BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELANJA KONSUMEN PADA PRODUK APPAREL DI TUNJUNGAN PLAZA SURABAYA. Skripsi S-1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang semakin maju menyebabkan timbulnya berbagai macam peluang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Melihat kondisi tersebut pebisnis semakin dituntut untuk menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. 1. Variabel window display memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para peritel untuk mendapatkan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan, baik itu belanja barang maupun jasa. Recreational Shopper

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari bisnis retail tradisional menuju bisnis retail modern. Perkembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. impulsif menjadi kebiasaan yang rutin di dalam masyarakat, termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya

2016 HUBUNGAN SEGMEN VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN FACTORY OUTLET DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan

INSTRUMEN PENELITIAN MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION DI DEPARTMENT STORE.

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cerdas dalam memilih suatu produk, terutama untuk produk fashion seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen merupakan sebuah fenomena yang unik untuk dipelajari dan diamati. Perilaku Konsumen disini lebih mengacu pada proses yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Solomon, 2013:31). Perilaku konsumen dalam berbelanja akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, saat melakukan pembelian, dan setelah pembelian (Schiffman dan Kanuk, 2008:7). Ruang lingkup perilaku konsumen ini berpusat pada bagaimana individu mengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, dan usaha) guna membeli barang-barang yang di konsumsi (Schiffman dan Kanuk, 2008:6). Salah satu perilaku belanja unik konsumen yaitu konsumen lebih memilih untuk membeli produk-produk Apparel di toko. Dalam hal ini konsumen Generation Y atau yang biasa dikenal dengan Echo Boomers atau pun Millennials, telah menjadi segmen pasar yang penting dan perilaku belanja konsumen Millennials berpengaruh besar terhadap generasi yang lebih tua (Solomon, 2013:526). Generasi Y adalah Generasi yang sadar akan harga dan kualitas dengan pemilihan produk. Konsumen dengan Generasi Y adalah konsumen yang menggunakan internet sebagai sumber utama informasi dan sosial. Selain itu juga, Konsumen Generasi Y dibesarkan di era kemakmuran ekonomi yang memungkinkan untuk memiliki pendapatan tambahan dan memiliki banyak kesempatan untuk menghabiskannya (Hutahaean dan Hananto, 2013). 1

2 Tabel 1.1 Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin Golongan Umur Laki-laki Perempuan Total 0 4 tahun 9.983.140 9.608.600 19.591.740 5 9 tahun 10.670.615 10.739.089 21.409.704 10 14 tahun 11.238.221 10.614.026 21.852.247 15 19 tahun 10.370.890 9.958.783 20.329.673 20 24 tahun 9.754.543 10.150.607 19.905.150 25 29 tahun 9.271.546 9.821.617 19.093.163 30 34 tahun 8.709.370 9.054.955 17.764.325 35 39 tahun 8.344.025 8.428.967 16.772.992 40 44 tahun 7.401.933 7.347.511 14.749.444 45 49 tahun 6.418.712 6.190.218 12.608.930 50 54 tahun 5.266.079 4.851.176 10.117.255 55 59 tahun 3.813.793 3.563.361 7.377.154 60 64 tahun 2.800.974 2.918.499 5.719.473 65 69 tahun 1.990.762 2.192.385 4.183.147 70 74 tahun 1.470.205 1.570.199 3.040.404 75 tahun + 1.408.711 1.462.776 2.871.487 Jumlah 108.913.519 108.472.769 217.386.288 Sumber : Statistik Indonesia (2010). Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin menurut Survei Penduduk Antar Sensus 2005. Dari data jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa proporsi Generation Y yang mencakup lebih dari 35%, Generasi Y adalah Generasi yang berusia antara 15-34 Tahun (http://psychologythoughts.com). Kebanyakan dari Generasi Y atau yang sering disebut Echo Boomers ini sudah memasuki dunia perkuliahan atau pun dunia kerja (Solomon, 2013:526). Di Indonesia, Generation Y dapat dikatakan generasi yang cukup besar. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Generasi Y merupakan pasar potensial,

