BAB III PENUTUP. Setelah melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh. guna menjawab permasalahan yang diteliti, maka pada bab ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

BAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahid Dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT Refika Aditama, Bandung, 2005

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat

BAB III PENUTUP. 1. Perundang-undangan pidana umum yakni KUHP beserta semua perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

BAB III PENUTUP. 1. Upaya Penegakan Hukum terhadap Cybercrime terkait pembuktian. pembuktian terhadap perkara dibidang cybercrime tidak

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai langkah

BAB III PENUTUP. menawarkan produk salah satu caranya dengan media SMS atau. menawarkan produk bank secara masal atau broadcast message,

BAB V PENUTUP tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku mayarakat dan peradaban manusia secara global. Di

KENDALA DALAM PENANGGULANGAN CYBERCRIME SEBAGAI SUATU TINDAK PIDANA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. moderen demi menunjang dan mempermudah kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB V PENUTUP. masyarakat maka interaksi tersebut akan memiliki dampak yang positif.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

DAFTAR PUSTAKA. Grafika, Jakarta Grafika, Anton M.Moelijono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan merupakan sebuah hal yang tidak dapat dihindari, sebagai

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN CYBERCRIME (CRIMINAL LAW POLICY IN PREVENTING CYBERCRIME)

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, Teguh Prasetyo, 2005, Bisnis E-Comerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum Di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

BAB III PENUTUP. diketahui umum. Intinya, sebuah layanan pesan singkat yang dikirimkan. lebih tepat untuk menggunakan Undang-Undang ITE dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

BAB I PENDAHULUAN. melakukan usaha, bekerja, sekolah, bahkan menjadi gaya hidup bagi sebagian elemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap undang-undang yang dibuat oleh pembuat undangundang

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PROSTITUSI SECARA ONLINE BERDASARKAN PERSPEKTIF CYBER CRIME

PENELITIAN HUKUM KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN NASABAH BANK DALAM PENGGUNAAN FASILITAS INTERNET BANKING

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang penting bagi sebuah kemajuan bangsa.seiring dengan

BAB V PENUTUP. bagian saran penulis akan berusaha memberikan rekomendasi penyelesaian

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil kemungkinan membuat kesalahan, sehingga menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan yang dipaparkan oleh peneliti, peneliti memberikan

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

DAFTAR PUSTAKA. Arief Barda Nawawi, 2006, tindak pidana mayantara perkembangan kajian cyber. crime di indonesia, raja grafindo persada, jakarta.

Lex Crimen Vol. III/No. 3/Mei-Jul/2014

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memegang peran yang penting baik di masa kini,

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA CYBERPORN MELALUI MEDIA SOSIAL BERBASIS LIVE STREAMING VIDEO (Studi di Polres Salatiga)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berbagai implikasi. Disamping ada aspek manfaat tentu ada pula aspek

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan penulis, berdasarkan

Reni Jayanti B ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

ANALISIS PENGARUH PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERKEMBANGAN CYBER CRIME

BAB III PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang dibuat maka penulis dapat memberikan kesimpulan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGGUNA WEBSITE PORNO RAFIKA DURI / D

Lex Crimen Vol. VI/No. 7/Sep/2017

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Semarang: Dina Utama, Al-Bukhori, Imam Abdullah Muhammad bin Ismail, Terjemah Shahih

PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA)

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993.

PENGATURAN TINDAK PIDANA CYBER PROSTITUTION DALAM UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU ITE)

TANGGUNG JAWAB PELAKU TINDAK PIDANA PROSTITUSI MELALUI MEDIA ONLINE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan

Lex Crimen Vol. V/No. 1/Jan/2016. PENERAPAN PASAL 303 KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PERJUDIAN 1 Oleh : Christy Prisilia Constansia Tuwo 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG

V. PENUTUP. 1. Penyebab timbulnya kejahatan penistaan agama didasari oleh faktor; Pertama,

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam, H.R. Kriminologi. Restu Agung. Jakarta Achadiat, Chrisido M. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

BAB III PENUTUP. pertanggungjawaban pidana pengganti (vicarious liablity) sebagaimana dimaksud

DAFTAR PUSTAKA. Al-Azhar, Muhammad Nuh, 2012, Digital Forensik Panduan Praktis Investigasi Komputer, Salemba Infotek.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto,Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed.revisi II, Rineka Cipta, Jakarta.

