Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABllI METODE PENELITIAN

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN

STUDI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PENYUSUN BRIKET DARI KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN. Santosa, Mislaini R., dan Swara Pratiwi Anugrah

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) MENJADI BIOARANG DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT CAMPURAN GETAH SUKUN DAN TEPUNG TAPIOKA

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Oleh Emilia Usman

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ARANG

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

(Maryati Doloksaribu)

II. TINJAUAN PUSTAKA

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BRIKET KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu) MENGGUNAKAN PEREKAT TAPIOKA DAN EKSTRAK DAUN KAPUK (Ceiba pentandra) Nurmalasari, Nur Afiah

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN A.

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

UJI POTENSI PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LADEK SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

JURNAL TEKNIK POMITS 1

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

Lampiran 1. Prosedur uji

OPTIMASI KONDISI OPERASI PIROLISIS SEKAM PADI UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR BRIKET BIOARANG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN BONGGOL BAMBU MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

METODOLOGI PENELITIAN

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 1, Januari 2017 ISSN : Briket Arang Berbahan Campuran Ampas Daging Buah Kelapa dan Tongkol Jagung

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

PEMANFAATAN LIMBAH TEBU SEBAGAI BAHAN BRIKET ARANG RIYANA HERMADIANA

Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

III. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI CAMPURAN SERBUK GERGAJIAN KAYU AFRIKA

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH CANGKANG KAKAO. The Making of Biobriquette from Cocoa Shell Waste ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET DARI BOTTOM ASH DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

UNTUK BAHAN BAKU BRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kemiri sebagai Bahan Bakar Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Transkripsi:

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar Jenis Bahan Rataan Nilai Kalor (kal/gram) Kayu 4.765 Batubara 7.280 Fuel Oil 1) 10.270 Kerosine (Minyak Tanah) 10.990 Gas Alam 11.806 Sumber : Suryani (1986) 1) Fuel Oil disebut juga Minyak Bakar, yang bukan dari jenis distilat minyak bumi tetapi dari residu dan berwarna hitam gelap. Minyak bakar lebih kental daripada minyak diesel (solar) dan biasanyanya digunakan untuk bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur industri besar yang sangat memperhatikan segi-segi ekonomis dari bahan bakarnya (Badan Pusat Statistik, 2008) 64

Lampiran 2. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis briket biomassa No Jenis Briket Rataan Nilai Kalor (kal/gram) 1 Briket limbah lumpur sawit 2604 2 Briket arang sekam 1) 3520 3 Briket alang-alang 3883 4 Briket ampas jarak 3919 5 Briket bagasse 4216 6 Briket serbuk gergaji 4472 7 Briket bungkil biji jarak 2) 4553 8 Briket arang ampas jarak 4714 9 Briket arang bonggol jagung 4822 10 Briket arang kayu dan tempurung kelapa 3) 6360 11 Briket arang campuran kayu, bambu, sabut kelapa, dan tempurung kelapa 4) 6429 12 Briket arang tempurung kelapa sawit 5) 6584 13 Briket arang kayu 6) 6,906 Sumber: Agustina (2007) 1) Riseanggara (2008) 2) Wahyuni (2008) 3) Hendra dan Darmawan (2000) 4) Hendra (2007) 5) Suryani (1986) 6) Hendra dan Winarni (2003) 65

Lampiran 3. Pengujian Mutu Briket 1. Kadar Minyak (Ketaren, 1986) Pengukuran kadar minyak dilakukan menggunakan metode soxhlet. Sekitar 5 gram sampel dimasukan ke dalam cawan kaca dan ditutup dengan kasa, kemudian cawan kaca yang berisi sampel dimasukan ke dalam labu soxhlet, lalu dituangkan hexan secukupnya. Alat dirangkai refluks selama 5-6 jam. Labu minyak yang berisi minyak hasil ekstraksi dan sisa pelarut hexan kemudian diangkat lalu dipanaskan dalam oven suhu 105 sampai semua pelarut menguap. Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang bobotnya. 2. Kadar Air (ASTM - 1959) Prinsip Menguapkan bagian air bebas yang terdapat dalam arang, sampai terjadi keseimbangan kadar air dengan udara sekitarnya memakai energi panas. Prosedur Contoh sebanyak satu gram dikeringkan dalam tanur listrik bersuhu 105 sampai beratnya konstan, selanjutnya contoh ditimbang. Perhitungan dimana: A = massa contoh sebelum dikeringkan (g) B = massa contoh setelah dikeringkan (g) 3. Kadar Zat Mudah Menguap (ASTM - 1959) Prinsip Menguapkan bahan-bahan yang tidak termasuk air dengan menggunakan energi panas. 66