3 sehingga banyak hal yang dapat dilakukan oleh peritel untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan generasi tersebut. Sebagian besar dari penghasilan akan dibelanjakan pada feel-good products atau produkproduk yang mampu memberikan kenyamanan. Perilaku konsumtif terjadi pada konsumen generasi Y (Dharma, 2013). Seperti yang terjadi pada jaman modern sekarang ini, disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, di antaranya adalah penampilan pribadi. Penampilan merupakan hal yang dianggap penting bagi para generasi Y, karena penampilan dianggap sebagai suatu gambaran dari identitas diri. Dengan begitu, Generasi Y akan selalu berusaha mengikuti mode-mode yang sedang marak di pasaran. Hal ini tentunya akan menjadikan generasi Y menjadi individu yang memiliki sifat konsumtif, karena sebisa mungkin berusaha atau mengupayakan untuk dapat memenuhi kepuasan dalam berpenampilan sehingga gengsi akan tetap terjaga (Dharma, 2013). Demi memperoleh kepuasan dalam berpenampilan inilah yang menjadikan Generasi Y memiliki gaya hidup suka belanja. Konsumen dalam kelompok usia ini memiliki sejumlah kebutuhan, mulai dengan bereksperimen, menginginkan kebebasan, tanggung jawab, dan ingin diterima oleh kelompok lain. Dalam hal ini generasi Y sangat menyukai fashion dibandingkan dengan generasi lainnya. (Solomon, 2004:501; dalam Dharma, 2013). Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Forrester Research (2013), berdasarkan polling terhadap generasi Y dan didapatkan hasil bahwa 69% generasi Y akan tetap menggunakan merek yang mereka sukai dan 66% generasi Y menggunakan merek yang mencerminkan gaya mereka. (Hutahaean dan Hananto, 2013) Semakin berkembangnya Retail Apparel ini didorong oleh kemajuan cara berpikir masyarakat kota yang semakin modern (Marketing, April 2008; dalam Japarianto, 2010). Beberapa ciri masyarakat modern

4 antara lain gaya hidup cepat, tingkat kesibukan yang tinggi, serta waktu bersantai yang sangat terbatas. Keadaan yang demikian kemudian perlahanlahan telah mengubah kebiasaan masyarakat kota, yang tadinya mengisi waktu luangnya dengan berwisata keluar kota, tetapi sekarang dengan terbatasnya waktu, mereka memilih untuk pergi berbelanja (Marketing, April 2008; dalam Japarianto, 2010). Namun sebelum seorang konsumen melakukan keputusan pembelian, maka ia akan dipengaruhi oleh faktorfaktor yang mempengaruhinya atas suatu produk, dan faktor-faktor tersebut dapat berasal dari internal konsumen sendiri maupun eksternal konsumen. Setiadi Nugroho (2003:11-15; dalam Mahmudah, 2013) mendefinisikan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri. Faktor internal konsumen disini antara lain adalah karakteristik individu (Kotler dan Keller, 2009:173-176) dan faktor psikologi konsumen itu sendiri (Kotler dan Keller, 2009:176-183). Faktor karakteristik individu sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja, karakteristik tersebut meliputi pekerjaan dan keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian (Kotler, 2005:210). Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang (Kotler, 2000:144; dalam Roky dan Messie, 2015). Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, serta Belief and Attitude. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis merupakan pengendalian diri secara individual untuk dapat menciptakan rasa dalam memenuhi kebutuhan seorang konsumen yang tidak menutup kemungkinan mendapat pengaruh dari lingkungan sekitar.

5 Sedangkan faktor eksternal konsumen merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar individu, yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitas yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa, termasuk keputusan belanja konsumen atau keputusan pembelian yang dilakukan konsumen (Kotler dan Keller, 2009:170-172). Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah faktor sosial (Kotler dan Keller, 2005:203-209) dan strategi perusahaan (Levy dan Weitz, 2014:494-496). Faktor sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Setiap anda bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Yang termasuk dalam faktor sosial adalah Group, Family Influence, serta Roles and Status (Kotler, 2005:206-209). Strategi Perusahaan disini lebih mengacu kepada penerapan Visual Merchandising dalam suatu perusahaan. Visual merchandising adalah presentasi, cara, seni atau ilmu pengimplementasian ide desain yang efektif untuk menampilkan toko dan barang dagangannya untuk dijual dalam cara yang paling menarik calon pelanggan (Levy dan Weitz, 2009:527) demi meningkatkan lalu lintas toko dengan tujuan akhir mamaksimalkan volume penjualan. Elemen elemen yang termasuk dalam Visual Merchandising disini meliputi Window Display, Mannequin Display, Floor Merchandising, dan Promotional Signage (Levy dan Weitz, 2014:494-496). Fenomena yang ada menunjukkan bahwa kebanyakan retail Apparel menjual berbagai jenis fashion baik untuk pria maupun wanita. Retail Apparel adalah jenis tenant dari sebuah Shopping Centre atau Mall berupa toko baju anak, pria dan wanita yang berbentuk butik atau ready to wear (Indonesia Shopping Centers, 30 Januari 2009; dalam Japarianto dan Sugiharto, 2011). Dari hasil survei yang dilakukan oleh SurveyOne (2012) ternyata 84.5% responden berpendapat bahwa kemudahan dalam

