Rupiah/ USD BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepanjang tahun 2015, Rupiah mengalami depresiasi terhadap USD. Pada Desember 2015, Rupiah melemah terhadap USD sebesar 10,5% (yoy) ke level Rp13.788/USD. Kurs Rupiah/USD di sepanjang tahun 2015 berada pada kisaran Rp12.451 Rp14.740, dengan pelemahan ekstrem terjadi pada September 2015, yaitu mencapai Rp14.693/ USD dan merupakan kurs terlemah sepanjang lima tahun terkahir (Bank Indonesia, 2015). Kurs terkuat di tahun 2015 yaitu Rp12.451/USD bahkan masih lebih lemah dibandingkan dengan kurs terlemah di tahun 2008 saat masa krisis ekonomi Asia, yaitu Rp12.209/USD. Kurs Rupiah terhadap USD dalam lima tahun terakhir dapat diamati pada Gambar 1.1. 16,000 15,000 14,000 13,000 12,000 11,000 10,000 9,000 8,000 Kurs Rupiah/ USD 2010-2015 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 Des 11 Des 12 Des 13 Des 14 Waktu Gambar 1.1. Kurs Rupiah Terhadap USD Tahun 2011-2015 Sumber : Bank Indonesia via http://www.bi.go.id/id/moneter/informasikurs/transaksi-bi/default.aspx (diolah) 1
Pada tahun 2011dan 2012, kurs Rupiah/ USD relatif stabil dengan nilai di bawah Rp10.000/USD. Namun pada tahun 2013, kurs mulai menyentuh Rp10.000/ USD dan trendnya terus meningkat sampai dengan 2015. Pegerakan kurs paling tinggi terjadi di tahun 2013, yaitu pada Desember 2013 pelemahan kurs mencapai 26,9% (yoy). Gambar 1.2 berikut ini menunjukkan pelemahan Rupiah terhadap USD sejak tahun 2011 sampai dengan 2015. Pergerakan Kurs Rupiah/ USD (yoy) 26.9% 6.6% 10.9% 1.0% 1.4% 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 1.2 Pergerakan Kurs Rupiah/ USD Tahun 2011-2015 Sumber : Bank Indonesia via http://www.bi.go.id/id/moneter/informasikurs/transaksi-bi/default.aspx (diolah) Melemahnya Kurs di tahun 2015 juga diikuti dengan melemahnya IHSG. Pada 30 Desember 2015 (ytd), IHSG melemah 12,1% ke level 4.593. Di tahun 2015, IHSG bergerak pada kisaran 4.121 sampai dengan 5.523. Gambar 1.2 berikut ini menunjukkan IHSG selama 5 tahun terakhir. 2
6,000 IHSG 2010-2015 5,500 IHSG 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 Waktu Gambar 1.3 Index Harga Saham Gabungan Tahun 2011-2015 Sumber: Bloomberg (diolah) Pergerakan Kurs Rupiah terhadap USD merupakan salah satu faktor makro ekonomi yang membawa pengaruh terhadap berbagai sektor usaha di Indonesia yang kinerjanya tercermin pada harga saham setiap emiten di Bursa Efek Indonesia. Pergerakan faktor ekonomi makro tersebut tentunya mendapatkan respon yang berbeda dari setiap sektor industri. Organisation for Economic Cooperation and Development (2015) menyebutkan bahwa respon setiap sektor industri terhadap perubahan kondisi ekonomi makro berbeda satu dengan yang lainnya. Respon tersebut menggambarkan sensitivitas sektor industri tersebut terhadap perubahan kondisi makro. Menurut Bursa Efek Indonesia, industri diklasifikasikan dalam sembilan sektor atau dikenal juga dengan sebutan JASICA (Jakarta Industrial Classification). Sektor industri tersebut terdiri dari sektor Pertanian, 3
Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti Real Estate dan Konstruksi Bangunan, Infrastruktur Utilitas dan Transportasi, Keuangan, Perdagangan Jasa dan Investasi. Sepanjang tahun 2011-2015, kinerja emiten di setiap sektor industri juga mengalami fluktuasi. Sejalan dengan kurs Rupiah/ USD yang mengalami pelemahan tertinggi di tahun 2013 dan 2015, kinerja emiten juga mengalami pelemahan yang ekstrem di tahun tersebut, dengan tingkat fluktuasi yang berbeda di setiap sektornya. Dalam Bursa Efek Indonesia, kinerja emiten per sektor industri dapat diamati melalui indeks sektoral. Gambar 1.4 berikut ini menunjukkan pergerakan indeks sektoral tersebut selama tahun 2011 sampai dengan 2015. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% -40% Pergerakan Indeks Sektoral Tahun 2011-2015 Aneka Industri Pertambangan Barang Konsumsi Infrastruktur Indsutri Dasar Pertanian 2011 2012 2013 2014 2015 Properti Perdagangan Keuangan IHSG Gambar 1.4 Pergerakan Indeks Sektoral Tahun 2011-2015 Sumber: Bloomberg (diolah) 4
Perbedaan pegerakan indeks sektoral tersebut di atas menunjukkan bawah respon setiap emiten terhadap perubahan kondisi makro ekonomi berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan adanya perbedaan respon setiap sektor industri tersebut, seorang investor dalam berinvestasi akan memilih saham-saham sektor industri tertentu yang diperkirakan akan mengalami peningkatan melebihi return pasar (Maryam et al., 2015). Pergerakan kinerja emiten di setiap sektor tersebut mencerminkan ketidakpastian akan return dan risiko yang muncul atas investasi di pasar modal. Hal tersebut menyebabkan prediksi tingkat sensitivitas return saham dan risiko investasi terhadap perubahan kondisi ekonomi makro tersebut menarik bagi investor dan pengamat pasar modal. Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor ekonomi makro, salah satunya kurs dengan kinerja saham. Sudharshan dan Gupta (2013) menyebutkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kurs dengan stock return pada studi kasus di pasar modal India. Pan, et al. (2007) meneliti hubungan timbal balik antara kurs terhadap harga saham di pasar modal negara-negara Asia Timur. Studi tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kurs terhadap harga saham di Hong Kong, Jepang, Malaysia, Thailand pada periode sebelum krisis financial Asia tahun 2008. Susilowati (2015) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa perubahan indeks kurs efektif riil berpengaruh positif signifikan terhadap return saham di Indonesia. 5
