BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi yang didapat pada pasien di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Candida dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,

Keadaan immunocompromised yaitu gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang selama di rumah sakit (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. saluran cerna, dan saluran genitourinarius. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun

BAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. Penelitian ini dilakukan di PICU dan HCU RS Dr. Kariadi Semarang pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

faktor risiko kandidemia pada pasien di PICU RSUP Dr.Kariadi Semarang. 2. Instrumen: kultur darah jamur dengan media Myco/F-lytic Bactec.

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh. jamur Candida sp. Kandidiasis merupakan infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut perkiraan World Health Oraganization (WHO) ada sekitar 5 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis, merupakan suatu respons

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kolonisasi bakteri merupakan keadaan ditemukannya. koloni atau sekumpulan bakteri pada diri seseorang.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

Profil Candida penyebab kandidemia dan pola kepekaan terhadap anti jamur pada pasien sakit kritis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno

I. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nosokomial ini berasal dari bahasa Yunani yaitu nosokomeion yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan imunitas pejamu, respon inflamasi, dan respon koagulasi (Hack CE,

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sepsis terjadi proses inflamasi sistemik atau systemic inflammatory

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif.

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang. parenkim paru-paru. Menurut Kollef et.al.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pendahuluan BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Infeksi merupakan penyebab utama dari kesakitan dan kematian pasien termasuk pada anak. Infeksi melalui aliran darah merupakan penyebab utama infeksi yang didapat pada pasien di Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kepustakaan yang berhubungan dengan infeksi melalui aliran darah umumnya masih banyak berasal dari penelitian pasien dewasa yang sakit berat. Pasien di PICU merupakan populasi anak yang berbeda dalam usia, diagnosis dan penyakit yang mendasarinya, mulai dari bayi dengan anomali kongenital hingga remaja dengan multipel trauma. Pasien yang dirawat di PICU bisa berisiko mendapatkan infeksi nosokomial. 1-3 16

Infeksi melalui aliran darah merupakan penyebab utama infeksi yang didapat terutama pada pasien yang dirawat di PICU. Menurut National Nosocomial Infections Surveilans (NNIS) 1999 melaporkan infeksi melalui aliran darah dilaporkan sebanyak 28% merupakan frekuensi terbanyak dari infeksi nosokomial yang ada di PICU, diikuti dengan pneumonia yang berhubungan dengan ventilator (21%). 1,2 Kasus infeksi melalui aliran darah primer didiagnosis dengan adanya bakteri atau jamur di dalam darah, masa inkubasinya tidak terjadi ataupun tidak didapatkan sebelumnya atau tidak didapat penyebab infeksi yang pasti. 1,4 Jamur merupakan salah satu patogen utama pada pasien dengan sakit berat. Candida spp dan Cryptococcus spp merupakan ragi jamur yang paling banyak didapat dalam isolasi pada praktek klinik sehari-hari. Berbagai alasan dikemukakan berhubungan dengan meningkatnya infeksi jamur invasif, termasuk penggunaan anti neoplastik dan agen imunosupresan, antibiotik spektrum luas dan graft serta pembedahan lain yang agresif. Pasien dengan luka bakar, neutropenia, infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) serta pankreatitis juga merupakan predisposisi terjadinya infeksi jamur. 1,4 Infeksi jamur invasif atau dikenal dengan infeksi jamur sistemik terutama yang disebabkan oleh spesies Candida spp insidennya meningkat secara drastis. Kandidemia menempati urutan keempat penyebab infeksi nosokomial melalui aliran darah di Amerika Serikat. Kandidemia tidak hanya berhubungan dengan kematian sekitar 30-40 % penderita namun juga menyebabkan waktu perawatan yang lama dan meningkatkan biaya perawatan. 5-7 17

Infeksi jamur invasif telah lama dikenal dimana secara signifikan menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan imunokompromais. Adanya koinsiden dengan berbagai regimen khemoterapeutik dan peningkatan jumlah pasien dengan neutropenia berat yang lama, diduga menyebabkan perubahan epidemiologi dari infeksi jamur pada pasien yang imunokompromais dalam beberapa waktu ini. Candida albicans dan Aspergillus merupakan jumlah yang mayoritas pada infeksi jamur invasif, dimana juga meningkat pada penyakit non Candida albicans (dan antijamur yang resisten terhadap isolasi Candida), maupun pada jamur yang kurang umum, seperti Fussarium, Zygomycetes dan Dermatiaceous. 6,7 Angka mortalitas Candida spp sekitar 25%. Candida merupakan flora komensal normal pada kulit dan saluran gastrointestinal dan saluran kemih. Candida albicans merupakan spesies yang paling sering ditemukan pada isolasi spesimen klinis, tetapi spesies lainnya (non albicans Candida, NAC) juga meningkat. NAC menjadi suatu yang diperhatikan, karena tingginya virulensi dan berhubungan dengan kegagalan terapi untuk menurunkan kepekaan agen antijamur. 3,5 Kandidemia meningkat cepat pada tahun 1980, juga Candida spp, menjadi penyebab keempat terbanyak dari infeksi melalui aliran darah di Amerika Serikat. Peningkatan ini berubah trennya pada akhir tahun 1990 dimana hasilnya menurun secara nyata terhadap Candida albicans. Insiden NAC melalui Blood Spread Infection (BSI) umumnya tetap, sebagian dari Candida glabrata juga meningkat cepat. Peningkatan tersebut juga terjadi pada dua studi prospektif di Italia. 18

Profilaksis dengan agen antijamur azole menyebabkan terjadinya perubahan secara epidemiologi. C.albicans responsibel pada 79,4% dari kandidemia pada pasien ICU, tetapi hanya 37,5% pada pasien hematologi. Hasil yang sama terlihat pada studi prospektif pan-eropah. Candida spp dikenal sebagai patogen penyebab infeksi melalui aliran darah keempat terbanyak. 5,6 Jumlah pasien yang dirawat di PICU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.Kariadi Semarang pada tahun 2007 sebanyak 132 penderita, tahun 2008 sebanyak 135 penderita, tahun 2009 sebanyak 125, jumlah penderita yang dirawat di PICU pada tahun 2011 sebanyak 152 penderita. Dari pertengahan tahun 2006 hingga awal 2010 didapatkan. 11 kasus pasien bayi dan anak dari 706 pasien yang dikultur baik yang dirawat di PICU, NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan bangsal PBRT (Perawatan Bayi Risiko Tinggi), serta bangsal Anak (C1). Data tahun 2009 hingga pertengahan juni 2010 dari 809 pasien yang dikultur didapatkan hasil hanya satu positif Candida albicans pada sediaan kultur darah didapatkan secara tidak sengaja pada biakan darah yang dilakukan dengan media kultur darah Bactec di bagian laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP dr.kariadi Semarang. Kandidemia dapat menjadi salah satu penyebab infeksi pasien dengan berbagai latar belakang penyakit, walaupun isolasi dengan media jamur Bactec Myco/F Lytic belum dilakukan di RSUP dr.kariadi Semarang. Spesies Candida dapat menyebabkan infeksi jamur invasif pada pasien yang dirawat inap. Invasif kandidiasis menyebabkan berbagai gangguan yang berat. Manifestasi klinis yang paling sering yaitu kandidemia, dengan jumlah sekitar 50-70% kasus serta insidensinya semakin meningkat setiap tahun. 7,8 19

Mortalitas yang disebabkan oleh kandidemia meningkat berkisar antara 63-85% pada pasien yang tidak diterapi dan 33-54% dari mereka yang mendapat terapi antijamur. Komplikasi sering terjadi akibat kandidimia antara lain meningitis, insufisiensi ginjal dan gagal ginjal, endoftalmitis, abses pulmonal, endokarditis dan osteomielitis. 8,9 Kandidiasis invasif yang berat dapat menyebabkan 40-60% kematian pada pasien dengan syok septik dan umumnya terjadi pada pasien yang imunokompromais. Pasien dengan transplantasi tulang belakang dan kemoterapi mempunyai angka kematian yang tinggi (80%). Kasus pertama yang dilaporkan terinfeksi Candida didapat pada organ dalam (otak) dilaporkan oleh Zenker tahun 1861. 5 Candida albicans merupakan komponen komensal di saluran gastrointestinal manusia, namun apabila terjadi peningkatan kolonisasi intestinal dapat menjadi faktor predisposisi utama terjadinya kandidiasis sistemik. Faktor risiko kandidiasis sistemik lainnya antara lain adalah prematuritas, antibiotik spektrum luas, pembedahan abdominal, neutropenia, kateter vaskular, iskemia mesenterika, kerusakan mukosa gastrointestinal, nutrisi parenteral total, dan kortikosteroid. 6,8 Penyebaran kandidiasis merupakan konsekuensi dari perkembangan pengobatan. Infeksi jamur invasif lebih sering terjadi pada pasien dengan risiko tinggi berbagai tingkat imunosupresi. Peningkatan insiden infeksi jamur sistemik multifaktorial, antara lain evaluasi klinis dan diagnosis yang lebih baik sehingga data-data infeksi jamur bisa didapatkan dari data peningkatan pasien dengan 20

keganasan, penyakit kronik, meningkatnya transplantasi, prosedur pembedahan yang kompleks, pemakaian kateter, implantasi dan penggunaan antibiotika spektrum luas. 6,9-11 Penelitian yang dilakukan oleh Zaoutis dkk tahun 1997-2004 di Philadelphia diidentifikasi 101 kasus pasien dengan kandidemia dengan berbagai faktor risiko (insidensi 3,5 kasus per 1000 perawatan PICU), termasuk ada nya pemakaian kateter vena sentral, keganasan, penggunaan vancomycin >3 hari dalam periode 2 minggu dan penggunaan agen dengan aktivitas melawan organism anaerob. 12 Penelitian tentang berbagai faktor risiko pada anak yang dirawat di PICU yang menyebabkan terjadinya infeksi kandidiasis sistemik, berhubungan dengan berbagai prosedur penting seperti penggunaan ventilator mekanik, penggunaan kateter vena sentral, penggunaan kateter urin, penggunaan antibiotika lama, lama perawatan PICU, imunodefisiensi, paska pembedahan mayor, dan malnutrisi perlu dilakukan terutama dengan menggunakan media Bactec Myco F-Lytic, karena belum pernah dilakukan di PICU Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi Semarang. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan hal tersebut disusun permasalahan penelitian sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang merupakan faktor risiko kejadian kandidemia pada pasien yang dirawat di PICU RSUP Dr. Kariadi? 21

