BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung.

dokumen-dokumen yang mirip
PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat urbanisasi. Tingkat urbanisasi yang tinggi berakibat pada ruang fisik

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari tema yang diangkat, penjelasan secara umum dari permasalahan yang terjadi

BAB 3 METODE PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini jenis data yang. penyinaran cahaya matahari yang didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

didirikannya dekat dengan lingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sustainable Landscape Tinjauan Interaksi Pengertian Interaksi...

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang akan datang serta merupakan pengejawantahan diri.

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB I PENDAHULUAN. rumah susun bisa menjadi alternatif yang baik bagi penggunaan lahan di Jakarta dan

BAB III METODE PERANCANGAN

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. Lokasi perancangan objek bertempat di Jl. Mastrip, tepatnya kaki Gunung

BAB III METODE PERANCANGAN

GELANGGANG OLAHRAGA DAN FASILITAS PERBELANJAAN

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Gambar I-1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi Kampung Pulo Sumber: hasil olahan pribadi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB III METODE PERANCANGAN

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB III METODE PERANCANGAN

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB III METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR. yang mendukung teori-teori yang dikerjakan.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

adanya perbedaan temperatur.

BAB III METODE PERANCANGAN

RUMAH SUSUN SEWA ANGGOTA TNI KOPASSUS DI KAWASAN CIJANTUNG JAKARTA TIMUR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR THE BATAVIAN BUTIK HOTEL SEBAGAI SARANA ISTIRAHAT YANG NYAMAN DENGAN MEMADUKAN HOTEL BINTANG 4 DAN KEBUDAYAAN BETAWI

BAB III METODE PERANCANGAN

TUGAS AKHIR FASILITAS OLAH RAGA DAN REKREASI DI TANGERANG DISUSUN OLEH: OKTIYANTO

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan sosio-arsitektur yaitu hubungan antara perilaku sosial masyarakat dengan hunian nya, bukan hanya pada hunian kecil nya saja tetapi juga lingkungan tempat tinggalnya. Penelitian lebih cenderung kepada perilaku masyarakat urban kampung (kampung perkotaan) maka dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau observasi ke tapak secara langsung. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena. Kuantitatif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta fakta dan sifat sifat populasi atau objek tertentu. (Kriyantono, 2006:67) Dalam penelitian ini jenis data yang dihasilkan berupa tabel dan grafik yang merupakan perbandingan variabel-variabel tertentu. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Menurut hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya, variabel terbagi atas beberapa jenis yaitu: Variabel independent (variabel bebas) yaitu variabel yang oleh peneliti diperkirakan menjadi penyebab munculnya atau berubahnya 29

30 variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel independent-nya adalah populasi penduduk Kampung Pulo. Variabel dependent (variabel terikat) yaitu variabel yang terjadi atau muncul atau berubah karena mendapat pengaruh atau disebabkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependent-nya adalah keadaan pemukiman Kampung Pulo. 3.2. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan studi literatur dengan mengambil data-data berdasarkan referensi pustaka dan penelitian yang berkaitan dengan topik maupun proyek yang akan dirancang. Hal yang dilakukan dalam studi literatur: Mencari data terkait penanganan pemukiman kumuh. Mencari data terkait perilaku urban kampung. Mencari data terkait penanganan banjir terhadap pemukiman. Mencari data terkait daerah aliran sungai. Mencari data terkait rumah susun. 3.3. Tahap-Tahap Penelitian a. Tahap Persiapan Dalam tahap ini akan dilakukan pengumpulan semua data-data yang terkait dengan proyek, topik, dan tema. b. Tahap Penelitian Menganalisa data terkait keadaan di Kampung Pulo dan data pemukiman kumuh. Menentukan peremajaan yang cocok untuk Kampung Pulo.

31 Menganalisa Kampung Pulo berdasarkan 3 (tiga) aspek yang diungkapkan Geoffrey Broadbent, yaitu aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek bangunan. Aspek manusia menganalisa secara spesifik terhadap karakteristik warga, struktur penduduk, sosial-budaya, keseharian warga, keadaan ekonomi warga di dalam dan di sekitar Kampung Pulo, status kepemilikkan. Aspek lingkungan, menganalisa secara spesifik terhadap sirkulasi sekitar tapak, pencapaian ke tapak, kegiatan sekitar, sosialekonomi sekitar tapak, matahari, angin, kebisingan, aliran sungai beserta kontur. Aspek tapak dan bangunan, menganalisa secara spesisfik terhadap zoning tapak, orientasi massa, sirkulasi dalam tapak, pola tipe hunian, utilitas bangunan, modul struktur, block plan. Peruntukkan lahan: Wkc / Wsd /D2 (Wisma kecil, Wisma sedang) Menganalisa keinginan warga akan sebuah tempat tinggal yang nyaman untuk mendapatkan desain yang nyaman. Menganalisa keadaan tapak dengan menggunakan Figure/Ground Theory untuk menghasilkan pola jalan dan perletakkan bangunan yang tepat. c. Tahap Penyajian Hasil Analisa Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar zoning tapak, gubahan massa bangunan, sirkulasi dalam tapak (pola hijau, pola penyebaran fasilitas, pola jalan).

32 3.4. Teknik Analisis Data Dalam menganalisa data, digunakan metode observasi yaitu peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengamati 3 (tiga) aspek yang ditekankan dalam analisa (aspek manusia, lingkungan dan bangunan). Selain mengamati secara langsung, peneliti juga menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data lebih spesisfik mengenai keadaan Kampung Pulo jaman dahulu, perubahan Kampung Pulo, persetujuan warga akan peremajaan tempat tinggalnya, mengetahui kebutuhan ruang apa saja yang perlu disediakan nantinya. Hasil analisis ini kemudian akan menghasilkan sebuah skematik desain, peneliti akan lebih terarah dalam proses mendesain karena adanya standard ruang apa saja yang harus terpenuhi.

33 3.5. Bagan Alur Penelitian TOPIK SUSTAINABLE NEIGHBOURHOOD TEMA REDEVELOPMENT JUDUL Peremajaan Pemukiman Kampung Pulo dengan Pendekatan Perilaku Urban Kampung ANALISA ANALISA MANUSIA ANALISA LINGKUNGAN ANALISA TAPAK & BANGUNAN SKEMATIK DESAIN HASIL DESAIN