BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dalam istilah kongkret,

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian. Konsep juga dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua karya tulis seperti

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL. Modul ke: Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA

KONSEP KEBUDAYAAN. Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. lintang utara dan hingga Bujur Timur. Dengan luas. wilayah 8.881, 59 km2 atau hektar.

BAB I PENDAHULUAN. Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

BAB 1. Pendahuluan. kemajemukan yang tampak dari masyarakat Indonesia. Suryadinata (1997:9)

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB II KELENTENG PADA UMUMNYA, TERUTAMA KELENTENG DI YOGYAKARTA. bangunan ibadat Kelenteng dimana setiap umat beragama Konghu Chu

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

BAB III KAJIAN TEORI. Drama pada dasarnya menggunakan manusia dengan segala persoalanya

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Poerwadarminta sebagai editor (1995:456) dikatakan bahwa, konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian kongkret, gambaran mental dari objek apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal hal lain Dalam hal ini, defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar. Selain itu adalah untuk menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. 2.1.1. Tradisi Ritual Bakar Tongkang Tradisi Bakar Tongkang memiliki sejarah panjang, merupakan salah satu unsur tradisi dan kepercayaan lokal yang menjadi suatu kebudayaan daerah dan nasional. Indonesia adalah negara mempunyai tingkat pluralitas yang tinggi terhadap pemahaman tradisi dan kepercayaan lokal yang dianut sebagian elemen masyarakat. Bangsa Indonesia hidup dalam masyarakat plural (majemuk) artinya masyarakat serba ganda dalam kepercayaannya, ganda dalam ragam

kebudayaannya, ganda dalam prilaku kehidupan kemasyarakatannya, tetapi bersatu dalam satu bangsa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika menunjukkan ciri keragaman kehidupan Bangsa Indonesia, yang sesungguhnya berbeda-beda tetapi dalam satu kesatuan juga. Salah satu tradisi dan kepercayaan lokal pada kelompok masyarakat Indonesia Tionghoa Bagansiapiapi di Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hilir telah ada sepanjang abad lamanya yaitu upacara tradisi ritual Bakar Tongkang yang dilakukan secara rutin pada bulan kelima penanggalan Imlek tanggal 16 disebut Go Ge Cap Lak. Ritual diadakan pada setiap tahun. Ritual hanyalah salah satu sarana menyentuh dan membangun semangat Komunitas Tionghoa di Bagansiapiapi untuk pulang kampung. Perayaan tradisi Ritual Bakar Tongkang merupakan tradisi dan kepercayaan masyarakat Indonesia Tionghoa Bagansiapiapi. Penyelenggaraan tradisi Ritual Bakar Tongkang tiap tahunnya sangatlah semarak. Kekhasan Go Ge Cap Lak terletak pada ritual Bakar Tongkang yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah kehadiran warga Tionghoa di Bagansiapiapi. Ritual ini juga berkaitan dengan kelenteng Ing Hok Kiong merupakan tempat pemujaan sekaligus penghormatan terhadap Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Sun Ong Ya sebagai manifestasi dewa keselamatan dan kesejahteraan bagi warga Indonesia Tionghoa Bagansiapiapi.

2.1.2 Masyarakat Tionghoa Suku bangsa Tionghoa di Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Dalam bahasa Mandarin mereka disebut Tangren (Hanzi: 唐人, "orang Tang"). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari Cina selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara orang Cina utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi: 漢人, hanyu pinyin: hanren, "orang Han"). Leluhur orang Tionghoa - Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan - catatan dari Cina menyatakan bahwa kerajaan - kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti - dinasti yang berkuasa di Cina. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Cina ke Nusantara dan sebaliknya. Setelah Negara Indonesia merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

