BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang merupakan ringkasan dari proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan selama satu tahun berjalan. Laporan keuangan merupakan salah satu media dalam mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan yang dibutuhkan bagi pihak penggunanya dalam mengambil keputusan. Sangatlah penting laporan keuangan yang disajikan oleh pihak perusahaan tidak mengandung unsur manipulasi dalam pelaporannya. Menurut FASB ( Financial Accounting Standards Boards), dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan ( relevance) dan dapat diandalkan ( reliable). Untuk mengetahui terpenuhinya kedua karakteristik tersebut, maka diperlukan pihak ketiga yaitu auditor independen atau akuntan publik untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disajikan perusahaan bebas dari salah saji material, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang menggunakan laporan keuangan perusahaan tersebut. Auditor independen merupakan auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya (Mulyadi, 2014:28). Audit merupakan suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan 1
dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan (Jusuf, 2015:11). Audit yang dilakukan tersebut ditujukan kepada pihak perusahaan serta dapat digunakan oleh pihak luar perusahaan, seperti calon investor, investor, kreditor, bapepam, dan pihak lain yang terkait untuk menilai kinerja perusahaan dan mengambil keputusan pada perusahaan tersebut. Keyakinan dari para pengguna laporan audit dan jasa lainnya yang diberikan oleh auditor independen ini mengharuskan auditor independen memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adanya skandal keuangan yang melibatkan akuntan publik yang terjadi pada Enron Corporation sebuah perusahaan bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat, berdiri sejak tahun 1930 yang melibatkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen dan skandal yang terjadi pada PT. Kimia Farma Tbk. yang melibatkan Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta dan Mustofa (www.kompasiana.com) mengakibatkan menurunnya keyakinan publik terhadap profesi akuntan publik. Untuk meningkatkan kepercayaan para penggunalaporan keuangan serta menjaga eksistensi dalam persaingan antar akuntan publik, sebuah akuntan publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkanya. Dalam melaksanakan tugasnya seorang auditor harus berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang meliputi (1) prinsip-prinsip umum dan tanggung jawab, (2) penilaian risiko dan respon 2
terhadap resiko yang telah dinilai, (3) bukti audit, (4) penggunaan pekerjaan pihak lain, (5) kesimpulan audit dan pelaporan, dan (6) area-area khusus. Kualitas audit seorang auditor dipengaruhi beberapa faktor. Berdasarkan penelitian Agusti dan Nastia (2013) serta Alim, dkk. (2007) kualitas audit dipengaruhi oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ahmad, dkk. (2011) dan Rahmawati (2013) kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman yang memadai yang wajib dimiliki seorang auditor dalam melaksanakan audit. Menurut Indranata (2006) dalam Yusuf (2014) kompetensi merupakan keseluruhan pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan kepribadian yang dimiliki auditor serta kondisi kesehatan baik yang diperagakan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Christiawan (2002) m enyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi semakin tinggi maka kualitas hasil pemeriksaan akan meningkat. Dalam penelitian yang dilakukan Gunawan (2012) menemukan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor di Surabaya. Auditor yang bekerja bagi kepentingan umum, selain memiliki kompentensi yang baik dalam melakukan audit, auditor wajib memiliki independensi. Independensi berarti seorang auditor terbebas dari pengaruh pihak lain dalam melaksanakan audit. Dengan adanya independensi masyarakat akan mempercayai kualitas audit yang dihasilkan auditor. Independensi mencakup dua aspek yaitu (1) independen in fact yang mencakup kemampuan auditor untuk bersikap bebas, 3
jujur dan objektif, (2) independen in appearance yaitu independensi yang dipandang oleh pihak-pihak yang berkepentingan yang mengetahui hubungan auditor terhadap perusahaan yang di audit. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan menggunakan variabel independensi terhadap kualitas audit. Perbedaan dalam hasil penelitianpun muncul dari beberapa peneliti. Gunawan (2012) serta Futri dan Juliarsa (2014) menemukan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Selain kompetensi dan independensi, menurut Libby dan Frederick (1990) pengalaman yang dimiliki auditor akan mempengaruhi kualitas auditnya karena dengan pengalaman auditor akan menemukan berbagai dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Butt (1988) menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgment yang lebih baik dari pada yang belum berpengalaman. Pengalaman merupakan proses pembelajaran dan pengembangan potensi auditor baik dari pendidikan formal maupun non formal (Queena, 2012). Agustin (2008 ) dan Sembiring dan Rustiana (2014 ) dalam penelitiannya menemukan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Bawono dan Elisha (2010) dan Badjuri (2011). Dalam penelitian terebut ditemukan bahwa pangalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Selain faktor kompetensi, pengalaman audit, dan independensi auditor, motivasi merupakan faktor penting dalam melaksanakan audit. Motivasi merupakan dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu. Mukuru dan Kiruja ( 2013) menyatakan bahwa motivasi 4
merupakan kekuatan batin yang menyebabkan seseorang bertindak tertentu. Menurut Mills (1993:30) dalam Rahardja (2014), motivasi auditor dalam melaksanakan audit pada dasarnya adalah untuk melanjutkan dan keberlangsungan bisnis yang menguntungkannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah. 1) Apakah kompetensi auditor berpengaruh pada kualitas audit? 2) Apakah pengalaman auditor berpengaruh pada kualitas audit? 3) Apakah independensi auditor berpengaruh pada kualitas audit? 4) Apakah motivasi auditor berpengaruh pada kualitas audit? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Memperoleh bukti empiris pengaruh kompetensi auditor pada kualitas audit. 2) Memperoleh bukti empiris pengaruh pengalaman auditor pada kualitas audit. 3) Memperoleh bukti empiris pengaruh independensi auditor pada kualitas audit. 4) Memperoleh bukti empiris pengaruh motivasi auditor pada kualitas audit. 5
1.4 Kegunaan Penelitian 1) Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan peneliti memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi, pengalaman, independensi dan motivasi auditor pada kualitas audit serta dapat pula memberikan tambahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti berikutnya yang berhubungan dengan kualitas audit. 2) Manfaat Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik ataupun pihak yang terkait untuk lebih memahami tentang kualitas audit. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling berkaitan. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab antara lain sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini yang meliputi teori keagenan ( agency theory), pengertian audit, jenis audit, kompetensi auditor, pengalaman 6
auditor, independensi auditor, motivasi auditor, kualitas audit, dan rumusan hipotesis BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, uji asumsi klasik, teknik analisis data dan uji hipotesis. BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang deskripsi penelitian secara umum dan menyajikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh kompetensi, pengalaman, independensi, motivasi auditor pada kualitas audit serta melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. BAB V Kesimpulan dan Saran Menguraikan kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dan memberikan saran hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian serupa dimasa mendatang. 7