BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang sangat penting artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat, karena itu perlu dikelola dengan baik agar masyarakat dapat ikut berperan aktif didalamnya. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Self Assessment System, artinya suatu sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung jumlah pajak yang terutang, membayar dan melaporkan jumlah kewajiban perpajakannya dengan mengisi sendiri Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan secara jelas, benar, dan tepat waktu. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila wajib pajak memahami peraturan perundangundangan perpajakan dan mematuhi ketentuan yang berlaku sesuai dengan undangundang perpajakan. Jika wajib pajak tidak mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, maka akan terjadi suatu akibat yang dapat merugikan keuangan negara maupun wajib pajak itu sendiri. 1
2 Laporan keuangan yang disusun oleh badan usaha berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang disebut juga sebagai Laporan Keuangan Komersial. Laporan keuangan komersial ini tidak bisa digunakan untuk menghitung pajak terutang. Laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung pajak terutang disebut juga sebagai Laporan Keuangan Fiskal yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penyusunan laporan keuangan komersial berbeda dengan laporan keuangan fiskal. Untuk merubah sebuah laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal, maka laporan keuangan komersial harus disesuaikan dengan melakukan koreksi-koreksi pada laporan keuangan komersial sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga menjadi laporan keuangan fiskal. Seluruh penghasilan dan biaya yang terjadi dalam perusahaan perlu dilaporkan sehingga dalam menghitung pajak penghasilannya perlu dilakukan sebuah koreksi atau pos-pos yang tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan pajak penghasilan badan. Sederhananya, ada pendapatan maupun biaya yang dapat diakui oleh perusahaan tetapi tidak dapat diakui oleh pajak. Koreksi yang dilakukan pada laporan keuangan komersial disebut juga koreksi fiskal. Koreksi yang bersifat menambah beban pajak disebut koreksi positif, sedangkan koreksi yang mengurangi pajak disebut koreksi negatif. Akibat adanya
3 koreksi fiskal tersebut maka akan timbul perbedaan laba yang dihasilkan dari laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Koreksi fiskal adalah koreksi yang telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan akan menghasilkan perhitungan laba atau penghasilan kena pajak yang benar serta menghasilkan perhitungan pajak terutang yang benar pula. Namun sebaliknya, apabila koreksi fiskal yang dilakukan oleh wajib pajak belum sesuai dengan peraturan perudang-undangan perpajakan yang berlaku, maka akan menghasilkan perhitungan yang tidak semestinya yang bisa berakibat merugikan negara ataupun merugikan wajib pajak itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk memilih judul untuk skripsi ini yaitu ANALISIS REKONSILIASI FISKAL ATAS LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL DALAM MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG PADA PT. INTIRODA MAKMUR TAHUN 2012
4 B. Perumusan Masalah Pada umumnya perusahaan di Indonesia menggunakan laporan keuangan komersial, tetapi untuk menghitung pajak penghasilan badan terutangnya, perusahaan harus menggunakan laporan keuangan fiskal. Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah rekonsiliasi fiskal atas laporan laba rugi komersial dalam menghitung pajak terutang yang dilakukan oleh PT. Intiroda Makmur telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku? Sehubungan dengan perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini, maka penelitian hanya difokuskan pada laporan laba rugi PT. Intiroda Makmur tahun 2012. Undang-undang yang dipergunakan adalah Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.
5 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, sebagai dasar pemahaman lebih lanjut terhadap teori yang telah diperoleh, sehingga dapat lebih dimengerti dan memahami bagaimana melakukan koreksi fiskal yang baik sesuai dengan peraturan perpajakan. Dan juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen untuk membuat laporan keuangan fiskal secara lebih akurat, sehingga bisa terhindar dari kelebihan pembayaran pajak. Dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi penerapan kebijakan perpajakan perusahaan dan melalui saran-saran yang diberikan dapat memperbaiki kelemahankelemahan yang ada untuk perbaikan di masa yang akan dating. 3. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan yang berkaitan dengan koreksi fiskal dan memperkaya pengetahuan dalam dunia akuntansi perpajakan khususnya pada kajian atau permasalahan yang serupa.