TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

dokumen-dokumen yang mirip
III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Maret 2017 sampai April. B.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Pascapanen Program studi Agroteknologi Universitas. B.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

III. BAHAN DAN METODE

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian A. Penentuan Tingkat Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April - Juni 2017. B. Bahan dan Alat Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Buah jambu biji Getas Merah, kulit jeruk siam Jember, akuades (H 2 O), asam klorida (HCl), asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ), etanol (C 2 H 5 OH), gliserol, indikatot PP, kalsium klorida (CaCl 2 ), larutan iod, larutan kanji 10 %, alumunium foil, arseno, nelson A, nelson B, amilum, natrium klorida (NaCl), natrium hidroksida (NaOH), dan sodium bikarbonat (NaHCO 3 ). Sedangkan alat yang digunakan adalah ayakan, buret, botol suntik, tabung reaksi, pipet, micro pipet, cawan poslin, kain saring, oven, lemari pendingin, peralatan gelas, statif, kertas ph, blender, refractometer, spektrofotometer, penetrometer, waterbatch dan timbangan. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menggunakan rancangan percobaan faktorial yaitu konsentrasi pektin kulit jeruk siam dan suhu penyimpanan, disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diujikan antara lain: 21

22 Faktor I K0 : Konsentrasi Edible Coating dari Pektin terdiri empat aras : Kontrol K1 : Konsentrasi Pektin 0,5 % K2 : Konsentrasi Pektin 1 % K3 : Konsentrasi Pektin 1,5 % Faktor II : Suhu penyimpanan terdiri dari dua aras T1 : Suhu Dingin (14 o C) T2 : Suhu Ruang Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 24 unit perlakuan. Setiap unit perlakuan terdiri dari 3 sampel dan 5 korban, sehingga diperoleh total buah jambu biji sebanyak 192 buah. D. Cara Penelitian 1. Pembuatan Ekstrak Pektin Kulit albedo Jeruk Siam Jember Ditambahkan air sebanyak 3 kali bobot albedo kulit jeruk siam Dihancurkan dengan diblender hingga halus Hasil Ekstrak ditambahkan HCl 0,2 N hingga ph 1,5 Kemudian di saring dan diperas Diekstraksi dengan suhu 95 o C (80 menit) Diamkan selama 12 jam Pengendapan (tambahkan etanol 96 % + 2 ml HCl pekat) Filtrat (didinginkan di suhu kamar) Proses pengentalan dengan suhu 80 o C (hingga setengah volume awal) Endapan Pektin Disaring dan di cuci dengan etanol 95% Pektin Basah Dikeringkan didalam oven (60 o C selama 8 jam) dan dikeringangin selama 48 jam Pektin Kering Diblender dan diayak hingga menghasilkan tepung pektin Gambar. 1 Diagram Alur Pembuatan Ekstrak Pektin Kulit Albedo Jeruk Siam Jember

23 Pembuatan ekstrak pektin dilakukan dengan cara mengambil kulit albedo jeruk siam dengan dikerok dan ditimbang sebanyak 200 gram dari 8 kg limbah buah jeruk siam jember, kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender dengan menambahkan air sebanyak 3 kali bobot dari albedo jeruk siam. Pengaturan ph dilakukan dengan menambahkan asam klorida 0,2 N sampai mencapai ph 1,5. Ekstraksi dilakukan di dalam waterbatch dengan suhu 95 o C selama 80 menit dan dilakukan pengadukan. Setelah itu campuran yang telah di ekstrak disaring dengan menggunakan kain saring dan diperas untuk memisahkan filtrat dari ampasnya. Setelah proses ekstraksi selesai dilakukan pengentalan sampai volumenya menjadi setengah volume semula dengan pemanasan pada suhu 80 o C dan diperoleh hasil pengentalan ekstraksi yang disebut filtrat. Filtrat yang telah dikentalkan didinginkan pada suhu kamar kemudian dilakukan pengendapan pektin dengan menambahkan etanol 95 % yang telah diasamkan dengan menambahkan 2 ml asam khlorida pekat per satu liter etanol. Perbandingan filtrat dengan etanol yang ditambahkan adalah 1:1,5. Proses pengendapan dilakukan selama 12 jam, setelah mendapatkan endapan pektin yang dihasilkan kemudian disaring dengan menggunakan kain saring untuk memisahkan endapan pektin dari larutan etanol dengan air. Endapan pektin yang diperoleh dicuci dengan menggunakan etanol 95 % hingga bebas klorida. Lalu pektin basah hasil cucian dikeringkan di dalam oven pada suhu 60 o C selama 8 jam, kemudian dikeringangin selama 48 jam. Proses ini kemudian menghasilkan pektin kering berwarna putih kecoklatan (Yongki, 2014). Pektin kering ini

