BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada bulan Maret 2011 sekitar 380.110 orang (8,60 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2010 yang berjumlah 428.760 orang (9,02 persen), berarti berkurang sekitar 48.650 orang atau mengalami penurunan 0,42 persen. Selama periode Maret 2010-Maret 2011 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perdesaan sedangkan peningkatan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perkotaan. Untuk daerah perdesaan turun dari 10,06 persen menjadi 9,59 persen sedangkan untuk daerah perkotaan naik dari 6,31 persen menjadi 6,33 persen. Berarti selama satu tahun terakhir penurunan persentase penduduk miskin hanya terjadi di perdesaan. Namun, dari sisi jumlah penduduk miskin, di daerah perdesaan masih lebih banyak dibanding di daerah perkotaan yaitu masing-masing sebanyak 295.640 orang dan 84.470 orang. Garis kemiskinan pada Maret 2010 sebesar Rp. 189.407,- perkapita/bulan selanjutnya meningkat menjadi Rp. 206.850,- perkapita/bulan pada tahun 2011. Apabila dipilah menurut jenisnya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret 2011, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 78,72 persen dan selebihnya 21,28 persen adalah sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan. Pada periode Maret 2010 - Maret 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) menunjukkan adanya kenaikan yaitu dari 1,18 menjadi 1,24. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauh dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) mengalami kenaikan yaitu dari 0,24 menjadi 0,28. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin besar. Selama kurun waktu 11 tahun, di Kalimantan Barat telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 20,82 persen yaitu dari 29,42 persen pada tahun 2000 menjadi 8,60 persen pada tahun 2011. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011 1
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Barat Tahun 2010-2011 Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2010 ke Maret 2011 menunjukkan kecenderungan menurun, Maret 2010 sebesar 9,02 persen menjadi 8,60 persen atau turun 0,42 poin. Pada periode tahun 2010 ke tahun 2011 jumlah penduduk miskin turun dari 428.760 orang menjadi 380.110 orang (Gambar 1). Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 48.650 orang. Jumlah 400 350 300 250 200 150 100 Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kota/desa di Kalimantan Barat 2010-2011 (000) 83,43 345,32 84,47 295,64 Jika dilihat dari daerah perkotaan dan perdesaan, maka persentase penurunan jumlah penduduk miskin hanya terjadi di daerah perdesaan yaitu 0,48 persen sedangkan di daerah perkotaan naik 0,01 persen. Namun dari sisi kuantitas jumlah penduduk di perdesaan turun sebanyak 49.680 orang dan di perkotaan meningkat sebanyak 1.040 orang. Untuk menentukan jumlah penduduk 50 miskin BPS menggunakan 0 2010 Tahun 2011 konsep kemampuan memenuhi Perkotaan Pedesaan kebutuhan dasar jadi kemiskinan yang dimaksud adalah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran) yang di konversi dengan nilai uang yang disebut sebagai garis kemiskinan. Dengan demikian yang disebut penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan pada tahun 2010 sebesar Rp. 189.407,- perkapita/bulan selanjutnya pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 206.850,- perkapita/bulan. Jika dibedakan berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, garis Kemiskinan perkotaan tahun 2010 sebesar Rp.207.884,- naik menjadi Rp. 225.245,- pada kondisi Maret 2011. Sementara di daerah perdesaan sebesar Rp.182.293,- pada Maret 2010 naik menjadi Rp.198.886,- pada Maret 2011. Tidak berbeda dengan kondisi 2010, pada tahun 2011 Garis Kemiskinan Makanan juga mempunyai peranan yang sangat dominan terhadap Garis Kemiskinan yaitu sebesar 78,72 persen, dan selebihnya 21,28 persen adalah Garis Kemiskinan Bukan Makanan. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011
Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan tahun 2011 antara lain beras, gula pasir, telur, minyak goreng, mie instan, tahu dan tempe. Sedangkan komoditi non makanannya antara lain perumahan, listrik, minyak tanah dan angkutan. Tabel 1. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kalimantan Barat Tahun 2010-2011 Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan Bukan Makanan Total Jumlah penduduk miskin (000 orang) Persentase penduduk miskin (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan Maret 2010 155.763 52.121 207.884 83,43 6,31 Maret 2011 168.709 56.536 225.245 84,47 6,33 Perdesaan Maret 2010 147.319 34.974 182.293 345,32 10,06 Maret 2011 160.275 38.611 198.886 295,64 9,59 Kota+Desa Maret 2010 149.667 39.741 189.407 428,76 9,02 Maret 2011 162.823 44.027 206.850 380,11 8,60 Sumber: Pengolahan Susenas Maret 2010 dan Maret 2011 2. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk miskin tetapi ada dimensi lain yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Jadi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan seharusnya tidak hanya memperkecil jumlah penduduk miskin, tetapi juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri. Indek Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indek Keparahan Kemiskinan merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011 3
Pada periode Maret 2010 - Maret 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) menunjukkan adanya kenaikan yaitu dari 1,18 pada keadaan Maret 2010 menjadi 1,24 pada Maret 2011 (Tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauh dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) menunjukkan adanya kenaikan yaitu dari 0,24 pada Maret 2010 menjadi 0,28 pada Maret 2011. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif semakin besar selama tahun 2010-2011. Tabel 2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di Kalimantan Barat Menurut Daerah, Maret 2010- Maret 2011 Uraian / Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa (1) (2) (3) (4) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) Maret 2010 0,82 1,31 1,18 Maret 2011 0,91 1,38 1,24 Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) Maret 2010 0,18 0,27 0,24 Maret 2011 0,21 0,32 0,28 Sumber: Pengolahan Susenas Maret 2010 dan Maret 2011 Apabila disimak menurut daerah untuk tahun 2010 berbanding lurus dibandingkan kondisi 2011, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di daerah perkotaan lebih rendah dibanding daerah perdesaan. Pada bulan Maret 2010, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) untuk perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar sebesar 0,82 dan 1,31 sedangkan keadaan Maret 2011 di daerah perkotaan naik menjadi 0,91 dan perdesaan naik menjadi 1,38. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) untuk daerah perkotaa sebesar 0,18 pada Maret 2010 sedangkan di daerah perdesaan mencapai 0,27 pada Maret 2010. Pada Maret 2011 untuk perkotaan naik menjadi 0,21 dan untuk perdesaan juga naik menjadi 0,32. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011
3. Perbandingan Tingkat Kemiskinan Regional Kalimantan dan Nasional Memperhatikan beberapa indikator kemiskinan untuk regional Kalimantan Tahun 2011, seperti Garis Kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin, ternyata Kalimantan Barat masih berada pada posisi pertama (Tabel 3). Untuk Garis Kemiskinan Maret 2011, Kalimantan Barat masih terendah di regional Kalimantan yaitu sebesar Rp. 206.850,- perkapita/bulan dan tertinggi di Kalimantan Timur sebesar Rp. 316.819,- perkapita/bulan. Adapun dalam hal jumlah dan persentase penduduk miskin, Kalimantan Barat merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 380,11 ribu orang (8,60 persen) sedangkan jumlah penduduk miskin yang terendah di Kalimantan Tengah sebesar 146,91 ribu orang dan persentase penduduk miskin terkecil di Kalimantan Selatan sebesar 5,29 persen. Tabel 3 Perbandingan Beberapa Indikator Kemiskinan Untuk Regional Kalimantan dan Nasional Tahun 2011 Provinsi Garis Kemisikinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah (000 orang) Persentase Penduduk Miskin (P 0 ) (1) (2) (3) (4) Kalimantan Barat 206.850 380,11 8,60 Kalimantan Tengah 241.525 146,91 6,56 Kalimantan Selatan 238.535 194,62 5,29 Kalimantan Timur 316.819 247,90 6,77 NASIONAL 233.740 30.020 12,49 Sumber: Pengolahan Susenas Maret 2011 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011 5
Penjelasan Teknis dan Sumber Data Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan- Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2011 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi bulan Maret 2011. VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Duaksa Aritonang, SE, MM Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon: 0561-735345 E-mail : sosial6100@bps.go.id Website : http://kalbar.bps.go.id 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011