BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade ini telah berhasil menggerakkan tanggung jawab dari wajib pajak. Sistem ini mengamanatkan bahwa meskipun pelaksanaan pembayaran pajak telah dilakukan melalui mekanisme pemotongan oleh pihak lain, misalnya oleh pemberi kerja, tetapi para karyawan, pegawai tetap wajib mengisi dan berkewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT tahunan ke kantor pajak. Untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan SPT-nya Direktorat Jenderal Pajak tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik melalui keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004. Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kembali setelah sukses dengan program e-spt, surat keputusan KEP-05/PJ/2005 yang ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian SPT secara elektronik (e-filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Cara penyampaian SPT tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP Online (https://djponline.pajak.go.id) atau laman penyedia layanan SPT elektronik. DJP Online adalah layanan pajak online melalui laman atau aplikasi untuk perangkat bergerak (mobile device). Adapun penyedia layanan SPT elektronik merupakan pihak yang ditunjuk untuk menyelenggarakan layanan yang berkaitan dengan 1
2 proses penyampaian e-filing ke DJP, yang meliputi penyedia aplikasi SPT elektronik dan penyalur SPT elektronik. Setelah Wajib pajak menyampaikan SPT melalui Electronik Filling atau yang biasa disebut E-Filling tentunya dengan cara electronik bertujuan untuk memudahkan dan lebih efisien dari sebelumnya sehingga layanan pajak online juga dapat diakses kapan saja dan di mana saja selama 24 jam. Selain itu efiseiensi penggunaan E-filing salah satunya adalah penggunaan dokumen elektronik, dalam hal ini wajib pajak tidak perlu lagi penggunaan dokumen fisik berupa kertas. Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Pemerintah memiliki target E-Filling penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 adalah 2 juta SPT atau melampaui target yaitu mencapai 2,4 juta SPT. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu hanya mencapai 1 juta SPT, maka penyampaian SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 melalui e-filing tumbuh 128,42 %. Tahun 2015 target pemerintah yakni 2 juta orang dan terbukti jumlah pelapor SPT melalui E-Filling mencapai 2,6 juta orang yaitu melebihi target yang di tetapkan. Target Pelaporan SPT baik melalui Online maupun manual 12,6 juta tetapi hanya mencapai 86% atau sekitar 10,9 juta dari target yang ditetapkan. Tahun 2016 pemerintah menargetkan 14,6 juta pelapor SPT. Meskipun Direktorat Jenderal Pajak sudah berlakukan sistem E-Filling semaximal mungkin dengan target yang telah disebutkan diatas namun masih
3 banyak kekurangan yang menjadi koreksi terkait sistem online tersebut yaitu terdapat kendala didalam sistem E-filling sehingga Wajib pajak mengeluhkan dan kecewa karena dukungan Internet yang tidak memadai untuk Akses E-filling hingga bulan April 2016, berdasarkan data yang dikeluarkan Indopos.co.id, Jumlah pelapor E-Filling yang mencapai 4,47 juta orang membuat server sistem E-filling tidak dapat menampung website pengunjung sehingga membuat server down karena bisa mencapai lebih dari 500-600 ribu pengunjung. Maka karena itu wajib pajak memilih menunggu untuk mengisi SPT Tahunan mereka sampai akses menuju web lancar dan tidak ada kendala pengisian SPT tahunan, hal ini yang membuat seakan objek pajak terlambat melaporkan padahal tidak mutlak kesalahan mereka sehingga Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP 49/PJ/2016 tentang pengecualian pengenaan sanksi administrasi berupa denda atas keterlambatan penyampaian SPT bagi WPOP agar wajib pajak tidak terbebani. Dengan terobosan seperti ini terlihat banyak sekali wajib pajak yang mengeluhkan tentang pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan mereka yang tidak dapat berjalan normal maka dari Tingkah laku wajib pajak terhadap penggunaan E-Filling (Behaviour E-Filling) bahwa perilaku wajib pajak sangat dipengaruhi oleh kepercayaan diri mereka dalam kemampuan untuk melakukan perilaku tersebut dari Persepsi kegunaan (perceived usefulness) suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya (Davis,1989).
