Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional.

dokumen-dokumen yang mirip
250 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

Menerapkan Model CTL Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa SDIT El-Haq Buduran Materi Bangun Ruang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. diberikan. Semakin banyak siswa yang mencapai tingkat pemahaman dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama-sama pemerintah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

PENERAPAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT KELAS 4 SD MASYITHOH NGORO

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Abdul Latif Masauda, Baharuddin Paloloang, Akina ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Nuriati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Pendekatan PMRI sebagai Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembelajaran Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No 2 Ogoamas II Pada Sifat-sifat Balok Dan Kubus Menggunakan Pendekatan Kontekstual

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

Dyah Tri Wahyuningtyas Universitas Kanjuruhan Malang Raddin Nur Shinta Universitas Kanjuruhan Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antar siswa dan antara guru dengan siswa. Seiring dengan definisi tersebut,

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

PENGGUNAAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB I PENDAHULUAN. zaman inilah yang mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dalam. nasional (Marsigit dalam Renni Indrasari,2005:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. faktor mempengaruhi keberhasilan pendidikan tanpa diketahui faktor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Ini berarti sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai baik

Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Menggunakan Media Manik-Manik Dengan Pembelajaran Kontekstual Ayu Vinda Rahmawati 148620600020/6/B1 S-1 PGSD Universitas ayuvinda255@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa SD tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pembelajaran kontekstual matematika bermedia manik-manik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SDN Pademonegoro 1 sukodono sidoarjo dengan jumlah 4 siswa. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan tes tulis dan praktek menggunakan media manik-manik. Sebelum digunakan, soal terlebih dahulu diuji validitasnya. Setelah memperoleh data penelitian, peneliti menganalisis data penelitian tersebut menggunakan teknik analisis data. Berdasarkan hasil penelitian dari 4 siswa, ditemukan beberapa kesulitan dalam mengerjakan tes tulis dan praktek. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Hasil analisis data dan refleksi menunjukkan bahwa peningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat lebih tinggi setelah memperoleh pembelajaran kontekstual bermedia manik-manik daripada dengan pembelajaran konvensional. Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional. PENDAHULUAN Pada dasarnya keseluruan pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dengan pendidik sebagai pemegang utama. Pendidik bersama peserta didik sebagai pelaku untuk terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan mencapai hasil maksimal apabila kegiatan belajar dan mengajar berjalan baik. Pembelajaran bisa dikatakan berjalan dengan baik apabila kegiatan yang berjalan bisa membantu peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan. Namun, semua itu tidak lepas dari persiapan yang dilakukan oleh guru dengan membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Sebagaimana menurut Amir (2015) seharusnya guru memperhatikan dan mencoba untuk mengidentifikasi kesulitan siswa melalui proses berpikir kritis dalam melakukan penalaran secara lebih mendalam agar guru dapat melacak kesalahan dan kelemahan berpikir kritis siswa, sehingga guru dapat merancang suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi berpikir

kritis siswa. Di sekolah umumnya guru hanya menggunakan buku untuk media pembelajaran di matapelajaran matematika. Dengan menggunakan media manik-manik peserta dapat lebih mudah dalam menyelsaikan permasalahan yang ada dalam pertanyaan maupun soal. Media manik-manik ini sangat membantu siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika yang menurut mereka sedikit susah menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran kontekstual telah berkembang di negara-negara lain dengan berbagai nama. Di belanda dengan nama RME (Realistic Mathematics Education), di Amerika berkembang dengan nama CTL (Mathematics Contextual Teaching Learning) atau CME (Contextual Mathematics Education). Menurut Triyanto (2007: 101) pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warna negara, maupun tenaga kerja. Dengan penelitian ini penulis mendapatkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memiliki konsep dimana terpusat kepada siswa dan materi yang diberikan oleh guru sebagai pengajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 4 siswa dari SDN Pademonegoro 1 sukodono sidoarjo. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sedang jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif, tujuan penelitian iniadalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika menggunakan media manikmanik. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dengan mudah dipahami siswa sehingga memperoleh hasil optimal. Pendekatan yang memungkinkan adalah dengan menggunakan pendidikan matematika realistik atau RME untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep bilangan bulat di kelas 5 SDN Pademonegoro 1 tersebut. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan belajar mengajar matematika yang memanfaatkan pengetahuan siswa sebagai jembatan untuk memahami konsep-konsep matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar guru membimbing siswa untuk menemukan sendiri konsep dari bilangan bulat dengan cara melibatkan siswa

