menghubungi keluarganya. Sebelum Mama mengucapkan sepatah kata untuk Papa di balik telepon genggamnya, Papa terlebih dahulu menyapa kami, menanyakan

dokumen-dokumen yang mirip
Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Oleh: Windra Yuniarsih

Arif Rahman

Alifia atau Alisa (2)

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

banyak sudah mewarnai perjalanan hidup kami. Jika sebagian anak-anak lain berada dalam lingkungan rumah adem-ayem, tidak demikian dengan kami,

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Masa Kecil Tanpa Tangisan

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Bab 1. Kehilangan mimpi

Belajar Memahami Drama

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Pemilik jiwa yang sepi

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

Mahesa Bayu Suryosubroto

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Perjuangan Meraih Cita-cita

.satu. yang selalu mengirim surat

Izinkan Aku Mencintaimu Ukhti

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Bab 1. Awal Perjuangan

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Ramadan di Negeri Jiran

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

AKU AKAN MATI HARI INI

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Kata Mereka tentang KUMCER Pasir

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh.

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini.

Loyalitas Tak Terbatas

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

It s a long story Part I

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

keyakinanku adalah Kristen. Aku berasal dari suatu kota yang bernama kota Purbalingga dan lahir pada 22 November Hobby aku sebenarnya ada tiga,

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

Kisah Dua Tukang Sol Kamis, 07 Juli :23. Kisah Dua Tukang Sol

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

kegiatan sehari hari pelajaran 2

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Dongeng Motivasi Emas dan Ular

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ah sial aku selingkuh!

Ternyata itu Korupsi

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan.

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

RINDU 01 Gadis Itu Kupanggil Nanda

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2 MABA) ESAI TENTANG KAMPUS PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN DESKRIPSI TENTANG PSIK.

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Dua Hati yang Terbelah

Ucok: Si Penjala Ikan

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Abstraksi. Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluangpeluang bisnis di area kampus, bagaimana memulai usaha di

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi.

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

Apa Aku Bukan. Manusia?

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. Sekolah ini berada di sebelah Kantor Kepala Desa yang merupakan pusat desa.

Transkripsi:

Heart of Father Aku punya mimpi suatu saat bisa bekerja di perusahaan besar. Di sana, aku ingin belajar dan berkembang menjadi seorang wanita yang memiliki karier gemilang. Aku terlahir di keluarga sederhana. Papa seorang staf marketing di salah satu perusahaan swasta, sedangkan mamaku hanyalah seorang ibu rumah tangga. Aku memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA dan adik laki-laki yang duduk di bangku kelas 2 SMP. Setiap hari aku melihat Papa yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jarang sekali berada di rumah karena waktunya habis untuk melaksanakan tugas perusahaan. Beliau adalah pribadi yang tak pernah kenal lelah, apalagi bila sudah berada di luar kota, bertemu dengan para customer-nya. Beliau juga selalu membuatku kagum karena di sela-sela kesibukannya, tidak pernah sekali pun melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Seperti saat sedang berada di Jawa Tengah selama seminggu. Selama tiga hari sekali tak pernah lupa 1

menghubungi keluarganya. Sebelum Mama mengucapkan sepatah kata untuk Papa di balik telepon genggamnya, Papa terlebih dahulu menyapa kami, menanyakan kabar kami. Selalu berpesan agar sarapan sebelum beraktivitas dan mengingatkanku supaya selalu rajin belajar agar bisa menjadi orang yang sukses nantinya. Sejak kecil aku tidak pernah dimanja. Uang jajan untuk pergi ke sekolah juga jarang diberi lebih, semuanya pas. Cukup untuk beli es teh dan bakso. Karena keadaan ekonomi yang memang pas-pasan, terkadang jika uang sudah menipis di akhir bulan, Mama selalu membawakan kami nasi goreng, mi goring, dan terkadang omelet sebagai bekal makan siang di sekolah. Bagiku hal itu tidak menjadi masalah, sekalipun aku tidak ikut jajan bersama teman-teman di kantin karena semuanya terbayar nikmat dengan cita rasa masakan buatan Mama yang penuh dengan kasih sayang. Namun, bagi adik-adikku yang masih kecil, hal itu sangat sulit mereka terima. Suatu malam ketika kami duduk makan bersama, adikku yang paling kecil dan biasa aku panggil Cubby, menggeretu, menceritakan apa yang sedang dialaminya di sekolah. Setiap ujian, nilai matematikanya selalu mendapatkan nilai di bawah 7. Kelemahannya dalam menghitung membuatnya putus asa, lebih baik meninggalkan bangku sekolah daripada duduk dengan hasil yang kurang memuaskan. Papa marah besar! Tidak ada dalam kamus Papa yang namanya putus sekolah, semua anak-anaknya harus bisa menyelesaikan pendidikan hingga tingkat sarjana. 2

