BAB IV ANALISIS DATA. ajaran Islam yang bersumber pada al-qur an dan as-sunnah. Sedangkan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sejak awal, masing-masing individu telah menganut nilai-nilai budaya

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di

BAB VI PENUTUP. Kesimpulan pada bagian penutup ini berkaitan dengan rumusan masalah

BAB IV METODE DAKWAH MUJADALAH DALAM PENYAMPAIAN MATERI DAKWAH DI MASJID AD- DU A KOTA BANDAR LAMPUNG. A. Metode Dakwah Mujadalah di Masjid Ad-du a

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TENTANG PEMBINAAN DAN PELAYANAN KEAGAMAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang. dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran

BAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN. Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB VII PENUTUP. Dari kajian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut; Pertama, Realitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi ini. Informasi merupakan hasil dari pengolahan, manipulasi dan

BAB III. Dakwah Kultural Muhammadiyah Dalam Konteks Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB V PENUTUP Kesimpulan

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Parsons, Op. cit, hal. 206

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:

BAB I PENDAHULUAN. (sunnatullah). Indikator sederhana dari ketetapan Allah mengenai pluralitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

RPP PPKn Kurikulum 2013 Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

HASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB IV ANALISIS METODE CERAMAH K.H. ASRORI AL-ISHAQI TENTANG DZIKIR DALAM REKAMAN HAKEKAT DZIKIR SERI 1-5

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAHAN AJAR PERTEMUAN PERTAMA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG

BAB IV PENUTUP. melalui tiga hal, yaitu satu identitas beragama Islam, dau identitas. bentuk, yaitu slametan dan nyadran.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

1) Mendefinisikan Konsep kegiatan pengajian rutin Majelis Dzikir

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

Lesson 2 for October 14, 2017

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN NYANDUNG WATANG DI DESA NGUWOK KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Amin Abdullah, studi mengenai agama-agama ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Islam dan Demokrasi. Disusun oleh : AL-RHAZALI MITRA ANUGRAH F FEBRIAN DELI NOVELIAWATI C.

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan pengetahuannya. Kedua hal tersebut berperan penting dalam. mampu bersaing dengan lingkungan baru.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V PENUTUP. yang dapat kita ambil dari pembahasan tesis ini. Yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, merupakan kekayaan budaya yang sarat dengan nilai-nilai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

BAB II KRONOLOGI KONSEP DAKWAH KULTURAL MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikatnya dakwah adalah suatu yang telah melekat pada diri manusia bersamaan

SILABUS MATA PELAJARAN PEMANENAN DAN PASCAPANEN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia kerja tidak jarang menyebabkan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Secara umum, Dakwah kultural dapat dipahami sebagai kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan sebagai makhluk berbudaya, dalam rangka menghasilkan budaya alternatif yang bercirikan Islam, yaitu berkebudayaan atau berperadaban dengan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam yang bersumber pada al-qur an dan as-sunnah. Sedangkan secara khusus, dakwah kultural dapat dipahami sebagai kegiatan dakwah yang memperhatikan dan memanfaatkan adat istiadat, seni, dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Munculnya konsep dakwah kultural dikalangan Muhammadiyah sebenarnya sudah muncul pada periode awal Muhammadiyah. Namun, baru diputuskan pada sidang Tantir tahun 2002 di denpasar, Bali. Keberadaan dakwah kultural di kalangan Muhammadiyah, sebenarnya untuk menguatkan dakwah Muhammadiyah yang terstruktur, seperti ceramah bil-lisan. Oleh karena itu, dakwah yang menekankan pendekatan kultural ini merupakan pencerahan, agar dakwah dapat diterima dengan mudah dan menyentuh hati sasaran dakwah, dengan memperhatikan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya. Muhammadiyah mengemas dan memodifikasi budaya lokal sebagai media dakwah, berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini dilakukan tidak serta-merta 58

