WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

WACANA adalah... Wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu.

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.)

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Kohesi Gramatikal Referensi Substitusi Elipsis Konjungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Alat-alat kohesi..., Astri Yuniati, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. adalah buku kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI Setyani Wardhaningtyas Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Short-short story merupakan salah satu genre karya sastra yang khas Jepang. Karya ini dicirikan oleh kuantitas karya yang pendek dan ending cerita yang tidak terduga. Penulis genre ini yang paling terkenal adalah Hoshi Shin Ichi dan karyanya yang paling dikenal berjudul Bokkochan. Karya ini berisi cerita tentang seorang robot cantik yang dibuat dan kemudian dipekerjakan oleh pemilik bar di barnya. Teks dalam cerita ini banyak mengandung kode budaya Jepang dan tentu saja kode bahasa Jepang karena ditulis dalam bahasa Jepang. Dengan latar belakang tersebut, penulis akan mencari kohesi dan koherensi dari wacana naratif tersebut. Selain itu, karena ciri dari wacana naratif adalah alur, peristiwa, dan tokoh, maka penulis juga akan mendeskripsikan ketiga unsur tersebut. Teknik analisis data dapat juga disebut sebagai model seperti yang digagas oleh Kaplan bahwa sesuatu yang ideal sangat wajar untuk ditiru. Teknik analisis yang dipakai adalah melalui teknik dengan model analitik. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa alat pemarkah kohesi yang paling banyak dipakai adalah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal paling sering dipakai, sedangkan jenis kohesi gramatikal yang paling sering dipakai adalah konjungsi, elipsis, dan subtitusi. Sedangkan kohesi leksikal yang dipakai dalam wacana ini adalah reiterasi. Kata Kunci: wacana naratif, kohesi gramatikal, kohesi leksikal PENDAHULUAN Bokkochan merupakan salah satu karya bergenre short-short story karya dari Hoshi Shin ichi yang mendapat julukan Raja Short-Short Story Bokkochan sendiri berisi cerita tentang seorang pemilik bar yang membuat robot. Robot tersebut sangat cantik seolah-olah lebih cantik dari manusia itu sendiri. Robot tersebut diberi tugas untuk menemani tamu sehingga para tamu dengan senang membeli sake dalam jumlah yang banyak. Yang bisa dilakukan oleh Bokkochan hanyalah minum dan berbicara dengan bahasa yang sederhana. Di antara para tamu itu ada yang tergila-gila kepada Bokkochan tetapi cintanya bertepuk sebelah tangan sehingga ia berniat untuk membunuh Bokkochan dengan memberinya racun. Sebagaimana genre short-short story yang lainnya, ending dari cerita ini juga merupakan hal yang tidak terduga. Pada akhirnya, Bokkochan tidak mati akan tetapi tamu-tamu yang datang ke bar tersebut yang mati. Karya sastra tersebut bisa disebut sebagai sebuah wacana. Wacana sendiri adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa (Untung Yuwono: 92). Sebagai kesatuan makna, wacana dilihat sebagi bangun bahasa yang utuh kerena setiap bagian di dalam wacana itu terhubung secara padu. Di samping itu, wacana juga terikat pada konteks. Sebagai kesatuan yang abstrak, wacana dibedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan, dan inskripsi yang mengacu pada makna yang sama yaitu wujud konkret yang terlihat, terbaca, dan terdengar. Dikatakan wacana merupakan bangun yang terikat pada konteks. Terikat pada konteks Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Volume VII/1 Januari 2011 Hlm 77

mendapat penekanan di sini, yang membedakan wacana sebagai pemakaian bahasa dalam komunikasi dengan pemakaian bahasa bukan untuk tujuan komunikasi. Berdasarkan pemaparan, secara umum wacana dikelompokkan atas wacana naratif, deskriptif, wacana argumentatif, wacana persuasif, wacana hortatoris, dan wacana prosedural. Wacana naratif dicirikan oleh adanya alur, peristiwa, dan tokoh, seperti narasi faktual (berita, contohnya), dan narasi fiktif (cerpen contohnya). Cerpen dan karya fiktif lainnya pada umumnya merupakan karya dengan jenis wacana naratif. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk menganalisis kohesi dan koherensi wacana naratif pada short-short story dengan judul Bokkochan. Bagaimanakah kohesi dan koherensi wacana naratif pada karya sastra tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis wacana dengan genre short-short story yang di Indonesia belum banyak berkembang. Dengan analisis tersebut, penulis berharap bahwa shortshort story tersebut bisa lebih mudah untuk dipahami. Adapun judul karyanya adalah Bokkochan. Genre short-short story merupakan salah satu genre yang baru di Indonesia.Bahkan di Indonesia genre ini tidak dibedakan dengan cerita pendek. Melalui penelitian ini, penulis bermaksud memperkenalkan genre ini dengan cara menganalisis wacana dari karya tersebut. Selain itu tujuan yang lain adalah untuk mengetahui struktur wacana karya tersebut. METODE PENELITIAN Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analitik. Dengan metode analitik, posisi teori menjadi sedemikian penting. Teori adalah rumusan tentatif yang merujuk pada sebilangan hipotesis. Teori sendiri memiliki setidaknya empat fungsi yaitu (1) menjelaskan atau memberi tafsir baru terhadap fenomena atau data, (2) memprediksi sesuatu berdasarkan pengamatan, (3) menghubungkan satu studi dengan studi yang lainnya, (4) menyediakan kerangka yang lebih luas dari temuan dan pengamatan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metofe analisis. Melalui metode ini, peneliti memiliki pemahaman terhadap bahasa sasaran, namun ia lebih bersandar pada generalisasi dari korpus yang digeluti. Analisis wacana hampir tidak mungkin dilakukan tanpa analisis terhadap korpus atau data. Teknik analisis data dapat juga disebut sebagai model seperti yang digagas oleh Kaplan bahwa sesuatu yang ideal sangat wajar untuk ditiru. Teknik analisis yang dipakai adalah melalui teknik dengan model analitik. Sedangkan untuk menganalisis data digunakan teori analisis wacana seperti yang diuraikan oleh Yuwono (Yuwono: 91) Dalam hal ini teori tersebut digunakan oleh penulis sebagai pegangan dalam menganalisis data. Data yang ada dikumpulkan, kemudian dianalisis dengan teori yang ada. Analisis di sini merujuk pada mekanisme pengkajian atas bagianbagian serta keterkaitan antarbagian yang ada. Dengan demikian, kerja analisis mensyaratkan identifikasi bagian-bagian terlebih dahulu. Dalam hal ini adalah identifikasi data dari short-short story dengan judul Bokkochan. Namun pemaknaan analisis hany mungkin bilamana ada upaya menghubungkan antar satuan data. Deskripsi atau analisis subjek, predikat, objek, misalnya akan terasa kaku dan kering apabila tanpa merujuk pada keutuhan sintagmatig subjekpredikat-objek. Dalam hal ini, peneliti akan Hlm 78 Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Volume VII/1 Januari 2011

melakukan analisis dan sintesis. Sewaktu membaca kajian pustaka, peneliti akan membaca segala literatur yang relevan, dan kemudian akan membuat sintesisnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan menempatkan data sebagai informasi yang digunakan untuk memutuskan dan membahas suatu objek kajian dalam hal ii adalah short-short story Bokkochan. Karena penelitian ini menggunakan metode analitik, maka posisi data menduduki posisi yang penting. robot itu. Pada akhirnya, sake yang diminum itu dijual kembali kepada para tamu sehingga tamutamu menjadi minum sake yang sudah diberi racun. Adapun tokoh yang muncul dalam cerita tersebut adalah pemilik bar atau disebut bamasuta, bokkochan (robot cantik), seinen (lelaki muda yang tergila-gila kepada robot cantik itu), okyaku (para tamu yang juga menyukai robot cantik itu). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Wacana naratif dicirikan oleh adanya alur, peristiwa, dan tokoh. Di bawah ini akan penulis paparkan masing-masing dari cirri naratif tersebut yang ada dalam cerita bokkochan. Alur biasa juga disebut sebagai plot yaitu hubungan sebab-akibat dalam sebuah cerita. Alur yang digunakan penulis cerita short-short story ini adalah alur maju. Kejadian yang awal mengakibatkan kejadian berikutnya. Alur maju ini relative mudah untuk dipahami dibandingkan dengan alur flashback atau alur pada cerita berbingkai. Peristiwa yang muncul dalam wacana ini adalah persitiwa tentang seorang pemilik bar yang membuat robot cantik dan seksi. Robot tersebut dipekerjakan di barnya dan bertugas untuk menemani tamu yang dating untuk minum sake. Karena robot itu cantik dan betul-betul mirip manusia, maka banyak pembeli berdatangan ke bar itu untuk bisa mentraktir dan ngobrol dengan robot yang bernama bokoochan tersebut. Air yang diminum oleh robot tersebut kemudian dikumpulkan oleh pemilik bar dan kemudian dijual kembali kepada tamu. Cerita itu berakhir dengan ragis karena akhirnya ada salah satu tamu yang patah hati dengan robot tersebut dan kemudian member racun pada sake yang diminum oleh Kohesi Kohesi gramatikal yang muncul dalam short-short story ini adalah kata dalam kalimat Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Volume VII/1 Januari 2011 Hlm 79 (hlm 1) Kata ini merupakan kohesi gramtikal yang berwujud referensi endoforis yaitu objek acuannya berada dalam kalimat itu.dalam hal ini kata kare merujuk pada ba-masuta. Penggunaan referensi endoforis ini banyak dipakai dalam cerpen ini terutama kata kare yang digunakan untuk menggantikan kata benda yaitu tokoh-tokoh yang muncul dalam short-short story ini yaitu bokkochan, bamasuta, seinen. Selain penggunaan kata kare, kata yang muncul sebagai referensi endoforis adalah kata daremo yang mengacu pada tokoh para tamu yang dating pada bar tersebut. Referensi endoforis yang mengacu pada tokoh bokkochan terdapat dalam kalimat Sedangkan kata kare yang merujuk pada seinen terdapat dalam kalimat Selain kalimat-kalimat yang telash dijadikan contoh di atas, referensi endoforis yang ada dalam cerita ini dan mengacu pada ketiga tokoh tersebut masih banyak. Selain penggunaan kata kare, kata yang