Tapi Pa, Ricky nggak sanggup. Ricky sudah berusaha memahami, mengulang semua materi matematika setiap kali pulang sekolah, tapi tetap saja hasilnya kecil, kata Ricky dengan kepala tertunduk, menutupi rasa jengkelnya. Ricky Sayang, kalau kamu tekun belajarnya pasti bias, kok, kata Mama yang menghampiri Ricky memberikan belaian lembut pada anak lelakinya. Satu mungkin Pa yang bisa membantu Ricky, kata Yola, adikku. Apa itu, Yol? tanya Papa. Les, Pa. Ricky harus les privat, jawab Yola. Seketika itu juga Papa terdiam, dan Mama melangkahkan kaki ke dapur. Apa kalian kakaknya nggak bisa membantu Ricky? tanya Papa. Bukannya Yola nggak bisa Pa, tapi Yola juga harus fokus belajar untuk ujian tahun depan, jawab Yola. Mendengar pertanyaan Papa, aku sulit sekali memberinya jawaban. Kuliahku sebenarnya tidak terlalu menyita waktu. Namun, aku sudah punya rencana ke depan yang masih belum bisa aku sampaikan kepada mereka saat ini. Aku juga ingin bekerja. Mega bisa bantu Ricky Pa, tapi waktunya yang sedikit susah karena takutnya jadwal kuliah Mega dengan PR sekolah Ricky nggak cocok, jawabku, berharap semoga Papa dan Mama mengerti. Ya sudah, sepertinya anak-anak Papa ini sibuk dengan tugas belajarnya masing-masing. Papa nggak 3

akan memaksa. Ricky nanti akan Papa carikan guru privat matematika, jelas Papa. Aku kaget dengan keputusan Papa, dan tanpa sengaja bertanya langsung padanya, Tapi Pa, apa biayanya ada? Tenang saja Meg, kamu nggak usah pikirkan itu. Papa akan usahakan semuanya, kata Papa dengan senyum penuh semangat, seolah berusaha membuatku sedikit tenang. Aku tidak pernah bisa menebak apa yang akan Papa lakukan untuk menambah penghasilan. Apa beliau akan lebih sering ke luar kota dalam waktu yang lama, supaya mendapatkan orderan yang semakin banyak? Karena biaya untuk ketiga anaknya dan keperluan kebutuhan sehari-hari saja masih sering kurang, apalagi ditambah biaya les privat Ricky. Bisa jadi utang belanjaan Mama di Mbah Yanti semakin membengkak setiap bulannya. Aku harus cari cara supaya bisa membantu perekonomian keluarga, ya setidaknya bisa mengurangi sedikit beban hidup Papa dan Mama. *** Beberapa bulan yang lalu, tepatnya di awal 2016, aku masih semester lima. Aku sudah kepikiran untuk bisa membiayai kuliahku sendiri. Aku ingin meringankan sedikit bebannya. Setiap Sabtu aku melihat lowongan pekerjaan di koran dan mencoba melamarnya. 4

Karena tekadku sudah bulat, aku terus berusaha mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Sekian lama menunggu, belum ada juga yang memanggilku untuk sekadar interview. Aku sempat putus asa karena anak ingusan sepertiku pasti akan susah mendapatkan pekerjaan. Aku tak menyerah. Aku juga mengirimkannya melalui email. Setiap informasi lowongan yang aku dapatkan, aku coba untuk melamar, dengan harapan agar segera mendapatkan untuk interview. Perbuatanku ini mengagetkan Mama dan Papa. Karena sebenarnya mereka nggak mau kalau aku harus menjalani dua kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Papa ingin supaya aku tetap fokus kuliah, bukan bekerja. Papa masih sanggup membiayai kamu kuliah, hingga gelar sarjana kamu raih, kata Papa tegas. Mega tahu Pa, Papa akan lakukan itu. Tapi, sekarang ini Mega sudah cukup dewasa dan mengerti tentang keadaan ekonomi kita. Mega hanya ingin membantu meringankan sedikit beban Papa. Apalagi banyak sekali tugas kuliah yang memerlukan biaya. Kalau semua itu dibebankan pada Papa, Mega nggak tega, Pa, jelasku dengan suara terisak. Tapi apa kamu yakin tetap bisa fokus belajar? tanya Papa. Mega akan berusaha tetap mendapatkan nilai yang memuaskan di kampus, Pa. Mega janji, balasku. Baiklah, kalau memang itu yang kamu mau. Papa akan beri kamu kesempatan, tapi ingat kalau sampai nilai kuliah kamu turun, kamu harus keluar dari pekerjaan itu. 5

