BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

KEJUARAAN KABUPATEN PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR SD, SMP & SMA NEGERI / SWASTA SEDERAJAT. 25 Desember 2015 s/d 3 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi para individu yang

beberapa peraturan yang pada intinya penyelenggaraan pertandingan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

KEJUARAAN NASIONAL ASBD & April 2017 Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan minat yang berbeda-beda. Bakat dan

PEDOMAN UMUM PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) TAHUN 2018 DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

Oleh: M. Hamid Anwar, M. Phil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENELITIAN KELOMPOK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

PRESTASI UNTUK LAMPUNGKU GOR. STO Metro LAMPUNG KATEGORI USIA DINI, PRA REMAJA, REMAJA DAN DEWASA COMBAT SPORTS THE DAWN OF FIGHTERS AGUSTUS

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur sosial pada umumnya. Dapat disimak dan disaksikan bahwa kaum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada tingkat

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

9 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR PENCAK SILAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN

PRESTASI SISWA SDIT AL-HAMIDIYAH

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

MOEHI NATIONAL COMPETITION 2017 PR IPM SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

2015 HUBUNGAN TINGKAT PEND IDIKAN PELATIH D ENGAN PERFORMA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA D I KOTA BAND UNG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskriminasi gender memang sudah ramai di bicarakan sejak dulu. aneka diskriminasi terhadap kaum perempuan di Indonesia seperti dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini dapat kita amati dari proses kehidupan kaum perempuan sejak kecil, zaman dulu di Indonesia kaum perempuan sangatlah di beda-bedakan dengan kaum laki-laki sehingga menyebabkan sempitnya kesempatan perempuan untuk berperan di masyarakat. Menurut Berliana (2009) Berawal dari budaya yang terjadi di Indonesia, sering di sebut bahwa anak perempuan harus di pingit, bahwa anak perempuan cenderung di perlakukan berbeda dengan anak laki-laki. Inilah kondisi yang menghambat kesempatan perempuan untuk memperoleh kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki. Budaya pingitan itulah yang mempengaruhi terhadap pilihan kegiatan wanita dalam bidang olahraga, khususnya olahraga prestasi, yang menjadi tema penelitian ini. Kurangnya dukungan bagi olahragawan wanita mulai dari kehidupan keluarga, budaya, dan media yang tidak terlalu menyorot kepada olahraga wanita menjadi alasan mengapa atlet wanita kurang di perhatikan oleh berbagai pihak dan secara langsung media ikut membangun citra olahraga hanya cocok untuk lakilaki.

2 Di mulai dengan adanya sepak bola wanita di Inggris sejak tahun 1970-an, meski awalnya di anggap aneh tetapi sejak saat itu perubahan dalam dunia olahraga sangat drastis, partisipasi wanita dalam kegiatan olahraga sudah meningkat baik di olahraga yang memang cocok untuk wanita juga olahraga yang terkesan hanya cocok untuk pria seperti cabang olaharag bela diri. Rambahan pada beberapa cabang olahraga keras seperti tinju, karate, gulat, judo, pencak silat dan sebagainya bahkan sudah di mulai sejak puluhan tahun lalu. Tidak terangkatnya kegiatan mereka dalam kegiatan olahraga laki-laki dikalangan publik merupakan salah satu dampak dari ketimpangan pemberitaan gender. Persepsi yang memilih olahraga maskulin dan feminin menjadi kendala serius yang membatasi ruang wanita dalam dunia olahraga. Sutresna N (2012:95). Dari situ mulailah wanita berani mengikuti kegiatan olahraga, semakin berkembangnya zaman banyaklah wanita yang ikut dalam kegiatan olahraga yang maskulin, seperti bela diri tersebut. Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang di anggap olahraga keras yang sudah di tekuni oleh kaum wanita. Pencak silat merupakan kebudayaan asli Indonesia, yang pada awal nya hanya digunakan untuk melindungi diri dari musuh, tetapi dengan munculnya olahraga prestasi maka pencak silat pun menjadi salah satu cabang olahraga prestasi pilihan wanita. Gerakan-gerakan pencak silat sangatlah mencerminkan kegiatan laki-laki yang berarti sangat bertolak belakang dengan kebiasaan wanita pada umumnya, namun demikian di dalam pencak silat terdapat kategori seni yang lebih cocok di peragakan oleh wanita.

3 Mulailah cabang olahraga Pencak silat berkembang di kalangan masyarakat, dengan mulai diadakannya kejuaraan-kejuaraan pencak silat. Semakin berkembang, kategori yang di perlombakan pun tidak hanya tanding tetapi juga ada seni tunggal, ganda dan regu. jika dilihat prestasi pencak silat Jawa Barat pada kejuaraan nasional di surabaya 13-19 Mei 2010, tim putra jawa barat meraih 3 medali emas, 1 medali perak dan 2 medali perunggu. Sedangkan tim putri jawa barat meraih 1 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu. Selanjutnya kejuaraan Kejurnas Pencak Silat di Riau tahun 2011, tim putra jawa barat meraih 2 medali emas, 3 medali perak dan 2 medali perunggu. Sedangkan tim putri jawa barat meraih 1 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu. Dari data diatas dapat menunjukan bahwa atlet laki-laki masih dominan dari pada atlet perempuan pada tim jawa barat. Hal ini perlu dicari jawaban mengapa perempuan minim prestasi di cabang olahraga pencak silat. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang orestasi olahraga Pencak Silat di Jawa Barat ditinjau dari perspektif gender. B. Pertanyaan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga penulis betul-betul merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut. 1. Bagaimana prestasi pencak silat atlet Jawa Barat ditinjau dari perspekif gender pada PON periode 1996-2012? 2. Apakah ada perbedaan raihan prestasi antara atlet putra dan putri di Jawa Barat?

4 3. Apakah ada peningkatan prestasi pesilat putri Jawa Barat mulai dari PON XIV sampai dengan PON XVIII? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Bagaimana prestasi pencak silat atlet Jawa Barat ditinjau dari perspektif gender pada PON periode 1996-2012 2. Untuk mengetahui Apakah ada perbedaan raihan prestasi antara atlet putra dan putri. 3. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pesilat putri jawa barat mulai dari PON XIV sampai dengan PON XVIII D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut : 1. Secara teoritis : a. untuk mengembangkan minat wanita terhadap cabang olahraga pencak silat juga dapat di manfaatkan untuk menjaga dirinya dan meraih prestasi di cabang olahraga pencak silat. b. Untuk menanggulangi ketimpangan prestasi antara laki-laki dan perempuan.

5 c. Memberi peluang kepada perempuan untuk berprestasi di bidang olahraga. 2. Secara praktis : a. untuk mengembangkan prestasi pencak silat khususnya kaum wanita pada cabang olahraga pencak silat. b. Untuk menghapus citra bahwa olahraga keras hanya cocok untuk kaum pria saja. c. Agar perempuan diberdayakan dalam kegiatan bermasyarakat untuk menghapus diskriminasi gender. E. Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Mengenai pembatasan masalah dijelaskan oleh sebagai berikut : Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyidik tetap juga dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya : tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. berikut : Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai 1. Pencak silat ini dilihat dari jenis pencak silat kategori tanding, tunggal, ganda dan regu. 2. Penelitian hanya di lihat dari prestasi Atlet pencak silat di Jawa Barat.

6 3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. 4. Hubungan prestasi olahraga pencak silat tim Jawa Barat ditinjau dari perbedaan gender.