muncul sebagai referensi endoforis adalah kata daremo yang mengacu pada tokoh para tamu yang datang pada bar tersebut. Referensi tersebut terdapat dalam kalimat Dalam cerita tersebut selain kohesi gramatikal yang berwujud referensi personal seperti yang telah dipaparkan di atas, ada juga referensi demonstratif. Referensi demonstratif ada dalam kalimat dalam hal ini merujuk pada benda itu. Referensi demonstrative ditandai dengan penggunaan demonstrative seperti itu, situ, sana, sini, seperti yang ada di dalam kalimat di atas. Selain itu referensi tersebut terdapat dalam contoh kalimat Selain referensi demonstratrif dan referensi komparatif, dalam karya ini juga muncul referensi komparatif. Ini bis dilihat dari kalimat Kata yang menunjukkan referensi komparatif adalah kata (seperti halnya). Selain kohesi grmatikal yang berujud referensi, dalam cerita tersebut juga muncul kohesi gramatikal yang merupakan kata sambung atau konjungsi. Kata sambung tersebut ada dalam kalimat dalam kalimat ini merupakan konjungsi antar kalimat karena konjungsi itu berfungsi untuk menyambungkan dengan kalimat sebelemnya yaitu Selain itu juga ada konjungsi intrakalimat yaitu dalam kalimat merupakan konjungsi intrakalimat karena kata itu berfungsi untuk menyambungkan hubungan sebab-akibat yaitu antara klausa dengan klausa Selain kalimat di atas, kalimat lain yang menunjukkan penggunaan konjungsi intrakalimat adalah kata di sini digunakan untuk menyambungkan klausa dalam hubungan sebab-akibat yaitu klausa dengan klausa Kohesi gramatikal yang berwujud subtitusi juga muncul dalam karya ini. Ini bias dilihat dari kalimat di sini digunakan untuk menggantikan kata robotto. Selain itu, subtitusi juga munmcul dalam kalimat Kata yang kohesi gramatikal subtitusi adalah kata sononakanii. Dalam hal ini, kata tersebut digunakan untuk mengganti kata okayaku(para tamu). Elipsis yang merupakan bagian dari kohesi gramatikal juga muncul dalam karya ini. Ini bias dilihat dari kalimat yang ada di halaman 4 yaitu Kata tersebut seharusnya tertulis. Jadi ada penyingkatan atau ellipsis dari kalimat tersebut. Kohesi leksikal juga muncul dalam karya sastra ini. Kohesi leksikal dapat diwujudkandengan reiterasi dan dengan kolokasi.reiterasi adalah pengulangan kata-kata pada kalimat berikutnya untuk memberikan penekanan bahwa kata-kata tersebut merupakan fokus pembicaraan. Reiterasi dapat berwujud repetisi, sinomini, hiponimi, metonimi, atau antonimi. Dalam karya ini, kohesi Hlm 80 Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Volume VII/1 Januari 2011