24 kemudian diblender, lalu diayak sehingga menghasilkan tepung pektin sebanyak 23 gram dari 200 gram albedo kulit jeruk siam jember. 2. Pembuatan larutan edible coating Timbang tepung pektin Dilarutkan dengan aquades 200 ml Tambahkan 2 ml gliserol (aduk hingga homogen) Dipanaskan (40 o C selama 30 menit) Ditambahkan 100 ml larutan kanji 10 % sambil dipanaskan pada suhu 85 o C Ditambahkan CaCl 2 sebanyak 0,5% (b/v) Tambahkan larutan NaHCO 3 0,5% atau C 6 H 8 O 7 0,5% Dinginkan di suhu kamar Gambar. 2 Diagram Alur Pembuatan Larutan Edible Coating Pembuatan larutan edible coating dilakukan dengan cara menimbang tepung pektin 1 gr, 2 gr, dan 3 gr kemudian dilarutkan dengan aquades 200 ml sedikit demi sedikit sambil diaduk. Setelah tercampur, ditambahkan gliserol sebanyak 2 ml hingga larutan homogen. Selanjutnya larutan dipanaskan pada suhu 40 o C dan diaduk selama 30 menit. Larutan didinginkan dengan suhu ruang dan diukur ph sampai 6 dengan penambahan larutan NaHCO 3 0,5 % atau C 6 H 8 O 7 0,5 %. Kemudian ditambahkan CaCl 2 sebanyak 0,5 % (b/v) dari bahan, lalu ditambahkan 100 ml larutan kanji 10 % sambil dipanaskan pada suhu 85 o C dan diaduk hingga mengental. 3. Pelapisan buah jambu biji Getas Merah Jambu Biji di sortir dan dibersihkan 8 buah jambu dicelupkan di larutan edible coating (masing-masing perlakuan) selama 5 menit dan ditiriskan Jambu biji diletakkan pada wadah sterofoam Gambar. 3 Diagram Alur Pelapisan Buah Jambu Biji Getas Merah

25 Buah jambu biji disortir dan dibersihkan atau dicuci dari kotoran-kotoran yang melekat. Kemudian 8 bauh jambu biji dicelupkan ke dalam masing-masing perlakuan pada larutan edible coating selama 5 menit untuk mendapatkan hasil yang baik, kemudian ditiriskan dan dikeringanginkan. Setelah itu diletakkan pada wadah sterofoam dan ditempatkan dilemari pendingin serta didalam ruang terbuka. 4. Penyimpanan buah jambu biji Getas Merah Buah jambu biji Getas Merah yang telah dilapisi edible coating dengan konsentrasi pektin 0,5 %; 1 %; dan 1,5 % disimpan pada suhu dingin (14 o C) dan suhu ruang selama 25 hari masa penyimpanan. 5. Pengamatan buah jambu biji Getas Merah Pengamatan buah jambu biji dilakukan berdasarkan susut bobot, gula reduksi, asam tertitrasi, total padatan terlarut, kadar vitamin C, tingkat kesegaran, uji kekerasan, dan uji organoleptik yang dilakukan setiap 5 hari sekali selama 25 hari masa penyimpanan. E. Parameter yang Diamati 1. Susut Bobot (%) Pengukuran susut bobot dilakukan secara gravimetri, yaitu membandingkan selisih bobot sebelum penyimpanan dan sesudah penyimpanan. Penimbangan berat buah dilakukan 5 hari sekali selama 25 hari. Kehilangan bobot selama penyimpanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (AOAC, 1995):

