BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

V. PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN MAKROEKONOMI INDONESIA. Asia Tenggara, yang pemicunya adalah krisis ekonomi di Thailand.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan yang muncul bersumber dari faktor eksternal, yang dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia. Untuk seterusnya faktor eksternal ini secara langsung memicu faktor internal, dalam bentuk kenaikan harga-harga di dalam negeri. Dan seterusnya kedua faktor ini saling memperburuk kondisi perekonomian. Tidak seorangpun dapat menduga harga minyak dunia naik begitu tinggi. Kenaikan harga minyak yang begitu tinggi sungguh mengganggu cadangan devisa yang dimiliki oleh setiap negara. Negara yang cadangan devisanya terbatas akan kesulitan dalam melakukan pembelian (impor), baik terhadap barang-barang jadi maupun barang modal atau bahan baku. Kenaikan harga minyak dunia memang merupakan malapetaka bagi perekonomian Indonesia, khususnya karena cadangan devisa yang kita miliki sangat terbatas. Kenaikan harga minyak dunia memaksa Indonesia untuk mengurangi subsidi harga minyak di dalam negeri karena sudah tidak mampu lagi untuk menanggung subsidi yang semakin besar. Perekonomian Indonesia mengalami perubahan mendadak setelah pada pertengahan tahun 1997. Muncul masalah yang menghantam perdagangan valuta 1

asing di kawasan asia, yang diawali dengan guncangan pada pasar valuta asing di Thailand dan kemudian menjalar ke pasar valuta asing negara-negara lain termasuk di Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar US tersebut tentunya berdampak negatif terhadap posisi neraca pembayaran, terutama pada jumlah utang luar negeri makin membengkak dimana pada tahun 1997 total stok utang luar negeri secara riil telah tercapai 64,2% GDP dan membengkak menjadi 95,3%. Perekonomian Indonesia masih terus mengalami masalah dan belum menunjukkan kestabilan hingga saat ini. Hal ini mempengaruhi cadangan devisa nasional dimana selama triwulan I pada bulan maret 2005 cadangan devisa masih bertahan sebesar US$36,030.10, namun pada triwulan ke II bulan juni 2005 terus mengalami penurunan menjadi US$33,865.40. Cadangan devisa triwulan ke III pada bulan september 2005 tercatat sebesar US$ 30,318.30, sangat mengalami penurunan di bandingkan dengan triwulan I bulan maret. Namun pada triwulan ke IV bulan desember mengalami perubahan dibandingkan bulan september sebesar US$34,723.70. Dapat dilihat dari Tabel 1.1 dibawah ini, keadaan cadangan devisa nasional dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Kuartal Tahun 2005 Tabel 1.1. Cadangan Devisa Nasional Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 I 36,030.10 40,081.60 47,221.20 58,987.00 54,840.17 II 33,865.40 40,107.10 50,924.40 59,453.00 57,576.02 III 30,318.30 42,352.90 52,875.00 57,108.00 62,287.14 IV 34,723.70 42,586.30 56,920.00 51,639.32 66,104.90 Sumber: Bank Indonesia (2005-2009)

