BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Komparatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dianalisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yang bersifat kasuistik. Arikunto (2002) berpendapat, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian (disebut juga rancangan penelitian; proposal penelitian atau usul penelitian) adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian (Martono, 2012). Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian yang biasanya disusun secara logis dan mampu memvisualisasikan rencana dan proses penelitian secara praktis. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional antara variabelkualitas komunikasi (X) dengan kepuasan perkawinan (Y). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas komunikasi dengan kepuasan perkawinan pada pasangan suami istri. B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Adapun variabel yang digunakan adalah: 1. Variabel bebas : Kualitas Komunikasi 2. Variabel terikat : Kepuasan Perkawinan C. Definisi Operasional 1. Kualitas Komunikasi Kualitas komunikasi yaitu kemampuan pasangan suami istri mengungkapkan pesan baik kognitif maupun afektif melalui hubungan 31

32 interpersonal yang menyenangkan.kualitas komunikasi diungkap berdasarkan teori Lasswell dan Lasswell (1987) yang terdiri dari: a. Keterbukaan, yaitu kemampuan berbagi perasaan terhadap pasangan, mampu mengungkapkan kepada pasangan terhadap apa yang dipikirkan serta bereaksi secara spontan terhadap stimulus yang datang. b. Kejujuran, yaitu mengungkapkan sesuatu sesuai dengan apa yang terjadi. c. Kepercayaan, yaitu menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh pasangan, dapat merespon terhadap apa yang diungkapkan oleh pasangan, serta memberikan pendapat tehadap apa yang diungkapkan oleh pasangan. d. Empati, yaitu membayangkan diri pada keadaan pasangan, mampu memahami pasangan, dan dapat melihat sesuatu dari sudut pandang pasangan. e. Kemampuan mendengarkan, meliputi menyediakan waktu untuk mendengarkan cerita suka maupun duka dari pasangan, memusatkan perhatian pada pasangan dan isi pembicaraannya, menunda kecenderungan interupsi saat pasangan sedang mengutarakan maksudnya, menjaga kontak mata, dan berupaya memberikan reaksi yang relevan dengan isi pembicaraan pasangan. Skor tinggi menunjukkan kualitas komunikasi yang baik. Sebaliknya skor rendah menunjukkan kualitas komunikasi yang buruk. 2. Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan adalah perasaan subjektif pasangan suami istri terhadap kehidupan perkawinannya apakah menyenangkan, bahagia, atau

33 harmonis setelah menjalani hubungan perkawinan. Kepuasan Perkawinan diungkap berdasarkan teori Olson dan Fowers (1989) tentang kepuasan perkawinan yang meliputi: a. Komunikasi, yaitu perasaan terhadap komunikasi dalam hubungan sebagai pasangan suami istri serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasangan dalam membagi dan menerima informasi emosional dan kognitif. b. Aktivitas waktu luang, mencakup kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang baik secara persona maupun bersama. c. Orientasi keyakinan beragama, meliputi pelaksanaan kegiatan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut dan penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga serta sikap terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan. d. Pemecahan masalah, mencakup keterbukaan pasangan dalam mengenal dan memecahkan masalah serta sikap saling mendukung dalam mengatasi masalah. e. Pengaturan keuangan, yaitu sikap dalam mengatur keuangan dan pembuatan keputusan dalam hal pengeluaran. f. Orientasi seksual, mencakup sikap yang berhubungan dengan masalah seksual, kemampuan untuk mengungkapkan hasrat dan cinta, serta perasaan yang dialami ketika berhubungan seksual. g. Hubungan keluarga dan kerabat, mencakup perasaan dan perhatian pasangan terhadap masing-masing keluarga, mertua, dan teman. h. Peran menjadi orang tua, mencakup sikap dan perasaan tentang memiliki dan membesarkan anak.

34 i. Kepribadian pasangan, mencakup persepsi individu mengenai pasangan mereka dalam menghargai dirinya dan tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap masalah kepribadian pasangan. j. Peran dalam keluarga, mencakup perasaan dan sikap individu mengenai peran-peran pada pekerjaan, pekerjaan rumah, seks. Skor tinggi menunjukkan kepuasan perkawinan yang tinggi. Sebaliknya skor rendah menunjukkan kepuasan perkawinan yang rendah pula. 1. Populasi Penelitian D. Subjek Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalahpasangan suami istri yang menikah pada 10 tahun terakhir yangberada di Kecamatan Tampan yang berjumlah 8675 pasang dengan keterangan yang terdapat pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Jumlah Pasangan Menikah 2004-2014 Kecamatan Tampan Tahun Jumlah Peristiwa Menikah 2004 864 2005 804 2006 542 2007 628 2008 808 2009 805 2010 769 2011 891 2012 878 2013 826

