BAB I PENDAHULUAN. sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal. dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

PERJANJIAN KAWIN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN TERHADAP PIHAK KETIGA (PASCA PUTUSAN MAHKMAH KONSTITUSI NOMOR 69/PUU-XIII/2015) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tujuan membangun negara yang sejahtera (Welfare State), akan

BAB I PENDAHULULAN. lain melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah tumpah da rah Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. 5 Dalam perspektif

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR : 3 TAHUN 2010 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PERJANJIAN KAWIN YANG DAPAT DILAKUKAN SELAMA PERKAWINAN BERLANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. menurut Mr.A.Pitlo adalah rangkaian ketentuan-ketentuan, dimana,

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai atau dimiliki oleh orang perorangan, kelompok orang termasuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Undang Undang yaitu Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 44 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial

ANGGARAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan hukum adalah kecakapan. (telah berusia 21 tahun) dan berakal sehat. 2 Orang-orang yang dianggap

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Komanditer atau sering disebut dengan CV (Commanditaire. pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam Kitab Undang-Undang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam perkembangannya membentuk organisasi atau badan sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Organisasi-organisasi dalam masyarakat sebagian besar bergerak dalam bidang sosial dan lebih dikenal dengan nama Yayasan. Keberadaan badan hukum Yayasan sudah dikenal sejak pemerintahan Hindia Belanda yang pada waktu itu kita kenal dengan nama Stichting, pada waktu itu Yayasan dipergunakan oleh para pendirinya sebagai wahana untuk melakukan kegiatan sosial. 1 Pengertian Yayasan mengacu pada Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 juncto Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan yang berbunyi: Undang-undang Yayasan mendefinisikan dalam Pasal 1 ayat (1) Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 2 Berlakunya Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 juncto Undangundang Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan telah terjadi reformasi terhadap Yayasan terutama yang berhubungan dengan anggaran dasar. Reformasi yang dilakukan mencakup aspek organ Yayasan (Pembina, Pengurus dan Pengawas) 1 H. Subekti dan Mulyoto, 2011, Yayasan sebelum dan sesudah berlakunya Undangundang Yayasan dan PP Nomor 63 tahun 2008, Cakrawala Media, Yogyakarta, hlm. 1 2 Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 juncto Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 Tentang Yayasan 1

2 serta wewenang masing-masing unsur organ Yayasan. Pengelolaan kegiatan usaha Yayasan menjadi jelas sehingga tidak menjadi tempat persembunyian harta oleh para pendirinya dan pengelolaan kegiatan usaha Yayasan haruslah dikelola secara profesional. Yayasan sebagai rechts person mempunyai organ yang kedudukan dan wewenang yang jelas sebagai salah satu ciri khusus badan hukum pada umumnya. Hal ini terlihat ada tiga macam organ yang ada didalam Yayasan yang masing masing organ tersebut mempunyai hak dan wewenang yang berbeda, yaitu: 3 a. Organ Pembina b. Organ Pengurus, dan c. Organ Pengawas Pembina Yayasan merupakan organ Yayasan yang memiliki kewenangan terbesar dalam Yayasan dan memiliki tugas utama menjaga agar pelaksanaan kegiatan Yayasan selaras dengan maksud dan tujuan Yayasan. Menurut Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 juncto Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan Pembina adalah organ Yayasan yang kewenangannya tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh Undang-undang ini atau anggaran dasar. Pengurus merupakan organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang terdiri atas ketua, sekretaris, dan bendahara. Kategori mengenai siapa yang dapat menjadi Pengurus dijelaskan dalam Pasal 31 ayat (1) Undangundang Nomor 16 tahun 2001 juncto Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 3 H. Subekti dan Mulyoto, Op. Cit, hlm. 40

3 tentang Yayasan yaitu orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum seperti melakukan perjanjian dengan pihak lain yang sesuai dengan tujuan didirikan Yayasan. Perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan umum Bab Kedua bagian pertama Pasal 1313 Buku III KUHPerdata mengatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Pasal 1313 KUHPerdata menimbulkan suatu hubungan antara 2 (dua) orang yang dinamakan perikatan, dalam hal ini adalah Yayasan yang diwakili Pengurus yang terintervensi Pembina dengan orang tua/wali anak. Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian kedua belah pihak sepakat untuk menentukan peraturan atau kaedah, atau hak dan kewajiban yang mengikat mereka untuk ditaati dan dijalankan. Kesepakatan itu adalah untuk menimbulkan akibat hukum, menimbulkan hak dan kewajiban dan apabila kesepakatan itu dilanggar maka akan ada akibat hukumnya, si pelanggar dapat dikenakan akibat hukum atau sanksi. 4 Pasal 1320 KUHPerdata mengandung unsur-unsur dari perikatan yang timbul dari perjanjian yaitu adanya sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Perjanjian pada umumnya tidak terikat kepada suatu bentuk tertentu dapat dibuat secara lisan dan andai kata dibuat secara tertulis, maka perjanjian ini bersifat sebagai alat pembuktian apabila terjadi perselisihan. 4 Sudikno Mertokusumo, 2006, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, hlm. 110

4 Asas kebebasan berkontrak untuk membuat perjanjian dalam uraian Pasal 1338 KUHPerdata menerangkan bahwa segala perjanjian yang dibuat secara sah dan berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pasal tersebut mengandung pengertian bahwa setiap orang diberi hak untuk membuat perjanjian mengenai apapun dan dengan isi pengaturan yang bagaimanapun asal saja tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan, ketertiban umum dan kesusilaan. Pengawas merupakan organ Yayasan yang diangkat Pembina dan berfungsi untuk mengontrol dan menasehati Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan. Kualifikasi untuk menjadi Pengawas adalah orang yang sanggup melakukan perbuatan hukum dan tidak merupakan anggota Pengurus dan Pembina. Pembina, Pengurus, dan Pengawas tidak dapat merangkap tugas satu sama lain dan persamaan dalam menentukan siapa yang berhak untuk menempati jabatan itu adalah orang yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengertian anak menurut bahasa adalah turunan kedua, manusia yang masih kecil. 5 Pengertian anak di Indonesia sendiri beserta umurnya diatur menurut bidang hukum masing-masing dan juga terdapat dalam penggunaan berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini dapat dilihat pengertian anak beserta batasan umur menurut ketentuan hukum terdapat perbedaan tolak ukur. Batas usia dewasa menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan terdapat di dalam Pasal 47 ayat (1) yang berbunyi: Anak yang belum mencapai 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah melangsungkan 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet. 2, Balai Puataka, Jakarta, hlm.661

5 perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya. 6 Ketentuan Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa seorang penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Paling sedikit berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah b. Cakap melakukan perbuatan hukum. Anak merupakan aset bangsa yang tidak ternilai harganya dimana secara alamiah anak tumbuh menjadi besar dan dewasa, maka kepadanya perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara pendidikan Salah satu jenis pendidikan adalah pendidikan berbasis Islam, karena dipercaya bahwa anak yang dididik dan di bekali ajaran agama yang kuat sejak kecil akan memiliki kepribadian dan ilmu lain yang akan baik pula di dunia dan akherat. Pendidikan Islam diharapkan mampu menciptakan calon generasi bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berwawasan global sehingga mampu bersaing tanpa meninggalkan kaidahkaidah ajaran agama Islam. Yayasan pendidikan Islam yang sudah terorganisasi dan melembaga tampak dalam berbagai bentuk yang bervariasi, dari yang sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan rumah, mushalla, mesjid dan lainnya untuk tempat belajar sampai dengan menggunakan wadah yang lebih kondusif seperti 6 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

6 gedung dan ruangan khusus untuk belajar dan terakhir muncul suatu lembaga pendidikan agama Islam yaitu pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran kepada anak didik yang didasarkan atas ajaran Islam dengan tujuan ibadah untuk mendapatkan ridho Allah SWT, para anak dididik untuk menjadi mukmin sejati yaitu manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, mempunyai integritas pribadi yang utuh, mandiri dan mempunyai kualitas intelektual. Pondok Pesantren Al-Bayan merupakan salah satu kegiatan Yayasan Daar El-Bayan Santri yang bersifat sosial dan keagamaan yaitu menyelenggarakan pendidikan formal/informal dan menyelenggarakan pondok pesantren/madrasah yang diatur dalam Undang-undang Yayasan Nomor 16 tahun 2001 juncto Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 Tentang Yayasan. Yayasan Daar El-Bayan Santri melalaui Pondok Pesantren Al-Bayan dalam melakukan perjanjian pendidikan anak diwakili oleh organ Yayasan yaitu Pengurus yang terintervensi oleh Pembina dimana Pembina mengesahkan perjanjian pendidikan anak dengan orang tua/wali anak. Perbuatan hukum tersebut diatas tentu menimbulkan akibat hukum antara para pihak. Berdasarkan latar belakang diatas, sehingga penulis tertarik untuk mengkajinya lebih mendalam dalam bentuk tesis dengan judul: PERANAN ORGAN YAYASAN DAAR EL-BAYAN SANTRI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN PENDIDIKAN ANAK DI PONDOK

