BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagai modal bagi pembangunan nasional. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic Risk Consultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekarang dihadapkan pada tantangan-tantangan yang. mengharuskannya mampu melahirkan individu-individu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan pada umumnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan perkembangan zaman. pelajaran ekonomi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas X.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu membina mental, rasio, intelektual dan kepribadian dalam rangka manusia seutuhnya. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Supriyoko (dalam Mularsih 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC) menyimpulkan bahwa sistempendidikan di Indonesia berada pada peringkat terakhirdari 12 negara dan di bawah Vietnam yang menempatiperingkat 11. Bukti lain hasil studiinternational Institute for Management Developmentmenempatkan Indonesia pada peringkat paling rendahdari 49 negara dalam hal pencapaian CompetitivenessIndex (CI) yang merupakan salah satu indikator tentangrendahnya mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya. Peran lembaga pendidikan sangat menyokong berhasilnya suatu proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan

2 upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan, salah satunya dengan meningkatkan kualitas guru khususnya guru pelajaran ekonomi. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar yang dituntut harus memiliki kemampuan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran di kelas. Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya, walaupun perangkat telah tersedia dengan baik dan lengkap tetapi bila guru tidak berhasil dalam proses belajar maka siswa tidak bisa menerima pelajaran dengan baik pula. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Septriana & Handoyo (2006:47): Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai pada setiap pembelajaran. Salah satu wujud kompetensi tersebut adalah keterampilan berpikir dan kerjasama siswa. Aktivitas berpikir dan kerjasama siswa dalam pembelajaran sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dan kerjasama diharapkan hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan. Namun kenyataannya dilapangan berbeda, kegiatan belajar yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreatifitas dan ide-ide cemerlang tersebut tidak terlihat, kelas yang ada hanyalah kelas di mana guru yang aktif sedangkan siswa pasif. Atau dapat dikatakan proses pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru (teacher central). Hal tersebut berakibat buruk pada kurangnya kesempatan bagi siswa untuk mandiri dan berkembang melalui penemuan dan proses berpikirnya, sehingga siswa sering menjadi bosan, kurang dapat menyerap materi yang diberikan oleh guru, dan menganggap ekonomi merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan.

3 Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA Negeri 1 Tiganderket menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari ulangan harian siswa yaitu berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah adalah 70, yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 1.1 Daftar Persentase nilai ulangan harian siswa kelas X Kelas Jumlah siswa Tuntas Persentase ketuntasan Tidak tuntas Persentase Ketidaktuntasan X A 35 orang 20 orang 57% 15 orang 43% X B 33 orang 15 orang 45,4% 18 orang 54,5% X C 30 orang 13 orang 43,3% 17 orang 46,6% X D 32 orang 13 orang 40,6% 19 orang 59,3% X E 30 Orang 10 orang 33,3% 20 orang 66,6% Berdasarkan hasil dari observasi yang penulis lakukan dan dari hasil ulangan di atas, menunjukkan bahwa di kelas X E : 1. Metode pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi, hanya menggunakan ceramah. Guru kurang bisa merancang belajar yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang untuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan siswa, sehingga siswa hanya menghafalkan fakta-fakta dari buku. 3. Siswa kurang diarahkan dan dibawa untuk mengamati dan berinteraksi dengan objek serta lingkungan dunia nyata siswa. Akibatnya siswa kurang memperoleh kesempatan mengembangkan kemampuan untuk membangun pengetahuan melalui interaksi dengan objek dan lingkungan.

4 4. Jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran kurang optimal. Partisipasi siswa selama proses pembelajaran cenderung hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, siswa sulit sekali untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat bahkan cenderung diam. Akibatnya interaksi guru dan siswa hanya berlangsung satu arah sehingga suasana pembelajaran menjadi membosankan. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat. Salah satu caranya adalah mengubah metode pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan tugas) dengan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Word Square dengan Talking Stick yang diharapkan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah dan dapat dijadikan sebagai alternatif guna meningkatkan aktivitas yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran Word Square ini siswa mampu menjawab pertanyan dengan teliti dan jeli dalam mencocokkan jawaban pada kotak- kotak jawaban. Jadi selain belajar dari guru, dengan model pembelajaran ini siswa juga mampu menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis, teliti, dan bertanggungjawab untuk pembelajaran mereka sendiri.yang selanjutnya dikolaborasikan dengan Talking Stick yang melatih keberanian siswa untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru dengan bantuan tongkat yang diiringi dengan musik slow. Seorang siswa yang mendapat tongkat wajib menjawab soal yang diberikan oleh guru begitu selanjutnya sampai semua siswa mendapat giliran.

5 Diharapkan dengan menerapkan kolaborasi Word Square dan Talking Stick diharapkan dapat menjadikan siswa lebih aktif serta membantu dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran ekonomi. Karena ini sangat menekankan pada ketelitian dan keterampilan berfikir dalam menyelesaikan masalah, tanggung jawab masing-masing angota kelompok yang diacak pada saat menjawab dan adanya kegiatan mengarsisr jawaban dalam kotak Word Square yang bertujuan agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan. Sehingga menciptakan interaksi antar guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa lainnya. Berdasarakan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ini adalah suatu strategi pemecahan masalah yang memanfatkan tindakan nyata serta pengembangan kemampuan dalam memecahkan masalah. Adapun judul penelitian ini adalah: Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Word Square Dan Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tiganderket Tahun Ajaran 2011/2012.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas tersebut maka identifikasi masalahnya adalah: 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar Ekonomi siswa di kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tiganderket dalam mengikuti proses belajar mengajar? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa di kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tiganderket? 3. Bagaimana cara menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stick di kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tiganderket? 4. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa di kelas X semester genap SMA N 1 Tiganderket? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas akan dibatasi agar tidak menyimpang dari maksud penelitian. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: penerapan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stick untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa pada pokok bahasan Bank dan lembaga keuangan lainnya di kelas X semester genap SMA N 1 Tiganderket T.A. 2011/2012.

7 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Word Square dan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar Ekonomi siswa di kelas X SMA Negeri 1 Tiganderket? 2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Word Square dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa di kelas X SMA Negeri 1 Tiganderket? 1.5 Pemecahan Masalah Untuk pemecahan masalah di atas, penulis akan melakukan konsultasi kepada guru ekonomi untuk menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stick. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, penulis bertindak sebagai observer/pengamat, yakni mengamati permasalahan nyata yang timbul saat pembelajaran berlangsung, respon dan perilaku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, keuntungan dan kelemahan yang terdapat pada penerapan model pada saat kegiatan pembelajaran, dan sebagainya. Word Square adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran. Dalam penelitian ini model pembelajaran Word Square diterapkan secara berkelompok untuk melatih siswa aktif bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar siswa yang mengalami kesulitan dapat berkomunikasi dengan teman yang

8 berkemampuan lebih agar mengetahui dan memahami soal soal yang ada pada LKS Word Square dan dapat menyelesaikan secara bersama-sama. Talking Stick adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran, dengan bantuan tongkat, bagi siswa yang mendapatkan tongkat tersebut wajib menjawab pertanyaan yang diberikan guru, demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan. Talking Stick merupakan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar, mampu berbicara dan berkomunikasi. Kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stick merupakan penggabungan antara dua model pembelajaran kooperatif, dimana siswa secara aktif memberikan pengaruh dari peristiwa alami yang terjadi di kelas dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri, dimana siswa belajar dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah bersama kelompoknya yang dapat mengembangkan sikap teliti, merangsang siswa untuk berpikir kritis, menciptakan interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa lainnya. Pelaksanaan kolaborasi kedua model ini adalah dimulai dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran,guru membagi kelompok dengananggota 4-5 orang dan setiap kelompok harus heterogen, guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian guru membagikan soal untuk didiskusikan berdasarkan kelompok masing masing. Untuk menguatkan pengetahuan siswa, setelah diskusi selesai guru selanjutnya mengkolaborasikan dengan model pembelajaran Talking Stick

9 dimana guru menyediakan tongkat dan mengajukan pertanyaan kepada siswa, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan mengarsir jawaban pada lembar Word Square. Demikian seterusnya hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Penerapan kolaborasi model pembelajaran Word Squaredan Talking Stick ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta berpikir siswa, bekerja sama, memberikan gagasan maupun pendapat dalam kelompok untuk memahami materi pelajaran maupun menyelesaikan soal. Selain meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran ini, siswa akan lebih memahami bahan pelajaran yang diajarkan, karena siswa dituntut untuk dapat menjawab soal dengan benar sehingga dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran dan hasil belajar ekonomi siswa juga dapat meningkat. Suasana pembelajaran yang berkesan, menyenangkan dan mencerdaskan siswa merupakan salah satu yang dapat tercipta melalui model pembelajaran kolaborasi Word Square dan Talking Stick. Dari uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stick diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa di kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tiganderket.

10 1.6. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stickdi kelas X SMA Negeri 1 Tiganderket. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dan Talking Stickdi kelas X SMA Negeri 1 Tiganderket. 1.7. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai salah satu alternatif bagi pihak sekolah dan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi melalui penerapan Word Square dan Talking Stick. b. Sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model belajar Word Square dan Talking Stick. b. Bagi siswa terutama sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar Ekonomi dengan sambil bermain, kreatif dan menyenangkan melalui kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan berfikirnya.