leksikal yang muncul adalah repetisi. Ini dapat dilihat dari kalimat Kata ini sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya yaitu Penyebutan berulang kata robotto ini digunakan supaya pembaca menyadari bahwa kata robotto ini merupakan focus pembicaraan. Selain dari kalimat di atas, repetisi juga muncul dalam kalimat-kalimat selanjutnya misalnya, Kemunculan berkali-kali kata ini berfungsi untuk menekankan kata itu sehingga pembaca secara tidak sadar digiring untuk memahami bahwa kata tersebut merupakan focus pembicaraan yang dipentingkan. Selain itu, repetisi juga banyak mun cul dalam kalimat-kalimat selanjutnya terutama ketika terjadi percakapan antara bokkochan dengan seinen. Adapun kalimat-kalimat tersebut adalah sebagai berikut Kata-kata di atas diucapkan oleh seinen dan kemudian diulangi kembali oleh bokkochan. Koherensi Koherensi adalah keberterimaan suatu tuturan atau teks kerena kepaduan semantik. Secara lebih spesifik koherensi diartikan sebagai hubungan antara teks dan factor-faktor di luar teks berdasarkan pengetahuan seseorang. Pengetahuan seseorang yang berada di luar teks itu disebut konteks bersama. Faktor di luar teks itu digunakan untuk memahami isi percakapan yang muncul dalam cerita tersebut. Misalnya kalimat. Untuk memahami percakapan tersebut, pembaca harus mempunyai konteks bersama yaitu konteks terjadinya percakapan tersebut bahwa pemilik bar akan menggratiskan sakenya. Kalau pembaca tidak mempunyai atau bisa memahami latar belakang budaya tersebut maka tentunya akan sulit memahami teks tersebut. Selain itu, untuk memahami karya tersebut juga perlu memahami konteks tentang Jepang yaitu bahwa Jepang adalah negara maju dan dikenal dengan kecanggihan dalam membuat robot. Den gan pemahaman latar belakang tentang negara Jepang, bisa dihubungan anatar karya sastra tersebut dengan makna ada di balik karya tersebut. PENUTUP Penulis wacana naratif dalam short-short story Bokkochan ini paling banyak menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal yang digunakan adalah kohesi gramatikal yang berwujud elispsis, referensi, konjungsi, dan subtitusi. Referensi yang paling sering muncul adalah referensi personal, demonstratif, dan komparatif. Sedangkan subtitusi yang paling sering dipakai adalah subtitusi nominal. Konjungsi yang paling sering muncul adalah konjungsi intrakalimat. Akan tetapi, konjungsi antar kalimat juga muncul dalam karya ini. Selain kohesi, koherensi juga dibahasa dalam penelitian ini. Koherensi adalah hubungan antara teks dengan faktor di luar teks yang merupakan pengetahuan bersama. Jadi dalam koherensi yang dipentingkan adalah keberterimaan secara semantis teks tersebut. Dalam penelitian ini, faktor di luar teks yang merupakan pengetahuan bersama adalah pengetahuan tentang latar belakang budaya Jepang termasuk bahasanya. Sebagai contoh, kata wai,wai... izo izo akan bisa dipahami apabila pembaca mempunyai Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Volume VII/1 Januari 2011 Hlm 81

pengetahuan tentang konteks dalam bahasa Jepang. Bagi orang yang berminat dalam penerjemahan karya sastra dari Bahasa Jepang, ada baiknya apabila belajar tentang konteks latar belakang budaya Jepang. Selain itu, selain pengetahuan tentang kode bahasa, dalam menerjemahkan karya sastra, pengetahuan tentang kode budaya mutlak dimiliki. Apabila ketika menerjemahkan hanya berbekal dengan pengetahuan tentang kode bahasa, bisa jadi hasil terjemahan akan menjadi bergeser maknanya dan kehilangan keindahan dan keunikan karya tersebut. Oleh karena itu, bagi pembaca karya sastra juga disarankan untuk memiliki bekal pengetahuan tersebut yaitu, pengetahuan tentang kode budaya dan kode bahasa. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A.Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif:Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka dan Pusat Studi Sunda. Alwasilah, A.Ch. 2002. Memanusiakan Ilmu Bahasa, Bandung:Pikiran Rakyat. Alwasilah, A.Ch. 1993. Linguistik Suatu pengantar, Bandung: Angkasa. Yuwono, U. 2005. Wacana dalam Pesona Bahasa:Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka. www.gsh.co.jp/hoshi/japan who.html www.wikipedia.com Hlm 82 Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Volume VII/1 Januari 2011