Posisi cadangan devisa selama tahun 2005 mencapai US$34,723.70 miliar, turun signifikan dibandingkan posisi tahun 2009 yang mencapai US$66,104.90 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan tekanan yang dihadapi NPI selama tahun 2005, terutama pada triwulan II dan III. Tekanan terhadap neraca pembayaran pada triwulan II-2005 terkait adanya peningkatan harga minyak global sehingga menyebabkan kebutuhan devisa impor khususnya minyak meningkat tajam yang diiringi oleh kenaikan penempatan investasi penduduk di luar negeri yang cukup besar. Penanaman investasi penduduk tersebut membuat transaksi finansial neto mengalami peningkatan defisit, di sisi lain peningkatan defisit tersebut tidak diimbangi oleh peningkatan surplus di transaksi berjalan sehingga pada triwulan II, posisi cadangan devisa turun menjadi US$33, 865.40 miliar dari US$36,030.10 miliar pada triwulan I. (sumber: Bank Indonesia). Dalam perekonomian suatu negara biasanya dilihat dari kurs negara itu sendiri terhadap kurs valas. Apabila kurs menguat, maka secara tidak langsung cadangan devisa juga akan naik, tapi bila kurs itu melemah maka cadangan devisa juga akan turun. Tetapi disisi lain penguatan nilai tukar mata uang suatu negara bisa menekan laju inflasi. Apabila harga-harga barang dan sektor jasa cenderung mengalami kenaikan maka disebut dengan inflasi. Oleh sebab itu untuk mencegah makin meningkatnya inflasi maka jumlah mata uang yang beredar harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga kestabilan nilai tukar bisa dijaga (permintaan agregat).

Dapat di lihat dari Tabel 1.2, tingkat kurs dalam satuan US$ dari tahun 2007 sampai tahun 2009. Tabel 1.2. Kurs Tengah di Indonesia Kwartal Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 I 9,118 9,217 11,575 II 9,054 9,225 10,225 III 9,137 9,378 9,681 IV 9,419 10,950 9,400 Sumber: Bank Indonesia (2007 2009) Pergerakan kurs dibentuk oleh beberapa faktor-faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi, diantaranya suku bunga, jumlah uang beredar, dan neraca pembayaran (faktor-faktor ekonomi), dan keamanan, keadaan politik, tingkat korupsi, serta lainlain (faktor-faktor non ekonomi). Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut, Akibatnya timbul depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang domestik menjadi lebih murah bagi pihak luar negeri. Sedang apresiasi rupiah terhadap dollar AS adalah kenaikan rupiah terhadap dollar AS. Apresiasi mata uang suatu negara membuat harga barang-barang domestik menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri.

Berkurangnya cadangan devisa nasional, disebabkan juga karena tingkat suku bunga yang tinggi. Suku bunga tinggi, mengakibatkan investasi akan menurun begitu juga dengan cadangan devisa nasional akan menurun juga. Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang. Kenaikan suku bunga akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar modal. Akibat meningkatnya suku bunga, para pemilik modal akan lebih suka menanamkan uangnya di bank dari pada berinvestasi dalam bentuk saham (Dornbusch & Fischer, 1992). Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis investasi portofolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. SBPU (Surat Berharga Pasar Uang) sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU. SBPU Adalah satu suku bunga pada berbagai macam instrumen pasar uang yang merupakan gambaran dan faktor perekonomian secara umum dan yang berkaitan dengan tingkat likuiditas, keamanan, besaran, dan jangka waktu investasi. Suku bunga pinjaman yang mengacu pada suku bunga pasar, misalnya 2% di atas suku bunga SBI (money market rates).

Ada juga suku bunga London Interbank Offered Rate atau lebih dikenal juga dengan singkatan LIBOR adalah merupakan kurs referensi harian dari suku bunga yang ditawarkan dalam pemberian pinjaman tanpa jaminan oleh suatu bank kepada bank lainnya di pasar uang London ( atau pasar uang antar bank ). Tabel 1.3. Suku Bunga SBPU (dalam Persen) Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV 2006 9.32 10.59 11 5.97 2007 4.96 8.53 4.94 4.33 2008 6.08 7.64 9.17 9.4 2009 8.9 7.75 6.38 6.3 Sumber: Bank Indonesia (2006 2009) Tabel 1.4. Suku Bunga LIBOR (dalam Persen) Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV 2006 4.83 5.34 5.32 5.32 2007 5.32 5.32 5.12 4.6 2008 2.7 2.46 3.93 0.43 2009 0.5 0.41 0.34 0.23 Sumber: Bank Indonesia (2006 2009) Fenomena yang paling sering terjadi jika kurangnya cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara diakibatkan lebih tingginya nilai impor dari pada ekspor,