4 Penelitian yang di lakukan Chang et al (2005) dimana menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) berdasarkan wajib pajak yang sudah meneerapkan E-Filling di Taiwan menunjukkan bahwa sistem E-Filling diterima dengan baik. Perceived Usefulness memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap adoption intention dalam penerapkan e-filling. Perceived usefulness merupakan sesuatu yang menyatakan individu percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja dari individu. Penelitian yang dilakukan Desmayanti (2012) menyimpulkan bahwa Perceived Usefulness berpengaruh signifikan positif terhadap adoption intention dalam Penerapan e- filing pada Wajib Pajak di Semarang. Perceived Usefulness didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi setiap individu yang menggunakannya. Hasil yang sama juga disimpulkan oleh Nugroho (2011) yaitu Perceived Usefulness berpengaruh signifikan positif terhadap penerapan e-filing. Kemudahan dalam penggunaan menyebabkan WP menjadi tertarik dalam menggunakan e-filing. Sebaliknya, jika penggunaan e-filing sulit akan menyebabkan WP tidak tertarik. Chang et al (2005) Perceived Ease of use Penerapan dan Penggunaan juga ditemukan memiliki dampak yang signifikan terhadap Behaviour sehingga mempengaruhi minat. Suatu sistem dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut. Kemudahan penggunaan dalam konteks ini bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu sistem tetapi juga mengacu pada kemudahan
5 dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas dimana pemakaian suatu sistem akan semakin memudahkan seseorang dalam bekerja dibanding mengerjakan secara manual (Pratama, 2008 dalam Desmayanti, 2012). Menurut Amijaya (2010) persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku dan penerapan mereka dalam menggunakan sistem, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para wajib pajak yang telah mencoba atau menggunakan e-filing di Indonesia menunjukkan hasil bahwa persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan teknologi. Kemudahan pengguna akan mempengaruhi penggunaan sistem e-filing. Jika pengguna menginteroretasikan bahwa sistem e- filing mudah digunakan maka penggunaan sistem akan tercapai. Terkait dengan Perceived service and Quality Information terhadap minat untuk menerapkan e-spt, Menurut Putu, Ni Luh (2016) menyatakan bahwa Pemerintah akan memberikan Kualitas pelayanan yang terbaik di Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan Undang Undang Perpajakan untuk tetap menjaga kepuasan bagi wajib pajak. Ilhaamie (2010) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah output utama wajib pajak dalam kinerja mereka di sektor publik. Proses pembaharuan pemerintah untuk pelayanan publik, e-government merupakan cara yang dilakukan untuk mempromosikan penggunaan layanan agar kuantitas, kualitas serta hasil yang baik dan memuaskan.
6 Wajib pajak dapat menghabiskan sedikit waktu dan tidak harus menunggu di antrian untuk menerima layanan. Wajib pajak mengharapkan pelayanan yang baik yang diberikan kepada mereka. Aliah et al (1998) dalam penelitian di Departemen pajak penghasilan Malaysia, menyimpulkan bahwa hanya beberapa wajib pajak yang paham komputer & memiliki keraguan untuk menggunakan layanan ini. Faktor yang paling penting pada kualitas informasi adalah ketika wajib pajak memasukkan data untuk pelaporan SPT-nya melalui e-filling, dengan memberikan informasi dalam sistem yang berkualitas dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan wajib pajak. (Chang et al dalam penelitian Azleen llias et al 2009). Credibility pada sistem e-filling merupakan sejauh mana kepercayaan wajib pajak dalam kemampuan yang ada pada sistem e-filing untuk melindungi informasi pribadi dan keamanan mereka Wang (2002). Credibility sistem e-filing mempengaruhi Tingkah laku penerapan e-spt, karena melibatkan pertukaran pribadi dan informasi pribadi. Berdasarkan Ambali (2009) mayoritas wajib pajak enggan untuk menggunakan dan mengajukan pengembalian pajak mereka pada media alternatif ini karena keamanan dalam sistem online memiliki reputasi buruk. Menurut Chang et al. (2005), sebuah situs dengan kredibilitas yang baik, perlu untuk melindungi informasi pribadi dari akses yang tidak sah. Penelitian yang dilakukan Lai et al. (2004), beberapa responden menyatakan bahwa hanya akan menggunakan sistem e-filing jika pemerintah dapat meyakinkan mereka terkait sistem online yang dibuat, serta manfaat dan keandalan sistem e-filing sepenuhnya dapat diuji dan didokumentasikan dengan baik.