Prosedur Cawan porselin yang berisi contoh dari penetuan kadar air, dipanaskan dalam tanur listrik pada suhu 950 selama 6 menit. Selanjutnya didinginkan dalam eksikator dan selanjutnya ditimbang. Perhitungan 4. Kadar Abu (ASTM - 1959) Prinsip Menentukan jumlah abu yang tertinggal (mineral yang tidak dapat menguap hilang) dengan membakar menjadi abu dengan menggunakan energi panas. Abu terdiri dari mineral-mineral yang tidak dapat hilang atau menguap pada proses pengabuan. Prosedur Cawan porselin yang berisi contoh dari penetuan kadar zat menguap ditempatkan dalam tanur listrik dikeringkan dalam oven listrik bersuhu 600 selama tiga jam sehingga menjadi abu. Selanjutnya didinginkan dalam eksikator dan selanjutnya ditimbang. Perhitungan 5. Kadar Karbon Terikat (ASTM - 1959) Prinsip Menentukan fraksi karbon dalam arang, yang tidak termasuk fraksi air, zat menguap dan abu. Perhitungan 67

6. Kerapatan (ASTM -1982) Prinsip Mengukur berat bahan untuk setiap satu volume bahan. Prosedur Briket diukur volumenya menurut bentuk bangunnya. Jika mengempa briket yang berbentuk tabung maka diukur volume tabung. Perhitungan 7. Keteguhan Tekan (ASTM - 1982) Prinsip Mengukur kekuatan tekan briket dengan memberikan beban hingga briket pecah. Prosedur Pengukuran keteguhan tekan dilakukan dengan alat Universal Testing merk Gebruder Amsler dimana beban yang diberikan adalah maksimum 10 ton dan memberikan beban terhadap contoh dilakukan searah dengan tinggi briket. Penekanan dilakukan perlahan-lahan sampai briket arang tersebut pecah. Angka pada skala bila dikonvesrikan merupakan besar keteguhan tekan briket arang per satuan luas. Perhitungan Untuk mengkonversikan angka pada skala menjadi keteguhan tekan, dipergunakan rumus yaitu sebagai berikut: 8. Nilai Kalor (ASTM - 1970) Prinsip 68

Pengukuran nilai kalor yang ditimbulkan pada pembakaran satu gram briket. Nilai kalor bakar suatu zat diukur berdasarkan kalor reaksi pada volume tetap. Prosedur Pengukuran nilai kalor bakar dilakukan dengan alat Calorimeter Combustion Bomb. Contoh briket ditempatkan dalam cawan silika dan dimasukkan ke dalam bomb. Kemudian bomb ditempatkan di dalam air dalam suatu bejana kalorimeter yang dikelilingi oleh mantel air berdinding ganda. Air di dalam bejana diaduk secara otomatis oleh pengaduk yang digerakkan oleh motor kecil. Bagian atas dari alat ditutup dengan tutup yang memiliki lubang-lubang untuk menempatkan termometer Beckmann di bagian dalam bejana dan sebuah termometer yang pembagian skalanya 0,1 di bagian luar mantel air. Setelah bomb berada dalam air selama kira-kira lima menit, pembacaan suhu dimulai. Pembacaan ini dilakukan tiap menit selama kirakira sepuluh menit. Pada menit kesepuluh, pembakaran dimulai dengan perantaraan suatu kawat nikel yang berpijar seketika karena adanya arus listrik. Pembacaan diulangi sampai tercapai suhu yang tertinggi. Kemudian suhu akan mulai turun perlahan-lahan dan pembacaan setiap menit diulangi sampai kira-kira sepuluh menit. Bomb diangkat dari kalorimeter dan tutup dibuka perlahan-lahan. Alat kalorimeter bomb dapat dilihat pada Gambar 6. Perhitungan Pengukuran nilai kalor bakar dihitung berdasarkan banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya kalor yang diserap. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut: dimana : t 2 = suhu setelah pembakaran ( 0 C) t 1 = suhu mula-mula ( 0 C) A = massa contoh yang terbakar (g) B = koreksi panas kawat nikel (kal/g) = 2358 kal/g 69

