PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

Keywords: Quantum Teaching model, visual media, science, learning

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SINGOYUDAN

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

PENGGUNAAN MEDIA UANG DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALISABUK 2

PENERAPAN METODE PERMAINAN MENGGUNAKAN KARTU KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELASV SD

PENGGUNAAN MIND MIND DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEDUNGWINANGUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOMULYO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PATEMON TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN IMACULATA NIM F

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

PENGGUNAAN MODEL KUANTUM DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD. Oleh: Nur Haizah 1), Triyono 2), Warsiti 3)

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI ENTAK

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

Kata Kunci: Metode, sing a song, pembelajaran, bahasa Inggris.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN QUANTUM TEACHING

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIC DENGAN BAHAN AJAR BROSUR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SDN 1 POHKUMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE INKUIRI

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBACA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 PEJAGOAN

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 1 SIDOMUKTI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA KELAS V SDN TIRTOMOYO TAHUN AJARAN 2012/2013

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DIAM DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JOGOPATEN TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN Oleh: Afif Rifai 1, Suhartono 2, Ngatman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: rifai_kbm@yahoo.com Abstract: Applying Of Approach of Quantum Teaching in Science Learning in V grade State Elementary School 2 Jogomertan The aims of this research is discribing applying of approach of Quantum Teaching in Science learning in V grade Elementary School and improve result learning Science approach of Quantum Teaching in Vgrade Elementary School. This Research is Classroom action research (CAR). Procedure research of class action in the form of planning, execution, perception, and refleksi. Execution of action executed in three cycle, each cycle three meeting. Its result indicate that applying of approach of Quantum Teaching can improve result and learning Science in V grade State Elementary School. Keyword: Approach Of Quantum Teaching, Study of Sains Abstrak: Penerapan Pendekatan Quantum Teaching dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar dan meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan Quantum Teaching di kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus tiga pertemuan. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar IPA di kelas V Sekolah Dasar. Kata Kunci: Pendekatan Quantum Teaching, Pembelajaran IPA PENDAHULUAN Pendidikan merupakan modal utama dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin kompleks di era globalisasi. Tanpa pendidikan, generasi penerus tidak mampu mengimbangi laju perkembangan iptek. Oleh sebab itu, untuk membekali generasi penerus agar mampu manjadi generasi yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan negaranya diperlukan pendidikan yang bermutu yaitu pendidikan yang efektif dan efisien. Pendidikan yang efektif dan efisien adalah pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, mengembangkan kreativitas siswa, menyenangkan, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan harapan, dan tepat waktu serta mampu menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti menerapkan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA. Pendekatan Quantum Teaching sangat menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan dan mengutamakan pengalaman langsung agar siswa mampu mengaktualisasi dirinya dalam pembelajaran IPA guna memecahkan

berbagai masalah dalam kehidupan seharihari khususnya tentang bumi dan alam semesta. Melalui pendekatan Quantum Teaching, diharapkan siswa akan mengalami pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan, bermakna, dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ciri utama perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat holistik atau terpadu, aspek perkembangan yang satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Karekteristik siswa kelas V SD menurut Dalyono, M (mengutip pendapat Piaget) siswa kelas V SD berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada fase ini anak dapat berpikir logis mengenai benda-benda konkret. Anak sudah dapat membedakan kata sebagai simbol atau konsep yang terkandung dalam kata (2009: 39). Karakteristik siswa usia kelas V SD memiliki rasa ingin tahu besar sekali dengan cara berfikir yang kongkrit. Anak sudah bisa berfikir logis secara sistematis untuk dapat memecahkan masalah yang ada, dengan tetap memperhatikan kondisi fisik dan perseptual peserta didik. Siswa kelas V mulai mampu mengatasi masalah yang dihadapinya di lingkungan sekitar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Siswa mulai memahami bahwa belajar juga dapat diperoleh dari alam/lingkungan. Siswa dapat memahami suatu peristiwa hanya melalui gambar yang ditunjukkan. Oleh karena itu, peneliti memanfaatkan lingkungan sebagai sarana dalam membantu siswa dalam hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna. Dimyati dan Mudjiono (2009: 250) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Tujuan pembelajaran IPA menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2007: 105-106) yaitu (1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya; (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Ruang lingkup IPA meliputi (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaan, meliputi: cair, padat, dan gas; (3) Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Menurut Sumantri dan Permana (2001: 7) pendekatan merupakan suatu kerangka acuan, suatu filosofis atau juga pendekatan mengenai bagaimana berinteraksi dan bekerja bersama anak (peserta didik). Sedangkan Suharso dan Retnoningsih (2009: 246) mengemukakan bahwa pendekatan adalah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batasbatas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan adalah suatu

