BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka Indra Bastian (2009:6) menjelaskan tentang pengertian Akuntansi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

KERANGKA KONSEPTUAL. 11. Mata uang...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

DAFTAR ISI. Kesinambungan Entitas

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Prinsip Dasar dan Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan. Ridwan Chairudin

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 23 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan

LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

-1- KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

AKUNTANSI PEMERINTAH SEBAGAI SUATU SUMBER INFORMASI KEUANGAN DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI I. KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH... 1 KOMPONEN UTAMA KEBIJAKAN AKUNTANSI... 1 II. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi menurut Mulyadi (2014:3) adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI I. KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. proses pengumpulan, pengelolaan dan pengkomunikasian informasi yang

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BERITA NEGARA. No.677, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Akuntansi. Pelaporan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Mursyidi (2009: 1), akuntansi pemerintahan (governmental

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 33 TAHUN 2015 T E N T A N G KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

A.4.2. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak, serta menarik kesimpulan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

LAMPIRAN I.01 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010 TANGGAL

Draft publikasian KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

-1- CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA DAERAH KOTA BIMA WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BUPATI KEPULAUAN SULA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 4 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Indra Bastian (2009:6) menjelaskan tentang pengertian Akuntansi Sektor Publik adalah sebagai berikut: Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintahan daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyekproyek kerjasama sektor publik dan swasta. Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. indra bastian(2007 : 1) Akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang terus menerus berkembang.sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan informasi dari satuan-satuan ekonomi, informasi yang dihasilkan akuntansi sangat berguna bagi pengambilan keputusan diantara berbagai alternative.perkembangan tersebut telah menempatkan akuntansi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kegiatan ekonomi, baik yang bersifat profit maupun bersifat non profit.pemerintah sebagai bentuk organisasi non-profit, memerlukan informasi akuntansi untuk menyerahkan persoalan-persoalan akuntansi yang terjadi dalam lingkungan pemerintahannya, namun data yang diperlukan berbeda dengan data yang diperlukan organisasi yang profit. 8

9 Oleh karena adanya perbedaan keperluan itulah, maka akuntansi pemerintahan dibedakan sesuai bidang yang dilayani.penyelenggaraan akuntansi pemerintah bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan (financial information) mengenai pemerintahan disemua tingkatan dan unit kerja yang ada. Penjelasan lebih lanjut tentang poin-poin diatas tersebut, akan dijelaskan pada uraian dibawah ini : 1. Lingkungan akuntansi pemerintahan Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciriciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan : 1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan 2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah 3) Adanya pengaruh proses politik 4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah b. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian 1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan politik, target fiskal, dan sebagai alat pengendalian 2) Investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan

10 3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian 2. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada : a. Masyarakat b.para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa c.pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman d. Pemerintah Kebutuhan informasi berkaitan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.pemerintah wajib memperhatikan informasi yang tercantum dalam laporan keuangan pemerintah untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. 3. Entitas Pelaporan Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundangundangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap asset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu,

11 dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya. 4. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan serta dasar hukum Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.adapun tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. 5. Asumsi dasar karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi a. Asumsi Dasar Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:

12 1) Asumsi kemandirian entitas Asumsi ini menyatakan bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. 2) Asumsi kesinambungan entitas Asumsi ini diartikan bahwa laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek. 3) Asumsi keterukuran dalam satuan uang Keterukuran dalam satuan uang berarti bahwa laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. b. Karakteristik kualitatif Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki :

13 1) Relevan Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya memiliki umpan balik (feedback value) yang memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu dan memiliki manfaat prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Selain itu juga informasi yang disajikan harus tepat waktu dan lengkap. 2) Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur artinya informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan, dapat diverifikasi atau dengan kata lain informasi dalam laporan keuangan dapat diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh, serta diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu (netralitas). 3) Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

14 4) Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. c. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Adapun prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah adalah sebagai berikut: 1) Basis akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja,dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran yang berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening kas umum negara/daerah atau entitas pelaporan dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban,dan ekuitas dalam neraca yang berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

15 2) Prinsip nilai historis Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan.kewajiban dicatat sebesar jumlah kas. 3) Prinsip realisasi Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode tersebut 4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan. 5) Prinsip periodisitas Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.

16 6) Prinsip konsistensi Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. 7) Prinsip pengungkapan lengkap Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. 8) Prinsip penyajian wajar Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. d. Kendala informasi yang relevan dan andal Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu: a. Materialitas Adalah suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau salah saji suatu informasi akan mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna yang dibuat atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada hakikat atau besarnya pos atau kesalahan yang dipertimbangkan dari keadaan khusus dimana kekurangan atau salah saji terjadi.

17 b. Pertimbangan biaya dan manfaat Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. c. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Akuntansi sektor publik menurut Indra Bastian (2005:5) didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat yang dapat diartikan sebagai berikut : Mekanisme teknis dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat. Pengertian Akuntansi sektor publik (Pemerintahan) menurut Mardiasmo (2002:20) Akuntansi Sektor Publik adalah sebagai berikut: Akuntansi sektor publik tujuan utama organisasi bukan untuk memaksimumkan laba tetapi memberikan layanan publik (public service).sedangkan dalam buku yang sama Mardismo dalam bukunya yang berjudulakuntansi Sektor Publik mengemukakan bahwa : Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok(2007:14), yaitu penyedia informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik.

18 Dari beberapa pengertian akuntansi pemerintahan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi pemerintah dipakai untuk mencatat, menyimpulkan dan melaporkan serta menginterpretasikan transaksi unit dan agensi pemerintah yang tidak bertujuan mencari laba. Akutansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akutansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis.keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga komplsitas likungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badanbadan pemerintah (pemerintahan puasat maupun pemerintahan daerah serta unit kerja pemerintahan), perusahaan memiliki Negara dan daerah (BUMN DAN BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi masa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). 6. perbedaan akutansi pemerintahan dengan akutansi swasta Berbagai prinsip akuntansi, terminology dan bentuk pelaporan antara akuntansi sektor swasta untuk badan yang bermotifkan laba, digunakan pula dalam akuntansi sektor publik.namun demikian secara fundamental akuntansi sektor publik sebenarnya berbeda dengan pencatatan dan pelaporannya, disebabkan adanya kondisi, operasi dan tujuan kegiatan yang bersifat khusus. Menurut Indra Bastian dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar,

19 dijelaskan perbedaan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi sektor swasta yaitu sebagai berikut : Tabel 2.1 Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Sektor Swasta keterangan Sektor publik Sektor swasta Tujuan organisasi Non profit motif Profit motif Sumber pendanaan Pajak, retribusi, hutang dll Internal: modal sendiri Eksternal: hutang bank Pola pertanggung Vertika dan hirisontal Vertical jawaban Sktrul organisasi Vertical dan horizontal Vertical anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik Sistem akutansi Basisi kas Basisi akrual Mardiasmo : 2009 7. tujuan akutansi sektor publik Konsep dasar dari akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik adalah akuntabilitas pertanggungjawaban pengurusan keuangan publik (public accountability) dimana akuntansi pemerintahan secara umum bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan.

20 Secara umum tujuan dan fungsi laporan akuntansi pemerintahan menurut Mardiasmo (2007:161) yaitu sebagai berikut : 1. Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and Stewaedship) 2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (Accountability and retrospektive reporting) 3. Perencanaan dan informasi otorisasi (Planning and authorization information) 4. Kelangsungan organisasi (viability) 5. Hubungan masyarakat (public relation) 6. Sumber fakta dan gambaran (source of fact and figures) B. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Menurut LAN dan BPKP (LAN & BPKP, 2000) akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban. Berdasarkan pada pengertian tersebut diatas, maka semua instansi pemerintah, bagian atau lembaga Negara di pusat maupun daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing harus memahami lingkup akuntabilitas masing-masing, karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

21 Ledvina V. carmo (Ledvina,1991) menyatakan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan suatu evolusi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang petugas baik masih berada pada jalur otoritasnya maupun sudah berada jauh di luar tanggung jawabnya dan kewenangannya. 1. Standar akuntansi pemerintah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. a. Akuntansi sektor publik Teori akutansi memiliki kaitan yang erat dengan akutansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak ekstemal.teori akutansi sektor publik sendiri sebenarnya masih dipertanyakaan apakah masih ada teori akutansi sektor publik.sektor swasta yang perkembangan akutansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuan masih dipertanyakan apakah sampai saat ini benar-banar memiliki teori akutansi yang mapan.suatu teori perlu didukung berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya. Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) teori memiliki teori memiliki karakteristik dasar yaitu : (1) kemampuan untuk menerangkan

22 atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to explain), (2) kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict), (3) kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena). Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang di hadapi akutansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsisten, daya banding, tempat waktu,ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik. b. Pengawasan terhadap Kualitas laporan keuangan Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan menjamin agar penyelenggaraan suatu kegiatan tidak menyimpang dan tujuan serta rencana yang telah digariskan. Karena pihak yang paling bertanggung jawab atas kesesualan pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan rencananya ini adalah pihak atasan, maka pengawsan sesungguhnya mencakup baik aspek pengendalian maupun aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap bawahannya. Bila pengertian pengawasan tersebut diterapkan terhadap pengawasan keuangan Negara, maka dapat dikemukakan bahwa pengawasan keuangan Negara adalah segala tindakan untuk menjamin agar pengelolaan keuangan Negara berjalan sesuia dengan tujuan, rencana aturan-aturan yang telah digariskan.

23 C. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penerapan akutansi sektor publik terhadap akutansi kinerja pemerintahan telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa point penting dari hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan penelitian terdahulu. Tabel 2.2 Penelitian terdahulu NO Nama Varibel Hasil 1 Yohanes joni penerapan akutansi Secara teoritis penerapan pambelu (2008) sektor publik (X1), akutansi sektor publik dan akutansi kinerja pengawasannya terhadap instansi kualitas laporan keuangan pemerintahan(y1) instansi akan terhadap kinerja pemerintahaan mempengaruhi akutansibilitas instansi pemerintahan baik secara partial maupun secara bersama-sama.

24 2 Bambang penerapan akutansi (1). Penerapan akutansi pamungkas (2012) sektor publik (X1), keuangan sektor publik dan pengawasan(x2), penerapan pengawasan kualitas laporan berpengaruh terhadap keuangan(x3), akutansibilitas kinerja kualitas laporan keuangan pemerintah baik secara instansi (Y) pemerintah parsial maupun simultan (2) Penerapan akutansi sektor publik,pengawasan dan kualiatas laporan keuangan perpengaruh akutansi pemerintah terhadap kinerja instasnipemerintah baik secara parsial maupun simultan. 3 Mardiasmo (2001) Pengawasan (X1),Pengendalian Otonomi daerah secara serentak telah dilaksanakan (X2), Pemeriksaan mulai Januari 2001. Hal ini Kinerja Pemerintah tentunya membawa Daerah(Y) perubahan besar dalam tatanan pemerintahan baik perubahan struktur

25 maupun proses birokrasi dan kultur birokrasi.salah satunya pengelolaan keuangan daerah berkaitan dengan kinerja pemerintah Indikasi daerah. keberhasilan otonomi daerah dan desentralisasi terjadinya pelayanan adalah peningkatan dan 4 Andhisa Setya Hapsari (2008) Tinjauan Kebermanfaatan (X1), kesejahteraan masyarakat (social welfare), kehidupan demokrasi yang semakin maju, keadilan,pemerataan, serta adanya hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah Dari hasil penelitian atas 362 Laporan Keuangan Laporan Keuangan(Y) Pemerintah Daerah (LKPD) diketahui ada 3

26 daerah yang dikategorikan baik laporan keuangannya yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas, selebihnya belum dapat dikatakan baik. Hal ini karena adanya benturan antara idealitas dan realitas 5 Ariesa Permata Penerapan sistem Berdasarkan hasil penelitan Bowta (2013) akuntansi (X1), dan pengujian hipotesis pemerintahan daerah, akuntanbilitas kinerja dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi instansi pemerintahan pemerintah daerah daerah (Y) berpengaruh positf dan signifikan akuntabiltas terhadap kinerja instansi pemerintah daerah pada Dinas Kesehatan Provisi Gorontalo

27 D. RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 1. Kerangka Pemikiran Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangannya dalam standar akutansi dan solusi atas bebrapa hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan berkaitan dengan proses perencanaan, penganggaran barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertannggungjawaban. 2. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh pengawasan (Sistem Pengendalian Internal) terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan Peraktik-peraktik kinerja instansi pemerintah, pada dasarnya memang harus diawali dengan penyusunan renstra.renstra merupakan tolak ukur bagi penilaian kinerja suatu instansi pemerintah. Sistem pengendalain internal memegang peranan penting dalam pencapaian kemajuan kinerja instansi pemerintahan. Dengan demikin hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: Ha1 = pengawasan (Sistem Pengendalian Internal) berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan 2. Pengaruh penerapan akuntansi keuangan sektor publik terhadap akuntabilitas instansi pemerintahan Dalam akutansibilitas kinerja semua istansi pemerintah, bagian atau lembaga Negara di pusat maupun daerah sesui dengan tugas

28 pokok masing-masing harus memahami lingkup akutansibilitasnya masing-masing, karena akutansibilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Pengembangan penerapan akutansi sektor publik untuk memperbaiki peraktik yang saat ini dilakukan dapat meningkatkan akutansibilitas kinerja instansi pemerintahan. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan adalah Ha2 = penerapan akutansi keuangan sektor publik berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan 3. Pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap akutansibilitas kinerja instansi pemerintahan Dalam rangkang menujukan akuntabilitas kinerja maka diperlukan akuntabilitas keuangan yang dapat mengukur dan menilai upaya dalam pencapain hasil. Kualitas laporan keuangan yang dapat diaudit dan telah diaudit akan dapat dapat meningkatkan kredibilitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintrah.dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: Ha3 = kualitas laporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

29 E. Model Konseptual Model konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK H1 PENGAWASAN (SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL) H2 AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KUALITAS LAPORAN KEUANGAN H3