BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lapangan Nagabonar merupakan bagian dari grup Nagabonar (NB Group) yang terdiri dari Lapangan Nagabonar (NB), Lapangan Mama dan Lapangan Nagabonar Extension (NBE). Lapangan ini terletak di Blok Jabung di Cekungan Sumatera Selatan dan berada di arah barat dekat dengan Betara Deep sebagai hydrocarbon kitchen. Saat ini operator dari Blok Jabung adalah Petrochina Jabung International Ltd. Reservoar pada lapangan ini ada dua yaitu reservoar gas yaitu reservoir-y yang didominasi oleh reservoar dengan butiran berukuran lanau-pasir halus yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan untuk reservoar minyak yaitu Reservoar-X dari Formasi Talang Akar yang merupakan batupasir berukuran halus-sedang dan mempunyai perbandingan net sand/gross yang kecil dibandingkan dengan lapangan sekitarnya (Tim Petrochina, 2011) Batupasir yang ada di lapangan ini merupakan lapisan tipis dengan perubahan fasies dan ketebalan yang relative terjadi cukup cepat, baik di reservoir-y maupun reservoar-x yang merupakan tantangan di Lapangan NB untuk melakukan studi distribusi lapisan, prediksi reservoar batupasir, dan penyebaran fluida. Reservoar- X diendapkan sebagai endapan syn-rift dan post-rift yang didominasi dengan fasies pengendapan sungai dan delta. Fasies pengendapan sungai pada reservoar- X dapat berupa delta, braided river dan meandering river. Sistem pengendapan sungai dan delta mempunyai penyebaran lateral yang terbatas sehingga tiap-tiap sand dapat terisolasi oleh endapan banjir (flood plain) dan endapan interdistributary channel di kanan kirinya.. Konfigurasi reservoir di lapangan ini berpengaruh terhadap performance dari sumur-sumur yang ada pada lapangan tersebut. Sumur NB-4 merupakan sumur dengan performa terbaik, sumur ini dibor pada tahun 2002, dan diproduksikan dari single target reservoar X-A saja, dan sumur ini masih berproduksi hingga tahun 2013 dengan produksi 400 BOPD (barrel oil per day) dan kumulatif produksi 1
1,21 juta barel. Sumur lain yang berproduksi dari reservoar X-A tidak menghasilkan produksi sebaik sumur NB-4, seperti misalnya sumur NB-9 dan NB-10 yang diproduksikan secara commingle dari 2 sand (reservoar X-A dan reservoar X-B) saat ini hanya berproduksi dibawah 100 BOPD dengan lifetime sumur yang tidak lama. Untuk sumur NB-10 dan NB-4 berada di kompartemen yang sama, namun data produksi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Perbedaan produksi pada kompartemen yang sama yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain. Kompartemenisasi ataupun barrier dapat diakibatkan oleh adanya struktur namun berdasarkan pembahasan diatas dapat memberikan gambaran bahwa tidak hanya faktor struktur (sesar) yang menyebabkan perbedaan hasil produksi masingmasing sumur, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan metode sikuen stratigrafi untuk melakukan analisa yang mempengaruhi konektivitas reservoir di Lapangan Nagabonar. Dari permasalahan ini, maka judul penelitian yang diambil adalah: Analisis Konektivitas Reservoar menggunakan Metode Sikuen Stratigrafi pada Reservoar- X Formasi Talang Akar di Lapangan Nagabonar, Cekungan Sumatera Selatan I.2. Maksud dan Tujuan Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari hasil Lookback 2012 yang dilakukan BPMIGAS/SKKMIGAS dimana salah satu hasilnya adalah inhouse study untuk memetakan potensi Lapangan NB sehingga dapat berkontribusi seperti sumur NB-4. Maksud dari penelitian ini adalah melakukan analisis konektivitas reservoir Reservoar-X yang didasarkan atas metode sikuen stratigrafi. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui fasies dan lingkungan pengendapan reservoar-x Formasi Talang Akar sebagai endapan dalam rift basin 2. Memetakan penyebaran batupasir dari reservoar-x Formasi Talang Akar, mengetahui hubungan stratigrafis dari masing-masing reservoar dan 2
kemungkinan hadirnya isolated reservoir dan hubungan konektivitas reservoar. Dengan mengetahui konektivitas reservoar maka akan mudah menempatkan sumur produksi baru, maupun sumur injeksi jika akan dilakukan water flood sehingga dapat membantu menaikkan produksi ataupun menahan decline produksi dari lapangan Nagabonar dan diharapkan dapat berkontribusi terhadap produksi seluruh Indonesia. I.3. Lokasi Penelitian Lokasi yaitu Lapangan Nagabonar yang terletak di Blok Jabung di Cekungan Sumatera Selatan yang merupakan Lapangan milik Petrochina Jabung International Ltd. Blok Jabung sendiri terletak pada koordinat latitude 0 34 07.75 S 1 29 56.76 S dan longitude 102 46 26.4 E 104 00 10.8 E dan meliputi area 5.309 km2. Lokasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 I.4. Ruang Lingkup Permasalahan Penulis akan membatasi bahasan masalah pada hal-hal sebagai berikut: 1. Analisa Sikuen Stratigrafi akan dilakukan dengan menggunakan data log dari 13 sumur dan seismik pada Lapangan Nagabonar. 