Papa harap kamu mengerti, Nak, jelas Papa. Baik, Pa, jawabku dengan sedikit ragu. Aku tak sampai hati melihat wajah kedua orang tuaku. Sungguh apa yang akan aku lakukan nantinya pasti akan membuat mereka kepikiran. Kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah dilakukan. Tapi, aku akan berusaha yang terbaik untuk diriku dan keluargaku. *** Ketika itu aku sedang berada di kampus, duduk santai di taman sambil membaca buku. Mencoba melupakan semua lamaran pekerjaan yang pernah aku taruh di beberapa perusahaan, tidak menyangka menerima panggilan interview dari salah satu perusahaan elektronik. Angin sepoi-sepoi yang sedari tadi memberikan udara segar, serasa menambah kebahagiaan di hatiku. Walaupun jantung ini deg-degan menghadapi interview nantinya, karena ini akan menjadi pengalaman pertama yang tak akan bisa terlupakan. Aku gelisah membayangkan pertanyaan apa yang akan ditanyakan saat interview nanti. Dengan cepat tangan ini klik Google dan mencari referensi interview pekerjaan. Mempelajarinya beberapa jam dari ribuan referensi, ada 30 pertanyaan penting yang bisa aku jadikan pedoman. Interview pertama yang aku jalani cukup memuaskan karena direktur utamanya langsung ingin mempekerjakanku minggu depan. Setiap malam, aku mencoba pakaian kerja apa yang cocok kugunakan nantinya. Sepatu, tas, dan kemeja serasa menjadi 6

kebutuhan pokok untuk seorang pekerja, padahal setiap hari ke kampus berpakaian apa adanya, yang penting atasannya berkerah dan cukup dipadukan dengan sepatu kets dan tas ransel. Namun, sekarang nggak bisa seperti itu. Aku wajib menggunakan rok dan hem, ber-makeup setiap hari. Karena posisiku sebagai receptionist, aku harus tampil feminin. Satu ketakutanku ketika melangkahkan kaki menuju kantor adalah apakah rekan kerjaku akan baik padaku? Teringat pesan papa waktu itu membuatku sedikit takut karena banyak sekali rekan kerja yang awalnya teman menjadi musuh, hanya demi mencari simpati atasan. Saling menghancurkan dan menjatuhkan rekan itu sudah jadi makanan sehari-hari. Tidak pengertian dengan kondisi rekan kerja seolah menjadi problema batin seseorang, apakah dia akan mampu terus maju atau mundur dan meninggalkan pekerjaannya. Memang benar apa yang Papa katakan. Pertama kali berkenalan, aura mereka sudah terlihat. Ada senyuman ramah yang aku terima sebagai rekan kerja, ada pula senyuman terpaksa untuk menyambutku. Namun, aku tidak peduli karena tujuanku bekerja adalah untuk mencari uang dan membiayai kuliahku. Apa yang akan aku lalui di sini tidak akan bisa mengurangi niatku. *** Kali ini perjalanan ke kampus tidak seperti biasanya. Udara segar yang biasa aku hirup di pagi hari dengan tenang tidak bisa aku rasakan lagi. Bahkan, matahari saja tidak mau menungguku, lenyap dari 7

