BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

PANDUAN WAWANCARA. Analisis Kemampuan Perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004). sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan


BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB I DEFINISI. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh; Yuni Meilani, Lilik Hidayanti, Siti Novianti

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. Kreatif (Kemenparekraf) mempromosikan wisata Indonesia ke luar negeri dan di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23 tertulis bahwa Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal yang meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja dimana hal tersebut wajib diselenggarakan kesehatan kerja setiap tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Salah satu contohnya adalah rumah sakit. 1 Rumah sakit menurut Musadad adalah institusi pelayanan kesehatan yang didalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia, (petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, ternyata di samping dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia seperti pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita. Selain potensi bahaya berupa penyakit infeksi yang umumnya berasal dari pasien, rumah sakit juga mempunyai potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan

lain-lain), radiasi, bahan-bahan kimia berbahaya, gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. 1,2,3 Dengan penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung dari rumah sakit tersebut. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit menerapkan upaya-upaya kesehatan kerja di rumah sakit. 3 Penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian yang serius oleh karena pelayanan kesehatan ini bersifat continuum. Perhatian pelayanan keselamatan dan kesehatan di rumah sakit tidak hanya bagi pengguna rumah sakit yang meliputi pasien, pengunjung rumah sakit dan tenaga pemberi pelayanan kesehatan tetapi juga bagi pelaksana dan pengelolah rumah sakit sehingga terhindar dari kecelakaan kerja. 3 Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan di rumah sakit. Kebersihan di rumah sakit merupakan bentuk rangkaian kegiatan yang mendapat perhatian secara langsung oleh masyarakat sebagai pengguna jasa rumah sakit. Namun kegiatan ini sering kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pihak manajemen rumah sakit. Padahal kurangnya perhatian terhadap tingkat kebersihan rumah sakit dapat menimbulkan berbagai dampak, antara lain: gangguan estetika, berkembangbiaknya vektor penyakit, penularan penyakit, dan terjadinya infeksi nosokomial. Apabila hal ini terjadi maka tidak menutup kemungkinan rumah sakit tersebut akan dinilai langsung oleh masyarakat bahwa tingkat pelayanannya

kurang memuaskan. Dampak jangka panjangnya adalah rumah sakit akan ditinggalkan para pengguna jasa yang mengakibatkan menurunnya jumlah kunjungan. Upaya yang harus dilakukan rumah sakit adalah mampu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya tenaga kebersihan (cleaning service). Sumber daya manusia yang berkualitas ini bisa didapat dengan melakukan pelatihan, pembinaan, pengawasan dan memberi penghargaan yang layak untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan etos kerja bagi tenaga kerja. 4 Salah satu tujuan dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit dapat menyerang semua tenaga kerja, baik yang medis (seperti perawat, dokter dan dokter gigi), maupun non medis (seperti petugas kebersihan (cleaning service)) rumah sakit. Menurut Anies, petugas kebersihan (cleaning service) mempunyai resiko untuk terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat meningkatkan resiko untuk terkena penyakit infeksi bagi petugas kebersihan (cleaning service) rumah sakit. 5,6 Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan pekerja yang dikontrak langsung oleh pihak manajemen rumah sakit. Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan keseluruhannya berjumlah 86 orang. Secara umum, petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan memiliki tugas, antara lain: membersihkan setiap ruangan di area

rumah sakit (in side), membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit (out side), serta mengangkut sampah non medis yang terdapat di area rumah sakit ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampah rumah sakit dan sampah medis rumah sakit ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka pihak manajemen rumah sakit membentuk tim pelaksana yang terdiri atas 3 (tiga) tim, yaitu: tim pembersih ruangan, tim sampah, dan tim khusus. Setiap harinya petugas cleaning service memulai pekerjaannya pada pukul 07.00-15.00 WIB untuk shift 1 dan pada pukul 14.00-22.00WIB untuk shift 2. Sebelum memulai pekerjaannya, setiap harinya petugas cleaning service terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh para mandor mengenai pembagian tugas serta peraturan dan tata tertib kerja. Setelah itu, setiap petugas cleaning service membawa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan tugasnya masingmasing di area kerja yang telah ditentukan. Setelah selesai melakukan pekerjaannya, petugas cleaning service biasanya beristirahat di sekitar area kerjanya selama jam kerja sambil menunggu bila ada pekerjaan lain yang harus dilakukan. Dari pihak manajemen rumah sakit, petugas cleaning service diberikan waktu khusus selama 1 jam secara bergantian untuk beristirahat ataupun makan di ruangan khusus yang telah disediakan. Dari hasil survey pendahuluan, terlihat bahwa hanya sebagian petugas cleaning service yang memakai Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dan sarung tangan karet. Petugas cleaning service lainnya hanya menggantungkan Alat Pelindung Diri (APD) tersebut di saku baju atau celananya.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran keluhan kesehatan yang dialami petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. 2. Untuk mengetahui gambaran gaya hidup petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. 3. Untuk mengetahui ketersediaan perlindungan terhadap kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tentang kesehatan kerja petugas cleaning service. 2. Menambah pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.