59 menunjukkan bahwa budaya masyarakat yang sudah mentradisi atau mendarah daging tersebut hukumnya bid ah atau haram, tetapi pelaksanaan dakwah kultural disini ditekankan dengan melakukan mujadalah atau pendekatan dialog secara personal, memahami kondisi sosiologis masyarakat, dan membentuk dakwah jamaah. Dengan demikian, dakwah kultural Muhammadiyah dapat menyentuh hati atau perasaan masyarakat dan diterima oleh masyarakat dengan mudah dan luas. Pelaksanaan dakwah kultural memudahkan dan menggembirakan. Ciri-cirinya bersifat dinamis, kreatif, dan inovatif. Perihal penting yang perlu diketahui bahwa dakwah kultural yang dilakukan oleh kalangan Muhammadiyah, bukanlah untuk merekrut masyarakat menjadi anggota Muhammadiyah, melainkan untuk mengajak dan membenarkan pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam dan merubah pola pikir masyarakat untuk mendapatkan pencerahan, yaitu berpikir secara rasionalitas dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. A. Relevansi Dakwah Kultural Muhammadiyah dalam Konteks Kebudayaan dengan Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger Perubahan dakwah Muhammadiyah menjadi dakwah kultural dilakukan karena Muhammadiyah ingin mengembangkan sayap dakwahnya ke seluruh lapisan masyarakat. Seringkali Muhammadiyah dikatakan sebagai fenomena perkotaan saja, oleh karena itu dengan munculnya dakwah kultural, dakwah Muhammadiyah akan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, terutama di pedesaan.

60 Pemahaman tentang dakwah kultural di kalangan Muhammadiyah dipahami bahwa manusia merupakan makhluk budaya. Pemahaman ini diperoleh berdasarkan kajian sosiologi dan antropologi bahwa manusia sebagai makhluk budaya bersifat homo religius, homo festivus, dan homo symbolicum. Seperti yang dikatakan oleh Berger, bahwa kebudayaan merupakan totalitas produk-produk manusia, dimana manusia menghasilkan sebuah jenis alat yang kemudian ia mengubah lingkungan fisisnya dan mengubah alam sesuai kehendaknya. masyarakat tidak lain adalah bagian tak terpisahkan dari kebudayaan non-material. Oleh karena itu, dakwah kultural haruslah memperhatikan kecenderungan potensi yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk budaya. Manusia tidak pernah terpisahkan oleh kebudayaan, oleh karenanya strategi dakwah kultural yang dilakukan oleh Muhammadiyah haruslah menggunakan dan memanfaatkan budaya sebagai sarana menyebarkan dakwah ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, Muhammadiyah membentuk strategi dalam dakwah kulturalnya, yaitu dengan melakukan strategi kebudayaan (yang meliputi strategi koeksistensi dan proeksistensi), membentuk dakwah jamaah sesuai potensi yang dimiliki masyarakat, dan memanfaatkan seni-budaya. Untuk melakukan strategi tersebut, maka diperlukan sebuah proses atau tahap seperti yang dijelaskan oleh Berger, yaitu eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi.

61 Pada tahap eksternalisasi, seorang da i Muhammadiyah haruslah melakukan penyesuaian diri terhadap dunia masyarakat yang kental dengan kebudayaan, baik berupa fisis ataupun mental. Misalnya seorang da i Muhammadiyah mendatangi undangan selametan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal itu dilakukan bukan untuk melakukan ataupun menganut budaya selametan tersebut, akan tetapi untuk menyambung tali persaudaraan antar sesama. Ini merupakan salah satu tahap penyesuaian diri, agar dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Selanjutnya pada tahap objektivikasi, da i Muhammadiyah melakukan interaksi dan dialog secara bertatap muka, Interaksi tersebut dilakukan secara terus menerus. Seperti yang dikatakan Syamsuddin, fokus dakwah kultural adalah penyadaran iman, sehingga umat Islam dapat memenuhi seluruh ajaran-ajaran Islam dalam segala aspek kehidupannya, yang berdasarkan pada al-qur an dan as-sunnah. Maka dalam melakukan interaksi atau dialog tersebut, da i Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai Islam tersebut kepada sasaran dakwahnya. Hal itu dilakukan dengan diskusi, santun, menyentuh rasa atau hati si mad ū, sehingga si mad ū tidak merasa diceramahi atau dihakimi. Dan pada tahap internalisasi ini dipahami dimana hasil penafsiran terhadap manusia sebagai makhluk budaya diserap kembali ke dalam kesadaran manusia, dimana segala aspek kehidupan manusia haruslah berpegang teguh pada al-qur an dan as-sunnah. Dengan demikian, dakwah kultural yang dipahami sebagai dakwah yang memperhatikan potensi manusia sebagai makhluk budaya, dapat menghasilkan

62 budaya yang bernuansakan Islami, tanpa menghilangkan budaya yang telah melekat dalam diri manusia. Oleh karena itu, strategi dakwah kultural Muhammadiyah akan mudah dilakukan dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.