belum lagi negara tersebut melakukan pinjaman luar negeri yaitu salah satunya negarat ersebut melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan di luar negeri seperti IMF, ADB, Bank Dunia atau pinjaman dari negara-negara lain untuk menutupi likuiditas atau membiayai pembangunan dalam negeri. Dari hasil pinjaman tersebut dapat mengakibatkan cadangan devisa suatu negara semakin berkurang jumlahnya. Merosotnya cadangan devisa yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1997 menyebabkan Indonesia harus berhutang ke lembaga keuangan seperti IMF, ADB ataupun Bank Dunia. Hutang tersebut merupakan hal yang sangat serius bagi bangsa ini sampai sekarang. Hutang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan utang swasta. Saran IMF, Indonesia justru melakukan transformasi utang swasta menjadi utang publik yang telah mendorong peningkatan drastis beban anggaran. Utang pemerintah menjadi luar biasa besar, khususnya utang domestik yang sebelum krisis belum ada sama sekali. Sebelum krisis tahun 1997, total utang Indonesia mencapai sebesar US$ 136 miliar, yang terdiri dari utang pemerintah sebesar US$ 54 miliar dan utang swasta US$ 82 miliar. Namun pada tahun 2001, utang luar negeri pemerintah meningkat menjadi sebesar US$ 74 miliar, ditambah utang domestik sebesar US$ 65 miliar atau sebesar Rp.647 miliar. Sedangkan utang swasta setelah krisis berkurang menjadi US$ 67 miliar karena percepatan pembayaran. (sumber: Bank Indonesia). Jumlah utang Indonesia saat ini sudah melebihi besarnya PDB Indonesia yang hanya sekitar US$ 150 miliar. Sebagai akibatnya dari krisis finansial dan IMF. Padahal ketika ekonomi

sedang mengalami penurunan, pemerintah seharusnya mencari berbagai cara untuk meningkatkan ekonomi. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Nasional. 1.2. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari berbagai uraian yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana kontribusi cadangan devisa, kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG terhadap cadangan devisa? 2. Bagaimana kontribusi kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG dan cadangan devisa terhadap kurs? 3. Bagaimana kontribusi perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG, kurs dan cadangan devisa terhadap perbedaan tingkat suku bunga? 4. Bagaimana kontribusi perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG, kurs, perbedaan tingkat suku bunga dan cadangan devisa terhadap perbedaan tingkat inflasi?

5. Bagaimana kontribusi perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG, kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, dan cadangan devisa terhadap perbedaan pertumbuhan ekonomi? 6. Bagaimana kontribusi IHSG, kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, dan cadangan devisa terhadap IHSG. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk menganalisis kontribusi cadangan devisa, kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG terhadap cadangan devisa. 2. Untuk menganalisis kontribusi kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG dan cadangan devisa terhadap kurs. 3. Untuk menganalisis kontribusi perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG, kurs dan cadangan devisa terhadap perbedaan tingkat suku bunga. 4. Untuk menganalisis kontribusi perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG, kurs, perbedaan tingkat suku bunga dan cadangan devisa terhadap perbedaan tingkat inflasi.

5. Untuk menganalisis kontribusi perbedaan pertumbuhan ekonomi, IHSG, kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, dan cadangan devisa terhadap perbedaan pertumbuhan ekonomi. 6. Untuk menganalisis kontribusi IHSG, kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan tingkat inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi, dan cadangan devisa terhadap IHSG. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah di Indonesia dalam peningkatan cadangan devisa nasional 2. Menambah wawasan bagi penulis, mahasiswa agar berfikir secara ilmiah pada bidang Ekonomi Moneter dan Ekonomi Internasional khususnya cadangan devisa 3. Menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak lain yang ingin mengetahui pengaruh kurs, perbedaan tingkat suku bunga, perbedaan inflasi, perbedaan pertumbuhan ekonomi dan indeks harga saham gabungan terhadap cadangan devisa nasional