BAB I PENDAHULUAN. Malang menerima mahasiswa baru dari seluruh wilayah Indonesia setiap tahun,

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

III. Sasaran Sasaran kegiatan Olimpiade Kimia (OKI) X Nasional 2016 terdiri dari siswa-siswi tingkat SMA sederajat yang berada di seluruh Indonesia.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

UPAH MINIMUM KABUPATENIKOTA DI JA WA TlMUR TAHUN 2004

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BABAK SEMIFINAL KMNR 12 RAYON SURABAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun


- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

TABEL II.B.1. KEGIATAN ANEKA USAHA KEHUTANAN DI KABUPATEN/ KOTA TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

CENTER OF GRAVITY MODEL PENENTUAN LOKASI SARANA KESEHATAN ILHAM AKHSANU RIDLO

Lampiran 1. Tabel Durbin-Watson LAMPIRAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

SATKER PELAKSANAAN JALAN WILAYAH II

Gambar 3.16 Layer Jalan Kali Jatim Gambar 3.17 Atribut Tabel Jalan Kali Gambar 3.18 Layer layanan TV Gambar 3.

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS POTENSI DAN DAYA SAING SUB SEKTOR PERIKANAN KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TIMUR SKRIPSI

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

GUBERNUR JAWA TIMUR UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2O1O GUBERNUR JAWA TIMUR,

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

Oleh : Nita Indah Mayasari Dosen Pembimbing : Dra. Ismaini Zain, M.Si

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

Apakah Infeksi Menular Seksual (IMS) itu?

Surabaya, 11 Juni 2014

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Konferensi Pers UN 2017 Jenjang SMP UN untuk memantau, mendorong dan meningkatkan mutu pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun kota yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menerima mahasiswa baru dari seluruh wilayah Indonesia setiap tahun, mahasiswa baru tersebut berasal dari Sumatera yang merupakan Indonesia bagian barat sampai dengan wilayah- wilayah Indonesia Bagian Timur. Data mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang diperoleh dari bagian kemahasiswaan menunjukkan prosentase 4 % untuk mahasiswa yang berasal dari wilayah Sumatera dari 150 mahasiswa jumlah keseluruhan mahasiswa baru, wilayah Jabodetabek 6 %, Jawa Tengah 6 %, Jawa Timur 76 % dan Indonesia Bagian Timur 8 %. Dengan perincian sebagaimana pada tabel berikut: Table 1 Data mahasiswa baru berdasarkan asal daerah No Daerah Jumlah 1 Madura 6 orang 2 Lumajang 4 orang 3 Bondowoso 3 orang 4 Surabaya 4 orang 5 Ngawi 2 orang 6 Nganjuk 5 orang 7 Tuban 3 orang 8 Banyuwangi 4 orang 9 Madiun 2 orang 10 Jawa Tengah 8 orang 1

2 11 Bojonegoro 2 orang 12 Kediri 3 orang 13 Jakarta 2 orang 14 Sidoarjo 7 orang 15 Jember 4 orang 16 Trenggalek 1 orang 17 Mojokerto 6 orang 18 Lamongan 12 orang 19 Malang 20 orang 20 Blitar 11 orang 21 Pasuruan 10 orang 22 Probolinggo 5 orang 23 Tulung Agung 4 orang 24 Ponorogo 1 orang 25 Gresik 4 orang 26 Jombang 5 orang 27 Luar Jawa 12 orang Jumlah 150 orang Sumber: BAK Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang Tahun 2011, 14 November 2011 Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa daerah. Mahasiswa baru tersebut datang dari latar belakang budaya yang berbeda yang kemudian memiliki satu tujuan untuk belajar di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Mahasiswa baru dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Mahasiswa baru tersebut berinteraksi bersama orang-orang dan lingkungan yang memiliki budaya yang berbeda dengan tempat tinggal mereka sebelumnya. Sejalan dengan pendapat Calhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003 : 526) mengatakan bahwa penyesuaian dapat didefinisikan

3 sebagai interaksi seseorang yang kontiniu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungannya. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencangkup respon-respon mental dan behavioral yang diperjuangkan individu agar dapat berasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketagangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa salah satu faktor dari penyesuaian diri adalah faktor budaya, orang dianggap mampu menyesuaikan diri dengan baik ketika ia mampu menerima budaya (Ali, Muhammad dan Anshory, 2006: 57). Untuk mampu mengadakan penyesuaian diri dengan baik, sepatutnya mahasiswa baru mampu memahami budaya, bahasa dan karakteristik masyarakat di sekitar lingkungan yang baru. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terletak di Kota Malang, budaya dan bahasa yang di pergunakan adalah budaya dan bahasa Jawa. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berasal dari berbagai suku dan budaya Indonesia, bertempat tinggal dan beradaptasi dengan budaya Jawa yang mayoritas menggunakan bahasa Jawa. Hubungan antara bahasa dan budaya Menurut Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf (Abdul Chaer, 2007: 70) sering dikenal dengan hipotesis Sapor Whorf bahwa bahasa mempengaruhi kebudayaan, bahasa mampu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Maka dengan kata lain bahasa menguasai cara berpikir dan bertindak manusia. Namun pendapat fenomena yang berkebalikan dari hipotesis tersebut yang banyak di ikuti oleh masyarakat, yaitu bahwa kebudayaanlah yang

4 mempengaruhi bahasa. Karena erat hubungan antara bahasa dan budaya maka kedua hubungan tersebut oleh para pakar disebut sebagai sekeping mata uang, sisi yang satu adalah bahasa dan sisi yang lain adalah kebudayaan (Abdul Chaer, 2007: 70). Mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berjumlah 150 mahasiswa. Mahasiswa baru yang berasal dari luar Jawa Timur berjumlah 36 mahasiswa atau 24 % dari keseluruhan jumlah mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tahun pelajaran 2011, dapat dikatakan bahwa mayoritas mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berasal dari luar Jawa Timur dengan budaya dan bahasa yang dipergunakan adalah budaya dan bahasa masing-masing daerah yang pastinya berbeda dengan budaya Jawa Timur. Tidak semua mahasiswa yang berasal dari luar Jawa Timur memahami dan mampu menggunakan bahasa Jawa terutama bahasa Jawa yang digunakan di kota Malang dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal mereka di kota Malang. Namun beberapa dari mereka juga mampu memahami dan menggunakan bahasa Jawa untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti kepada 150 mahasiswa baru, menghasilkan bahwa 113 dari 150 mahasiswa baru mampu menggunakan bahasa jawa untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Kemampuan seseorang atau suatu masyarakat untuk menggunakan dua bahasa atau lebih disebut dengan dwibahasa (Kridalaksana, 1993: 36). Kemampuan dwibahasa yang dimiliki terbukti menjadi salah satu faktor pendukung kemampuan dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian

5 diri. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Soto dengan hasil bahwa seseorang akan lebih mudah untuk mengekspresikan kemampuannya dan menunjukkan sikap altruismenya dengan kemampuan dwibahasa yang dimilikinya, sehingga seseorang lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Mönks, 2002: 21). Ketika seseorang mampu menguasai bahasa tempat tinggal mereka maka ia akan merasakan kedekatan secara emosional dengan masyarakat daerah tersebut sehingga penyesuaian diripun mudah untuk dilakukan. Banyak alasan ketika orang tersebut menggunakan bahasa suatu budaya diantaranya masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari saat pada kesempatan yang tidak formal dilingkungan tempat tinggal. Bahasa daerah juga digunakan ketika melaksanakan upacara adat agar tetap menjaga kesakralan budaya, dan bahasa daerah juga mampu menciptakan suasana keakraban antar pengguna bahasa tersebut. Pada penelitian yang akan kami lakukan terpusat pada alasan bahwa bahasa daerah mampu menciptakan suasana keakraban antar pengguna bahasa tersebut. Usaha untuk melakukan penyesuaian diri setiap orang berbeda-beda, seseorang menentukan menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia dalam usaha menyesuaikan diri di suatu wilayah dengan budaya tertentu. Dalam praktik penggunaan bahasa daerah, individu yang memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menggunakan bahasa daerah serta kemantapan diri dalam menentukan tindakantindakan yang dibutuhkan sesuai atau hampir menyerupai dengan budaya masyarakat, maka ia akan memilih mengunakan bahasa daerah setempat. Menurut Wood dan Bandura (Hall, C.S. dan G. Lindzey, 1993: 290),

6 mengatakan kepercayaan tentang kemampuan seseorang dalam mengarahkan motivasi, sumber daya kognitif dan menentukan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu situasi yang diinginkan adalah pengertian dari self-efficacy. Individu yang memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menggunakan bahasa daerah dan memiliki kemantapan diri dalam menentukan tindakantindakan yang dibutuhkan menyerupai dengan budaya masyarakat setempat disebut individu yang memiliki self efficacy dalam penggunaan dwi bahasa, individu tersebut akan mudah menciptakan keakraban dengan masyarakat setempat. Keakraban dengan masyarakat setempat mampu mendukung kemampuan penyesuaian diri individu dengan lingkungan tempat tinggal baru. Namun dari beberapa hasil observasi yang di lakukan peneliti, mahasiswa yang berasal dari luar Jawa tidak secara optimal menggunakan kemampuan dan kesempatan yang ia miliki dalam mempraktikan kemampuan menggunakan bahasa Jawa. Terdapat mahasiswa yang mampu memahami dua bahasa yakni bahasa daerah asalnya dan bahasa Jawa namun ia enggan menggunakan kedua bahasa tersebut dan memilih menggunakan bahasa Indonesia, atau menggunakan salah satunya saja. Permasalahan lainnya, mahasiswa dari luar Jawa Timur yang tidak mampu menggunakan bahasa Jawa enggan untuk mempelajari bahasa Jawa dan memilih menggunakan bahasa Indonesia untuk bahasa sehari-harinya. Hal tersebut dapat dikarenakan mahasiswa tersebut tidak mengetahui dan tidak faham manfaat menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-harinya, bahwa mempraktikan bahasa budaya setempat mampu memudahkan mereka untuk mengadakan penyesuaian diri dengan masyarakat dan budaya setempat.

7 B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang masalah mengenai hubungan antara kemampuan dwibahasa dan self efficacy dalam penggunaan dwibahasa dengan penyesuaian diri mahasiswa, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kemampuan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi? 2. Bagaimana tingkat self efficacy dalam penggunaan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi? 3. Bagaimana tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi? 4. Apakah ada hubungan kemampuan dwibahasa dan self efficacy penggunaan dwibahasa dengan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat kemampuan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi. 2. Mengetahui tingkat self efficacy dalam penggunaan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi. 3. Mengetahui tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi.

8 4. Mengetahui hubungan kemampuan dwibahasa dan self efficacy dalam penggunaan dwibahasa dengan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam keilmuwan psikologi. Serta diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis Dengan penelitian ini mampu memberikan pemahaman kepada mahasiswa dengan dwibahasa untuk menggunakan secara percaya diri kemampuan bahasa yang dimilikinya sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lebih proposional di lingkungan ia berada.