26 Susut Bobot (%) = 2. Total Padatan Terlarut (brix %) Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat refractometer terhadap tingkat kemanisan atau kadar gula buah yang dilakukan 5 hari sekali diambil dari buah korban. Uji kadar gula buah menggunakan refractometer dilakukan dengan cara menekan tombol start kemudian tekan zero, selanjutnya ditetesi dengan ekstrak buah hingga muncul nilai kadar gula dengan satuan brix % (Murdijati, 2014). 3. Total Asam Tertitrasi (%) Sampel sebanyak 5 gr dihancurkan dalam mortar dengan penambahan 100 ml akuades kemudian dimasukan dalam botol suntik, lalu larutan disaring. Sampel diambil masing-masing 3 kali sebanyak 10 ml kedalam cup platik dan ditambahkan 3 tetes indikator pp, kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu (Apriyantono dkk, 1989). Total asam tertitrasi = 1. Uji Kekerasan (N/mm 2 ) Pengamatan pada uji kekerasan buah jambu biji dilakukan pada hari ke-0, hari ke-5, hari ke-10, hari ke-15, hari ke-20 dan hari ke-25 yang diambil dari buah korban. Alat yang digunakan untuk menguji kekerasan yaitu Penetrometer (Fruit tester) ukuran diameter 3 mm yang ditusukkan ke bagian buah jambu biji sebanyak 3 kali ulangan dan hasilnya dirata-rata. Kekerasan dinyatakan dalam satuan N/mm 2 (Yongki, 2014).

27 Kekerasan = 2. Gula Reduksi (%) Uji kadar gula reduksi dilakukan setiap 5 hari sekali, yaitu pada hari ke-0, hari ke-5, hari ke-10, hari ke-15, hari ke-20 dan hari ke-25 yang diambil dari buah korban. Kadar gula reduksi ditentukan dengan spektrofotometer (Nelson- Somogyl), caranya adalah sebagai berikut : a. Menimbang bahan padat yang telah dihaluskan sebanyak 2 gram. b. Memasukkan bahan cair ke dalam labu takar 100 ml, menambahkan aquadest sampai tanda kemudian menambahkan larutan Pb asetat setetes demi setetes sehingga penetesan berakhir tidak keruh lagi. c. Menambahkan Na-Oksalat anhidrat secukupnya untuk menghilangkan kelebihan Pb, selanjutnya digojog dan disaring. d. Mengencerkan 1 ml filtrat pada labu takar 100 ml dengan aquadest sampai tanda. e. Memipet 1 ml larutan contoh yang jenuh tersebut dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian menambahkan 1 ml regensia Nelson. f. Memanaskan pada pemanas air mendidih selama 20 menit. g. Mengambil semua tabung dan segera mendinginkan bersama-sama dalam gelas piala. h. Menambahkan 1 ml regensia Arsenomolibdan dan 7 ml aquadest, setelah dingin gojog sampai homogen.

28 i. Menera pada Optical Density (OD) masing-masing larutan pada panjang gelombang 540 nm, dan dihitung kadar gula reduksinya (Murdijati, 2014): Keterangan : x : nilai regresi kadar gula reduksi diperoleh dari 4 macam konsentrasi glukosa standar FP : faktor pengenceran n : berat sampel (mg) 3. Kadar Vitamin C (%) Sampel sebanyak 5 gr dihancurkan dalam mortar dengan penambahan 100 ml aquades, kemudian dimasukan dalam botol suntik dan larutan disaring. Sampel diambil masing-masing 3 kali sebanyak 10 ml kedalam cup platik dan ditambahkan 2 ml amilum. Kemudian dititrasi dengan cepat memakai larutan iod 0,01 N sampai timbul perubahan warna. Setiap ml iod 0,01 N sebanding dengan 0,88 mg asam askorbat sehingga kadar vitamin C dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Apriyantono dkk, 1989): Asam askorbat = x 100% 4. Tingkat Kesegaran (%) Pengamatan yang dilakukan setiap 5 hari sekali selama 25 hari dengan kriteria pada buah jambu biji sebagai berikut : 5 = Sangat Segar, 4 = Segar, 3 = Cukup Segar, 2 = Tidak Segar, dan 1 = Sangat Tidak Segar (Busuk).

29 5. Uji Organoleptik Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian yang bersifat subyektif dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk mengukur daya penerimaan. Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik dengan 9 panelis dan kriteria penilaian dikonversikan dalam angka yaitu 5 = sangat suka, 4 = suka, 3 = cukup suka, 2 = tidak suka, 1 = sangat tidak suka. Uji ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan panelis ini dilakukan terhadap warna, rasa, serta aroma buah jambu biji berdasarkan tingkat kesukaan panelis (Soekarto, 1995). F. Analisis Data Data pengamatan yang akan dianalisis menggunakan data sidik ragam (Analysis of Variance), apabila ada beda nyata antara perlakuan, untuk mengetahui antar perlakuan yang berbeda digunakan Uji Jarak Ganda Dunca atau Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Dan yang diperoleh disajikan dalam bentuk table, grafik, dan sebagian dalam bentuk foto dan gambar.