pandangan mata dalam waktu sekejap ketika aku akan menyapanya. Lelah, itu yang aku rasakan. Tubuh ini serasa seperti maling yang dikeroyok penduduk kampung. Mencoba menghibur diri sendiri, mencari semangat untuk menempuh perjalanan menuju kampus. Ternyata pemandangan malam juga tidak kalah indahnya. Bulan dan bintang bercahaya terang melengkapi keindahan ibu kota. Kuliah malam memberikan pengalaman hidup yang tidak akan pernah terlupakan olehku. Memiliki teman-teman baru yang jauh lebih dewasa dari kelas pagi. Jika pada kelas pagi, mahasiswa lebih banyak nongkrong di kafe ketika pulang kuliah. Teman-teman kelas malam justru lebih memilih kantin dan bersantai di pendapa, memanfaatkan wifi untuk mengerjakan tugas. Dengan kata lain, teman-teman kelas malam cenderung lebih hemat dalam hal nongkrong ataupun ngafe. Karena bagi mereka, bekerja bukan hanya untuk dihabiskan dalam waktu semalam. Masih banyak hari lain yang kebutuhannya harus terpenuhi. Aku juga lebih belajar tentang disiplin dan menghargai waktu karena waktu adalah uang, uang untuk membiayai perkuliahan. Seminggu tahap perkenalan dengan rekan-rekan kerja, aku mulai belajar mengenal dan mengingat nama satu per satu rekan yang ada di kantor. Karena pekerjaanku yang menuntutku untuk harus berhubungan dengan semua orang, jadi aku tidak boleh lupa nama mereka. Tak berhenti di situ, aku pun harus belajar mengenal produk yang dijual oleh perusahaanku ini. Semakin terasa lelah 8

tubuh ini sehingga semangat belajarku juga menjadi lesu. Menjalani kuliah sambil bekerja ternyata tidaklah mudah. Tugas kuliah yang biasanya bisa aku kerjakan kapan pun kini harus tersingkirkan. Bekerja dulu baru mengambil alih laptop untuk mengerjakan tugas yang sudah menumpuk. Rasanya sangat berat, badan dan pikiran aku paksakan untuk bertahan dari rasa kantuk dan lelah. Dan, terkadang aku mulai lupa akan materi-materi perkuliahan. Jika Papa tahu semangat kuliahku merosot seperti ini, pasti beliau akan marah dan memintaku untuk segera keluar dari pekerjaanku. Aku tidak boleh kehilangan semangat ke kampus karena yang memilih melakukan dua hal secara bersamaan kan aku sendiri. Aku harus menepati janjiku pada Papa, bahwa aku bisa bertanggung jawab pada keduanya. Setiap hari, aku selalu sampai rumah jam 10 malam. Makan tak teratur pun sudah tidak asing lagi bagi perutku. Dulu, setiap pagi aku rajin sekali berolahraga lari keliling kompleks. Setelah itu mengantarkan Mama ke pasar. Aku juga tidak pernah meninggalkan ibadah salat lima waktu, semuanya tepat waktu. Namun, kini semuanya sudah berbeda. Aku hanya merindukan kasur, ingin segera merebahkan tubuh ini, melepas lelah yang berkepanjangan. Aku bukan anak manja, yang harus terus-menerus menerima uang saku dari orang tua. Biaya perkuliahan dan keperluan tugas-tugas kuliah sudah bukan menjadi tanggung jawab orang tuaku. Aku harus berusaha memenuhi kebutuhanku sendiri tanpa meminta pada mereka. Bersyukur sekali dari hasil pertamaku bekerja 9

bisa berbagi bersama keluarga. Tak lupa aku sisihkan untuk menabung. Dari kecil Papa mengajarkanku untuk menabung, berapa pun uang yang ditabung, suatu saat akan menjadi besar. Dimulai dari niat, pasti hasilnya akan memuaskan di kemudian hari. Kesederhanaan Papalah yang selalu menjadi pedomanku. Dari kecil, beliau tidak pernah sekali pun mengajak kami jalan-jalan ke mal karena pikirnya barang-barang di sana terlalu mahal, lebih baik beli di pasar saja. Kalau mau jajan, ya di depot dan warung, jauh lebih murah, bahkan rasanya juga bisa tidak kalah dengan restoran. Kegiatan keluarga yang paling sering kami lakukan adalah mengunjungi kebun binatang karena di sana kami bisa piknik, dan tak perlu menghabiskan uang terlalu banyak. Jika dibilang bosan dengan kebun binatang, aku sangatlah bosan. Semua nama-nama hewan dan di tempat mana dia berada aku sudah mengingatnya. Bahkan, ketika ada kandang monyet yang kehilangan satu anggotanya, aku bisa mengetahuinya karena terlalu seringnya aku mengunjungi mereka. Ekspresi adikadikku juga tak jauh berbeda denganku, pandangan mata datar dan ngantuk karena sudah bosan berada di tempat ini. Impian terbesarku setelah mendapatkan gaji di awal bulan adalah mengajak keluarga makan bersama di mal sekalian memperkenalkan adik-adikku pada tempat itu. Kasihan kalau sampai mereka dihina temannya karena nggak pernah tahu isi mal. 10