2. Reservoar yang dikaji adalah reservoar-x TAF saja karena reservoar ini merupakan kontributor sebagai reservoar minyak utama di Lapangan NB. 3. Penggunaan data sidewall core menggunakan data hasil analisa dari Petrochina sebagai data interpretasi dan hanya dilakukan untuk validasi penyebaran fasies dan penentuan lingkungan pengendapan 4. Data seismik yang digunakan dan picking horizon berdasarkan data seismik 3D yang telah dilakukan migrasi. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi development geologist di Petrochina Jabung International Ltd. mengenai konektivitas reservoir 3
pada Reservoar-X di Lapangan Nagabonar sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya untuk mengembangkan lapangan ini. I.6. Hasil Penelitian Dari Penelitian ini akan dihasilkan: 1. Korelasi Reservoar-X Formasi Talang Akar dalam sikuen stratigrafi 2. Peta Struktur Top Reservoar, Peta Isopach Net Sand dan Peta RMS dari masing-masing sand dari Reservoar-X 3. Peta Penyebaran Fasies masing-masing sand dari Reservoar-X. I.7. Peneliti Terdahulu 1. Tim UPN Veteran Yogyakarta dalam GGR Study for NB, NBE And M Fields yang dilakukan pada tahun 2009 yang dilakukan dalam rangka penyusunan POFD Betara Complex. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung inplace dan, membuat model G&G dan melakukan simulasi cadangan dari lapangan NB untuk menentukan langkah pengembangan yang lebih lanjut. Pada studi ini, korelasi yang dilakukan adalah menggunakan konsep sikuen stratigrafi yang biasa digunakan, serta pola penyebaran fasies menggunakan atribut seismik. Pada penelitian ini, secara mayor menjelaskan bahwa kompartemenisasi reservoar disebabkan oleh konfigurasi sesar yang ada pada lapangan ini serta pengaruh dari penyebaran sand yang terbatas. Pada penelitian ini disebutkan bahwa Formasi Talang Akar terdiri atas batupasir fluvial channel pada bagian bawah dengan semakin atas secara gradual berubah menjadi distributary channel yang selanjutnya pada Upper Talang Akar berubah menjadi distributary channel berukuran halus dan lingkungan delta front. 2. Penelitian pada Blok yang sama namun lapangan yang berbeda (di selatan Lapangan Nagabonar) yaitu An Example of Integrated Characterization for Reservoir Development and Exploration: NBE Field Jabung Subbasin, South Sumatra, Indonesia oleh I Nyoman Suta dan Budi Tyas Utomo yang tertuang dalam Slatt, (2006). 4
Lapangan Northeast Betara berada di Selatan-Tenggara dari Lapangan Nagabonar dan mempunyai target reservoir yang sama yaitu dari Talang Akar. Penelitian ini membahas mengenai karakterisasi reservoir menggunakan data yang bervariasi diantaranya survey seismic 3D, log dari 30 sumur, data tekanan dari 4 sumur, conventional core dan sidewall core, FMI dari 2 sumur, data geokimia, biostratigrafi, cutting, fluid analysis, data DST dll. Penjabaran analisissequence stratigraphy dari lapangan ini adalah sebagai berikut. Dari data sumur, FMI dan seismic diidentifikasi SB0, dimana menandai unconformity yang berkembang di top basement selama kejadian rifting. Fasies braided bagian bawah diendapkan selama sea level low stand. Di beberapa area terbentuk endapan alluvial fan. Hal ini menjelaskan bahwa pengendapan dari Talang Akar bagian bawah ditandai dengan adanya sea-level drop selama awal masa rifting. Endapan yang dihasilkan merupakan produk dari basement high. Konfigurasi paleogeografi menghasilkan endapan berukuran butir kasar yang merupakan endapan braided yang diendapkan diatas SB0. Pada akhir dari rifting, lereng dari cekungan relatif lebih datar sehingga endapan marine yang utamanya adalah shale yang diendapkan pada transgresive/highstand event. Kejadian ini diikuti oleh sea level drop yang ditandai dengan adanya SB-4 yang kemudian diikuti dengan pengendapan meandering river selama naiknya muka air laut. Sequence Boundary yang kedua (SB4) diinterpretasikan menjadi dasar dari meandering channel belt yang merupakan bagian atas dari Formasi Talang Akar. Sequence Boundary ini menandai perubahan dari tipe pengendapan dari early transgresive/highstand marine shales menjadi fasies yang lebih kasar lowstand meandering channel ketika muka air laut turun dari area tersebut. Selanjutnya peningkatan muka air relatif/base level menghasilkan endapan bersifat fining upward pada bagian atas dari interval meandering river. 5
Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penelitian dan Kontribusi Produksi Reservoar-X di Lapangan Nagabonar 6