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, antara lain untuk menjelajah (browsing,surfing), mencari dari berita,

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

informasi. Fenomena kecepatan perkembangan teknologi informasi ini telah

ABSTRAK. Kata Kunci :Pertanggungjawaban Pidana, Penipuan, Jual Beli Online.

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA: PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK TINDAK PIDANA DALAM RUU KUHP

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA INTERNET DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

I. PENDAHULUAN. hukum tentang kejahatan yang berkaitan dengan komputer ( computer

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 362 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DAFTAR PUSTAKA. Buku:

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, A. Z Bunga Rampai Hukum Pidana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan suatu alat negara yang mempunyai tujuan untuk. menertibkan, mendamaikan, dan menata kehidupan suatu bangsa demi

DAFTAR PUSTAKA. A. Ridwan Halim. Hukum Perdata Dalam Tanya Jawab, Jakarta, Ghalia. Abdul Kadir Muhammad. (1) Perjanjian Baku Dalam Praktik Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya internet yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum.

DAFTAR PUSTAKA. Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta, Indonesia,PT. Refika Aditama, Bandung, 2004.

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

NASKAH PUBLIKASI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERPORNOGRAFI

CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. a. Upaya-upaya penanggulangan perjudian dalam aksi balap liar oleh pihak. kepolisian adalah:

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

Transkripsi:

BAB III PENUTUP Setelah melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh guna menjawab permasalahan yang diteliti, maka pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil penulisan sesuai dengan masalah yang diteliti. Bertolak dari kesimpulan ini, maka penulis juga akan memberikan saran-saran kepada para pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang diteliti. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam hasil penelitian dan analisis data di atas, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan yang mengatur mengenai kejahatan Pornografi di Internet (Cyberporn) diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang- Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan juga telah diatur di dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dalam ranah dunia maya secara khusus. Namun KUHP sebagai induk dari aturan hukum pidana hanya mengatur hal-hal umum (konvensional) yang belum bisa menjangkau ke dunia maya serta di dalamnya masih terdapat anasir-anasir yang sama sekali tidak sesuai 1

dengan keadaan sekarang ini, maka dari itu sesuai dengan lingkup kejahatannya UU ITE lebih tepat karena dianggap mampu menjerat pornografi di lingkungan dunia maya. Namun pada tahap aplikasi, beberapa ketentuan hukum pidana dalam pasal UU ITE ini ternyata tidak dapat bekerja dengan maksimal karena mengandung beberapa kelemahan dan kekurangan pada substansi pengaturannya, diantaranya: Perumusan melanggar kesusilaan yang bersifat abstrak/multitafsir; Perumusan beberapa istilah dan pengertiannya yang tidak mencakup aktivitas cyberporn; Perumusan tindak pidananya tidak secara eksplisit atau khusus mengatur cyberporn; Sistem perumusan pertanggungjawaban pidana korporasi yang tidak jelas dan rinci dalam hal ini pihak-pihak yang berwenang; dan tidak adanya harmonisasi substansi tindak pidana dan kebijakan formulasi tindak pidana, baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional. 2. Dalam peraturan ini pasal-pasal yang berkaitan dengan pornografi di internet (cyberporn) serta alat-alat yang mendukung kejahatan tersebut, terdapat dalam Pasal 27 ayat (1) mengenai muatan yang melanggar kesusilaan; 2

dan Pasal 34 ayat (1) mengenai alat pendukung kejahatan tersebut. Menurut penulis ketentuan pidana dalam UU ITE masih kurang tepat. hal ini dapat dilihat pada beberapa ketentuan, diantaranya adalah: a. Pemberian batasan pornografi yang tidak jelas; b. Serta ketentuan pidana yang kurang tepat yang terdapat pada rumusan pasal 34 ayat (2) UU ITE mengenai pengecualian yang menjadi alasan pembenar bagi pelaku untuk tidak dibebani pertanggung jawaban pidana; c. Selain itu melalui pasal tersebut tentunya hendak dan harus ada disertai mekanisme khusus yang jelas dan rinci untuk menentukan bahwa tindakan yang dimaksud ialah sah dan tidak melawan hukum. d. Serta ketidakjelasan pihak-pihak yang dianggap tepat, berwenang dan bertanggung jawab dalam hal menangani permasalahan pornografi di internet tersebut. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya pembaharuan yang jelas dalam hal pemberian batasan pornografi, khususnya dalam hal pembahasaan agar tidak terjadi multitafsir. Misalnya 3

dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tarnsaksi Elektronik, frasa yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan diganti menjadi frasa yang memiliki muatan pornografi. 2. Perlunya penegasan kembali dengan membaharui ketentuan pasal 34 ayat (2) agar para pelaku ataupun user menjadi jerah dan berhati-hati agar tidak menyalahgunakan software dengan sembarangan. Misalnya dengan adanya penegasan mengenai harus memiliki izin yang sah jika benar-benar untuk tujuan penelitian, pengujian, dan perlindungan sistem. 3. Perlunya mekanisme yang jelas mengenai pemberian izin penggunaan dan pengembangan perangkat lunak maupun perangkat keras agar tidak disalahgunakan, serta pihakpihak yang bertanggungjawab. 4. Meningkatkan kerjasama terhadap operator telekomunikasi yang ada untuk meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer Nasional sesuai standar Internasional. Dalam hal pemerintah dapat melakukan pemblokiran scara rutin pada situs-situs porno di internet sebelum jatuh korban lebih banyak lagi khususnya pada anak-anak dan generasi muda. 5. Dalam penanganan cyberporn diwajibkan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten, seperti pemerintah, 4

parlemen, akademisi, aparat penegak hukum, pakar internet, operator telekomunikasi dan penyedia jasa internet, serta ahli-ahli lain yang bersangkutan. 6. Perlunya pempublikasian identitas para pelaku untuk setidak-tidaknya meminimalisir serta memberikan efek jerah dan rasa takut bagi para predator yang ada di internet. 7. Memaksimalkan upaya penegakan dengan sarana non penal melalui berbagai pendekatan, karena lebih bersifat preventif seperti pendekatan teknologi (techno prevention), pendekatan budaya/kultural, pendekatan moral/edukatif, pendekatan global (kerjasama internasional) dan pendekatan ilmiah. 5

DAFTAR BACAAN Buku Adolf, Huala, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, Edisi Revisi, (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 2002). Farid, Andi Zainal Abidin, Hukum Pidana 1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007). Hamzah, Andi, Aspek-aspek Pidana dibidang Komputer, (Jakarta: Sinar Grafika, 1987). Hamzah, Andi, Hukum Pidana yang berkaitan dengan komputer, (Jakarta: Sinar Grafika, 1993). Makarim, Edmon, Kompilasi Hukum Telematika (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2004). Mansur, Arief, M. Dikdik dan Gultom, Elisatris, CYBER LAW: Aspek Hukum Teknologi Informasi, (Bandung: Refika Aditama, 2009). Marpaung, Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). Marzuki, Mahmud, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2011). Maskun, KEJAHATAN SIBER: cybercrime-suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2013). Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008). Neng Djubaedah, Pornografi dan Pornoaksi Ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2003). Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Banyumedia Publishing, 2008). 6

Raharjo, Agus, CYBERCRIME: PEMAHAMAN DAN UPAYA PENCEGAHAN KEJAHATAN BERTEKNOLOGI, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002). Rahardjo, Satjipto, Masalah Penegakan Hukum, (Bandung: Sinar Baru, 1983). Ramli, H. Ahmad M, CYBER LAW dan HAKI dalam system hukum Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2010). Sitompul, Josua, CYBERSPACE CYBERCRIMES CYBERLAW: TINJAUAN ASPEK HUKUM PIDANA,(Jakarta: Tatanusa, 2012). Suhariyanto, Budi, Tindak Pidana Teknologi Informasi (CYBERCRIME): Urgensi Pengaturan dan Celah Hukumnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). Sunarso, Siswanto, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik, (Jakarta: Rineka Cipta 2009). Syahdeini, Sutan, Remy, Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2009). Wahid, Abdul dan Labib, Mohammad, KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME), (Bandung: Refika Aditama, 2010). Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 7

