah terkumpul menurut klasifikasinya masing-masing. : Analisa dan Pembahasan Bab ini berisi tentang pengolahan dan analisa data serta dilakukan pembahasannya berdasarkan batasan masalah yang telah dibuat. : Penutup Bab ini berisi tentang penarikan kesimpulan permasalahan, dan saran untuk penelitian berikutnya. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and I-8 preservation: