BAB III PENUTUP Setelah melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh guna menjawab permasalahan yang diteliti, maka pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil penulisan sesuai dengan masalah yang diteliti. Bertolak dari kesimpulan ini, maka penulis juga akan memberikan saran-saran kepada para pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang diteliti. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam hasil penelitian dan analisis data di atas, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan yang mengatur mengenai kejahatan Pornografi di Internet (Cyberporn) diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang- Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan juga telah diatur di dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dalam ranah dunia maya secara khusus. Namun KUHP sebagai induk dari aturan hukum pidana hanya mengatur hal-hal umum (konvensional) yang belum bisa menjangkau ke dunia maya serta di dalamnya masih terdapat anasir-anasir yang sama sekali tidak sesuai 1
dengan keadaan sekarang ini, maka dari itu sesuai dengan lingkup kejahatannya UU ITE lebih tepat karena dianggap mampu menjerat pornografi di lingkungan dunia maya. Namun pada tahap aplikasi, beberapa ketentuan hukum pidana dalam pasal UU ITE ini ternyata tidak dapat bekerja dengan maksimal karena mengandung beberapa kelemahan dan kekurangan pada substansi pengaturannya, diantaranya: Perumusan melanggar kesusilaan yang bersifat abstrak/multitafsir; Perumusan beberapa istilah dan pengertiannya yang tidak mencakup aktivitas cyberporn; Perumusan tindak pidananya tidak secara eksplisit atau khusus mengatur cyberporn; Sistem perumusan pertanggungjawaban pidana korporasi yang tidak jelas dan rinci dalam hal ini pihak-pihak yang berwenang; dan tidak adanya harmonisasi substansi tindak pidana dan kebijakan formulasi tindak pidana, baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional. 2. Dalam peraturan ini pasal-pasal yang berkaitan dengan pornografi di internet (cyberporn) serta alat-alat yang mendukung kejahatan tersebut, terdapat dalam Pasal 27 ayat (1) mengenai muatan yang melanggar kesusilaan; 2
dan Pasal 34 ayat (1) mengenai alat pendukung kejahatan tersebut. Menurut penulis ketentuan pidana dalam UU ITE masih kurang tepat. hal ini dapat dilihat pada beberapa ketentuan, diantaranya adalah: a. Pemberian batasan pornografi yang tidak jelas; b. Serta ketentuan pidana yang kurang tepat yang terdapat pada rumusan pasal 34 ayat (2) UU ITE mengenai pengecualian yang menjadi alasan pembenar bagi pelaku untuk tidak dibebani pertanggung jawaban pidana; c. Selain itu melalui pasal tersebut tentunya hendak dan harus ada disertai mekanisme khusus yang jelas dan rinci untuk menentukan bahwa tindakan yang dimaksud ialah sah dan tidak melawan hukum. d. Serta ketidakjelasan pihak-pihak yang dianggap tepat, berwenang dan bertanggung jawab dalam hal menangani permasalahan pornografi di internet tersebut. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya pembaharuan yang jelas dalam hal pemberian batasan pornografi, khususnya dalam hal pembahasaan agar tidak terjadi multitafsir. Misalnya 3
dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tarnsaksi Elektronik, frasa yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan diganti menjadi frasa yang memiliki muatan pornografi. 2. Perlunya penegasan kembali dengan membaharui ketentuan pasal 34 ayat (2) agar para pelaku ataupun user menjadi jerah dan berhati-hati agar tidak menyalahgunakan software dengan sembarangan. Misalnya dengan adanya penegasan mengenai harus memiliki izin yang sah jika benar-benar untuk tujuan penelitian, pengujian, dan perlindungan sistem. 3. Perlunya mekanisme yang jelas mengenai pemberian izin penggunaan dan pengembangan perangkat lunak maupun perangkat keras agar tidak disalahgunakan, serta pihakpihak yang bertanggungjawab. 4. Meningkatkan kerjasama terhadap operator telekomunikasi yang ada untuk meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer Nasional sesuai standar Internasional. Dalam hal pemerintah dapat melakukan pemblokiran scara rutin pada situs-situs porno di internet sebelum jatuh korban lebih banyak lagi khususnya pada anak-anak dan generasi muda. 5. Dalam penanganan cyberporn diwajibkan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten, seperti pemerintah, 4
parlemen, akademisi, aparat penegak hukum, pakar internet, operator telekomunikasi dan penyedia jasa internet, serta ahli-ahli lain yang bersangkutan. 6. Perlunya pempublikasian identitas para pelaku untuk setidak-tidaknya meminimalisir serta memberikan efek jerah dan rasa takut bagi para predator yang ada di internet. 7. Memaksimalkan upaya penegakan dengan sarana non penal melalui berbagai pendekatan, karena lebih bersifat preventif seperti pendekatan teknologi (techno prevention), pendekatan budaya/kultural, pendekatan moral/edukatif, pendekatan global (kerjasama internasional) dan pendekatan ilmiah. 5
DAFTAR BACAAN Buku Adolf, Huala, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, Edisi Revisi, (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 2002). Farid, Andi Zainal Abidin, Hukum Pidana 1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007). Hamzah, Andi, Aspek-aspek Pidana dibidang Komputer, (Jakarta: Sinar Grafika, 1987). Hamzah, Andi, Hukum Pidana yang berkaitan dengan komputer, (Jakarta: Sinar Grafika, 1993). Makarim, Edmon, Kompilasi Hukum Telematika (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2004). Mansur, Arief, M. Dikdik dan Gultom, Elisatris, CYBER LAW: Aspek Hukum Teknologi Informasi, (Bandung: Refika Aditama, 2009). Marpaung, Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). Marzuki, Mahmud, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2011). Maskun, KEJAHATAN SIBER: cybercrime-suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2013). Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008). Neng Djubaedah, Pornografi dan Pornoaksi Ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2003). Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Banyumedia Publishing, 2008). 6
Raharjo, Agus, CYBERCRIME: PEMAHAMAN DAN UPAYA PENCEGAHAN KEJAHATAN BERTEKNOLOGI, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002). Rahardjo, Satjipto, Masalah Penegakan Hukum, (Bandung: Sinar Baru, 1983). Ramli, H. Ahmad M, CYBER LAW dan HAKI dalam system hukum Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2010). Sitompul, Josua, CYBERSPACE CYBERCRIMES CYBERLAW: TINJAUAN ASPEK HUKUM PIDANA,(Jakarta: Tatanusa, 2012). Suhariyanto, Budi, Tindak Pidana Teknologi Informasi (CYBERCRIME): Urgensi Pengaturan dan Celah Hukumnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). Sunarso, Siswanto, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik, (Jakarta: Rineka Cipta 2009). Syahdeini, Sutan, Remy, Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2009). Wahid, Abdul dan Labib, Mohammad, KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME), (Bandung: Refika Aditama, 2010). Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 7
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Skripsi/Tesis Asrini Hanifah, Pengaturan Penegakan Hukum Terhadap Pornografi Di Internet (Cyberporn) Sebagai Kejahatan Mayantara, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Juli 2009. Dwi Haryadi, Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Cyberporn dalam Rangka Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, 22 Maret 2007. Johny Krisnan, Sistem Pertanggungjawaban Pidana dalam Perspektif Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, 08 Mei 2008. Retno Hadi Candra, Tinjauan Yuridis Terhadap Pengguna Jasa Prostitusi Online Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia, Skripsi, Universitas Bengkulu, Februari 2014. Tosim Fauzi, Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Santet Di Indonesia, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 10 April 2013. Websites http://simta.uns.ac.id/carita.php?act=daftta&sub=new&fr=det&idku =1007, Tindak Pidana Hacking ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dikunjungi pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 19.00. 8
http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/5211?show=full, Peran Polri dalam Penanggulangan Kejahatan Hacking Terhadap Bank, dikunjungi pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 17.45. http://wahyuagungriyadiblog.blogspot.co.id/2011/03/kejahatancybercrime.html, Penegakan Hukum Kejahatan Cybercrime di Indonesia, dikunjungi pada tanggal 1 Juni 2015 pukul 19.00. https://cyber4c.wordpress.com/category/cyberlaw-2/, Perkembangan Cyberlaw di Indonesia, dikunjungi pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 16.00. http://techno.okezone.com/read/2013/09/24/55/870832/survei-97- remaja-indonesia-mengakses-situs-porno, Survei: 97% Remaja Indonesia Mengakses Situs Porno, dikunjungi pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 18.00. https://books.google.co.id/books?id=dspalxugucuc&pg=pa7&dq= apa+itu+penelitian+kualitatif&hl=id&sa=x&ei=umcxvzdabs S4mAXtpIGwBw&ved=0CBoQ6AEwAA#v=onepage&q=apa %20itu%20penelitian%20kualitatif&f=false, Metode Penelitian Kualitatif, dikunjungi pada tanggal 25 Juni 2015 pukul 17.00. ambarwati.dosen.narotama.ac.id/.../ep-w7-c-2013, CYBERCRIME, dikunjungi pada tanggal 12 November 2015 pukul 17.00. 9
https://oneofmyway.wordpress.com/page/39/, Pornografi & Pornoaksi, dikunjungi pada tanggal 17 November 2015 pukul 21.00. http://merangkai-kata.blogspot.co.id/2013/02/pengertianpornografi.html, Pengertian Pornografi, dikunjungi pada tanggal 17 November 2015 pukul 21.00. http://www.computeruser.com/dictionary?name-directory-searchvalue=cyberporn, Pengertian Cyberporn, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 10.00. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cyber+porn, Internet pornography, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 10.00. https://angelinasinaga.wordpress.com, analisa undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 14.00. http://suhandono.staff.gunadarma.ac.id, Tanya Jawab Seputar UU ITE, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 14.00. http://rajawaligarudapancasila.blogspot.co.id, Memahami Konsep Penegakan Hukum Sebuah Catatan, dikunjungi pada tanggal 21 November 2015 pukul 01.30. http://www.kompasiana.com/marufmind, fenomena kejahatan dunia maya cyber crime dan aplikasi hukumannya menuju ketertiban 10
masyarakat, dikunjungi pada tanggal 21 November 2015 pukul 21.00. http://fhey-laws.blogspot.co.id/, Pengertian Pornografi Menurut Para Ahli dan Undang-undang, dikunjungi pada tanggal 21 November 2015 pukul 15.30. http://ictwatch.com/internetsehat/2008/12/29/perang-lawan-pornografibagaimana-strateginya/, dikunjungi pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 01.00. http://www.slideshare.net/alexshofihara/penelitian-statistik-sosial, dikunjungi pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 03.00. http://www.antaranews.com/berita/495761/menkominfo-blokir- 800000-situs-porno, dikunjungi pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 03.00. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasioanl, Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://badanbahasa.kemdikbud.go.id, dikunjungi pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 12.00. The American Heritage Dictionary, Second College Edition, Houghton mifflin Company, 1985, https://ahdictionary.com/, dikunjungi pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 12.00. http://www.academia.edu, Penerapan Unsur Delik Kesengajaan Pada Kecelakaan Lalu Lintas Yang Mengakibatkan Hilangnya Nyawa Orang Lain Yang Dilakukan Oleh Orang Karena 11
Pengaruh Alkohol, dikunjungi pada tanggal 16 Januari 2016 pukul 03.00. http://www.jawapos.com/, Indonesia Pengakses Situs Porno Tertinggi di Dunia, dikunjungi pada tanggal 6 April 2016 pukul 23.00 http://sidomi.com/, Blokir Situs Porno Tidak Efektif, Pengamat: Makin Dilarang Kian Dicari, dikunjungi pada tanggal 6 April 2016 pukul 23.00 12