7 Internet telah memberikan kenyamanan bagi Wajib pajak untuk mengajukan SPT dan memanfaatkan layanan online. Namun, beberapa wajib pajak, lebih baik mengajukan pelaporan SPT secara manual dari pada secara online (e-filling). Menurut Belanger et al (2002) tantangan terbesar masalah ini berkaitan dengan privacy dan security yang dapat memberikan kepercayaan kepada wajib pajak atau tidak. MohdShukor berpendapat Walaupun sistem online telah memberikan kenyamanan yang lebih besar bagi wajib pajak untuk pelaporan SPT, wajib pajak harus tetap bertanggung jawab untuk memastikan kembali keamanan sistem dan dihimbau berhati-hati saat pelaporan secara online maka dapat disimpulkan bahwa wajib pajak menganggap fasilitas elektronik tidak cukup aman maka memiliki dampak langsung terhadap Penerapan e-spt. Penelitian yang dilakukan M.Khrisna Moorthy (2014) yang memiliki pengaruh perilaku e-filing pada akademisi di Malaysia dalam menggunakan sistem online e-filing & sistem manual, menyimpulkan bahwa perceived ease of use, perceived Usefulness, perceived security dan perceived credibility dianggap sebagai penentu utama niat mereka dalam penerapan e-spt terhadap E-filing behaviour dan perceived service and Quality Information tidak mempengaruhi niat pada penerapan e-spt. Penelitian lain yang dilakukan oleh Azleen llias et al (2009) menguji perbedaan sikap pembayar pajak dalam menggunakan e-filing seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman penanganan dan belajar terhadap sistem. Selain itu, penelitian ini juga menguji hubungan antara sikap pembayar pajak dan perceived usefulness, perceived ease of use, information system quality, and
8 perceived credibility Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara wajib pajak yang menggunakan E-Filling dengan wajib pajak manual. Latar belakang pendidikan dari wajib pajak telah memiliki peran penting dalam mendorong sikap wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Sementara itu, jenis kelamin wajib pajak tidak memberikan perbedaan dalam hal sikap mereka untuk menggunakan dan menerapkan sistem. Sementara itu, penelitian ini memiliki hubungan yang kuat antara sikap dan TAM yaitu Attitude, perceived usefulness, perceived ease of use, information system quality, and perceived credibility menunjukkan bahwa IRB harus meningkatkan dan memperkuat program kesadaran wajib pajak untuk menerapkan e-spt dan untuk wajib pajak yang masih melaporkan secara manual agar beralih secara e-filling sehingga akan meningkatkan sikap wajib pajak untuk menggunakan sistem elektronik. E-filling merupakan bagian dari sistem dalam administrasi pajak yang digunakan untuk menyampaikan SPT secara Online kepada kantor pajak. Jadi, Penerapan sistem e-filling adalah suatu proses untuk menyampaikan SPT mereka secara Online sesuai yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Menurut M.Khrisna Moorthy (2014) Niat pada penerapan sistem e-filling merupakan Dorongan atau Keinginan dalam diri seseorang pada suatu Objek, orang, masalah, atau situasi yang memiliki keterkaitan dengan dirinya Penelitian ini merupakan replikasi dari Penelitian yang dilakukan oleh M. Krishna Moorthy et al yang dilaksanakan di Malaysia pada tahun (2014) Persamaan dari penelitian ini adalah menggunakan variabel yang sama dengan M. Krishna Moorthy et al (2014) sedangkan peneliti melakukan penelitian yang
9 dilaksanakan di Perguruan Tinggi Jakarta Barat pada tahun 2016 yang ingin peneliti uji adalah perceived usefulness, perceived ease of use, perceived service and information quality, perceived credibility, perceived security perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu perbedaan lokasi penelitian dan periode penelitian. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas dan dari uraian mengenai beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dibeberapa tempat berbeda dan dengan hasil berbeda pula sehingga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan e-spt pada kalangan karyawan dan akademisi di lingkungan Universitas Mercu Buana, Universitas Esa Unggul dan Universitas Bina Sarana Informatika Sehingga penulis menentukan judul penelitian Faktor Faktor yang mempengaruhi Penerapan pelaporan e-spt (E-filling) oleh wajib pajak orang pribadi ( Studi pada Karyawan dan Akademisi Perguruan Tinggi di Jakarta Barat Tahun 2016 )
10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling)? 2. Apakah Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling)? 3. Apakah Perceived Service and Quality Information berpengaruh terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling)? 4. Apakah Perceived Credibility berpengaruh terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling)? 5. Apakah Perceived Security berpengaruh terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling)? C. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah : a. Untuk Menganalisis Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling). b. Untuk Menganalisis Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling). c. Untuk Menganalisis Pengaruh Perceived Service and Quality Information terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling).
11 d. Untuk Menganalisis Pengaruh Perceived Credibility terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling). e. Untuk Menganalisis Pengaruh Perceived Security terhadap Penerapan pelaporan e-spt (E-filling). 2. Kontribusi Penelitian Penelitian yang baik harus mempunyai kontribusi untuk berbagai pihak yang berkepentingan. Kontribusi penelitian dapat berupa : 1. Kontribusi Praktik Diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan kontribusi hal positif kepada Karyawan dan Akademisi Perguruan Tinggi di Jakarta Barat dengan pengetahuan, pemahaman, penerimaan dan penerapan pelaporan SPT, agar wajib pajak mengikuti peraturan pemerintah mengenai sistem yang diterapkan yaitu e-spt (e-filling) 3. Kontribusi Akademis Kontribusi penelitian ini di lingkungan Universitas Mercu Buana, Universitas Esa Unggul dan Universitas Bina Sarana Informatika diharapkan hasilnya akan menggambarkan penerapan e-filling yang selama ini digunakan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu rekan-rekan mahasiswa yang membutuhkan informasi untuk hal tertentu.