cara pandang, kerangka acuan dalam upaya penyederhanaan masalah dengan bekerja bersama anak (peserta didik) untuk memudahkan penyelesaiannya. Salah satu pendekatan yang dapat memudahkan siswa dalam bekerja adalah pendekatan Quantum Teaching. DePorter (2010: 34) mengemukakan bahwa Quantum Teaching yaitu penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang ada di kelas dan menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar siswa lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apa pun mata pelajaran yang di ajarkan. Jadi, Pendekatan Quantum Teaching adalah suatu cara pandang baru yang memudahkan proses belajar siswa dengan penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansa yang ada di dalam dan di sekitar situasi lingkungan belajar melalui interaksi yang ada di kelas. DePorter (2010: 36) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip Quantum Teaching yaitu (1) segalanya berbicara; (2) segalanya bertujuan; (3) pengalaman sebelum pemberian nama; (4) akui setiap usaha; (5) jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Lebih lanjut DePorter (2010: 127) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran Quantum Teaching dikenal kerangka rancangan belajar yang disebut TANDUR yang merupakan singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. DePorter (mengutip Magnesen, 1983) mengemukakan bahwa siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan lakukan (2010: 94). Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih mampu memahami materi dengan cara mempraktekkan kegiatan yang berhubungan dengan materi tersebut disbanding hanya melihat dan membaca. DePorter (2010: 103) mengemukakan bahawa lingkungan dalam Quantum Teaching yang dapat memacu/meningkatkan minat belajar dan daya ingat siswa, yaitu: (1) ruang kelas; (2) alat bantu; (3) pengaturan bangku; (4) musik. Pendekatan Quantum Teaching menunjukkan begitu banyak yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching, mulai dari lingkungan belajar yang mencakup ruang kelas, alat bantu mengajar, pengaturan bangku, dan musik dalam pembelajaran, hingga pembelajaran itu sendiri. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan juga berpedoman pada asas, prinsip, dan kerangka pembelajaran Quantum Teaching yang disebut TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Semua hal tersebut tentunya disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungan belajar yang ada sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan guna meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang seperti yang diuraikan di atas maka rumusan masalah dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan?; (2) Apakah pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan penerapan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan; (2) Meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan pendekatan Quantum Teaching di kelas V SDN 2 Jogomertan.

METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Jogomertan, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen yang terletak di Desa Jogomertan, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2011. Jumlah subyek penelitian 39 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus tiga pertemuan. Pada perencanaan menggunakan pendekatan Quantum Teaching dengan kerangka pembelajaran yang disebut TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan), kemudian peneliti menyusun skenario pelaksanaan penelitian, menyusun RPP, menyusun LKS, lembar evaluasi, lembar observasi, dan menghubungi teman sejawat. Kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar wawancara, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, soal tes. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tiga siklus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai bulan Mei 2012. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai acuan bagi siswa. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunaan pendekatan Quantum Teaching dalam meningkatkat proses pembelajaran IPA dan hasil belajar IPA. Selama mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penilaian kepada siswa, baik dalam keaktifan, kerja sama, dan kesungguhan siswa. Penilaian proses yang diperoleh siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Pada kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari. Perbandingan rata-rata nilai hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 2 dan pada Tabel 3 penjelasan mengenai persentase ketuntasan hasil belajar. Semakin baiknya langkah pembelajaran yang digunakan dan semakin bersemangat siswa belajar maka hasil belajar pun semakin meningkat. Pada Siklus I masih kurang baik, terbukti dengan masih rendahnya persentase ketuntasan pada penilaian hasil yang dicapai siswa, sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik. Akan tetapi, peneliti merasa belum puas karena belum mencapai indikator kinerja yaitu 85% kemudian melanjutkan penelitian siklus III. Hasil siklus III sangat memuaskan sehingga peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini. Berikut Hasil Siklus I-III: No Tabel 1.Perbandingan Rata-Rata Ketuntasan Penilaian Proses Siswa Siklus I-III Aspek yang Dinilai Perbandingan Rata-Rata Nilai S I S II S III 1. Keaktifan 71,19 73,09 73,57 2. Kerjasama 72,38 73,33 75,24 3. Kesungguhan 78,19 78,33 78,81 Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar No Uraian Kegiatan Rata-Rata Nilai 1. Siklus I 68,41 2. Siklus II 78,10 3. Siklus III 82,30 Tabel 3. Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I-III