Gambar 18. Alat Bomb Calorimeter 70

Lampiran 4. Hasil analisa briket SBE dengan campuran arang TKS Catatan : A1 = konsentrasi perekat 2% A2 = konsentrasi perekat 3% A3 = konsentrasi perekat 4% B1 = konsentrasi arang TKS 25% B2 = konsentrasi arang TKS 50% B3 = konsentrasi arang TKS 75% a. Hasil analisa kadar air (%) Sampel Ulangan ke-1 Ulangan ke-2 Rata-rata A1B1 3,597 3,704 3,65 A1B2 4,348 4,108 4,228 A1B3 5,045 4,29 4,668 A2B1 4,104 3,066 3,585 A2B2 3,629 3,422 3,526 A2B3 5,471 4,816 5,143 A3B1 3,74 3,77 3,755 A3B2 2,538 2,775 2,656 A3B3 4,828 4,669 4,748 Komersial 9,199 9,221 9,21 100% TKS 4,683 4,462 4,573 100% SBE 3,571 3,203 3,387 71

b. Hasil analisa kadar zat mudah menguap (%) Sampel Ulangan ke-1 Ulangan ke-2 Rata-rata A1B1 27,338 27,16 27,249 A1B2 21,941 22,545 22,243 A1B3 17,861 18,182 18,021 A2B1 30,731 30,465 30,598 A2B2 21,299 23,574 22,437 A2B3 18,44 19,467 18,953 A3B1 32,382 29,312 30,847 A3B2 24,906 25,074 24,99 A3B3 21,773 20,525 21,149 Komersial 39,960 41,496 40,728 100% TKS 15,193 14,503 14,848 100% SBE 31,939 32,633 32,286 c. Hasil analisa kadar abu (%) Sampel Ulangan ke-1 Ulangan ke-2 Rata-rata A1B1 49,126 49,288 49,207 A1B2 34,884 34,269 34,576 A1B3 20,383 19,816 20,1 A2B1 51,151 51,83 51,491 A2B2 32,283 35,266 33,774 A2B3 20,061 20,492 20,276 A3B1 50,787 50,236 50,512 A3B2 35,15 35,679 35,415 A3B3 20,394 20,233 20,314 Komersial 8,506 7,787 8,147 100% TKS 5,517 5,375 5,445 100% SBE 66,429 66,867 66,648 72

d. Hasil analisa kadar karbon terikat (%) Sampel Ulangan ke-1 Ulangan ke-2 Rata-rata A1B1 23,535 23,552 23,544 A1B2 43,175 43,186 43,181 A1B3 61,756 62,002 61,879 A2B1 18,118 17,705 17,912 A2B2 46,418 41,16 43,789 A2B3 61,499 60,041 60,77 A3B1 16,831 20,452 18,642 A3B2 39,944 39,247 39,595 A3B3 57,833 59,241 58,537 Komersial 51,533 50,717 51,125 100% TKS 79,292 80,122 79,707 100% SBE 1,633 0,501 1,067 e. Hasil analisa kerapatan (gr/cm 3 ) Sampel Nilai A1B1 1,29 A1B2 1,197 A1B3 1,135 A2B1 1,262 A2B2 1,295 A2B3 1,119 A3B1 1,138 A3B2 1,082 A3B3 0,903 Komersial 0,690 100% TKS 0,865 100% SBE 1,419 73

f. Hasil analisa keteguhan tekan (kg/cm 2 ) Sampel Nilai A1B1 13,769 A1B2 18,424 A1B3 28,846 A2B1 17,693 A2B2 25,065 A2B3 35,264 A3B1 18,479 A3B2 21,079 A3B3 22,883 Komersial - 100% TKS 20,471 100% SBE 8,335 g. Hasil analisa nilai kalor (kal/gr) Sampel Nilai A1B1 6440 A1B2 7480 A1B3 6528 A2B1 7033 A2B2 6053 A2B3 5758 A3B1 7308 A3B2 7048 A3B3 5619 Komersial 5114 100% TKS 6156 100% SBE 6354 74

Lampiran 5. Uji statistik kadar air pada α = 5 % a. Tabel hasil analisa keragaman kadar air pada α = 5 % Sumber Db JK KT F hitung F tabel A 2 0,71179911 0,35589956 2,82 4,256 B 2 6,73179811 3,36589906 26,68** 4,256 AB 4 2,05590222 0,51397556 4,07* 3,663 Galat 9 1,13537100 0,12651223 Total 17 10,63487044 ** berpengaruh sangat nyata * berpengaruh nyata R-square = 0,89 Coeff. Var = 8,89 b. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi campuran arang TKS pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan B3 6 4,8532 A B1 6 3,6635 B B2 6 3,4700 C c. Uji lanjut Duncan interaksi faktor konsentrasi perekat dengan konsentrasi campuran arang TKS pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan A2B3 2 5,1435 A A3B3 2 4,7485 AB A1B3 2 4,6675 AB A1B2 2 4,2880 BC A3B1 2 3,7550 C A1B1 2 3,6505 C A2B1 2 3,5850 C A2B2 2 3,525 C A3B2 2 2,6565 C 75

Lampiran 6. Uji statistik kadar zat mudah menguap pada α = 5 % a. Tabel hasil analisa keragaman kadar zat mudah memguap pada α = 5 % Sumber Db JK KT F hitung F tabel A 2 29,9398690 14,9699345 15,13* 4,256 B 2 317,7233490 158,8616745 160,54** 4,256 AB 4 5,9250110 1,4812527 1,50 3,663 Galat 9 8,9056395 0,9895155 Total 17 362,4938685 ** berpengaruh sangat nyata * berpengaruh nyata R-square = 0,97 Coeff. Var = 4,14 b. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi perekat pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan A3 6 25,6620 A A2 6 23,9960 B A1 6 22,5045 C c. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi campuran arang TKS pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan B1 6 29,5647 A B2 6 23,2232 B B3 6 19,3747 C 76

Lampiran 7. Uji statistik kadar abu pada α = 5 % a. Tabel hasil analisa keragaman kadar abu pada α = 5 % Sumber Db JK KT F hitung F tabel A 2 1,953537 0,976769 1,62 4,256 B 2 273,.379411 1366,689705 2260,98** 4,256 AB 4 6,038513 1,509628 2,50 3,663 Galat 9 5,440206 0,604467 Total 17 2746,811667 Keterangan: ** berpengaruh sangat nyata R-square = 0,98 Coeff. Var = 2,22 b. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi campuran arang TKS pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan B1 6 50,4030 A B2 6 34,5885 B B3 6 20,2298 C Lampiran 8. Uji statistik kadar karbon terikat pada α = 5 % a. Tabel hasil analisa keragaman kadar karbon terikat pada α = 5 % Sumber Db JK KT F hitung F tabel A 2 46,662869 23,331434 9,21* 4,256 B 2 4903,151587 2451,575794 968,07** 4,256 AB 4 22,987132 5,746783 2,27 3,663 Galat 9 22,791868 2,532430 Total 17 4995,593457 ** berpengaruh sangat nyata * berpengaruh nyata R-square = 0,99 Coeff. Var = 3,89 77

b. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi perekat pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan A1 6 42,8677 A A2 6 40,8235 AB A3 6 38,9247 B c. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi campuran arang TKS pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan B3 6 60,3953 A B2 6 42,1883 B B1 6 20,0322 C Lampiran 9. Uji statistik kerapatan pada α = 5 % a. Tabel hasil analisa keragaman kerapatan pada α = 5 % Sumber Db JK KT F hitung F tabel A 2 0,01678383 0,00839192 1,57 19,000 B 2 0,037807971 0,01890485 3,53 19,000 AB 4 0,01043196 0,00260799 0,49 19,247 Galat 2 0,01070050 0,00535025 Total 10 0,07572600 R-square = 0,98 Coeff. Var = 7,58 78

Lampiran 10. Uji statistik keteguhan tekan pada α = 5 % a. Tabel hasil analisa keragaman kerapatan pada α = 5 % Sumber Db JK KT F hitung F tabel A 2 67,2213780 33,6106890 11,54 19,000 B 2 232,0461267 116,0230634 39,82* 19,000 AB 4 53,3803145 13,3450786 4,58 19,247 Galat 2 5,8275005 2,9137502 Total 10 358,4753196 * berpengaruh nyata R-square = 0,86 Coeff. Var = 6,09 b. Uji lanjut Duncan faktor konsentrasi campuran arang TKS pada α = 5 % Perlakuan N Rata-rata Kelompok Duncan B3 3 28,998 A B2 5 22,142 B B1 3 16,647 B 79

Lampiran 11. Rekapitulasi hasil analisis briket SBE dengan campuran arang TKS Sampel Kadar Air Kadar Zat Mudah Kadar Abu Kadar Karbon Terikat Kerapatan Keteguhan Tekan Nilai Kalor (%) Menguap (%) (%) (%) (gr/cm3) (kg/cm 2) (kal/gr) A1B1 3,650 27,249 49,207 23,544 1,29 13,769 6440 A1B2 4,228 22,243 34,576 43,181 1,197 18,424 7480 A1B3 4,668 18,021 20,1 61,879 1,135 28,846 6528 A2B1 3,585 30,598 51,491 17,912 1,262 17,693 7033 A2B2 3,526 22,437 33,774 43,789 1,295 25,065 6053 A2B3 5,143 18,953 20,276 60,77 1,119 35,264 5758 A3B1 3,755 30,847 50,512 18,642 1,138 18,479 7308 A3B2 2,656 24,99 35,415 39,595 1,082 21,079 7048 A3B3 4,748 21,149 20,314 58,537 0,903 22,883 5619 KOM 9,210 40,728 8,147 51,125 1,318-5114 JPN 8 30 6 60 1,2 65 6000 ENG 3,6 16,4 5,9 75,3 0,48 12,7 7289 A1B3 = briket kombinasi terbaik 80

Lampiran 12. Uji aplikasi briket (aplikasi mendidihkan air 100 0 C) Parameter TKS 100% Hasil Penelitian SBE 100% Komersial Bobot Awal (gr) 260 255 256 255 Bobot Akhir (gr) 43 80 220 25 Waktu Menyala (mnt) 200,03 148,00 20,03 170,03 Laju Pembakaran (gr/mnt) 1,08 1,18 1,79 1,35 Volume Air (liter) 4 3 1 4 Laju Mendidihkan (mnt) 155,38 75,260 13,40 170,03 Laju Mendidihkan Air (mnt/liter) 38,85 25,086 13,40 42,51 Warna Nyala Briket Merah Bara Seperti Lilin Seperti Merah + Merah Bara Lilin Kekuningan Asap + + + + + + + + + + Bau + + + + + + + + + + Keterangan : + + + + = sangat banyak; + + + = banyak; + + = sedikit; + = sangat sedikit Briket Hasil Penelitian : briket kombinasi terbaik dengan konsentrasi perekat 2% dan arang TKS 75%. 81

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian a. Briket 100% TKS b. Briket 75% TKS (kombinasi terbaik) c. Briket 100% SBE d. Briket Komersial e. Pembuatan Perekat Tapioka 82

f. Retort g. Alat Pengempa Briket h. Alat Penguji Ketahan Tekan i. Tanur yang berisi cawan porselin j. Oven k. Bomb Calorimeter 83

LAMPIRAN 14. PERATURAN PEMERINTAH NO. 18 TAHUN 1999 TANGGAL 27 FEBRUARI 1999 TABEL 1. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER YANG TIDAK SPESIFIK 84

TABEL 2. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER YANG SPESIFIK 85

86

87

88

89

90