Sistem Pakar Untuk Mengetahui Gangguan Depresi Mayor Dengan Menggunakan Faktor Kepastian

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS MOBILE

ANALISIS METODE CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT SAPI PEDAGING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA SERTA PENGOBATANNYA MENGGUNAKAN TANAMAN OBAT BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes (Bayesian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNOSIS PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Feresi Daeli ( )

Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosis Gangguan Kejiwaan Psikosis Menggunakan Metode Certainty Factor

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. SLB-BC Sukapura merupakan lembaga pendidikan khusus bagi anak

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

APLIKASI SISTEM PAKAR TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 5 Edisi Juni 2015

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Timezone adalah sebuah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE LAPTOP MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Bhaskara Adhi Pradhana A

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. global. Pemicu paling umum terhadap munculnya penyakit baru adalah perubahan

PERANCANGAN SISTEM UNTUK MENENTUKAN JENIS KACAMATA BAGI PENDERITA GANGGUAN LENSA MATA BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES PADA HANDPHONE MENGGUNAKAN OS SYMBIAN DENGAN J2ME TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM IDENTIFIKASI KELAINAN CONDUCT DISORDER PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Sistem Pakar Tindak Pidana Narkotika Menggunakan Metode Forward Chaining

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYAKIT PADA BURUNG PUYUH DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Forward Chaining pada Aplikasi Android untuk Pemilihan Komponen Kamera DSLR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah program artificial inteligence ( kecerdasan buatan atau AI) yang

FUZZY TSUKAMOTO PADA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN PADA BAYI USIA 0-12 BULAN ABSTRAK

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih dan pengetahuan yang semakin luas maka semakin banyak

SISTEM PAKAR DIAGNOSA GANGGUAN KEHAMILAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HYPEROPIA DAN MYOPIA PADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI ANDROID UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN. disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.

Keefektifan Implementasi Metode Certainty Factor Untuk Diagnosa Gangguan Perkembangan Anak Retardasi Mental

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing masing, tetapi

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Transkripsi:

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Pakar Untuk Mengetahui Gangguan Depresi Mayor Dengan Menggunakan Faktor Kepastian Aninda Astuti 1), Kusrini 2) 1), 2) STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara,Condongcatur, Depok, Sleman,Yogyakarta, (0274) 884201-207/fax: (0274) 884208 e-mail: anindaastuti@gmail.com Abstrak Major depressive disorder atau gangguan depresi mayor adalah tipe yang paling umum dari gangguan mood yang dapat di diagnosis. Prevalensi gangguan depresi di Indonesia ada sebanyak 11,60 % dari jumlah penduduk di Indonesia sekitar 24.708.000 jiwa dan 50 % terjadi pada usia 20-50 tahun. WHO mencatat sekitar 121 juta orang di dunia menderita depresi. Dari sejumlah data tersebut hanya 30% penderita depresi yang benar-benar mendapatkan pengobatan yang cukup. Kebanyakan orang yang secara klinis mengidap depresi tetap tidak terdiagnosis dan tidak tertangani atau gagal mendapatkan penanganan yang tepat. Pada penelitian ini, perancangan sistem menggunakan pendekatan berorientasi objek yaitu Unified Modeling Language. Ketidakpastian hasil diagnosa digunakan metode certainty factor untuk menentukan faktor kepastian gejala dan metode fuzzy untuk menentukan tingkat gangguan serta prosentase gangguan. Sistem pakar yang telah dibuat dapat digunakan untuk mendiagnosa depresi, kecemasan dan stress. Dari pengujian yang telah dilakukan, hasil perhitungan diagnosa sistem sesuai dengan hasil perhitungan diagnosa pakar. Kata kunci: sistem pakar, depresi, certainty factor, fuzzy 1. Pendahuluan Tinjauan pustaka pada penelitian ini terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terkait dengan tema sistem pakar depresi antara lain yang pertama penelitian oleh Jasmir, S.Kom, M.Kom dengan judul Rancangan Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Dan Heteroassocoative Memory Untuk Mendeteksi Tingkat Depresi Seseorang [1]. Kedua penelitian oleh Wawan Nurmansyah dengan judul Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Gangguan Psikologi Klinis Menggunakan Forward Chaining dan Formula Bayes (Studi Kasus: Klinik Psikologi UGM) [2]. Ketiga penelitian oleh Rahmad Arisga dengan judul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Psikologi Pada Anak-Anak Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor [3]. Major depressive disorder atau gangguan depresi mayor adalah tipe yang paling umum dari gangguan mood yang dapat di diagnosis. Prevalensi gangguan depresi di Indonesia ada sebanyak 11,60 % dari jumlah penduduk di Indonesia sekitar 24.708.000 jiwa dan 50 % terjadi pada usia 20-50 tahun[4]. WHO mencatat sekitar 121 juta orang di dunia menderita depresi. Dari sejumlah data tersebut hanya 30% penderita depresi yang benar-benar mendapatkan pengobatan yang cukup[5]. Kebanyakan orang yang secara klinis mengidap depresi tetap tidak terdiagnosis dan tidak tertangani atau gagal mendapatkan penanganan yang tepat[6]. Menurut ibu Kondang Budiyani. M.A..Psi. dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dalam mendiagnosa depresi terdapat ketidakpastian besarnya prosentase gejala yang dialami oleh penderita depresi sehingga menyebabkan ketidakpastian prosentase gangguan. Dari permasalahan yang ada maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu bagaimana membuat sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini gangguan yang terkait dengan depresi dengan menggunakan metode certainty factor untuk mementukan kepastian besarnya prosentase gejala dan menggunakan metode fuzzy untuk menentukan besarnya gangguan sehingga orang yang mengalami gangguan yang terkait dengan depresi dapat mengetahui seberapa besar gangguan yang dialami dan bagaimana terapi yang harus dilakukan. 2. Metode Penelitian Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut [7]. 490

Salah satu cara mendapatkan tingkat keyakinan (CF) dari sebuah rule dengan cara mewawancarai seorang pakar. Nilai CF(Rule) didapat dari interpretasi term dari pakar, yang diubah manjadi nilai CF tertentu sesuai Tabel 1 berikut ini, Tabel 1. Uncertain Term Uncertain Term CF Definiely not (pasti tidak) -1.0 Almost certainly not (hampir pasti tidak) -0.8 Probably not (kemungkinan besar tidak) -0.6 Maybe not (mungkin tidak) -0.4 Unknow (tidak tahu) -0.2 to 0.2 Maybe (mungkin) 0.4 Probably (kemungkinan besar) 0.6 Almost certainly (hampir pasti) 0.8 Definitely (pasti) 1.0 logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan berada di antara 0 dan 1. Artinya, bisa saja suatu keadaan mempunyai dua nilai Ya dan Tidak, Benar dan Salah, Baik dan Buruk secara bersamaan namun, namun besar nilainya tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya[7]. Grafik keanggotaan kurva linier naik yaitu kenaikan himpunan fuzzy dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi [7]. kurva linier naik dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini: Keanggotaan: Gambar 1. Grafik Keanggotaan Kurva Linier Naik 2.1. Analisis Manual Data Manual data diperoleh dari analisa data yang ada pada objek penelitian yaitu Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Pada setiap gejala besarnya nilai CF ditentukan sebagai berikut: 1. TP = Tidak Pernah (CF = 0,2) 2. KK = Kadang-kadang (CF = 0,4) 3. SR = Sering (CF = 0,6) 4. SSR = Sangat Sering (CF = 0,8) 5. SL = Selalu (CF = 1) Untuk melakukan diagnosa user diminta untuk memberikan jawaban dari semua pertanyaan gejala sesuai dengan user. Pada contoh ini jawaban yang diberikan oleh user, dapat ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini. 491

Tabel 2. Diagnosa User TP KK SR SSR SL No Pertanyaan 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1 Saya tidak bisa berfikir positif pada semua hal 2 Saya merasa sulit untuk bekerja hingga sulit berinisiatif 3 Saya merasa putus asa 4 Saya merasa sedih dan murung 5 Saya tidak berantusias 6 Saya merasa tidak berharga 7 Saya merasa bahwa hidup itu kurang berarti 8 Saya menyadari kekeringan mulutku 9 Saya mengalami kesulitan bernapas 10 Saya mengalami gemetar 11 Saya khawatir tentang situasi di mana saya mungkin panik dan merasa bodoh 12 Saya merasa panik 13 Saya merasa kekurangan tenaga/ mudah lelah 14 Saya merasa takut tanpa alasan 15 Saya merasa sulit untuk bernafas 16 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu kondisi 17 Saya merasa bahwa saya terlalu banyak berfikir 18 Saya merasa diri saya semakin gelisah 19 Saya merasa sulit untuk bersantai 20 Saya tidak toleran terhadap apa pun 21 Saya merasa bahwa saya agak sensitif Fuzzy Karena dari ketiga gangguan memiliki total gejala yang sama yaitu 7 dan banyak kelas sama yaitu 3 maka perhitungan kategori fuzzy sama, sebagai berikut: Total gejala =7 Nilai min=0,2 x 7 = 1,4 Nilai max =1 x 7 =7 Range = nilai max-nilai min= 7-1,4=5,6 Banyak kelas=3 Panjang kelas interval = range/banyak kelas=5,6/3=1,87 Himpunan fuzzy dapat dijelaskan pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Himpunan Fuzzy Gangguan No Fuzzy Tingkatan Gangguan 1 1,4 Tidak ada gangguan 2 1,4 3,27 Ringan Depresi 3 3,27 5,14 Sedang Depresi 4 5,14 7 Berat Depresi 5 1,4 Tidak ada gangguan 6 1,4 3,27 Ringan Kecemasan 7 3,27 5,14 Sedang Kecemasan 8 5,14 7 Berat Kecemasan 9 1,4 Tidak ada gangguan 10 1,4 3,27 Ringan Stres 11 3,27 5,14 Sedang Stres 12 5,14 7 Berat Stres Grafik himpunan fuzzy ganguan depresi mayor dapat ditunjukkan pada Gambar 2 berikut ini: 492

Gambar 2. Grafik Kurva Linier Naik Depresi Himpunan fuzzy depresi: µ Depresi[x] =1, x >=7 = (x-1,4)/(7-1,4), 1,4< x < 7 =0, <=1,4 Grafik himpunan fuzzy ganguan kecemasan dapat ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Grafik Kurva Linier Naik Kecemasan Himpunan fuzzy gangguan kecemasan: µ Kecemasan[x] =1, x >=7 = (x-1,4)/(7-1,4), 1,4< x < 7 =0, <=1,4 Grafik himpunan fuzzy stress dapat ditunjukkan pada Gambar 4 berikut ini: Gambar 4. Grafik Kurva Linier Naik Stres µ Stres[x] =1, x >=7 = (x-1,4)/(7-1,4), 1,4< x < 7 =0, <=1,4 2.2. Perancangan Sistem 1. Use Case Diagram Diagram use case atau use case diagram menyajikan interaksi antara use case dan aktor. Perancangan use case diagram ditunjukkan pada Gambar 5 dibawah ini: Gambar 5. Use Case Diagram 493

2. Class Diagram Class diagram dapat di gambarkan pada Gambar 7 berikut ini: Gambar 7. Class Diagram 3. Hasil dan Pembahasan Sistem pakar major depressive disorder diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman java serta menggunakan editor IDE Netbeans 7.1. Tampilan form diagnosa dapat ditunjukkan pada Gambar 8 berikut ini: Gambar 8. Form Diagnosa Tampilan form hasil diagnosa sistem dapat ditunjukkan pada Gambar 9 berikut ini: Gambar 9. Form Hasil Diagnosa 494