Hasil yang bertolak belakang diperoleh dari beberapa penelitian. Zhao (2010) menyebutkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara Kurs Remimbi/ USD dengan harga saham di bursa China. Yau dan Nieh (2006), juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kurs Dollar Taiwan/ Yen dengan harga saham di bursa Taiwan dan bursa Jepang. Penelitian terkait dengan respon dari setiap sektor industri di pasar modal Indonesia atas pergerakan kondisi ekonomi makro juga pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Hartanto (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dari analisis selama kurun waktu 2002 sampai dengan 2005, terdapat hubungan kausalitas antara pergerakan kurs dengan kinerja saham tiap sektor. Studi tersebut menyebutkan bahwa kurs berpengaruh negatif signifikan hanya pada sektor properti, sedangkan harga saham gabungan maupun sektoral berpengaruh negatif siginifkan terhadap kurs. Atas dasar uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian untuk menganalis hubungan kurs (Rupiah/ USD) dan kinerja saham sektoral di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Uraian di atas menunjukkan bawah selama tahun 2011 2015, pergerakan kurs Rupiah/ USD diiringi dengan pelemahan indeks saham di pasar modal Indonesia. Beberapa penelitian sebelumya menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kurs dengan kinerja saham, namun beberapa tidak menemukan hubungan 6
signifikan antara kurs dengan kinerja saham. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan menganalisis hubungan kurs (Rupiah/ USD) dan kinerja saham sektoral di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Pertanyaan Penelitian Lebih spesifik lagi, penelitian ini akan menjawab pertanyaan: a. Apakah terdapat hubungan timbal balik antara perubahan kurs Rupiah/USD dengan kinerja saham sektoral di Bursa Efek Indonesia? b. Apakah terdapat perbedaan hubungan antara kurs Rupiah/USD dengan kinerja saham di Bursa Efek Indonesia di setiap sektor? c. Apakah terdapat pengaruh negatif pergerakan kurs Rupiah/USD terhadap kinerja saham sektoral di Bursa Efek Indonesia dan sebaliknya? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Hubungan timbal balik antara perubahan kurs Rupiah/USD dengan kinerja saham sektoral di Bursa Efek Indonesia. b. Perbedaan hubungan antara kurs Rupiah/USD dengan kinerja saham di Bursa Efek Indonesia di setiap sektor. c. Pengaruh pergerakan kurs Rupiah/USD terhadap kinerja saham sektoral di Bursa Efek Indonesia dan sebaliknya. 7
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak: a. Peneliti Sebagai bentuk penerapan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan. b. Investor Sebagai sumber informasi bagaimana perubahan berdampak pada indeks saham, dapat digunakan untuk meramal harga saham bila terjadi perubahan. c. Pembaca Sebagai sumber informasi dan literatur mengenai hubungan perubahan kurs dengan kinerja saham sektoral. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: a. Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs Rupiah terhadap USD. b. Periode pengamatan adalah tahun 2011 sampai dengan 2015. c. Indeks yang diamati adalah sembilan indeks sektoral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berdasarkan Jakarta Industrial Classification (JASICA) 8
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Berisi konsep dan teori mengenai kurs, indeks di Bursa Efek Indonesia, serta teori terkait hubungan dan pengaruh kurs dengan pergerakan harga saham yang tercermin dalam indeks saham. Dalam bagian ini disebutkan pula hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Berisi deskripsi data/ sample beserta sumbernya, cara pengumpulan data dan pengukuran sample, alat analisis, dan metode analisis untuk mengatahui hubungan pergerakan kurs dengan indeks saham sektoral serta model regresi. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi deskripsi data yang diperoleh, hasil uji hipotesis, serta pembahasan terkait dengan kesesuaian dengan konsep ataupun penelitian sebelumnya. Bab V Penutup Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, serta kertebatasan dalam penelitian untuk menjadi saran bagi penelitian selanjutnya yang merupakan bagian akhir dari penelitian. 9