35 2014 860 Jumlah 8675 Sumber: Kantor Urusan Agama Tampan 2. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel juga dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2012).Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan yang memenuhi karakteristik sebagai berikut: a. Usia perkawinan di bawah 10 tahun. b. Memiliki anak. c. Latar belakang pendidikan minimal SMA. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed sampling. Mixed sampling telah diklasifikasikan ke dalam kategori campuran sampling, karena memiliki karakteristik dari kedua sampling random dan non random (Kumar, 1999). Teknik Fishbowl digunakan untuk kategori random sampling dan purposive sampling digunakan untuk kategori non random sampling. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data (Arikunto, 2002) merupakan cara -cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian. Instrumen yang

36 digunakan dalam penelitian ini adalahskala kualitas komunikasi danenrich Marital Satisfaction (EMS)Scale. 1. Skala Kualitas Komunikasi Kualitas komunikasi dinilai melalui skala kualitas komunikasi yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan lima aspek kualitas komunikasi dari Lasswell dan Lasswell (1987) yaitu keterbukaan, kejujuran, kepercayaan, empati, dan mendengarkan. Skala penelitian ini terdiri dari 31 aitem pernyataan yang menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS) yang terdiri dari pernyataan favorabel dan unfavorabel. Penilaian yang diberikan pada pernyataan tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel3.2 Rentang Skor Aitem Skala Kualitas Komunikasi Favorabel Unfavorabel Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat Sesuai (SS) 5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sesuai (S) 4 Tidak Sesuai (TS) 2 Netral (N) 3 Netral (N) 3 Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (TS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS) 5 Tabel 3.3 Blue Print Skala Kualitas Komunikasi (Sebelum uji coba) No. Komponen Nomor butir aitem Jumlah Favorabel Unfavorabel Aitem 1. Keterbukaan 1,3,16,22,26 12,31 7 2. Kejujuran 2,4,11 18 4 3. Empati 5,10,20,29 6,7 6 4. Kepercayaan 13,14,24 9,25,30 6 5. Kemampuan 8,17,19,21,23,27,28 15 8 mendengarkan Jumlah Total 22 9 31

37 2. Skala Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan dinilai melalui Enrich Marital Satisfaction (EMS)Scale dari Olson dan Fowers yang dimodifikasi oleh penulis. Skala kepuasan perkawinan ini terdiri dari 40 aitem pernyataan yang disusun berdasarkan modelskala Likert dengan menggunakan lima alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS) yang terdiri dari pernyataan favorabel dan unfavorabel. Penilaian yang diberikan pada pernyataan tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Rentang Skor Aitem EMS Scale Favorabel Unfavorabel Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat Sesuai (SS) 5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sesuai (S) 4 Tidak Sesuai (TS) 2 Netral (N) 3 Netral (N) 3 Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (TS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS) 5 Tabel 3.5 Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan (Sebelum uji coba) Komponen Nomor Butir Aitem Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem Kepribadian pasangan 31 2,3,36 4 Peran dalam keluarga 4,32,35-3 Komunikasi 1,5,6 7,8 5 Pemecahan masalah 10,24,25,39 9 5 Pengaturan keuangan 11,34 12,13,23 5 Aktivitas waktu Luang 14,15 26 3 Orientasi seksual 16,17,27 33 4 Peran menjadi 19,30,37 18,29 5 orangtua Keluarga dan Kerabat 28 20,40 3 Orientasi keyakinan 21,22,38-3

38 beragama Jumlah Total 25 15 40 F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut (Azwar, 2009). Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan error yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya (Azwar, 2009). Untuk menguji validitas dalam sebuah penelitian, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional berdasarkan pendapat professional (professional judgment) (Azwar, 2009). Pendapat professional dalam menguji validitas isi skala penelitian ini adalah pembimbing skripsi dan narasumber. 2. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian ini dilaksanakan maka alat ukur yang digunakan harus diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan pada skala kualitas komunikasi dan kepuasan perkawinan sebelum digunakan untuk penelitian yang sebenarnya.

39 Dalam penelitian ini, pengujian tingkat kesahihan alat ukur dilakukan uji validitas. Batasan yang digunakan yaitu r ix 0.30 (Azwar, 2012). Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga r i (x-i) kurang dari 0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0.30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka peneliti dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lulus ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0.30 menjadi 0.25 (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan batas kriteria 0.30. Uji coba alat ukur dilakukan kepada subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian yaitu 33 pasangan suami istri yang memiliki usia perkawinan di bawah 10 tahun, pendidikan terakhir minimal SMA, dan memiliki anak di Kelurahan Simpang Baru dan Tuah Karya, Kecamatan Tampan. Hasil perhitungan data uji coba diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan pada skala kualitas komunikasi dari 31 aitem, diperoleh 20 aitem yang sahih dengan koefisien korelasi daya butir aitem 0.30, bergerak dari 0.328 sampai 0.628, sedangkan 11 aitem lainnya dinyatakan gugur.