No Uraian Persentase Kegiatan Ketuntasan 1. Siklus I 58,97 2. Siklus II 79,48 3. Siklus III 94,87 Peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Langkahlangkah ini peneliti peroleh dengan menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter Langkah-langkah tersebut sebagai berikut: (1) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan pendekatan Quantum Teaching, (2) Mengubah kelas dan posisi bangku menjadi sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan menyenangkan, (3) Mendekorasi kelas menggunakan warna-warna yang menarik dan menyenangkan, (4) Membuat dan menggunakan poster afirmasi, poster ikon yang sesuai dengan materi sehingga menumbuhkan semangat kepada siswa dan menyiapkan alat bantu mengajar seperti macam-macam batuan, gambar batuan, gambar pelapukan, macam-macam tanah, gambar lapisan tanah, gambar struktur bumi, gambar struktur matahari, (5) Menerapkan kerangka utama pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) sesuai dengan rencana. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Dari pelaksanaan tindakan selama tiga siklus, diketahui bahwa keaktifan, kerjasama dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran IPA meningkat dan hal ini juga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jogomertan. Peneliti melaksanakan tindakan dengan melakukan perbaikan demi perbaikan mulai dari pelaksanaan tindakan siklus I hingga siklus III. Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilakukan oleh peneliti hingga siklus III, diperoleh kesimpulan bahwa pem-belajaran IPA yang dilaksanakan oleh peneliti mulai dari tindakan siklus I hingga siklus III telah dilakukan menggunakan langkah-langkah yang telah direncanakan. Kekurangankekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran telah diperbaiki pada pembelajaran-pembelajaran selanjut-nya hingga terlaksana kegiatan pem-belajaran yang baik dan maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan pembelajaran IPA siswa kelas V semakin meningkat mulai dari pelaksanaan tindakan siklus I sampai pelaksanaan tindakan siklus III hingga mencapai target yang diharapkan pada indikator kinerja dalam penelitian ini. Pelaksanaan tindakan siklus I sudah berjalan dengan baik walaupun siswa belum terbiasa dengan suasana yang baru, tetapi siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Memang masih ada siswa yang bermain dengan teman sebangku atau dengan alat yang dibawanya. Guru dalam mengajar juga masih terlihat kurang memotivasi siswa dan perhatian guru juga kurang menyeluruh sehingga ada siswa yang tidak aktif dan ada juga yang bermain sendiri. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, siswa yang memiliki ketuntasan belajar IPA 70 telah meningkat dibandingkan sebelum pelaksanaan tindakan. Sebanyak 58,97% siswa kelas V memiliki ketuntasan belajar IPA 70 dengan ratarata kemampuan siswa kelas V sebesar 68,41. Dengan demikian indikator kinerja pada penelitian ini belum tercapai sehingga peneliti merencanakan dan melaksanakan tindakan perbaikan siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, pembelajaran juga berjalan dengan baik dan tertib. Kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki. Siswa sudah mulai terbiasa dengan suasana kelas yang diubah menjadi lebih menarik. Guru sudah mulai dapat mengendalikan siswa dan suasana belajar juga kondusif. Siswa sangat antusias untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Siswa juga sangat senang dengan perayaan yang lebih menarik. Hal ini sesuai dengan pendapat DePorter (2010: 103) bahwa lingkungan belajar sangat ber-

pengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Sebanyak 79,48% siswa kelas V memiliki ketuntasan belajar IPA 70. Dengan demikian belum semua indikator kinerja tercapai namun berdasarkan observasi serta wawancara yang dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran masih kurang maksimal dan masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga peneliti memutuskan untuk mengadakan tindakan perbaikan siklus III untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tindakan sebelumnya dan untuk mencapai pelaksanaan pembelajaran yang maksimal. Pada pelaksanaan tindakan siklus III terjadi peningkatan pembelajaran, kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran sebelumnya berhasil diminimalkan sehingga tercapai pelaksanaan pembelajaran yang maksimal dan terjadi peningkatan ketuntasan belajar IPA siswa. Sebanyak 94,87% siswa kelas V memiliki hasil belajar IPA 70 dengan rata-rata sebesar 82,30. Dengan demikian peneliti memutuskan tidak melakukan tindakan perbaikan lagi karena pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang direncanakan dan hasilnya telah sesuai dengan apa yang diharapkan semua indikator kinerja telah tercapai atau dengan kata lain, peneliti telah mencapai keberhasilan dalam penelitian ini. Dari keseluruhan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching, peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan dari pendekatan Quantum Teaching, yaitu: (1) Kelebihan pendekatan Quantum Teaching (a) Pembelajaran Quantum Teaching tidak hanya mementingkan materi saja, tetapi kondisi kelas juga disiapkan dengan baik supaya dapat mencapai hasil yang optimal; (b) Menumbuhkan kreativitas guru dalam kegiatan pembelajaran; (c) Menumbuhkan motivasi, keberanian, rasa percaya diri, dan semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik; (d) Mengembangkan imajinasi dan logika siswa dalam menyiasati pelajaran yang disampaikan guru, (2) Kekurangan pendekatan Quantum Teaching; (a) Pembelajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching memerlukan konsentrasi yang tinggi karena banyak yang harus dipersiapkan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran yang meriah dan menyenangkan; (b) Diperlukan dana dan tenaga yang tidak sedikit untuk menerapkan pendekatan Quantum Teaching yang meriah dan menyenangkan. KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar dapat disimpulkan sebagai berikut: langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar sebagai berikut: (1) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan pendekatan Quantum Teaching; (2) Mengubah kelas dan posisi bangku menjadi sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan menyenangkan; (3) Mendekorasi kelas menggunakan warna-warna yang menarik dan menyenangkan; (4) Membuat dan menggunakan poster afirmasi, poster ikon yang sesuai dengan materi sehingga menumbuhkan semangat kepada siswa dan menyiapkan alat bantu mengajar seperti macam-macam batuan, gambar batuan, gambar pelapukan, macam-macam tanah, gambar lapisan tanah, gambar struktur bumi, gambar struktur matahari; (5) Menerapkan kerangka utama pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) sesuai dengan rencana. Penggunaan pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang Bumi dan Alam Semesta di Kelas V SD Negeri 2 Jogomertan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Penggunaan pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang Bumi dan Alam Semesta di

Kelas V SD Negeri 2 Jogomertan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dengan meningkatnya persentase ketuntasan belajar dari tes awal sampai siklus III, yaitu pada tes awal 30,76% menjadi 58,97% pada siklus I, kemudian menjadi 79,48% pada siklus II dan menjadi 94,87% pada siklus III. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan beberapa saran di antaranya: (1) Dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan pendekatan Quantum Teaching hendaknya guru memahami dan melaksanakan secara utuh kerangkan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dan guru lebih kreatif dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran sehingga proses dan hasil pembelajaran meningkat; (2) Lembaga pendidikan diharapkan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. DAFTAR PUSTAKA Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. DePorter, B, dkk. (2010). Quantum Teaching. Bandung: KAIFA. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kebumen: Depdikbud. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Suharso dan Retnoningsih,A. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Lux. Semarang: Widya Karya. Sumantri, M dan Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.