2.2 Landasan Teori Teori merupakan yang alat terpenting dari suatu pengalaman. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10). Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Teori adalah rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian didalam ilmu pengetahuan. Sebagai pedomaan dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan teori yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini. Adapun teori yang penulis pergunakan adalah seperti teori yang akan diuraikan sebagai berikut: Dalam membahas Perubahan Makna Tradisi Bakar Tongkang Pada Mayarakat etnis Tionghoa di kota Bagansiapiapi, secara lebih mendetail, penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Semiotik berasal dari kata Yunani,yaitu semeion yang berarti tanda. Semiotik adalah model penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut dianggap mewakii sesuatu objek secara respresentative. Istilah semiotic sering digunakan bersama dengan istilah semiologi.istilah pertama merujuk pada sebuah displin sedangkan istilah kedua merefer pada ilmu tentangnya. Baik semiotic atau semiologi sering digunakan bersama-sama, tergantung di mana istilah itu popular.(endaswara,2008:64) Menurut Barthes dalam (Kusumarini : 2006), denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan pertanda pada realitas,menghasilkan makna eksplisit,langsung,dan pasti. Konotasi adalah tingkat

pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan pertanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplesit,tidak langsung,dan tidak pasti. Barthes adalah penerus pemikiran Saussure.Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna,tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bias saja menyampaikan makna yang berbeda pada oranng yang berbeda situasinya. Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan cultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan order of signification, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman cultural dan personal). Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifiersignified yang diusung sausure. Untuk mengkaji Perubahan Makna Tradisi Perayaan Bakar Tongkang Pada Masyarakat Tionghoa Di Kota Bagansiapiapi penulis juga menggunakan teori perubahan sosial. Teori mengenai perubahan sosial sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Kingsley David berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup bagian kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Pengertian kebudayaan itu mencakup segenap cara berfikir, tingkah laku yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran atau ide secara simbolis. Jadi

menurut Kingsley David kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan kesenian, moral, adat-istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai masyarakat. Maka perubahan-perubahan kebudayaan adalah setiap dari unsur-unsur tersebut. Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai suatu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkutpaut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya. Dewasa ini proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari adanya cirri-ciri tertentu antara lain tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. Secara sosiologis, agar perubahan dapat terjadi, maka harus dipenuhi syarat-syarat tertentu antara lain harus ada keinginan untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Dengan kata lain, hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal-balik. Artinya, masingmasing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu. Apabila salah satu dari dua kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-

mula unsur-unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli. Akan tetapi lambat-laun unsur-unsur kebudayaan aslinya diubah dan diganti oleh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut. Salah satu faktor yang mendorong jalannya proses perubahan adalah kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion atau difusi. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat, dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunnia dapat menikmati kegunaannya. Proses tersebut merupakan pendorong pertumbuhan suatu kebudayaan yang baru dan memperkaya kebudayaankebudayaan masyarakat manusia. ( Kingsley David dalam Soekanto,1990 ; 337 361 )

2.1.3 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, sesudah menyelidiki atau mempelajari (KBBI, 2003:912). Pustaka adalah kitab-kitab; buku; buku primbon (KBBI,2003:912). Brigjen TNI (Pur) Tedy Jusuf, (2000): Sekilas Budaya Tionghoa Indonesia. Buku ini menjelaskan tentang budaya dan adat istiadat Tionghoa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sudarno M, (2005): Gema Proklamasi Kemerdekaan RI dalam peristiwa Bagansiapiapi. Dimana dalam buku ini dikatakan Bagansiapiapi adalah sebuah daerah di Indonesia yang penduduknya mayoritas beretnis Tionghoa. Masyarakat Tionghoa pertama kali datang ke Bagansiapiapi pada tahun 1872 dengan menggunakan dua perahu (tongkang),menurut sejarah hanya satu perahu yang akhirnya tiba dan menetap di Bagansiapiapi yaitu perahu yang berisikan 18 orang marga Ang yang memang berada di perahu tersebut. Perahu yang lain kemungkinan besar tenggelam karena perjalanan mereka tertimpa badai. Rohil (2008) Visit Bagansiapiapi, dimana dalam buku ini dikatakan bahwa tradisi Bakar Tongkang dilakukan untuk menghormati dan mensyukuri kemakmuran dan keselamatan yang mereka peroleh dari hasil laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi, maka mereka membakar wangkang (tongkang) yang dilakukan setiap tahun.