N o Uji Pakar Uji pakar merupakan perbandingan antara hasil diagnosa oleh pakar dengan hasil diagnosa oleh sistem. Perbandingan data hasil diagnosa pakar dengan diagnosa sistem dapat dijelaskan pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Tabel Pengujian Hasil Diagnosa Pakar dan Hasil Diagnosa Sistem Hasil diagnosa Hasil diagnosa Kesim pakar sistem Pulan Nilai CF Gangguan Nilai CF Gangguan Depresi ringan 25% Depres= 2,8 Kecemasan sedang 50 % Kecemasan=4,2 Stres berat 75 % Stres= 5,6 Stres berat 75 % 1 Depresi= 2,8 Kecemasan= 4,2 Stres= 5,6 2 Depresi= 2,4 Kecemasan= 1,8 Stres= 3,4 3 Depresi= 4,8 Kecemasan= 3,6 Stres= 3,8 Depresi ringan 17% Kecemasan ringan 7,14% Stres sedang 35,71 % Depresi sedang 60,71% Kecemasan sedang39,3% Stres sedang 42,85 % Depresi= 2,4 Kecemasan=1,8 Stres= 3,4 Depresi= 4,8 Kecemasan=3,6 Stres= 3,8 Depresi ringan 25% Kecemasan sedang 50% Depresi ringan 17% Kecemasan ringan 7,1% Stres sedang 35,71 % Depresi sedang 60,71% Kecemasan sedang39,28% Stres sedang 42,85 % 4 Depresi= 6,4 Kecemasan= 6,4 Stres= 6,4 5 Depresi= 3,2 Kecemasan= 3,2 Stres= 3,2 Depresi berat 89,28 % Kecemasan berat 89,28 % Stres berat 89,28 % Depresi ringan 32,14 % Kecemasan ringan 32,14 % Stres ringan 32,14 % Depresi= 6,4 Kecemasan= 6,4 Stres= 6,4 Depresi= 3,2 Kecemasan= 3,2 Stres= 3,2 Depresi berat 89,28 % Kecemasan berat 89,28 % Stres berat 89,28 % Depresi ringan 32,14 % Kecemasan ringan 32,14% Stres ringan 32,14 % 4. Simpulan Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan implementasi program yang telah di lakukan dan berdasarkan rumusan masalah yang ada, Maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Sistem pakar gangguan depresi mayor ini memiliki fungsi atau fitur pengolahan data yaitu mengolah data pakar, mengolah data user, mengolah data gejala, mengolah data gangguan, mengolah detail gangguan, mengolah data CF, mengolah data fuzzy, mengolah data terapi dan diagnosa. 2. Data hasil uji pakar dilakukan 5 kali uji pakar. Dari 5 data tersebut sesuai dengan perhitungan manual oleh pakar. Dalam pembuatan sistem pakar gangguan depresi mayor ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka agar sistem ini dapat lebih baik lagi, sebagai pertimbangan untuk penggembangan, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan: 1. Sistem pakar dikembangkan lagi pada aplikasi mobile, agar lebih mudah dalam penggunaan 2. Pada penginputan data fuzzy, nilai min dan nilai max masih dihitung manual. Untuk pengembangan dapat dibuat otomatis agar lebih mempermudah pakar. Daftar Pustaka [1] Jasmir. Rancangan Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Dan Heteroassocoative Memory Untuk Mendeteksi Tingkat Depresi Seseorang. STIKOM. 2012 [2] Wawan Nurmansyah. Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Gangguan Psikologi Klinis Menggunakan Forward Chaining dan Formula Bayes (Studi Kasus: Klinik Psikologi UGM). 2012 [3] Rahmad Arisga. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Psikologi Pada Anak-Anak Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor. Yogyakarta. Amikom. 2015 [4] Yuni Astuti. Evaluasi Terapi Obat Antidepresan Pada Pasien Depresi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Surakarta. UMS. 2013 [5] Dery Abdurrachim Iskandar. Gambaran Interpersonal. Bandung. UI. 2008 [6] J S Nevid, S A Ratus, B Greene. Psikologi Abnormal. Jakarta. Erlangga. 2002. [7] T Sutojo, E Mulyanto, Suhartono. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta.Andi Offset. 2011. 495