7 PESANTREN AL-BAYAN KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana peranan organ Yayasan Daar El-Bayan Santri dalam pelaksanaan perjanjian pendidikan anak di Pondok Pesantren Al-Bayan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten? 2. Bagaimana akibat hukum dari intervensi Pembina Yayasan Daar El-Bayan Santri dalam perjanjian pendidikan anak di Pondok Pesantren Al-Bayan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan penulis melalui penelitian kepustakaan, sebelumnya sudah ada penelitian yang mengangkat topik mengenai peranan Yayasan diantaranya yaitu: 1. Pelaksanaan Wakaf Uang Pada Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBWUII), oleh Rifka Ramadani pada tahun 2012. 7 2. Tanggung Jawab Pengurus Yayasan Terhadap Pelanggaran Anggaran Dasar Di Wilyah Kota Banjarmasin, oleh Arini Amelia pada tahun 2013. 8 Penulis beranggapan bahwa penelitian ini memiliki perbedaan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan 7 Rifka Ramadani, 2012, Pelaksanaan Wakaf Uang Pada Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBWUII), Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 8 Arini Amelia, 2013, Tanggung Jawab Pengurus Yayasan Terhadap Pelanggaran Anggaran Dasar Di Wilyah Kota Banjarmasin, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

8 penelitian yang telah ada sebelumnya terdapat pada: Isi Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini berbeda dengan penelitian yang pertama yaitu Pelaksanaan Wakaf Uang Pada Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBWUII) oleh Rifka Ramadani pada tahun 2012 dan yang kedua yaitu Tanggung Jawab Pengurus Yayasan Terhadap Pelanggaran Anggaran Dasar Di Wilyah Kota Banjamasin oleh Arini Amelia, pada tahun 2013. Perbedaan penelitian yang pertama adalah penelitinnya hanya memfokuskan pada proses pelaksanaan wakaf pada Yayasan, sedangkan pada penelitian ini memfokuskan pada peranan organ Yayasan dalam perjanjian pendidikan anak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang kedua adalah fokus penelitian kedua tersebut terletak pada Tanggung Jawab Pengurus Yayasa Terhadapa Pelanggaran Anggaran Dasar, sedangkan yang diteliti oleh peneliti yaitu peranan organ Yayasan dalam pelaksanaan perjanjian pendidikan anak. Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini dianggap asli dan layak untuk di teliti serta diharapkan penelitian ini dapat melengkapi penelitianpenelitian yang sudah ada sebelumnya. D. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis, yaitu: 1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan pemikiran mengenai ilmu hukum umumnya, dibidang hukum perdata pada

9 khususnya, terutama yang berkaitan dengan badan hukum Yayasan serta bermanfaat bagi para penelitian-penelitian ilmu hukum selanjutnya. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peranan organ Yayasan dalam pelaksanaan perjanjian pendidikan anak di pondok pesantren dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman atau petunjuk bagi para organ yayasan di Indonesia dalam menjalankan peranannya, khususnya dalam pelaksanaan perjanjian pendidikan anak di pondok pesantren. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memproleh jawaban atas permasalahan yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, yaitu: 1. Menganalisis bagaimana peranan organ Yayasan Daar El-Bayan Santri dalam pelaksanaan perjanjian pendidikan anak di Pondok Pesantren Al- Bayan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 2. Menganalisis akibat hukum dari intervensi Pembina Yayasan Daar El- Bayan Santri dalam perjanjian pendidikan anak di Pondok Pesantren Al- Bayan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.