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Skripsi/Tesis Asrini Hanifah, Pengaturan Penegakan Hukum Terhadap Pornografi Di Internet (Cyberporn) Sebagai Kejahatan Mayantara, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Juli 2009. Dwi Haryadi, Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Cyberporn dalam Rangka Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, 22 Maret 2007. Johny Krisnan, Sistem Pertanggungjawaban Pidana dalam Perspektif Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, 08 Mei 2008. Retno Hadi Candra, Tinjauan Yuridis Terhadap Pengguna Jasa Prostitusi Online Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia, Skripsi, Universitas Bengkulu, Februari 2014. Tosim Fauzi, Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Santet Di Indonesia, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 10 April 2013. Websites http://simta.uns.ac.id/carita.php?act=daftta&sub=new&fr=det&idku =1007, Tindak Pidana Hacking ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dikunjungi pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 19.00. 8

http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/5211?show=full, Peran Polri dalam Penanggulangan Kejahatan Hacking Terhadap Bank, dikunjungi pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 17.45. http://wahyuagungriyadiblog.blogspot.co.id/2011/03/kejahatancybercrime.html, Penegakan Hukum Kejahatan Cybercrime di Indonesia, dikunjungi pada tanggal 1 Juni 2015 pukul 19.00. https://cyber4c.wordpress.com/category/cyberlaw-2/, Perkembangan Cyberlaw di Indonesia, dikunjungi pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 16.00. http://techno.okezone.com/read/2013/09/24/55/870832/survei-97- remaja-indonesia-mengakses-situs-porno, Survei: 97% Remaja Indonesia Mengakses Situs Porno, dikunjungi pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 18.00. https://books.google.co.id/books?id=dspalxugucuc&pg=pa7&dq= apa+itu+penelitian+kualitatif&hl=id&sa=x&ei=umcxvzdabs S4mAXtpIGwBw&ved=0CBoQ6AEwAA#v=onepage&q=apa %20itu%20penelitian%20kualitatif&f=false, Metode Penelitian Kualitatif, dikunjungi pada tanggal 25 Juni 2015 pukul 17.00. ambarwati.dosen.narotama.ac.id/.../ep-w7-c-2013, CYBERCRIME, dikunjungi pada tanggal 12 November 2015 pukul 17.00. 9

https://oneofmyway.wordpress.com/page/39/, Pornografi & Pornoaksi, dikunjungi pada tanggal 17 November 2015 pukul 21.00. http://merangkai-kata.blogspot.co.id/2013/02/pengertianpornografi.html, Pengertian Pornografi, dikunjungi pada tanggal 17 November 2015 pukul 21.00. http://www.computeruser.com/dictionary?name-directory-searchvalue=cyberporn, Pengertian Cyberporn, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 10.00. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cyber+porn, Internet pornography, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 10.00. https://angelinasinaga.wordpress.com, analisa undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 14.00. http://suhandono.staff.gunadarma.ac.id, Tanya Jawab Seputar UU ITE, dikunjungi pada tanggal 18 November 2015 pukul 14.00. http://rajawaligarudapancasila.blogspot.co.id, Memahami Konsep Penegakan Hukum Sebuah Catatan, dikunjungi pada tanggal 21 November 2015 pukul 01.30. http://www.kompasiana.com/marufmind, fenomena kejahatan dunia maya cyber crime dan aplikasi hukumannya menuju ketertiban 10

masyarakat, dikunjungi pada tanggal 21 November 2015 pukul 21.00. http://fhey-laws.blogspot.co.id/, Pengertian Pornografi Menurut Para Ahli dan Undang-undang, dikunjungi pada tanggal 21 November 2015 pukul 15.30. http://ictwatch.com/internetsehat/2008/12/29/perang-lawan-pornografibagaimana-strateginya/, dikunjungi pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 01.00. http://www.slideshare.net/alexshofihara/penelitian-statistik-sosial, dikunjungi pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 03.00. http://www.antaranews.com/berita/495761/menkominfo-blokir- 800000-situs-porno, dikunjungi pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 03.00. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasioanl, Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://badanbahasa.kemdikbud.go.id, dikunjungi pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 12.00. The American Heritage Dictionary, Second College Edition, Houghton mifflin Company, 1985, https://ahdictionary.com/, dikunjungi pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 12.00. http://www.academia.edu, Penerapan Unsur Delik Kesengajaan Pada Kecelakaan Lalu Lintas Yang Mengakibatkan Hilangnya Nyawa Orang Lain Yang Dilakukan Oleh Orang Karena 11

Pengaruh Alkohol, dikunjungi pada tanggal 16 Januari 2016 pukul 03.00. http://www.jawapos.com/, Indonesia Pengakses Situs Porno Tertinggi di Dunia, dikunjungi pada tanggal 6 April 2016 pukul 23.00 http://sidomi.com/, Blokir Situs Porno Tidak Efektif, Pengamat: Makin Dilarang Kian Dicari, dikunjungi pada tanggal 6 April 2016 pukul 23.00 12