40 Tabel 3.6 Blue Print Sebaran Aitem Skala Kualitas Komunikasi Setelah Uji Coba Aitem Sahih Aitem Gugur Jumlah Komponen Aitem Favorabel Unvaforabel Favorabel Unfavorabel Untuk Penelitian Keterbukaan 1,3,16,22 12 26 31 5 Kejujuran 2,11 18 4-3 Empati 5 6,7 10,20,29-3 Kepercayaan 24 9,25,30 13,14-4 Kemampuan 8,17,23,27-19,21 15 5 mendengarkan dengan baik,28 Jumlah Total 13 7 9 2 20 Hasil perhitungan skala kepuasan perkawinan dari 40 aitem diperoleh 36 aitem yang sahih dengan koefisien korelasi daya butir aitem yaitu bergerak dari 0.309 sampai 0.692, sedangkan 4 aitem lainnya dinyatakan gugur. Tabel 3.7 Blue PrintSebaran Aitem Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba Aitem Sahih Aitem Gugur Jumlah Komponen Aitem Favorabel Unfavorabel Favorabel Unvaforabel Untuk Penelitian Kepribadian 31 2,3,36 - - 4 pasangan Peran dalam 4,32,35 - - - 3 keluarga Komunikasi 1,5,6 7,8 - - 5 Pemecahan 10,24,25,39 9 - - 5 masalah Pengaturan 11,34 13,23-12 4 keuangan Aktivitas 14,15 - - 26 2 waktu Luang Orientasi 16,17 33 27-3 seksual Peran menjadi orangtua dan perkawinan 19,30,37 18-29 4

41 Keluarga dan 28 20,40 - - 3 Kerabat Orientasi 21,22,38 - - - 3 keyakinan beragama Jumlah Total 24 12 1 3 36 Berdasarkan sebaran aitem skala kualitas komunikasi dan kepuasan perkawinan yang valid dan gugur, maka disusun kembali blue print skala kualitas komunikasi dan kepuasan perkawinan yang akan digunakan untuk penelitian. Uraiannya dapat dilihat secara rinci pada tabel 3.8 untuk skala kualitas komunikasi dan tabel 3.9 untuk skala kepuasan perkawinan. Tabel 3.8 Blue Print Skala Kualitas Komunikasi Untuk Penelitian No. Komponen Nomor butir aitem Jumlah Favorabel Unfavorabel Aitem 1. Keterbukaan 1,3,11,14 10 5 2. Kejujuran 2,9 13 3 3. Empati 4 5,6 3 4. Kepercayaan 16 8,17,20 4 5. Kemampuan 7,12,15,18,19-5 mendengarkan dengan baik Jumlah Total 13 7 20 Tabel 3.9 Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan Untuk Penelitian Komponen Nomor Butir Aitem Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem Kepribadian pasangan 27 2,3,32 4 Peran dalam keluarga 4,28,31-3 Komunikasi 1,5,6, 7,8 5 Pemecahan masalah 10,23,24,35 9 5 Pengaturan keuangan 11,30 12,22 4 Aktivitas waktu Luang 13,14-2 Orientasi seksual 15,16 29 3 Peran menjadi 18,26,33 17 4

42 orangtua dan perkawinan Keluarga dan Kerabat 25 19,36 3 Orientasi keyakinan 20,21,34-3 beragama Jumlah Total 24 12 36 3. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur denganalat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Reliabilitas diuji dengan menggunakan teknik korelasi alfa (α) Cronbach dengan sistem komputerisasi program SPSS-Statistical Product and Service Solutions 16.0 for windows.reliabilitas dalam aplikasinya dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0.00 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas maka konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik, dan hasil ukur kedua tes dinyatakan semakin reliabel (Azwar, 2011). Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap datauji coba, diperoleh koefisien reliabilitas (α) dari setiap variabel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Jumlah aitem Cronbach s Alpha Kepuasan Perkawinan 36 0.923 Kualitas Komunikasi 20 0.868

43 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas (α) variabel kualitas komunikasi dan variabel kepuasan perkawinan tergolong tinggi sehingga alat ukur tersebut dapat digunakan dalam penelitian. G. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perhitungan korelasi Product Moment oleh Pearson yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah kualitas komunikasi dengan kepuasan perkawinan pada pasangan suami istri (Arikunto, 2010). Analisis yang dilakukan menggunakan bantuan komputerisasi aplikasi program SPSS16.0 for windows. H. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Jadwal Penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: No. Keterangan Waktu 1. a. Persiapan Penelitian 1.1 Pengajuan Sinopsis 1.2 Pengarahan Sinopsis 1.3 Penyusunan dan Konsultasi Proposal b. Penelitian 1.1 Seminar Proposal 1.2 Perbaikan Seminar Proposal 17 Des 2014 18 30 Des 2014 3 Juni 2014 4 Juni 18 Juli 2014 22 Sept 28 Nov 2014 2. Uji coba instrumen penelitian 1 13 Jan 2015 3. Pengolahan data uji coba penelitian 14 15 Jan 2015 4. Penyusunan kembali instrumen penelitian 16 Jan 2015 5. Pelaksanaan penelitian 20 Jan 8 Feb 2015 6. Pengolahan data penelitian 9 10 Feb 2015 7. Penyusunan dan konsultasi laporan penelitian 11 Feb 15 Mar 2015 8. Seminar hasil penelitian 1 April 2015 9. Revisi hasil penelitian 2 13 April 2015 10 Ujian munaqasyah 6 Mei 2015 11. Revisi 7 24 Mei 2015