6 mendapatkan sebuah produk menjadi alasan yang cukup penting dalam memilih suatu produk (Papyrus, 2012). Sebuah studi yang dilakukan Forest City and Alexander Babbage (2014) mengungkapkan bahwa 71% pengeluaran bulanan dari kelompok Millennials (Konsumen Generasi Y) dibelanjakan di toko (Loboda, 2014; dalam Gunawan dan Muchardie, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Sohail (2015), mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti nilai, gaya hidup dan orientasi belanja signifikan terhadap perilaku belanja konsumen di pusat perbelanjaan. Sedangkan faktor perbedaan gender tidak mempengaruhi perilaku belanja konsumen. Dalam hal ini perempuan lebih mungkin untuk membeli suatu produk di toko. Penelitian ini dilakukan di Arab Saudi dengan total responden yang valid sebanyak 513 orang. Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti ingin mengadakan sebuah penelitian mengenai perilaku belanja konsumen dengan atributatribut yang digunakan adalah Window Display, Mannequin Display, Floor Merchandising, Promotional Signage, Group Reference, Family Influence, Roles and Status, Pekerjaan dan Situasi Ekonomi, Life Style, Personality, Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, serta Belief and Attitude pada produk Apparel di Tunjungan Plaza Surabaya. Atribut-atribut tersebut di pilih karena mencerminkan pengaruh dari lingkungan konsumen berbelanja dan pengaruh dari Internal konsumen. Peneliti memilih Produk Apparel di Tunjungan Plaza Surabaya sebagai objek penelitian karena semakin meningkatnya pembelian konsumen akan produk Apparel dengan perkembangan trend fashion yang selalu up-to-date. Fashion juga membuat konsumen menjadi nyaman dan lebih percaya diri dengan menggunakan pakaian yang sesuai dan sedang trend. Bahkan cara berpakaian dapat

menunjukan jati diri seseorang secara tidak langsung. Oleh karena alasan inilah, peneliti memilih topik tersebut. 7 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Faktor Internal apa saja yang mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 2. Faktor Eksternal apa saja yang mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 3. Faktor Internal apa saja yang paling mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 4. Faktor Eksternal apa saja yang paling mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 1.3. Tujuan Penelitian Dari latar belakang rumusan masalah yang telah dibahas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui Faktor Internal yang mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza

8 2. Untuk mengetahui Faktor Eksternal yang mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 3. Untuk mengetahui Faktor Internal yang paling mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 4. Untuk mengetahui Faktor Eksternal yang paling mempengaruhi Perilaku Belanja Konsumen terhadap Produk Apparel di Tunjungan Plaza 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini sebagai sarana belajar dan juga sebagai masukan dalam mengamati perilaku konsumen dalam berbelanja produk Apparel di Surabaya. 2. Manfaat Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi Retail produk Apparel di Surabaya untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen.

9 1.5. Sistematika Penulisan Penyusunan dan penulisan hasil penelitian yang dilakukan mempunyai sistematika sebagai berikut: BAB 1: BAB 2: BAB 3: BAB 4: Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Tinjauan Pustaka Pada bab ini diuraikan mengenai: penelitian terdahulu, landasan teori yang berhubungan serta sesuai dengan masalah yang sedang diteliti, dan kerangka pemikiran Metode Penelitian Bab ini terdiri dari jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, skala pengukuran variabel, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data dan alat analisis data. Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang karakteristik responden, statistik deskriptif variabel penelitian, analisis data dan pembahasan. BAB 5: Simpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai simpulan yang merupakan rangkuman dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan.