EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: affandiksr121@gmail.com 2) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pelayanan air minum di Kota Batu sebagian besar bersumber dari mata air pegunungan yang melimpah dan pelayanannya dilakukan oleh berbagai pihak yaitu HIPPAM melayani 41,20 %, PDAM 29,10 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu memberikan sumbangan pemikiran mengenai kualitas air minum dari HIPPAM dan PDAM Kota Batu. Hasil pemeriksaan kualitas air minum menunjukkan bahwa secara kimiawi pada sampel HIPPAM 1 terdapat kandungan besi sebesar 1,04 mg/l Fe dan secara bakteriologi pada sampel HIPPAM 2 yaitu 110 sedangkan pada sampel PDAM 1 secara kimiawi sebesar 0,62 mg/l Fe dan PDAM 2 secara bakteriologi yaitu 17. Secara fisika dan kimiawi sebagian besar memenuhi syarat kualitas yang telah ditetapkan akan tetapi secara bakteriologi semua sampel tidak memenuhi syarat kualitas air minum menurut keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2010. Kata kunci: Kualitas Air Minum, HIPPAM, PDAM Kota Batu. PENDAHULUAN Kualitas Air Minum Air minum yang kualitas harus memenuhi syarat syarat yang mencakup sifat sifat fisika, kimia dan mikrobiologi. Syarat ini harus sesuai dengan standar yang telah dikeluarkan oleh Depatemen Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum (Hadi, 2012). Latar Belakang Kota Batu merupakan kota termuda di Propinsi Jawa Timur yang juga sebagai kota tujuan wisata, baik wisatawan dalam negeri maupun dari luar negeri, ini terlihat dari banyaknya investor dari luar yang berinvestasi di Kota Batu seperti adanya Batu Night Spectakuler (BNS), Museum Satwa, Batu Secreed Zoo, Rumah Sakit Internasional, Hotel Singhasari, Batu Town Squere, Hotel Paradise, Villa-villa mewah dan pemukiman perumahan. Dengan perkembangan pembangunan yang begitu baik, maka harus disertai dengan pelayanan sanitasi yang baik pula khusunya ketersediaan air minum. Sistem penyediaan air minum di Kota Batu telah ada sejak jaman Belanda yang berupa instalasi pengolahan air minum konvensional dengan jaringan distribusi yang terbatas, pipapipa transmisi ini masih banyak yang terpakai sampai sekarang. Pelayanan air minum di Kota Batu sebagian besar bersumber dari mata air pegunungan yang melimpah dan pelayanannya dilakukan oleh berbagai pihak yaitu HIPPAM melayani 41,20 %, PDAM 29,10 %. D-4-1
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membantu memberikan sumbangan pemikiran mengenai kualitas air minum dari PDAM dan HIPPAM Kota Batu METODE Dalam menyelesaikan penelitian ini diperlukan langkah-langkah penyelesaian seperti dibawah ini : Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara secara langsung terhadap obyek penelitian serta pemeriksaan kualitas air minum meliputi pengujian fisik, kimia dan mikrobiologi. 1. Pengambilan sampel air minum HIPPAM dan PDAM pada Sambungan Rumah warga 2. Pemeriksaan kualitas air minum secara fisika, kimiawi dan bakteriologi di uji pada Laboratorium Kualitas Lingkungan. 3. Membandingkan hasil pemeriksaan kualitas air minum dengan persyaratan kualitas air minum menurut keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2010 Pengambilan Air Minum Pemeriksaan Sampel Pada Laboratorium Hasil Pemeriksaan Sampel Air Minum Gambar 1 Bagan Alir Analisa Syarat Kualitas / Tidak HASIL Pengambilan sampel air minum di lakukan pada sambungan rumah dari HIPPAM dan PDAM di Kota Batu di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bumiaji, Kecamatan Batu dan kecamatan Junrejo dengan jumlah sampel HIPPAM sebanyak 2 sampel dan PDAM sebanyak 2 sampel. Adapun hasil dari pemeriksaan kualitas air minum HIPAM dan PDAM secara fisika, kimiawi dan bakteriologi dapat dilihat pada Tabel 1. D-4-2
No A. FISIKA Parameter Batas Kadar Maksimal Satuan Tabel 1 Pemeriksaan Fisika, Kimia dan Bakteriologi Hasil Analisa PDAM 1 Kriteria PDAM 2 Kriteria HIPPAM 1 Kriteria HIPPAM 2 Kriteria 1 Bau - - Tak Berbau Tak Berbau Tak Berbau Tak Berbau - Metode Analisa 2 Total Disolved Solid (TDS) 500 mg/l 220 230 80 150 Gravimetri 3 Kekeruhan 5 Skala NTU 0.02 0.04 0.25 0.15 Turbidimetri 4 Rasa - - - - - - - 5 Suhu 3 o C 25 Tidak 25 Tidak 25 Tidak 25 Tidak Termometer 6 Warna 15 Unit PtCo 0 0 0 0 Spektrofotometri 7 Daya Hantar Listrik (DHL) - mmhos/cm 365 386 140 250 Conductivity meter B. KIMIA a. Kimia Anorganik 1 Air Raksa 0,001 mg/l Hg 0 0 0 0 2 Aluminium 0.2 mg/l Al 0 0 0 0 AAS 3 Ammoniak 1.5 mg/l NH3-0.1 0.11 1.08 0.24 Spektrofotometri N 4 Arsen 1.5 mg/l As 0 0 0 0 AAS 5 Barium 0.7 mg/l Ba 0 0 0 0 AAS 6 Besi 0.3 mg/l Fe 0.62 Tidak 0.2 1.04 Tidak 0.21 Spektrofotometri 7 Boron 0.5 mg/l B 0 0 0 0 8 Fluorida 1.5 mg/l F 0.36 0.32 0.28 0.36 Spektrofotometri 9 Kadmium 0.003 mg/l Cd 0 0 0 0 AAS 10 Kesadahan Total 500 mg/l 178.57 185.71 64.29 121.43 Tetrimetri CaCO3 11 Khlorida 250 mg/l Cl 14 16 8 14 Argentometri D-4-3
Batas Kadar Hasil Analisa No Parameter Satuan Metode Analisa Maksimal PDAM 1 Kriteria PDAM 2 Kriteria HIPPAM 1 Kriteria HIPPAM 2 Kriteria 12 Kromium, Valensi 6 0.05 mg/l Cr 6+ 0 0 0 0 AAS 13 Mangan 0.4 mg/l Mn 0 0 0 0 Spektrofotometri 14 Natrium 200 mg/l Na 9.1 10.2 4.8 9.08 AAS 15 Nikel 0.07 mg/l Ni 0 0 0 0 AAS 16 Nitrat 50 mg/l NO3-8.48 8.27 1 6.46 Spektrofotometri N 17 Nitrit 3 mg/l NO2-0 0 0.03 0 Spektrofotometri N 18 Perak 0.001 mg/l Ag 0 0 0 0 AAS 19 ph 8.5-6.95 6.8 7.5 7.05 phmeter 20 Selenium 0.01 mg/l Se 0 0 0 0 21 Seng 3 mg/l Zn 0.07 0.08 0.05 0.06 AAS 22 Sianida 0.07 mg/l CN 0 0 0 0 Spektrofotometri 23 Sulfat 250 mg/l SO4 20.94 23.4 7.27 14.75 Spektrofotometri 24 Sulfida 0.05 mg/l H2S 0 0 0 0 Iodimetri 25 Tembaga 2 mg/l Cu 0 0 0 0 26 Timbal 0.05 mg/l Pb 0 0 0 0 AAS 27 Sisa Khlor 5 mg/l Cl2 0 0 0 0 Iodimetri b. Kimia Organik 1 Zat Organik 10 mg/l 0 0 0 0 Oksidasi/Titrimetri KMnO4 2 Detergent 0.05 mg/l LAS 0 0 0 0 Spektrofotometri C. BAKTERIOLOGI 1 Total Koliform 0 MPN/100 ml Sumber : (KEPMENKES, 2010 dan Hasil Analisa) 2 Tidak 17 Tidak 22 Tidak 110 Tidak Fermentasi Multi Tabung D-4-4
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa dari 4 sampel air minum yang telah diperiksa secara fisika, kimiawi dan bakteriologi yaitu: Pada sampel PDAM 1 yaitu: - secara kimiawi sebagian besar memenuhi syarat kualitas kecuali pada kimia anorganik terdapat kandungan besi yang melebihi standar maksimal yang disyaratkan yaitu sebesar 0,62 mg/l Fe. - Secara Bakteriologi terdapat total koliform melebihi syarat maksimal yaitu 2 Pada sampel PDAM 2 yaitu: - secara kimiawi memenuhi syarat kualitas - Secara Bakteriologi terdapat total koliform melebihi syarat maksimal yaitu 17 Pada sampel HIPPAM 1 yaitu: - secara kimiawi sebagian besar memenuhi syarat kualitas kecuali pada kimia anorganik terdapat kandungan besi yang melebihi standar maksimal yang disyaratkan yaitu sebesar 1,04 mg/l Fe. - Secara Bakteriologi terdapat total koliform melebihi syarat maksimal yaitu 22 Pada sampel HIPPAM 2 yaitu: - secara kimiawi memenuhi syarat kualitas. - Secara Bakteriologi terdapat total koliform melebihi syarat maksimal yaitu 110 KESIMPULAN Adapun kesimpulan pada penelitian ini yaitu semua sampel yang telah di uji secara fisika dan kimiawi sebagian besar memenuhi syarat kualitas yang telah ditetapkan akan tetapi secara bakteriologi semua sampel tidak memenuhi syarat kualitas air minum menurut keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2010. SARAN Untuk memperbaiki kualitas air minum pada HIPPAM dan PDAM sesuai syarat fisika, kimiawi dan bakteriologis dapat digunakan teknologi sederhana pengolahan air yang berupa saringan pasir lambat, pemberian disinfeksi, serta masyarakat terlebih dahulu harus memasak air tersebut sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan bakteri yang ada. D-4-5
DAFTAR PUSTAKA BPPSPAM, (2009), Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Hadi, W. (2012). Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum, ITS Press, Surabaya. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Desentralisasi Tanggung Jawab Pemerintah Pusat Disebutkan Bahwa Tanggung Jawab untuk Menyediakan Suplai Air Bersih Adalah Pada Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1987 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. D-4-6