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum Mengetahui faktor risiko kejadian kandidemia pada pasien yang dirawat di PICU. 1.3.2. Tujuan khusus 1. Membuktikan apakah pemakaian ventilator mekanik yang lama merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 2. Membuktikan apakah pemakaian kateter vena sentral yang lama merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 3. Membuktikan apakah paska pembedahan mayor merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 4. Membuktikan apakah pemberian antibiotika yang lama merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 5. Membuktikan apakah pemakaian kateter urin yang lama merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 22

6. Membuktikan apakah lama perawatan PICU merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 7. Membuktikan apakah malnutrisi merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU. 8. Membuktikan apakah imunodefisiensi merupakan faktor risiko terjadinya kandidemia pada pasien PICU 9. Mengetahui besar risiko kejadian kandidemia secara bersama-sama. 1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat pendidikan/keilmuan: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang kejadian dan faktor risiko kandidemia pada pasien yang dirawat di PICU. 1.4.2. Manfaat pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para klinisi dalam pengelolaan pasien yang dirawat di PICU yaitu dengan mengenali faktor risiko kejadian kandidemia sehingga penyulit dapat dihindari dan mengurangi lamanya perawatan dan tingginya biaya perawatan di rumah sakit. 1.4.3. Manfaat penelitian 23

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya tentang kandidemia dan menjadi acuan untuk pemberian antijamur empirik pada pasien yang dirawat di PICU. 1.5. Originalitas penelitian Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bukti adanya berbagai faktor risiko kandidemia. Tabel 1 Beberapa penelitian tentang infeksi jamur sistemik Peneliti/Tahun Variabel Desain Hasil Cheng, dkk, BMC Infections Disease Journal 2005;5:22;1-5 (25) Hubungan antara kandidemia dan kolonisasi kandidemia serta faktor virulensi strain kolonisasi pada bayi preterm di Turki,n=134 Prospective, 80% dari25 episode kultur positif C.albicans. 31 Shivaprakasha,dkk Indian Journal of Medical Microbiology 2007; 25(4):405-7 (28) Candida albicans sebagai penyebab utama fungemia, n=59 Prospective analysis Sebagian kasus kandidemia pada studi ini penyebab utama adalah Kandida spp. 34 Singhi,dkk, Pediatric Critical Care Med 2004; 5(4):369-374 (31) Kandidemia di PICU di RS pendidikan dan pusat rujukan di India Utara, n=64 Retrospective cohort study Didapat non Kandida albcans 70% dari Kandida albican, dengan berbagai penyakit berat yang mendasari. 37 Zaotis,dkk Clin Infect Disease J 2010;51(5):e38-45 Faktor risiko dan prediktor untuk kejadian kandidemia pada pasien PICU: implikasi untuk pencegahandi Philadelphia, n= 101 Case control study periode 1997-2004 Didapatkan faktor yang berhubungan dengan kandidemia termasuk adanya pemakaian kateter vena sentral, malignansi, penggunaan vancomycin >3 hari dalam perioden 2 minggu, dan penggunaan agen yang melawan organism anaerob. 14 Penelitian yang akan dilakukan berbeda dalam: 24

1. Desain: penelitian dengan rancangan kasus kontrol untuk mengetahui faktor risiko kandidemia pada pasien di PICU RSUP Dr.Kariadi Semarang. 2. Instrumen: kultur darah jamur dengan media Myco/F-lytic Bactec. 3. Sampel penelitian: anak usia 2 bulan-14 tahun yang dirawat di PICU RSUP Dr.Kariadi Semarang. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INFEKSI CANDIDA 2.1.1. Definisi Kandidiasis sistemik atau kandidemia didefinisikan sebagai suatu keadaan histopatologikal dari infeksi kandida atau adanya isolasi kandida dari bagian tubuh yang normal yang memasuki aliran darah. Insidennya bervariasi tergantung tempat ditemukan. 12-17 Kandidiasis merupakan penyakit akibat infeksi kandida baik primer maupun sekunder terhadap penyakit lain. Penyebab utamanya adalah Candida albicans, tetapi dikenal beberapa spesies lain yang dapat hidup pada manusia antara lain C.stellatoidea, C.tropicalis, C.pseudotropicalis, C.krusei, C.parapsilosis, dan C.guilliermondii. Jamur ini telah dikenal dan dipelajari sejak 25