kedalam masalah kontekstual yaitu masalah yang biasa dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari mengenai bilangan bulat. Siswa dibimbing untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan model. Model tersebut yakni kemampuan siswa dalam menggunakan strategi untuk memecahkan masalah dari masalah yang bersifat kontekstual menjadi masalah tematik. Setelah siswa dapat mengkonstruksi masalah kontekstual menjadi tematik, guru membimbing siswa dengan bernegosiasi, memberikan penjelasan dan pembenaran pemecahan masalah yang dilakukan siswa hingga sampailah pada pemahaman konsep. Berikut adalah kendala dan solusi dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas 5 di SDN Pademonegoro 1 sukodono sidoarjo dengan mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik-manik. Kendala-kendala Penelitian dan Solusinya Pembelajaran kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual bermedia manik-manik dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria ketuntasan. Dalam pelaksanaannya terdapat kendalakendala dan perlu segera diselesaikan sehingga tidak menghambat penelitian. Kendala yang ditemui selama penelitian dan solusinya disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kendala dan Solusi dalam Penelitian No Kendala Solusi 1 Pada pertemuan I dan II siklus 1 aktifitas siswa Guru memotivasi siswa dan membimbing siswa yang mengacu pada komponen citical and creative untuk mencoba menuangkan ide atau thingking (berfikir kritis dan kreatif) masih sangat pendapatnya dalam memecahkan masalah rendah, sehingga menyebabkan pemahaman siswa kontekstual dengan kelompok belajarnyabmasingmasing. belum optimal 2 Pada pertemuan II siklus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen doing significant work (melakukan pekerjaan yang berarti) masih belum efektif. Siswa belum mampu menyesuaikan pengurangan bilangan negatif dengan media manikmanik. Sebagian siswa masih merasa kebingungan 3 Pada pertemuan I siklus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen collaborating (berkerjasama) masih belum efektif sesuai harapan peneliti. Dalam proses pembelajaran masih didominasi siswa yang pandai belum ada kordinasi antar anggota kelompok 4 Pada pertemuan I siklus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen self-regulated learning masih rendah dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang hanya mengandalkan temannya. Guru menjelaskan tahap-tahap pengurangan dengan bilangan bulat negatif, dan mendemonstrasikannya kembali di papan planel dengan melibatkan sebagian siswa yang belum paham untuk memperagakan proses pengurangan bilangan bilangan bulat dengan mengutamakan manik-manik pada papan planel. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari setiap anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok LKK Guru memotivasi siswa agar mampu belajar mandiri tidak menggantungkan pada teman dengan cara berperan aktif dalam kelompoknya, sehingga mampu menguasai konsep penjumlahan biilangan bulat

Keterlaksanaan Penerapan Pembelajaran Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa memahami makna materi pelajaran melalui pengaitan pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan nyata siswa seharihari (daily lives). Kegiatan pembelajaran lebih mengutamakan mengkontruksi pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman nyata bukan menerima pengetahuan. Sesuai dengan karakteristik siswa SD yang masih berada pada tahap operasi konkret belum berada pada operasi formal, maka pembelajaran kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat penelitian ini dimulai dari masalah kontekstual yang dekat dengan kehidupan nyata siswa dan divisualisasikan penyelesaiannya dengan menggunakan media manik-manik. Hal ini sejalan dengan teori Piaget (dalam Karso, 2002: 2.16) bahwa siswa usia SD belum berada pada tahap berpikir formal. Mereka masih berada pada tingkat operasi konkret. Sementara menurut Bunner (Raharjo, 2010:15) bahwa terdapat tiga tahap pembelajaran matematika di SD yaitu (1) enactive (konkret) berupa objek sesungguhnya melalui peragaan, (2) econic (semi kongkrit) menggunakan gambargambar yang mewakili objek sesungguhnya, dan (3) symbolic (abstrak) menggunakan simbol-simbol matematika. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan menunjukkan terjadi peningkatan kualitas proses jika dibanding dengan hasil observasi pada pratindakan. Jika pada pratindakan siswa tidak dibagi dalam kelompok-kelompok belajar, maka pada pelaksanaan tindakan siswa sudah belajar dalam kelompoknya masing-masing. Dengan belajar kelompok meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Karena dalam kegiatan kerja kelompok terbangun interaksi dua arah yaitu antara siswa dengan siswa, dan antara guru dengan siswa. Samawi (dalam Akbar 2010) bahwa interaksi yang tinggi dapat memberikan stimulasi kreativitas siswa. Melalui interaksi, siswa akan terdorong untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Penelitian Irsyadi (2011) menyimpulkanbahwa penerapan model pembelajaran interaktif mampu meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat. Pada siklus I skor keterlaksanaan pembelajaran mencapai 88,4% dan pada siklus II adalah 91,1%. Jadi, terdapat peningkatanketerlaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 2,7%. Pada praktik pembelajaran guru memulai dengan menyajikan masalah kontekstual yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Pemberian masalah konteksual ini bertujuan agar siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Taufiq (2009) bahwa keterampilan menyelesaikan soal cerita operasi hitung bilangan bulat meningkat melalui pembelajaran Jigsaw berbasis prolem solving. menyatakan membuat hubungan antara subjek dengan pengalaman yang bermakna, dan makna ini akan memberi alasan terhadap apa

yang dipelajari. Membuat hubungan dengan subjek kehidupan dunia nyata siswa sehingga hasilnya akan bermakna (berarti). Hal tersebut akan membuat siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya. Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan komponen kontekstual dengan membuat keterkitan-keterkaitan yang bermakna (making meaningfull connection). Guru juga memberikan motivasi dengan menjelaskan tugas dan kewajiban dari masing-masing anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Johnson (2002:127-128) bahwa guru harus menjaga dan mempertahankan kemajuan individu. Hal ini menyangkut pembelajaran yang dapat memotivasi, mendukung, menyemangati memunculkan gairah belajar. Guru harus memberi stimulasi yang baik terhadap motivasi belajar siswa dalam lingkungan sekolah. Pada kegiatan inti, siswa belajar dengan kelompoknya masing-masing, tampak mereka saling bekerjasama dalam menyelesaikan LKK. Hal ini menunjukkan guru telah membantu siswa untuk mampu belajar mandiri. Johnson (2002:82-84) bahwa guru membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pada saat siswa berdiskusi hingga siswa mengkonfirmasikan hasil diskusinya guru melakukan penilaian terhadap keaktifan, keberanian, kerjasama, penugasan, dan kemampuan memperagakan manik-manik yang dibantu oleh 3 observer dengan menggunakan lembar observasi. Johnson (2002:165) bahwa penilaian sesungguhnya ini berpusat pada tujuan, melibatkan pada keterampilan tangan, penerapan kerja sama, serta pemikiran tingkat tinggi yang berulang-ulang. Penilaian bertujuan agar para siswa dapat menunjukkan penguasaan dan keahlian yang sesungguhnya dan kedalaman berpikir dari pengertian, pemahaman, akal budi, kebijaksanaan, dan kesepakatan. Penggunaan media manik-manik bersifat konkret dalam kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dikaitkan dengan masalah kontekstual bertujuan agar siswa dapat memvisualisasikan dan menemukan sendiri konsep operasi bilangan bulat. Hasil penelitian Setyawan (2012) menyimpulkan bahwa media lego bricks yang mengacu pada CTL mampu meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat. Pada kegiatan inkuri ini peran guru sebatas sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi segala yang dibutuhkan siswa dalam menemukan konsep. Menurut Nurhadi (2004) bahwa guru memfasilitasi kegiatan penemuan (Inquiry), yaitu agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat fakta). Pada tahap akhir pembelajaran, siswa dibimbing guru dalam kegiatan menyimpulkan pelajaran dengan mengulas kembali soal-soal yang telah dikerjakan siswa melalui pengajuan pertanyaan. Guru melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif sehingga siswa mampu

manganalisa terhadap suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002: 100-101) bahwa siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatif dalam pengumpulan, analisa, sintesis data, memahami isu dalam fakta dan pemecahan masalah. Lebih lanjut Nurhadi (2004) menyatakan bahwa mengembangkan sifat rasa ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (Questioning). Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan memahami kemampuan berpikir. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual bermedia manikmanik dapat meningkatkan hasil belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas 5 SDN Pademonegoro 1 sukodono sidoarjo. Peningkatan hasil belajar secara khusus yang mengacu kepada tujuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manik-manik bagi siswa kelas 5 SDN Pademonegoro 1 dapat meningkatkan: 1) keaktifan belajar siswa; 2) kualitas interaksi dalam proses pembelajaran dan belajar; 3) rasa senang siswa dalam belajar; dan 4) meningkatkan pemahaman konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditandai dengan peningkatan skor rata-rata uji kompetensi dari pratidakan dengan siklus II yang mampu melampaui KKM yang ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. (2015). Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linier. Jurnal Edukasi, 1 (2), 2443-0455 Irsyadi, M.K. 2011. Penerapan Model pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas SD Islam Kardina Massa Blitar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Karso. 2002. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka