BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemberian pengalaman secara langsung melalui proses penemuan merupakan penekanan yang dilakukan dalam pembelajaran IPA. Pemberian pengalaman secara langsung melalui proses penemuan yang baik akan membantu siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar. Pemahaman yang mendalam akan mendorong siswa untuk meletakkan konsep-konsep yang didapat ke dalam memori jangka panjang (long term memory) sekaligus membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan alam sekitar. Pembelajaran dengan memberikan pengalaman secara langsung semestinya akan mempermudah siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Realita yang ada di lapangan berdasarkan observasi yang penulis lakukan, di kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih jauh dari kondisi ideal tersebut. Dalam pembelajaran, pemberian pengalaman secara langsung melalui proses penemuan diabaikan. Guru hanya menjelaskan materi yang ada di buku teks dan menugasi siswanya untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tanpa memberikan pengalaman secara langsung yang berkaitan dengan materi ajar kepada siswa. Akibatnya pemahaman materi ajar masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai rata-rata kelas pada materi daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar yaitu 69,05. Padahal KKM yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran IPA adalah 71. Pada materi daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, dari 21 siswa di kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol terdapat 13 siswa yang tidak tuntas (61,91%) dan hanya 8 siswa yang tuntas (38,09%). Guru harus melakukan pembelajaran remidial secara klasikal sebagai akibat dari banyaknya siswa mendapat nilai kurang dari KKM. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa tentang materi daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar sehingga berakibat pada rendahnya nilai rata-rata kelas adalah: 1
2 (1) pembelajaran tidak menerapkan pemberian pengalaman secara langsung melalui proses penemuan karena interaksi yang diciptakan bersifat satu arah, hanya berasal dari guru ke siswa (teacher centered); (2) model pembelajaran membuat siswa menjadi pasif (duduk,diam dan mendengarkan) karena model yang digunakan yaitu konvensional dengan metode ceramah sebagai pendukung. Kondisi seperti ini apabila terus dibiarkan dan tidak segera dicari penyelesaiannya maka akan berdampak buruk pada kualitas pembelajaran IPA di Kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol baik pada proses maupun hasil pembelajarannya. Kurangnya pemahaman materi ajar IPA yang dialami siswa ketika proses pembelajaran mengakibatkan hasil belajar yang diharapkan tidak dapat dicapai dengan baik. Padahal materi daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar merupakan salah satu materi yang esensial dalam kurikulum. Salah satu alternatif yang mungkin dilaksanakan oleh guru untuk menyelesaikan permasalahan yang demikian ialah melaksanakan pembelajaran IPA melalui pendekatan Inquiry. Tahap pembelajaran Inquiry menurut Eggen dan Kauchack (Trianto, 2011: 172) yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalisis, dan menyimpulkan. Penggunaan pendekatan Inquiry dalam pembelajaran IPA memungkinkan siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang materi ajar karena siswa diberikan pengalaman secara langsung melalui proses penemuan, sehingga siswa dapat meletakkan konsep-konsep yang didapat ke dalam memori jangka panjangnya (long term memory) sekaligus membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan alam sekitar. Berdasarkan kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang telah dipaparkan, maka penulis berkolaborasi dengan guru untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan Inquiry Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
3 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil observasi setelah melakukan pembelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan pada semester I, dengan materi pokok daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, terdapat beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran IPA, antara lain: 1. Pada saat pembelajaran IPA, model pembelajaran yang digunakan masih konvensional dengan metode ceramah sebagai pendukung. Pembelajaran melalui ceramah lebih berpusat pada guru sehingga dalam proses pembelajaran siswa menjadi pasif karena mereka hanya duduk, diam, dan mendengarkan. 2. Pembelajaran menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan, karena mereka tidak mendapatkan secara langsung pengetahuannya. Mereka hanya mendapat dari proses mendengarkan saja, tanpa melakukan dan menemukan sendiri. 3. Interaksi yang diciptakan bersifat satu arah, hanya berasal dari guru ke siswa (teacher centered). Tidak ada proses tanya jawab dalam pembelajaran. Siswa tidak berani bertanya kepada guru. Begitupun pula sebaliknya, ketika guru mengajukan pertanyaan tidak ada siswa yang merespon. 1.3. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan dari segi waktu, tempat, biaya, kesempatan dan kemampuan penulis, maka penelitian hanya akan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan Inquiry pada pembelajaran IPA yaitu Standar Kompetensi no 10 memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan Kompetensi Dasar yang dipilh yaitu no 10.2 menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) dan no 10.3 mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) pada siswa kelas 4 di SD Negeri 3 Pengkol pada semester II tahun pelajaran 2013/2014.
4 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah hasil belajar IPA siswa kelas 4 di SD Negeri 3 Pengkol Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui pendekatan Inquiry? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 di SD Negeri 3 Pengkol Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2013/2014 melalui pendekatan Inquiry? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2013/2014 melalui pendekatan Inquiry. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 3 Pengkol Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui pendekatan Inquiry. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 2. Guru Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan kepada guru dalam memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan materi ajar, agar pembelajaran yang dirancang dapat menarik minat siswa sehingga meningkatkan pemahaman materi.
5 3. Kepala Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di setiap kelas, sehingga peningkatan hasil belajar siswa di SD mengalami ketuntasan. 4. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, wawasan, dan menambah pengalaman dalam memilih model pembelajaran yang inovatif melalui pendekatan Inquiry.