BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

III. METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu kegiatan ilmiah yang dialakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksi tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan oleh Arikunto (2011: 11) yang menyebutkan PTK merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan mengubah cara, metode, pendekatan, atau strategi yang berbeda dari biasanya. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dianggap kurang efektif dalam pelaksanaannya sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto, 2011: 60).

40 Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa PTK adalah kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh guru secara kolaboratif dan partisipatif di kelasnya sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan merubah cara, metode, pendekatan, atau strategi pada pembelajaran melalui beberapa siklus (merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksi) sehingga hasil belajar dapat meningkat. B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 08 Metro Selatan, tepatnya di Jalan Gembira, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan lama penelitian 4 bulan, terhitung dari bulan Januari 2014 sampai dengan April 2015. C. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru kelas IVA SD Negeri 08 Metro Selatan. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 20 orang siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. D. Teknik dan Alat Pengumpulan data 1. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang berkaitan dengan penelitian dikumpulkan melalui dua teknik, yakni teknik nontes dan tes.

41 a. Teknik nontes Teknik nontes digunakan untuk mengukur variabel berupa kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor melalui lembar observasi. b. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa melalui tes formatif. 2. Alat Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan dua alat pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: a. Lembar observasi Instrumen ini dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IVA SD Negeri 08 Metro Selatan. Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif, dan psikomotor selama pembelajaran sedang berlangsung. Setiap data yang diamati selama berlangsungnya proses pembelajaran dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. 1) Kinerja guru Observasi kinerja guru dilakukan dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG). Aktivitas guru yang diamati yaitu mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup selama pembelajaran berlangsung. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut.

42 Tabel 3. 1 Aspek penilaian kinerja guru No. I II III Aspek yang diamati Pra pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka pelajaran 1. Melakukan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penugasan materi pembelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar B. Pendekatan / Strategi/ Model pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan 7. Melaksanakan Pembelajaran dengan menggunakan langkahlangkah model Artikulasi dengan tepat dan benar C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 2. Menghasilkan pesan yang menarik 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespon positif partisipasi siswa 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber Belajar 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Mendemonstrasikan Penguasaan materi IPS dalam bentuk fakta, konsep, dan prosedur. 2. Membantu siswa dalam membentuk sikap cermat dan kritis F. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 3. Memberikan penghargaan terhadap TIM dengan tepat G. Penggunaan bahasa

43 No. IV Aspek yang diamati 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2. Melaksanakan tindak lanjut 2) Aktivitas siswa Observasi aktivitas siswa dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar siswa. Adapun indikator-indikator yang diamati adalah sebagai berikut. Tabel 3. 2 Indikator penilaian aktivitas belajar siswa No. Indikator Mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan yang 1 dimiliki Merekam dan membuat catatan (rangkuman) penjelasan teman 2 pada kegiatan artikulasi 3 Menyampaikan penjelasan pada kegiatan artikulasi 4 Menyampaikan hasil diskusi pada kegiatan presentasi 5 Menanggapi hasil yang dikemukakan oleh kelompok lain Melakukan kegiatan refleksi dan menyimpulkan hasil 6 pembelajaran (sumber: modifikasi Hamalik, 2008: 172) 3) Hasil belajar afektif Observasi hasil belajar afektif siswa dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penilaian hasil belajar afektif siswa. Aspek-aspek afektif siswa yang diamati meliputi percaya diri, santun, dan disiplin. Adapun indikator-indikator setiap aspek yang diamati adalah sebagai berikut.

44 Tabel 3. 3 Indikator penilaian hasil belajar afektif siswa Aspek yg diamati Percaya diri Santun Disiplin Indikator 1. Melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu 2. Menyampaikan penjelasan kepada teman kelompok tanpa rasa gugup 3. Berani presentasi di depan kelas 1. Tidak berbicara kotor saat pembelajaran 2. Tidak mencela pembicaraan guru atau teman 3. Mengacungkan tangan sebelum menyampaikan pendapat atau bertanya 1. Membawa buku pelajaran IPS dan alat tulis 2. Melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk guru 3. Mengumpulkan tugas tepat waktu (sumber: adaptasi dari Sani, 2014: 211) 4) Hasil belajar psikomotor Observasi hasil belajar psikomotor siswa dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penilaian hasil belajar psikomotor siswa. Aspek-aspek psikomotor siswa yang diamati meliputi observasi dan komunikasi. Adapun indikator-indikator setiap aspek yang diamati adalah sebagai berikut. Tabel 3. 4 Indikator penilaian hasil belajar psikomotor siswa Aspek yg diamati Observasi Berkomunikasi Indikator 1. Mendengarkan penjelasan teman saat kegiatan artikulasi 2. Membuat catatan kecil (rangkuman) pada kegiatan artikulasi 3. Mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman 1. Menjelaskan materi kepada pasangan kelompoknya 2. Menyampaikan hasil kegiatan artikulasi di depan kelas 3. Menanggapi hasil kegiatan kelompok lain (sumber: modifikasi Susanto: 2014: 27)

