I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa remaja, kemudian masa dewasa. Masa remaja adalah masa. fisik, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini memegang peranan penting, sehingga penerapannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

I. PENDAHULUAN. Remaja adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan insan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di sekolah dan

I. PENDAHULUAN. ialah menyediakan lowongan untuk menyalurkan dan memperdalam. bakat dan minat yang di miliki seseorang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang remaja. Istilah remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja juga merupakan priode yang penting, dimana pada masa remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina Nurlaelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurlaela Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku agresi, terutama di kota-kota besar khususnya Jakarta. Fenomena agresi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dalam maupun luar negeri mudah diakses oleh setiap individu, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kenakalan remaja adalah perilaku jahat secara social pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB I PENDAHULUAN. didalam mewujudkan suatu tujuan bersama-sama diantara masyarakat. anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun mentalnya. Dalam hal ini dia membutuhkan sekali orang yan mampu

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

2015 UPAYA GURU PENJASORKES DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA SMA/SMK SE- KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Santrock,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu, menggali serta memahami arti dan makna dari segala sesuatu yang ada (Hamalik, 1995:2). Selain menurut Hamalik secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Dari pendapat di atas tentang pengertian remaja dapat dilihat bahwa masa remaja merupakan masa-masa labil seseorang dalam menentukan sesuatu hal, baik sesuatu yang berhubungan bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Remaja percaya bahwa pada masa ini, mereka dapat belajar lebih banyak dari kawan sebaya daripada orang tua mereka. Pandangan remaja yang mengganggap pentingnya kehadiran kawan sebaya memiliki konsekuensi-konsekuensi tertentu. Pertama, mereka menjadikan kawan sebaya sebagai sumber informasi. Hal ini menyebabkan remaja benar-benar percaya bahwa kawan sebaya memiliki perilaku atau pandangan yang benar. Kedua mereka merasa bahwa mereka ingin diterima. Pada

masa ini banyak remaja yang terjebak dalam suatu hal yang negatif, seperti kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti berbuat onar di sekolah) status pelanggaran (melarikan diri dari rumah), hingga tindakan kriminal (seperti pencurian). Kenakalan remaja tersebut sering menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun keluarga. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan dalam perilaku menyimpang. Dalam prespektifnya perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Kenakalan remaja ini membawa banyak dampak negatif baik bagi dirinya ataupun bagi orang lain. Menurut Santrock, (1996) faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah identitas, kontrol diri, usia, jenis kelamin, harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, proses keluarga, pengaruh teman sebaya, kelas sosial ekonomi, kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Pembentukan sikap, tingkah laku, dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun kawan-kawan sebaya, maka dari itu jika individu tidak dapat memilih kawan sebaya yang benar-benar baik mereka akan dapat terpengaruh dalam hal-hal yang negatif. Ewerts dalam Monks (2004: 282) menyebutkan bahwa pemberian norma tingkah laku ini dilakukan oleh kawan sebaya (peers). Kemudian mereka akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok dari pada mengembangkan pola norma diri sendiri yang kemudian akan berpengaruh terhadap tingkah laku kehidupan. Dalam pernyataan ini setiap orang yang sudah menemukan kawan-kawan yang cocok bahkan membuat kelompok sebaya, individu lebih

mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan sendiri. Oleh karena itu jika individu menemukan kawan yang memiliki perilaku menyimpang yaitu kenakalan remaja, maka dengan sendirinya individu tersebut akan ikut terseret dalam hal-hal yang menyimpang. Remaja menginginkan kawan yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama, dapat mengerti, dapat membuatnya merasa aman, dan dapat mempercayakan masalah-masalah serta membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua ataupun guru. Sebagian besar remaja mengatakan bahwa mereka ingin seseorang yang dapat dipercaya, seseorang yang dapat diajak bicara, seseorang yang dapat diandalkan. Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Natar banyak siswa yang melakukan kenakalan remaja bersama dengan kawan sebaya, seperti membolos saat jam pelajaran hanya untuk merokok di belakang kelas, ke kantin saat jam pelajaran walaupun sekedar mengobrol dengan kawan sebaya ataupun makan di kantin, merencanakan hal jahat dengan kawan sebaya hanya untuk menjahili guru, serta perkelahian antar kelompok di sekolah. Informasi ini peneliti dapatkan dari guru bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Natar, dan dengan melakukan observasi pada saat jam pelajaran, dari observasi yang peneliti lakukan memang masih banyak siswa-siswi yang membolos pada saat jam pelajaran. Siswa-siswi yang membolos pelajaran biasanya makan ataupun duduk-duduk di kantin. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dan dari latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pergaulan Kawan Sebaya Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2011-2012.

2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Sering terjadi perkelahian antar kelompok siswa 2. Banyak siswa yang meninggalkan kelas saat pelajaran sedang berlangsung bersama kawan-kawan sebayanya 3. Terdapat siswa yang merokok bersama di dalam lingkungan sekolah 4. Ada siswa merencanakan hal jahat dengan kawan sebaya hanya untuk menjahili guru 5. Terdapat siswa dengan kawan sebayanya melanggar tata tertib sekolah 6. Terdapat siswa yang tidak mematuhi perintah guru 3. Pembatasan Penelitian Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah serta dari pengamatan awal yang ditemukan pada fenomena-fenomena yang dipilih sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah. Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remajapada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011-2012. 4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya siswa yang melakukan kenakalan remaja, adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah, apakah ada pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011-2012.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Peneliatian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remajapada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011-2012. 2. Manfaat Penelitian Setelah mengetahui pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remajapada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011-2012. maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pada bidang bimbingan dan konseling. b. Manfaat Praktis a. Sebagai pengetahuan terhadap pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remaja, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada lembaga pendidikan khususnya dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. b. Memberi masukan bagi orang tua sebagai pertimbangan agar memberi perhatian lebih terhadap diri anak khususnya dalam pemilihan teman untuk anak. c. Memberikan gambaran bagi remaja tentang pentingnya pemilihan teman dalam kehidupan bermasyarakat. d. Memberikan masukan bagi guru bahwa pentingnya pengawasan bagi remaja di sekolah dalam pergaulannya.

e. Sebagai bahan masukan pada guru pembimbing untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja sehingga dapat mengantisipasi siswa terlibat dalam kenakalan remaja. C. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remaja. b. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2011-2012. D. Kerangka Pikir Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu, menggali serta memahami arti dan makna dari segala sesuatu yang ada (Hamalik, 1995:2). Masa remaja merupakan masa-masa labil seseorang dalam menentukan sesuatu hal, baik sesuatu yang berhubungan bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Pada masa ini banyak remaja yang terjebak dalam suatu hal yang negatif, seperti kenakalan remaja. Kenakalan remaja sebagai merupakan berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti berbuat onar di sekolah) status pelanggaran (melarikan diri

dari rumah), hingga tindakan kriminal (seperti pencurian). Kenakalan remaja tersebut sering menimbulkan keresahan dilingkungan masyarakat, sekolah, maupun keluarga. Menurut Santrock, (1996) faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah identitas, kontrol diri, usia, jenis kelamin, harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, proses keluarga, pengaruh teman sebaya, kelas sosial ekonomi, kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Pembentukan sikap, tingkah laku, dan prilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun kawan-kawan sebaya, maka dari itu jika individu tidak dapat memilih kawan sebaya yang benar-benar baik mereka akan dapat terpengaruh dalam hal-hal yang negatif. Ewerts dalam Monks (2004: 282) menyebutkan bahwa pemberian norma tingkah laku ini dilakukan oleh kawan sebaya (peers). Kemudian mereka akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok dari pada mengembangkan pola norma diri sendiri yang kemudian akan berpengaruh terhadap tingkah laku kehidupan. Dalam pernyataan ini setiap orang yang sudah menemukan kawan-kawan yang cocok bahkan membuat kelompok sebaya, individu lebih mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan sendiri. Relasi diantara kawan-kawan sebaya di masa kanak-kanak dan masa remaja juga berdampak pada perkembangan di masa selanjutnya. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa relasi di antara kawan sebaya yang buruk dimasa kanak-kanak berkaitan dengan putus sekolah dan kenakalan di masa remaja (Roff, Sells, & Golden 1972 dalam Santrock, 2007: 57). Remaja menginginkan kawan yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama, dapat mengerti, dapat membuatnya merasa aman, dan dapat mempercayakan masalah-masalah serta membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua ataupun guru. Sebagian besar remaja mengatakan bahwa mereka ingin seseorang yang dapat dipercaya, seseorang yang dapat diajak bicara, seseorang yang dapat diandalkan.

Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pergaulan Kawan Sebaya Kenakalan Remaja Gambar 1.1 : Paradigma Penelitian E. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan awal terhadap objek penelitian, melainkan juga didasarkan pada hasil kajian terhadap literatur yang relevan dengan bidang penelitian. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus di uji lagi keberhasilannya melalui penelitian ilmiah atau berdasarkan data yang di peroleh melalui sampel penelitian. (Ridwan, 2005:37). Hipotesis dibangun dari kerangka pemikiran dan rumusan permasalahan penelitian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remajapada siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011-2012. Ho : Tidak Ada pengaruh pergaulan kawan sebaya terhadap kenakalan remajapada siswasiswi kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011-2012.