45 b. Soal tes Soal tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang meliputi penguasaan materi dan daya serap siswa melalui model artikulasi dengan menggunakan media power point dalam pelaksanaan pembelajaran. Instrumen ini berisi soal-soal yang terkait dengan pembelajaran IPS dan mengacu pada kompetensi yang akan dicapai. E. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kualitatif Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor selama proses pembelajaran berlangsung. Variabel yang dianalisis tersebut diperoleh dari pengamatan langsung ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. a. Kinerja guru Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus: Nilai = (Sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102) Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru dalam menerapkan model artikulasi dengan menggunakan media power point sebagai berikut.

46 Tabel 3. 5 Kategori keberhasilan kinerja guru Skor Kategori N>80 Sangat Baik 60<N 80 Baik 40<N 60 Cukup N 40 Kurang (sumber: modifikasi Poerwanti, 2008: 7.8) b. Aktivitas siswa 1) Nilai aktivitas belajar tiap siswa diperoleh dengan rumus: Nilai= (sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102) Tabel 3. 6 Kategori perolehan nilai aktivitas siswa Nilai Skala 100 Skala 4 86-100 4 81-85 3,66 76-80 3,33 71-75 3 66-70 2,66 61-65 2,33 56-60 2 51-55 1,66 46-50 1,33 0-45 1 (sumber: adaptasi Kemendikbud, 2013: 7) Kategori Sangat Aktif Aktif Cukup Kurang 2) Persentase siswa aktif secara klasikal diperoleh dengan rumus: P = (sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102)

47 Tabel 3. 7 Kriteria keaktifan kelas dalam satuan persen (%) Siswa aktif(%) Kriteria 80 Sangat aktif 60-79 Aktif 40-59 Cukup aktif 20-39 Kurang aktif <20 Pasif (sumber: adaptasi dari Aqib, dkk., 2009: 41) c. Hasil belajar afektif siswa 1) Nilai hasil belajar afektif individu ditentukan dengan rumus rumus: Nilai= (sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102) Tabel 3. 8 Kategori nilai afektif siswa Nilai Skala 100 Skala 4 Kategori 86-100 4 81-85 3,66 Sangat Baik 76-80 3,33 71-75 3 Baik 66-70 2,66 61-65 2,33 56-60 2 Cukup 51-55 1,66 46-50 1,33 0-45 1 Kurang (sumber: adaptasi Kemendikbud, 2013: 7) Predikat Membudaya Mulai Berkembang Mulai Terlihat Belum Terlihat 2) Nilai persentase ketuntasan belajar afektif siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus: Ketuntasan kelas =

48 d. Hasil belajar psikomotor siswa 1) Nilai hasil belajar psikomotor individu ditentukan dengan rumus: Nilai = (Sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102) Tabel 3. 9 Predikat nilai psikomotor siswa Nilai Skala 100 Skala 4 Predikat 86-100 4 A 81-85 3,66 A- 76-80 3,33 B+ 71-75 3 B 66-70 2,66 B- 61-65 2,33 C+ 56-60 2 C 51-55 1,66 C- 46-50 1,33 D+ 0-45 1 D (sumber: adaptasi Kemendikbud, 2013: 7) Kategori Mahir Terampil Cukup Terampil Kurang Terampil 2) Nilai persentase ketuntasan belajar psikomotor siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus: Ketuntasan kelas = 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar kognitif siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. a) Nilai hasil belajar kognitif siswa secara individual diperoleh dengan rumus: Nilai individu = X 100

49 Tabel 3. 10 Kategori nilai kognitif siswa Nilai Skala 100 Skala 4 Predikat 86-100 4 A 81-85 3,66 A- 76-80 3,33 B+ 71-75 3 B 66-70 2,66 B- 61-65 2,33 C+ 56-60 2 C 51-55 1,66 C- 46-50 1,33 D+ 0-45 1 D (sumber: adaptasi Kemendikbud, 2013: 7) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang b) Nilai persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus: P siswa tuntas 100% siswa Tabel 3. 11 Kategori nilai ketuntasan belajar siswa (afektif, psikomotor, kognitif) Rentang Nilai Kategori 80% Sangat Tinggi 60% - 79% Tinggi 40% - 59% Sedang 20% - 39% Rendah <20% Sangat Rendah (sumber: Aqib, dkk., 2009: 41) F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, penelitian tindakan kelas ini melaksanakan dua siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

50 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Gambar 3. 1 Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas (sumber: Arikunto, 2011: 16) Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah berikut: 1. Siklus I a. Tahap perencanaan (planning) 1) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan prosedur dan prinsip penyusunan dalam kurikulum KTSP pada SD Negeri 08 Metro Selatan. 2) Bersama dengan guru kelas peneliti berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model artikulasi dengan media power point. 3) Menyiapkan instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian (lembar observasi hasil kerja afektif, hasil kerja psikomotor, aktivitas siswa, dan kinerja guru). 4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

51 b. Tahap pelaksanaan (acting) 1) Kegiatan pendahuluan a) Guru memberikan salam. b) Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. c) Mengabsen siswa. d) Mengondisikan siswa agar siap belajar. e) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi yang dipelajari. f) Menyampaikan apersepsi tentang Koperasi dan Kesejahteraan Rakyat. 2) Kegiatan inti a) Menjelaskan tentang model pembelajaran artikulasi yang akan digunakan. b) Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan menggunakan media power point. c) Untuk melatih daya serap, siswa dibagi menjadi kelompok berpasangan dua orang. d) Salah satu siswa dari pasangan itu ditugaskan menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. e) Siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya ke depan kelas, dan memberikan kesempatan

52 siswa lain memberikan tanggapan. Tugaskan beberapa siswa untuk menyampaikan hasil kerjanya. f) Menyimpulkan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. g) Tahap akhir siswa diberikan evaluasi. 3) Kegiatan penutup a) Melakukan proses komunikatif antara siswa dan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh. b) Melakukan refleksi pembelajaran berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan. c) Memberikan umpan balik berupa motivasi kepada siswa. d) Siswa menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. e) Siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran dan memberi salam. c. Tahap pengamatan (observing) Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa. d. Refleksi (reflecting) Tahap terakhir siklus ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh informasi yang telah terkumpul yang diperoleh pada tahap

53 observasi. Peneliti merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan untuk menentukan langkahlangkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan (planning) 1) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan prosedur dan prinsip penyusunan dalam kurikulum KTSP pada SD Negeri 08 Metro Selatan. 2) Bersama dengan guru kelas peneliti berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model artikulasi dengan media power point. 3) Menyiapkan instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian (lembar observasi hasil kerja afektif, hasil kerja psikomotor, aktivitas siswa, dan kinerja guru). 4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap pelaksanaan (acting) 1) Kegiatan pendahuluan a) Guru memberikan salam. b) Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. c) Mengabsen siswa. d) Mengondisikan siswa agar siap belajar.

54 e) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi yang dipelajari. f) Menyampaikan apersepsi tentang Koperasi dan Kesejahteraan Rakyat. 2) Kegiatan inti a) Menjelaskan tentang model pembelajaran artikulasi yang digunakan. b) Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan menggunakan media power point. c) Untuk melatih daya serap, siswa dibagi menjadi kelompok berpasangan dua orang. d) Salah satu siswa dari pasangan itu ditugaskan menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. e) Siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya ke depan kelas, dan memberikan kesempatan siswa lain memberikan tanggapan. Tugaskan beberapa siswa untuk menyampaikan hasil kerjanya. f) Menyimpulkan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. g) Tahap akhir siswa diberikan evaluasi.

55 3) Kegiatan penutup a) Melakukan proses komunikatif antara siswa dan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh. b) Melakukan refleksi pembelajaran berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan. c) Memberikan umpan balik berupa motivasi kepada siswa. d) Siswa menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. e) Siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran dan memberi salam. c. Tahap pengamatan (observing) Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa. d. Refleksi (reflecting) Tahap terakhir siklus ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh informasi yang telah terkumpul yang diperoleh pada tahap observasi. Peneliti merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan untuk menentukan langkahlangkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

56 G. Indikator Keberhasilan Keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran artikulasi dengan menggunakan media power point dapat dilihat dalam beberapa indikator, antara lain: 1. Persentase jumlah siswa aktif pada setiap siklus mengalami peningkatan, sehingga siswa yang aktif mencapai 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. 2. Jumlah siswa yang mencapai nilai 66 dalam ranah kognitif, 75% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas tersebut. 3. Jumlah siswa yang mencapai predikat B-(Terampil) atau lebih dalam ranah psikomotor, 75% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas tersebut. 4. Jumlah siswa yang mampu mencapai kategori Baik atau lebih dalam ranah afektif, 75% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas tersebut. 5. Peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus. (Adaptasi Kemendikbud, 2013: 315)